Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2) Kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani per satuan luas lahan
pertanian.
Rumusnya: Kepadatan Agraris = Jumlah petani / Luas lahan pertanian 1 km2
3) Kepadatan fisiologis atau ekonomis, yaitu jumlah penduduk yang dapat
dijamin kehidupannya oleh tiap kesatuan lahan produktif.
Rumusnya: Kepadatan fisiologis = Jumlah penduduk / Luas lahan produktif 1 km2
Pulau Jawa mempunyai kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 945 setiap km2, sedangkan
pulau-pulau lain di luar Jawa masih sangat rendah. Kepadatan penduduk yang terendah
adalah di Maluku dan Papua. Kepadatan penduduk di wilayah itu hanya 8 / km2
.
Kepadatan penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai masalah dalam
kehidupan. Masalah-masalah itu antara lain:
1) semakin berkurangnya lahan pertanian,
2) kemampuan produksi lahan menurun,
3) fasilitas sosial tidak mampu mengimbangi kebutuhan penduduk,
4) lowongan pekerjaan semakin sempit,
5) pendapatan penduduk rendah, dan
6) persaingan semakin ketat.
Demikian juga bagi daerah yang ditinggalkan, akan terjadi masalah, yaitu:
1) kekayaan alam belum bisa dimanfaatkan secara optimal,
2) tenaga kerja berkurang.
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA
Jumlah penduduk dapat diketahui dengan cara sensus penduduk, registrasi penduduk, dan
survei penduduk.
Sensus Penduduk (cacah jiwa); yaitu penghitungan jumlah penduduk oleh Pemerintah dalam
jangka waktu tertentu secara serentak. Sensus penduduk dilaksanakan tiap 10 tahun dan
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 1930, 1961, 1970,
1980, 1990 dan 2000. Kegiatan sensus penduduk meliputi kegiatan pengumpulan,
pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data-data kependudukan. Data yang
disajikan meliputi data demografi, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Selanjutnya datadata tersebut dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk bahan
perencanaan kebijakan pembangunan.
Sensus penduduk ada dua macam, yaitu:
Sensus de facto yaitu penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk yang berada di
suatu wilayah ketika sensus dilaksanakan.
Sensus de yure yaitu penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang
benarbenar bertempat tinggal di wilayah yang dilaksanakan sensus. Jadi penduduk yang
hanya bertamu atau menumpang tidak ikut didata.
berusia tua.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk
grafik yang dinamakan piramida penduduk.
Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu:
1)
Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia
dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi
penduduk sedang mengalami pertumbuhan.
2)
Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia
dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan
penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
3)
Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila
dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk
mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi.
Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk
limas dan negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk
batu nisan.
Perhatikan gambar berikut ini!
Grafik 2. Piramida Penduduk
Dari tabel tersebut bila dibuat piramida penduduk terbentuklah gambar seperti berikut ini!
Grafik 3. Piramida penduduk Indonesia tahun 1990.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin didasarkan atas jenis pria dan wanita.
Komposisi ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kelahiran seperti jika sebagian besar
penduduk suatu negara terdiri wanita usia subur (15-44 tahun) maka tingkat kelahiran
akan tinggi.
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di daerah/negara tertentu
pada tahun tertentu disebut perbandingan jenis kelamin (Sex Ratio)
Rumus untuk menghitungnya:
Contoh:
Suatu daerah terdapat penduduk laki-laki berjumlah 185.000, sedang perempuan
berjumlah 197.000. Hitunglah Sex Rationya!
Penyelesaian Soal:
Selain perhitungan perbandingan di atas ada satu hal yang perlu Anda ketahui lagi yaitu
Rasio ketergantungan. Perhatikan uraian berikut ini!
Rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu angka perbandingan yang menunjukkan
besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif (15 64 tahun)
selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan
usia muda (0 14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke atas).
Rumus untuk menghitungnya:
Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh kelompok
usia produktif. Apabila suatu negara besarnya rasio ketergantungan misalnya 65 berarti
setiap 100 orang penduduk yang produktif menanggung beban hidup orang yang belum
atau tidak produktif sebanyak 65 orang.
