Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERSEKUTUAN
1. Karakteristik hukum persekutuan
Setiap negara bagian memiliki variasi hukum persekutuannya sendiri
Di dalam section 6 of uniform partnership act, persekutuan (partnership) didefinisikan
sebagai asosiasi antara dua atau lebih orang yang menjalankan suatu bisnis guna
menghasilkan laba sebagai pemilik bersama.
Salah satu fitur hukum persekutuan adalah umurnya yang terbatas (limited life)
Menurut UU section 6 of uniform partnership act, umur suatu persekutuan secara hukum
akan berakhir dengan masuknya sekutu baru, mundurnya atau meninggalnya seorang
sekutu, pembubaran sukarela oleh para sekutu, atau pembubaran paksa akibat kebangkrutan.
Tetapi berakhirnya asosiasi persekutuan secara hukum tidak serta merta mengakhiri
persekutuan sebagai entitas bisnis dan akuntansi yang terpisah
Operasi bisnis persekutuan sering kali terus berjalan lancer meskipun ada sekutu yang
masuk atau keluar.
Menurut konsep hukum mutual agency, setiap sekutu merupakan agen bagi semua aktivitas
persekutuan, dengan kekuasaan mengikat semua sekutu lainnya melalui tindakannya yang
mengatasnamakan persekutuan
Implikasi dari mutual agency terutama akan signifikan apabila dipertimbangkan dalam
kaitannya dengan fitur persekutuan dengan kewajiban tidak terbatas (unlimited liability).
Setiap sekutu bertanggung jawab atas semua utang persekutuan dan, dalam kasus
insolvensi, mungkin perlu menggunakan aktiva pribadi untuk membayar utang persekutuan
yang diotorisasi oleh setiap sekutu
Akta persekutuan :
Suatu persekutuan mungkin dibentuk melalui perjanjian lisan yang sederhana antara dua
orang atau lebih untuk mengoperasikan suatu bisnis guna meraih laba.
Walaupun perjanjian lisan tersebut mungkin saja sah dan mengikat, tetapi perjanjian
persekutuan (partnership agreement) secara tertulis merupakan praktik bisnis yang sehat.
Perjanjian persekutuan harus merinci :
1. Jenis produk dan jasa yang akan dsediakan dan detail tentang operasi bisnis lainnya
2. Hak dan tanggung jawab setiap sekutu dalam melaksanakan bisnis
3. Investasi awal setiap sekutu, termasuk nilai yang dibebankan ke investasi aktiva nonkas
4. Kondisi investasi tambahan
5. Provisi penarikan aktiva
Page 1 of 12
20jt
20jt
20jt
20jt
Page 2 of 12
Kas
Tanah (biaya bagi Coca Rp. 5jt)
Bangunan (biaya bagi Coca Rp. 30jt)
Item persediaan (biaya bagi Cola Rp.
28jt)
Total
Rp. 50jt
Rp. 42jt
Setelah Coca dan Cola sepakat dengan nilai yang dibebankan ke aktiva, mereka mencatat
investasi tsb sbb:
Untuk mencatat investasi awal Coca dalam tanah dan bangunan pada nilai wajar
Tanah (+A)
Rp. 10jt
Bangunan (+A)
Rp. 40jt
Rp. 50jt
Untuk mencatat investasi awal Cola dalam kas dan item persediaan pada nilai wajar
Kas (+A)
Persediaan (+A)
Modal Cola (+OE)
Rp. 7jt
Rp. 35jt
Rp. 42jt
Asumsikan bahwa investasi Coca dan Cola dicatat pada biaya awal bagi masing-masing
sekutu, bahwa aktiva non kas sefera dijual pada nilai wajarnya, dan bahwa persekutuan
dilikuidasi.
Coca menginvestasikan aktiva dengan nilai wajar Rp. 50jt tetapi hanya menerima Rp. 46jt
(setengah dr nilai wajar Rp. 92jt) dalam proses likuidasi itu.
