Vous êtes sur la page 1sur 12

PERSEKUTUAN : PENDIRIAN DAN KEGIATAN

PERSEKUTUAN
1. Karakteristik hukum persekutuan
Setiap negara bagian memiliki variasi hukum persekutuannya sendiri
Di dalam section 6 of uniform partnership act, persekutuan (partnership) didefinisikan
sebagai asosiasi antara dua atau lebih orang yang menjalankan suatu bisnis guna
menghasilkan laba sebagai pemilik bersama.
Salah satu fitur hukum persekutuan adalah umurnya yang terbatas (limited life)
Menurut UU section 6 of uniform partnership act, umur suatu persekutuan secara hukum
akan berakhir dengan masuknya sekutu baru, mundurnya atau meninggalnya seorang
sekutu, pembubaran sukarela oleh para sekutu, atau pembubaran paksa akibat kebangkrutan.
Tetapi berakhirnya asosiasi persekutuan secara hukum tidak serta merta mengakhiri
persekutuan sebagai entitas bisnis dan akuntansi yang terpisah
Operasi bisnis persekutuan sering kali terus berjalan lancer meskipun ada sekutu yang
masuk atau keluar.

Menurut konsep hukum mutual agency, setiap sekutu merupakan agen bagi semua aktivitas
persekutuan, dengan kekuasaan mengikat semua sekutu lainnya melalui tindakannya yang
mengatasnamakan persekutuan
Implikasi dari mutual agency terutama akan signifikan apabila dipertimbangkan dalam
kaitannya dengan fitur persekutuan dengan kewajiban tidak terbatas (unlimited liability).
Setiap sekutu bertanggung jawab atas semua utang persekutuan dan, dalam kasus
insolvensi, mungkin perlu menggunakan aktiva pribadi untuk membayar utang persekutuan
yang diotorisasi oleh setiap sekutu

Akta persekutuan :
Suatu persekutuan mungkin dibentuk melalui perjanjian lisan yang sederhana antara dua
orang atau lebih untuk mengoperasikan suatu bisnis guna meraih laba.
Walaupun perjanjian lisan tersebut mungkin saja sah dan mengikat, tetapi perjanjian
persekutuan (partnership agreement) secara tertulis merupakan praktik bisnis yang sehat.
Perjanjian persekutuan harus merinci :
1. Jenis produk dan jasa yang akan dsediakan dan detail tentang operasi bisnis lainnya
2. Hak dan tanggung jawab setiap sekutu dalam melaksanakan bisnis
3. Investasi awal setiap sekutu, termasuk nilai yang dibebankan ke investasi aktiva nonkas
4. Kondisi investasi tambahan
5. Provisi penarikan aktiva
Page 1 of 12

6. Rumus pembagian laba dan rugi


7. Prosedur untuk membubarkan persekutuan
#jika tidak ada perjanjian khusus menyangkut pembagian laba dan rugi, maka semua
sekutu akan membaginya secara rata, tanpa memandang investasi yang dilakukan atau
waktu yang dicurahkan bagi persekutuan (section 18 dari UU)

Pelaporan keuangan persekutuan


Laporan akuntansi persekutuan dirancang untuk memenuhi 3 kelompok pemakai (sekutu,
kreditor persekutuan, dan internal revenue service (terkait pajak) ).
Sekutu memerlukan informasi akuntansi untuk merencakan dan mengendalikan aktiva serta
aktivitas persekutuan, dan untuk mengambil keputusan investasi pribadi berkenaan dengan
investasi mereka dalam persekutuan. Jika perjanjian semacam itu tidak ada, maka setiap
sekutu akan bias mengakses pembukuan persekutuan kapan saja (section 19 dari UU).
Kreditor persekutuan adalah pemberi kredit seperti bank dan institusi keuangan lainnya
sering kali meminta laporan keuangan untuk mendukung aplikasi pinjaman dan masalah
kredit lainnya yang berhubungan dengan persekutuan.
Internal revenue service (terkait pajak) kalau di Indonesia seperti kantor pelayanan pajak
(DJP) fungsinya untuk memverifikasi bahwa setiap sekutu membayar pajak penghasilan
atas laba persekutuan yang menjadi bagiannya. Persekutuan tidak diwajibkan membuat
laporan tahunan untuk inspeksi public.