Untuk melatih pemahaman materi yang telah Anda pelajari sekarang kerjakan
latihan soal di bawah ini!
1. Suatu kota terdapat penduduk usia 0 14 tahun berjumlah 2,5 juta, usia 15 64
tahun berjumlah 8 juta, dan usia 65 tahun ke atas berjumlah 1,5 juta. Dari data
tersebut hitunglah besarnya angka beban ketergantungan!
2. Sebutkan akibat yang terjadi jika angka ketergantungan suatu daerah tinggi!
b.
Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap
orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh,
pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
c.
Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat
dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan
ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.
d.
Komposisi Penduduk menurut Agama
Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam,
Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.
e.
Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal
penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian
besar penduduk tinggal di desa.
b. Sirkulasi
Selain komutasi, mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya
dengan menginap di tempat tujuan selama satu atau beberapa hari. Istilah untuk jenis
mobilitas seperti ini adalah sirkulasi. Sebagian penduduk tidak pulang pada hari yang sama
tetapi harus menginap di tempat tujuan. Hal ini dilakukan umumnya karena jauhnya jarak
untuk pulang ke daerah asalnya dan atau untuk menghemat biaya perjalanan dan sejumlah
alasan lainnya. Banyak penduduk desa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang
sama tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
c. Migrasi Penduduk
Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi
internal adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara.
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi
antar negara. Migrasi internal yang terjadi di Indonesia dapat dibedakan menjadi urbanisasi
dan transmigrasi.
1) Urbanisasi atau Migrasi penduduk desa-kota
Migrasi penduduk dapat terjadi dari desa menuju kota. Jenis migrasi seperti ini
disebut urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi terjadi ketika
ada ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Aktivitas di desa jauh lebih lambat
dibandingkan dengan kota, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, sosial, dan budaya antara
desa dengan kota. Akibatnya penduduk desa banyak yang tertarik untuk pindah ke kota
dengan sejumlah fasilitas yang ditawarkannya.
Urbanisasi dapat terjadi karena adanya dua faktor utama yaitu faktor pendorong dan faktor
penarik. Adapun penjelasan dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut.
Faktor pendorong
1. Makin sempitnya lahan pertanian di pedesaan karena
semakin banyaknya penduduk dan permukimannya.
2. Makin kecilnya luas pemilikan lahan pertanian,
sehingga hasil pertaniannya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup penduduk.
3. Upah kerja di desa yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan di kota.
4. Meningkatnya jumlah tenaga kerja di pedesaan
sementara lapangan kerja hanya terbatas pada bidang pertanian yang semakin sempit
luasnya.
5. Adanya harapan penduduk desa untuk meningkatkan
taraf hidupnya.
6. Fasilitas sosial seperti lembaga pendidikan, tempat
hiburan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya jarang atau tidak ditemukan di desa.
Faktor Penarik
. Lapangan kerja di kota jauh lebih beragam dibandingkan
dengan di desa yang umumnya hanya pertanian. 2. Tersedianya fasilitas pendidikan
yang memadai. 3. Tersedianya fasilitas hiburan, olah raga, kesehatan
dan rekreasi yang beragam.
4. Tersedianya fasilitas transportasi dan komunikasi yang
memadai di perkotaan.
Urbanisasi membawa dampak positif dan dampak negatif, baik bagi desa yang
ditinggalkan maupun bagi kota yang menjadi tujuannya. Dampak positif urbanisasi adalah:
1. Terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja di kota. 2. Meningkatkan taraf
kehidupan penduduk desa karena sebagian pendapatannya kembali ke desa. 3. Mengurangi
pengangguran di desa karena sebagian penduduknya bekerja di kota.
4. Semakin berkembangnya aktivitas perekonomian di
kota karena banyak penduduk desa yang membuka usaha di kota.