2. Penilaian dan pencatatan investasi awal


Semua property yang dibawa ke dalam persekutuan atau diakuisisi oleh persekutuan
merupakan property persekutuan (section 8(1) dari UU).
Investasi awal dalam persekutuan dicatat pada akun modal yang diselenggarakan untuk
setiap sekutu.
Jika Antil dan Buntil masing-masing menginvestasikan kas sebesar Rp. 20jt dalam
persekutuan baru, maka akan dicatat sbb:

Untuk mencatat investasi kas awal Antil


Kas (+A)

20jt

Modal Antil (+OE)

20jt

Untuk mencatat investasi kas awal Buntil


Kas (+A)
Modal Antil (+OE)

20jt
20jt

Page 2 of 12

Investasi Non Kas


Apabila property selain kas diinvestasikan dalam suatu persekutuan, maka dicatat pada nilai
wajarnya ketika investasi tersebut dilakukan.
Secara konseptual nilai wajar harus ditentukan dengan penilaian independen, tetapi
praktisnya nilai wajar property non kas ditentukan berdasarkan kesepakatan semua sekutu.
Jumlah yang terlibat harus dirinci dalam perjanjian persekutuan tertulis.
Contoh : asumsikan Coca dan Cola membentuk persekutuan dengan investasi sbb.

Kas
Tanah (biaya bagi Coca Rp. 5jt)
Bangunan (biaya bagi Coca Rp. 30jt)
Item persediaan (biaya bagi Cola Rp.
28jt)
Total

Coca (Nilai Wajar)


Rp. 10jt
Rp. 40jt
-

Cola (Nilai Wajar)


Rp. 7jt
Rp. 35jt

Rp. 50jt

Rp. 42jt

Setelah Coca dan Cola sepakat dengan nilai yang dibebankan ke aktiva, mereka mencatat
investasi tsb sbb:

Untuk mencatat investasi awal Coca dalam tanah dan bangunan pada nilai wajar
Tanah (+A)

Rp. 10jt

Bangunan (+A)

Rp. 40jt

Modal Coca (+OE)

Rp. 50jt

Untuk mencatat investasi awal Cola dalam kas dan item persediaan pada nilai wajar
Kas (+A)
Persediaan (+A)
Modal Cola (+OE)

Rp. 7jt
Rp. 35jt
Rp. 42jt

Asumsikan bahwa investasi Coca dan Cola dicatat pada biaya awal bagi masing-masing
sekutu, bahwa aktiva non kas sefera dijual pada nilai wajarnya, dan bahwa persekutuan
dilikuidasi.
Coca menginvestasikan aktiva dengan nilai wajar Rp. 50jt tetapi hanya menerima Rp. 46jt
(setengah dr nilai wajar Rp. 92jt) dalam proses likuidasi itu.
Sedangkan Cola menginvestasikan aktiva dengan nilai wajar Rp. 42jt dan menerima Rp 46jt
saat likuidasi.

Page 3 of 12

Berikut ayat jurnal pada pembukuan persekutuan untuk merefleksikan akuntansi untuk
asumsi tsb.
Investasi pada
biaya awal*
1

Untuk mencatat investasi Coca


Tanah (+A)
Bangunan (+A)
Modal Coca (+OE)

5jt
30jt

Untuk mencatat investasi Cola


Kas (+A)
Persediaan (+A)
Modal Cola (+OE)

7jt
28jt

Untuk mencatat penjualan aktiva pada nilai wajar


Kas (+A)
Tanah (-A)
Bangunan (-A)
Persediaan (-A)
Keuntungan atas penjualan (+G, +OE)
Untuk mendistribusikan keuntungan atas penjualan secara
merata
Keuntungan atas penjualan (-G, -OE)
Modal Coca (+OE)
Modal Cola (+OE)
Untuk mendistribusikan kas dalam likuidasi akhir persekutuan
Modal Coca (-OE)
Modal Cola (-OE)
Kas (-A)