Selain dampak positif, urbanisasi juga dapat menimbulkan dampak negatif. Adapun
dampak negatif urbanisasi adalah:
. Berkurangnya tenaga kerja di desa yang masih
produktif dan mau bekerja dalam bidang pertanian 2. Berkurangnya tenaga kerja
yang memiliki keterampilan
dan pendidikan yang tinggi di desa
3. Aktivitas pertanian cenderung kurang berkembang
karena kurangnya tenaga kerja muda yang masih produktif dan berpendidikan.
. Banyaknya tindak kejahatan di perkotaan 5. Meningkatnya pengangguran di kota karena
sebagian
urbanisan kesulitan memperoleh pekerjaan di kota 6. Berkembangnya permukiman
kumuh di kota 7. Munculnya masalah kemacetan karena makin
banyaknya orang yang malakukan mobilitas 8. Munculnya masalah lingkungan
seperti masalah
sampah karena sebagian penduduk yang pindah ke kota belum bisa menyesuaikan diri
dengan cara hidup di kota.
2) Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurang
padat. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Transmigrasi adalah bentuk
migrasi penduduk yang khas Indonesia karena tidak dijumpai di daerah lainnya. Di Indonesia
transmigrasi dilakukan oileh pemerintah karena makin besarnya jumlah penduduk di wilayah
tertentu, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. Sementara itu, penduduk di luar Jawa masih
sedikit dan lahannya masih sangat luas.
Program transmigrasi di Indonesia dimulai sejak pemerintah Indonesia
memindahkan warga masyarakat Sukadana Kecamatan Bagelen ke Lampung pada tanggal
12 Desember 1950. Sebelumnya sejak tahun 1905 telah terjadi perpindahan penduduk dari
Pulau Jawa ke daerah lainnya di luar Jawa. Pada saat itu, pemindahan penduduk dilakukan
oleh Belanda dengan istilah kolonisasi. Tujuannya adalah untuk dipekerjakan sebagai tenaga
kerja perkebunan dan pertambangan.
Daerah asal transmigrasi terdiri atas Jawa Barat (Bogor, Purwakarta dan Sukabumi),
Jawa Tengah (Surakarta), Jawa Timur (Bondowoso, Pasuruan, Situbondo dan Sampang),
Yogyakarta, dan Lampung (Pasawaran dan Lampung Utara). Daerah tujuan transmigrasi
diantaranya Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Maluku.
2. Sarana dan Prasarana Mobilitas Penduduk.
Mobilitas antarwilayah di Indonesia tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana dan
prasarana transportasi yang memadai. Untuk mendukung mobilitas penduduk antarwilayah,
pemerintah membangun sarana jalan dan jembatan, kapal laut dan pesawat. Dengan
tersedianya sarana tersebut, interaksi sosial, budaya, ekonomi antarpenduduk dapat berjalan
dengan baik dan akan memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia.
Sarana jalan telah dibangun di berbagai daerah di Indonesia. Namun, karena intensitas
penggunaan jalan lebih banyak di Pulau Jawa, jaringan jalan di Pulau Jawa lebih baik
dibandingkan dengan jaringan jalan di pulau lainnya. Ini terjadi karena penduduk jauh lebih
banyak di pulau tersebut dibandingkan dengan pulau lainnya. Gambaran tentang jaringan
jalan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6 Panjang Jalan Dirinci Menurut Tingkat Kewenangan di
Indonesia Tahun 2011
No
Jalan Negara
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
Total
53.642
404.395
496.607
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2011, menunjukkan bahwa total
panjang jalan di Indonesia mencapai 496.607 km, terdiri atas jalan negara sepanjang 38.570
km, jalan provinsi sepanjang 53.642 km, jalan kabupaten sepanjang 404.395 km. Ini berarti
jalan kabupaten jauh lebih panjang dibanding jalan provinsi dan negara.
berkembangnya pola-pola kelakuan yang dibakukan dan yang -disatukan dengan struktur
normatif masyarakat disebut sebagai proses pelembagaan/institusionalisasi. Contoh, sistem
tukar-menukar barang (barter) adalah pola kelakuan yang sudah dilembagakan banyak suku
di berbagai belahan dunia. Uang juga merupakan pola pertukaran yang telah dilembagakan.
Melalui proses pelembagaan , dirumuskan aturan yang cocok dan baku untuk mengatur
bagaimana pertukaran yang adil.
2. CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL
Setiap lembaga sosial setidaknya memiliki enam ciri (Soekan: 2002). Keenam ciri tersebut
meliputi:
a. Merupakan kesatuan fungsional dari berbagai uns kebudayaan. la merupakan organisasi
dari pola-pola pemikir dan pola perikelakuan, yang terwujud dalam aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Contoh: sekolah.
b. Terbentuknya dalam waktu yang lama dan umumnya bertahan dalam waktu yang lama
pula.
c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu, ada arah tertentu yang ingin dicapai melalui
lembaga social tersebut.
d. Mempunyai alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari lembaga
tersebut.
e. Memilki lambing-lambang yang merupakan cirri lembaga social tersebut. Merupakan
sarana simbolis untuk mengungkapkan fungsi dan tujuan lembaga sosial tersebut. Contoh:
partai politik mempunyai bendera, simbol, dan juga warna khas tertentu.
f. Memiliki tradisi yang tertulis atau tidak tertulis.
Dalam hal ini ada nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang diikuti untuk mewujudkan
tujuan dari lembaga tersebut. Contoh: dalam lembagaperkawinan, ada tradisi memberikan
hormat dan memohon restu kepada orang tua pengantin.
3. FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
Ada banyak lembaga/institusi sosial yang terdapat dalam masyarakat kita, seperti media
massa, pemerintah, ekonomi, keluarga dan sebagainya. Namun demikian, pembahasan
tentang ilmu sosial dalam buku buku sosiologi, umumnya hanya mencakup lima lembaga
sosial utama, yaitu keluarga, pendidikan, ekonomi, politik, dan agama.
Lembaga sosial merupakan perekat bagi kehidupan sosial. menyediakan pengaturanpengaturan dasar kehidupan, memungkinkan manusia menjalani hubungan-hubungan dengan
sesame, serta menjamin kelangsungan hidup antar generasi.
Oleh karena itu, Macionis (1998) menyebutkan bahwa ada lima tugas pokok lembagalembaga atau institusi-isntitusi soaila sebagai berikut:
a) Penggantian Personil.
Setiap kelompok harus menggantikan personil anggotanya yang meninggal, pergi atau tak
mampu berfungsi lagi.
i. Operative Institutions
Merupakan lembaga social yang berfungsi menjalankan atau menggerakkan lembagalembaga social yang ada.
Contoh : Industrialisasi.
j. Regulative Institutions
Merupakan lembaga social yang berfungsi mengawasi tata kelakuan masyarakat.
Contoh : Kepolisian, Kejaksaan dan pengadilan.
LEMBAGA SOSIAL
JENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL
1. LEMBAGA/ INSTITUSI KELUARGA
Keluarga adalah sekelompok orang yang secara langsung dihubungkan, di Dalamnya anggota
yang dewasa mempunyai tanggung jawab untuk memelihara anak-anak (Giddens, 1993 :
390 ).
Adapula yang mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas para orang tua dan
anak-anak mereka (Johnson, 1986; 463).
1.1. Jenis-Jenis Keluarga
Menurut Sunarti (2004, 63) dalam sosiologi keluarga biasanya dikenal pembedaan antara
keluarga yang bersistem kongsonguinal dan Keluarga bersistem kongnjugal
Keluarga yang bersistem kosanguinal menekankan pada pentingnya ikatan darah. Misalnya
hubungan seseorang dengan orangtuanya.
Keluarga yang bersistem Konjugal menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan
(antara suami istri) yang cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orang tua.
1.2. Aturan-aturan tentang keluarga
Dalam Keluarga ada aturan-aturan antara lain menganai:
a. Mengenai asal jodoh dalam hubungan perkawinan
Ada dua jenis yaitu:
Eksogami Adalah system yang melarang antara sesama anggota kelompok.