Investasi pada
nilai wajar*
10jt
40jt

35jt

50jt

7jt
35jt
35jt

85jt

42jt

85jt
5jt
30jt
28jt
22jt

22jt

10jt
40jt
35jt
0

0
11jt
11jt

46jt
46jt

0
0

50jt
42jt
92jt

92jt

*sesuai perjanjian

Bonus atau goodwill atas investasi awal


Coca dan Cola sepakat membagi rata modal awal pesekutuan, walaupun Coca menyumbang
aktiva Rp 50jt dan Cola Rp 42jt.
Kesepakatan seperti tsb menyiratkan Cola menyumbang aktiva yang tidak dapat
teridentifikasi fisik seperti bakat individu, jaringan klien yang ada, atau koneksi perbankan,
kepada persekutuan.
Perjanjian persekutuan merinci kepentingan modal yang sama, sehingga untuk memenuhi
kondisi perjanjian tsb terjadi penyesuaian saldo akun modal Coca (50jt) dan Cola (42jt).
Terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk meyesuaikan akun modal tsb yaitu
pendekatan bonus atau pendekatan goodwill
Menurut pendekatan bonus, aktiva yang tidak dapat teridentifikasi tidak akan dicatat pada
pembukuan persekutuan dan satu-satunya ayat jurnal yang diperlukan adalah sbb:

Untuk menetapkan kepentingan modal yang sama sebesar 46jt dengan mencatat
bonus sebesar 4jt dari Coca kepada Cola.
Page 4 of 12

Modal Coca (-OE)

Rp 4jt

Modal Cola (+OE)

Rp 4jt

Menurut pendekatan Goodwill, aktiva yang dapat diidentifikasi yang disumbangkan oleh
Cola akan diukur berdasarkan investasi Coca sebesar 50jt untuk kepentingan sebesar 50%.
Investasi Coca menyiratkan total modal persekutuan sebesar 100jt (50jt/50%) dan goodwill
sebesar 8jt (total modal 100jt total aktiva yg dpt diidentifikasi 92jt)

Untuk menetapkan kepentingan modal yang sama sebesar 50jt dengan mengakui
investasi Cola dalam aktiva yang tdk dapat diidentifikasi sebesar 8jt
Goodwill (+A)

Rp 8jt

Modal Cola (+OE)

Rp 8jt

INVESTASI TAMBAHAN DAN PENARIKAN


Perjanjian persekutuan harus menetapkan pedoman tentang investasi tambahan dan
penarikan yang dilakukan setelah dimulainya operasi persekutuan.

Investasi tambahan contoh jurnalnya :


Kas (+A)

Rp 20jt

Tambahan investasi disetor (+OE)

Rp 20jt

Penarikan dalam jumlah besar dan tidak teratur umumnya dicatat secara langsung pada akun
modal sekutu yang melakukan penarikan.

Untuk mencatat penarikan kas


Modal Ku (-OE)
Kas (-A)

Rp 20jt
Rp 20jt

Penarikan
Laba persekutuan adalah imbalan bisnis bagi para sekutu, sehingga sekutu tidak menerima
gaji seperti karyawan persekutuan.
Sebaliknya sekutu yang aktif sering kali manarik sejumlah uang secara teratur tiap minggu
atau bulannya sebagai antisipasi atas laba persekutuan yang menjadi bagiannya.
Penarikan seperti itu disebut penarikan (drawings), penyisihan penarikan (drawing
allowances), atau terkadang penyisihan gaji (salary allowances). Biasanya hal tersebut
dicatat dalam akun penarikan sekutu dan bukan secara langsung dalam akun modal.
Contoh: Tobil dan Libil menarik Rp 1jt dari persekutuan tiap bulannya. Mereka akan
mencatat penarikan bulanan tsb sbb:

Page 5 of 12

Untuk mencatat penyisihan penarikan Tobil untuk bulan Januari


Penarikan Tobil (-OE)

Rp 1jt

Kas (-A)

Rp 1jt

Untuk mencatat penyisihan penarikan Libil untuk bulan Januari


Penarikan Libil (-OE)

Rp 1jt

Kas (-A)

Rp 1jt

Akun penarikan harus ditutup ke akun modal pada akhir setiap periode akuntansi.
Akun penarikan menyediakan catatan tentang penarikan setiap sekutu selama suatu periode
akuntansi.
Catatan ini akan dibandingkan dengan penarikan yang diperbolehkan dalam perjanjian
persekutuan untuk pengendalian akuntansi terhadap penarikan yang berlebihan.
Jika Tobil menarik 1jt setiap bulannya selama 1 tahun tsb maka saldo penarikan pada akhir
tahun adalah 12jt, dan akunnya ditutup dengan ayat jurnal sbb:

Untuk menutup akun penarikan Tobil


Modal Tobil (-OE)

Rp 12jt

Penarikan Tobil (+OE)

Rp 12jt

Pinjaman dan Uang Muka


Penjabaran dalam Section 18c dari UU menyatakan bahwa seorang sekutu, demi mmbantu
persekutuan melakukan setiap pembayaran atau pemberian uang muka di luar jumlah modal
yang setuju ia sumbangkan, akan menerima bunga sejak tanggal pembayaran atau
pemberian uang muka tersebut
Hal-hal yang berkenaan dengan pinjaman dan uang muka kepada atau dari sekutu harus
dicakup dalam perjanjian persekutuan

Operasi persekutuan
Asumsi bahwa Rara dan Yaya merupakan sekutu yang membagi laba dalam rasio 60:40.
Data yang relevan dengan akun ekuitas persekutuan untuk tahun 2013 sbb:
Laba bersih persekutuan tahun 2013
Modal Rara per 1 Januari 2013
Investasi tambahan Rara tahun 2013
Penarikan Rara tahun 2013
Modal Yaya per 1 Januari 2013
Investasi tambahan Yaya tahun 2013
Penarikan Yaya tahun 2013

Rp 34,5jt
40jt
5jt
6jt
35jt
9jt
3jt

Page 6 of 12

Kemampuan membandingkan saldo modal awal dan modal disetor bersih akan membantu
sekutu dalam menetapkan kebijakan investasi serta penarikan, dan dalam mengendalikan
penyimpangan atas kebijakan yang telah ditetapkan
Ayat jurnal penutup pada tgl 31 Desember 2013

Untuk membagi laba bersih 60% kepada Rara dan 40% kepada Yaya
Ikhtisar pendapatan dan beban (-OE) Rp 34,5jt
Modal Rara (+OE)

Rp 20,7jt

Modal Yaya (+OE)

Rp 13,8jt

Format laporan modal sekutu


Rara & Yaya
Laporan Modal Sekutu
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013
Saldo moda per 1 Januari 2013
Ditambah : investasi tambahan
Dikurangi : penarikan
Dikurangi : penarikan
Modal disetor bersih
Ditambah : laba bersih tahun 2013
Saldo modal per 31 Desember 2013

Rara 60%
40jt
5jt
(6jt)
39jt
20,7jt
Rp. 59,7jt

Yaya 40%
35jt
(3jt)
(9jt)
23jt
13,8jt
Rp. 36,8jt

Total
75jt
5jt
(3jt)
(15jt)
62jt
34,5jt
96,5jt

Untuk menutup akun penarikan sekutu ke akun modal


31 Desember 2013
Modal Rara (-OE)

6jt

Modal Yaya (-OE)

9jt

Penarikan Rara (+OE)

6jt

Penarikan Yaya (+OE)