Endogami adalah sistem yang mewajibkan perkawinan dengan sesama anggota kelompok.
b. Tentang siapa yang boleh atau tidak boleh dinikahi,
c. Tentang jumlah orang yang tidak boleh dinikahi pada waktu yang sama.
Terdapat aturan-aturan:
Monogami yaitu Perkawinan antara seoarng laki-laki dan perempuan.
Poligami yaitu perkawinan antara seoarng laki-laki dengan beberapa perempuan dalam
waktu yang sama.
d. Perkawinan Kelompok yaitu perkawinan anatara dua orang laki-laki dengan dua orang
terapan.
e. Memperbaiki kesehatan generasi muda, melalui latihan-latihan fisik.
f. Memproduksi warga negara yang patriotik.
g. Meningkatkan integrasi antar ras
h. Mebnyediakan hiburan bersama
i. Pembangunan karakter warga negara.
2.3. LEMBAGA/INSTITUSI EKONOMI
Institusi ekonomi adalah lembaga sosial yang memenuhi tugas produksi dan distribusi
barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat (Coulbun dkk, 1989: 419).
Secara umum ada dua jenis ekonomi:
a. Kapitalis
Bersumber pada liberalisme yang mengutamakan perekonomian swasta, mekanisme pasar
dan sistem perdagangan bebas.
b. Sosialis
Pokok-pokok ajaran sosialisme dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut:
Penghapusan dan pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat produksi.
Pengambilalihan semua atau sebagian alat-alat produksi.
Pembagian kembali hak milik pribadi.
Perlindungan terhadap kaum buruh.
Perubahan struktur kekuasaan ekonomi.
Perubahan struktur Kekuasaan Politik
Perjuangan melawan hak-hak istimewa.
2.4. LEMBAGA/INSTITUSI POLITIK
Korblum (Sunarto 2004;76) mendefiniskan institusi politik sebagai perangkat kekuasaan dan
wewenang.
Contoh dari institusi dibidang politik adalah:
Lembaga Eksekutif
Adalah lembaga pelaksana undang-undang yang biasanya berupa presiden dan para
mentrinya beserta birokrasi pemerintahan.
Lembaga Legislatif
Lembaga pembuat undang-undang yang bisa berbentuk DPR,SENAT DPD atau DPRD di
daerah otonom.
Lembaga Yudikatif.
Lembaga Penegak undang-undang/hukum yang di indonesia berupa Mahkamah Agung,
Lembaga-lembaga Peradilan bawahan MA dan MK.
Fungsi-fungsi Politik harus berjalan dalam sebuah negara yang meliputi:
a. Fungsi merumuskan kepentingan.
Yaitu fungsi yang menyusun dan mengungkapkan tuntutan Politik dalam suatu negara.
b. Fungsi Pemaduan Kepentingan.
Fungsi menyatukanpadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam suatu negara
dan meweujudkannya kedalam berbagai alternatif kebijakan.
c. Fungsi Pembuatan Kebijakan Umum.
Fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang diusulkan oleh partaipartai politik dan pihak lain.
d. Fungsi Penerapan Keijakan.
Fungsi melaksanakan berbagai macam kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
e. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan.
Fungsi menyelaraskan perilaku masyarakat dan pejabat publik yang menentang atau
menyeleweng dari kebijakan publik.
f. Fungsi Komunikasi Politik
Proses penyampaian informasi mengenai politik dari masyarakat.
g. Fungsi Sosialisasi politik
Proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.
h. Fungsi rekritmen politik.
Proses penyeleksi orang-oarng yang akan dipilih atau diangkat sebagai pejabat untuk jabatanjabatan yang ada.
2.5. INSTITUSI AGAMA
Unsur-unsur dasar dijumpai pada agama adalah:
Kepercayaan agama,
Simbol agama,
Praktik agama,
Umat agama dan
Pengalaman agama.
Dengan demikian agama menurut ilmu sosiologi adalah agama yang mencakup baik :
Islam,
Katholik,
Protestan,
Hindu dan
Budha, juga
Animisme,
Totemisme,
Konfusianisme,
Judaisme,
Teoisme dan sejenisnya.