9jt

3. Perjanjian pembagian laba dan rugi


Jika tidak ada perjanjian pembagian laba dan rugi, laba persekutuan harus dibagi rata, akan
tetapi umumnya para sekutu membagi laba dalam rasio tertentu.
Pembagian laba yang lebih kompleks juga akan ditemui dalam praktik
Waktu yang dicurahkan sekutu pada bisnis persekutuan dan modal yang diinvestasikan
dalam bisnis oleh setiap sekutu sering kali dipertimbangkan dalam menentukan perjanjian
pembagian laba.
Jika satu sekutu mengelola persekutuan, perjanjian persekutuan mungkin akan
memperbolehkan sekutu tersebut menerima suatu penyisihan gaji yang sama dengan jumlah
yang akan dihasilkan jika bekerja di tempat lain sebelum laba yang tersisa dialokasikan.
Page 7 of 12

Demikian pula dengan permodalan, disesuaikan dengan rasio modal sekutu


Pertimbangan Jasa Dalam Perjanjian Pembagian Laba atau Rugi
Penyisihan gaji juga digunakan untuk mengkompensasi eprbedaan nilai wajar bakat sekutu
yang mencurahkan seluruh waktunya bagi persekutuan.
Berbagai perjanjian pembagian laba dan rugi lainnya menyediakan penyisihan gaji untuk
sekutu yang aktif dan bonus bagi sekutu pengelola demi mendorong maksimisasi laba.
Ilustrasi untuk tersebut persekutuan tersebut sbb:
Boh, Goh, dan Poh. Boh adalah sekutu pengelola, Goh adalah manajer penjualan, dan Goh
bekerja diluar persekutuan tersebut.

Penyisihan gaji dalam perjanjian pembagian laba


Asumsi, sesuai perjanjian Boh dan Goh masing-masing menerima penyisihan gaji sebesar
12jt, sementara laba tersisa dibagi rata diantara ketiga sekutu Boh, Goh, dan Poh.
Laba bersih 2013 dan 2014 masing-masing 60jt dan 12jt.
Total alokasi pembagian laba 2013 adalah 24jt masing masing untuk Boh dan Goh, serta
12jt untuk Poh
Total alokasi pembagian laba 2014 adalah 8jt masing masing untuk Boh dan Goh, serta rugi
4jt untuk Poh
Schedule alokasi laba pada tabel berikut:
Schedule Alokasi Laba 2013
Laba bersih
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih
Schedule Alokasi Laba 2014

60jt
(24jt)
36jt
(36jt)
0

Laba bersih
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih

12jt
(24jt)
(12jt)
12jt
0

Boh

Goh

Poh

Total

12jt

12jt

12jt
___
24jt

12jt
___
24jt

12jt
___
12jt

36jt
___
60jt

Boh

Goh

Poh

Total

12jt

12jt

(4jt)
___
8jt

(4jt)
___
8jt

24jt

24jt
(4jt)
___
(4jt)

(12jt)
___
12jt

Page 8 of 12

Ayat jurnal untuk mendistribusikan laba persekutuan ke akun modal adalah sbb:

Alokasi laba persekutuan untuk tahun 2013


31 Desember 2013
Ikhtisar pendapatan dan beban (-OE)

60jt

Modal Boh (+OE)

24jt

Modal Goh (+OE)

24jt

Modal Poh (+OE)

12jt

Alokasi laba persekutuan untuk tahun 2014


31 Desember 2014
Ikhtisar pendapatan dan beban (-OE)

12jt

Modal Poh (-OE)

4jt

Modal Boh (+OE)

8jt

Modal Goh (+OE)

8jt

Dalam akuntansi persekutuan penyisihan gaji sekutu tidak dibebankan dalam penentuan
laba bersih persekutuan untuk mencapai pembagian laba yang wajar berdasarkan waktu dan
bakat yang dicurahkan pada bisnis persekutuan.
Menghitung laba persekutuan setelah penyisihan gaji merupakan hal yang tepat ketika
membandingkan kinerja bisnis persekutuan dengan bisnis serupa yang dioperasikan dalam
bentuk organisasi perusahaan.
Para pemegang saham yang mencurahkan waktunya untuk menjalankan perusahaan
merupakan karyawan dan gajinya akan dikurangi ketika mengukur laba bersih perusahaan
Keberhasilan persekutuan di bidang keuangan terletak pada keberhasilannya menghasilkan
pengembalian yang wajar atas jasa yang dilaksanakan oleh sekutu, atas modal yang
diinvestasikan dalam persekutuan, dan atas risiko yang dipikul.
Jika laba persekutuan tidak lebih besar dari jumlah gabungan yang dapat dihasilkan oleh
sekutu yang aktif dengan yang bekerja diluar persekutuan maka persekutuan akan dianggap
gagal secara keuangan
Laba setelah penyisihan gaji harus cukup untuk mengompensasi modal yang diinvestasikan
dan resiko yang dipikul

Bonus dan penyisihan gaji


Perjanjian persekutuan Boh, Goh, dan Poh menyatakan bahwa Boh akan menerima bonus
10% dari laba bersih persekutuan karena mengelola bisnis.
Boh dan Goh menerima penyisihan gaji masing-masing sebesar 10jt dan 8jt atas jasa yang
diberikan
Page 9 of 12

Laba persekutuan yang tersisa akan dibagi rata diantara ketiga sekutu
Laba bersih 2013 dan 2014 masing-masing 60jt dan 12jt
Schedule alokasi laba pada tabel berikut:
Schedule Alokasi Laba 2013
Boh
Laba bersih
Bonus untuk Boh
Sisa yang akan dibagikan
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih
Schedule Alokasi Laba 2014

60jt
(6jt)
54jt
(18jt)
36jt
(36jt)
0

Laba bersih
Bonus untuk Boh
Sisa yang akan dibagikan
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih

12jt
(1,2jt)
10,8jt
(18jt)
(7,2jt)
7,2jt
0

Goh

Poh

6jt

Total
6jt

10jt

8jt

12jt
___
28jt

12jt
___
20jt

Boh

Goh

18jt
12jt
___
12jt

Poh

1,2jt

36jt
___
60jt

Total
1,2jt

10jt

8jt

(2,4jt)
___
8,8jt

(2,4jt)
___
5,6jt

18jt
(2,4jt)
___
(2,4jt)

(7,2jt)
___
12jt

Perhitungan persentase bonus


Bisa juga dihitung setelah penyisihan gaji dikurangi sehingga tahun 2013 menjadi (60jt18jt)x10% = 4,2jt

4. Pencatatan dan pelaporan modal sekutu


Modal sebagai factor dalam perjanjian pembagian laba
Laba yang dialokasikan dalam kaitannya dengan modal persekutuan
Persekutuan Ase dan Sae dibentuk pada 1 Januari 2013
Masing-masing menginvestasikan Rp 20jt
Perubahan selama 2013 diikhtisarkan sbb:
Saldo modal per 1 Januari 2013
Investasi per 1 April
Penarikan per 1 Juli
Investasi per 1 September
Penarikan per 1 Oktober
Investasi per 28 Desember
Saldo modal per 31 Desember 2013

Ase
20jt
2jt
0
3jt
0
0
25jt

Sae
20jt
0
(5jt)
0
(4jt)
8jt
19jt

Page 10 of 12

Jumlah modal awal, akhir, dan rata-rata Ase dan Sae untuk tahun 2013 sbb:
Perbandingan Dasar Modal
Investasi Modal Awal
Ase
20jt
Sae
20jt
Total
40jt

Investasi Modal Akhir


25jt
19jt
44jt

Investasi Modal Rata-rata Tertimbang


22,5jt
19,5jt
42jt

Perhitungan Modal Rata-Rata Tertimbang


Investasi Bulan
Investasi Modal Rata-Rata Ase
20jt x 3 bulan (1 Januari 1 April)
22jt x 5 bulan (1 April 1 September)
25jt x 4 bulan (1 September 31 Desember)
Total 12 bulan
Investasi modal rata-rata Ase (270jt : 12 bulan)
Investasi Modal Rata-Rata Sae
20jt x 6 bulan (1 Januari 1 Juli)
15jt x 3 bulan (1 Juli 1 Oktober)
11jt x 3 bulan (1 Oktober 31 Desember)
Total 12 bulan
Investasi modal rata-rata Sae (198jt : 12 bulan)

60jt
110jt
100jt
270jt
22,5jt
120jt
45jt
33jt
198jt
16,5jt

Asumsikan laba bersih persekutuan dialokasikan atas dasar saldo modal dan laba bersih
tahun 2013 Ase dan Sae adalah 100jt
Alokasi laba persekutua untuk tiga dasar modal adalah sbb:
Saldo modal awal
Ase 100jt x 20/40
Sae 100jt x 20/40
Total Laba
Saldo modal akhir
Ase 100jt x 25/44
Sae 100jt x 19/44
Total Laba
Saldo modal rata-rata
Ase 100jt x 22,5/39
Sae 100jt x 16,5/39
Total Laba

50jt
50jt
100jt
56,8jt
43,2jt
100jt
57,7jt
42,3jt
100jt

Penyisihan bunga atas modal persekutuan


Informasi berkenaan dengan akun modal dan penarikan persekutuan Rusuh dan Suruh untuk
tahun 2013
Akun Modal
Saldo Modal per 1 Januari 2013
Investasi Tambahan 1 Juni 2013
Penarikan 1 Juli 2013
Saldo modal per 31 Desember 2013
(sebelum penarikan)
Akun Penarikan
Saldo akun penarikan* per 31 Desember

Rusuh

Suruh

186jt
24jt
0
----210

114jt
36jt
10jt
----140jt

10jt

12jt

Page 11 of 12

2013

*judul akun dapat diberi nama gaji sekutu dan bukan penarikan sekutu. Dalam kedua kasus,
saldonya harus ditutup kea kun modal sekutu dan ke ikhtisar laba rugi

Saldo modal rata-rata untuk Rusuh dan Suruh terkait penyisihan bunga dihitung sbb:
Investasi Bulan
Investasi Modal Rata-Rata Rusuh
186jt x 5 bulan
210jt x 7 bulan
Total 12 bulan
modal rata-rata (2.400jt : 12 bulan)
Investasi Modal Rata-Rata Suruh
114jt x 5 bulan
150jt x 1 bulan
140jt x 6 bulan
Total 12 bulan
modal rata-rata (2.400jt : 12 bulan)

930jt
1.470jt
2.400jt
200jt
570jt
150jt
840jt
1.560jt
130jt

Laba persekutuan dibagi secara merata setelah penyisihan gaji sebesar 12jt/ tahun bagi
setiap sekutu dan setelah penyisihan bunga pada suku bunga tahunan 10% atas saldo modal
rata-rata.
Berikut alokasi laba tahun 2013 berdasarkan perjanjian ini
Bagian A - Laba Persekutuan diasumsikan sebesar 91jt
Schedule Alokasi Laba
Rusuh Suruh Total
Laba bersih
91jt
Penyisihan gaji
(24jt)
12jt
12jt
24jt
Sisa yang akan dibagi
67jt
Penyisihan bunga
200jt x 10%
(20jt)
20jt
20jt
130jt x 10%
(13jt)
13jt
13jt
Sisa yang akan dibagi
34jt
Dibagi secara merata
(34jt)
17jt
17jt
34jt
Sisa yang akan dibagi
0
Alokasi laba bersih
49jt
42jt
91jt
Bagian B - Rugi Persekutuan diasumsikan sebesar 3jt
Schedule Alokasi Laba
Rusuh Suruh
Rugi bersih
(3)jt
Penyisihan gaji
(24jt)
12jt
12jt
Sisa yang akan dibagi
(27jt)
Penyisihan bunga
200jt x 10%
(20jt)
20jt
130jt x 10%
(13jt)
13jt
Sisa yang akan dibagi
(60jt)
Dibagi secara merata
60jt (30jt) (30jt)
Sisa yang akan dibagi
0
Alokasi laba bersih
2jt
(5jt)

Total
24jt

20jt
13jt
(60jt)
(3jt)

Page 12 of 12

Vous aimerez peut-être aussi