Sedangkan Cola menginvestasikan aktiva dengan nilai wajar Rp. 42jt dan menerima Rp 46jt
saat likuidasi.
Page 3 of 12
Berikut ayat jurnal pada pembukuan persekutuan untuk merefleksikan akuntansi untuk
asumsi tsb.
Investasi pada
biaya awal*
1
5jt
30jt
7jt
28jt
Investasi pada
nilai wajar*
10jt
40jt
35jt
50jt
7jt
35jt
35jt
85jt
42jt
85jt
5jt
30jt
28jt
22jt
22jt
10jt
40jt
35jt
0
0
11jt
11jt
46jt
46jt
0
0
50jt
42jt
92jt
92jt
*sesuai perjanjian
Untuk menetapkan kepentingan modal yang sama sebesar 46jt dengan mencatat
bonus sebesar 4jt dari Coca kepada Cola.
Page 4 of 12
Rp 4jt
Rp 4jt
Menurut pendekatan Goodwill, aktiva yang dapat diidentifikasi yang disumbangkan oleh
Cola akan diukur berdasarkan investasi Coca sebesar 50jt untuk kepentingan sebesar 50%.
Investasi Coca menyiratkan total modal persekutuan sebesar 100jt (50jt/50%) dan goodwill
sebesar 8jt (total modal 100jt total aktiva yg dpt diidentifikasi 92jt)
Untuk menetapkan kepentingan modal yang sama sebesar 50jt dengan mengakui
investasi Cola dalam aktiva yang tdk dapat diidentifikasi sebesar 8jt
Goodwill (+A)
Rp 8jt
Rp 8jt
Rp 20jt
Rp 20jt
Penarikan dalam jumlah besar dan tidak teratur umumnya dicatat secara langsung pada akun
modal sekutu yang melakukan penarikan.
Rp 20jt
Rp 20jt
Penarikan
Laba persekutuan adalah imbalan bisnis bagi para sekutu, sehingga sekutu tidak menerima
gaji seperti karyawan persekutuan.
Sebaliknya sekutu yang aktif sering kali manarik sejumlah uang secara teratur tiap minggu
atau bulannya sebagai antisipasi atas laba persekutuan yang menjadi bagiannya.
Penarikan seperti itu disebut penarikan (drawings), penyisihan penarikan (drawing
allowances), atau terkadang penyisihan gaji (salary allowances). Biasanya hal tersebut
dicatat dalam akun penarikan sekutu dan bukan secara langsung dalam akun modal.
Contoh: Tobil dan Libil menarik Rp 1jt dari persekutuan tiap bulannya. Mereka akan
mencatat penarikan bulanan tsb sbb:
Page 5 of 12
Rp 1jt
Kas (-A)
Rp 1jt
Rp 1jt
Kas (-A)
Rp 1jt
Akun penarikan harus ditutup ke akun modal pada akhir setiap periode akuntansi.
Akun penarikan menyediakan catatan tentang penarikan setiap sekutu selama suatu periode
akuntansi.
Catatan ini akan dibandingkan dengan penarikan yang diperbolehkan dalam perjanjian
persekutuan untuk pengendalian akuntansi terhadap penarikan yang berlebihan.
Jika Tobil menarik 1jt setiap bulannya selama 1 tahun tsb maka saldo penarikan pada akhir
tahun adalah 12jt, dan akunnya ditutup dengan ayat jurnal sbb:
Rp 12jt
Rp 12jt
Operasi persekutuan
Asumsi bahwa Rara dan Yaya merupakan sekutu yang membagi laba dalam rasio 60:40.
Data yang relevan dengan akun ekuitas persekutuan untuk tahun 2013 sbb:
Laba bersih persekutuan tahun 2013
Modal Rara per 1 Januari 2013
Investasi tambahan Rara tahun 2013
Penarikan Rara tahun 2013
Modal Yaya per 1 Januari 2013
Investasi tambahan Yaya tahun 2013
Penarikan Yaya tahun 2013
Rp 34,5jt
40jt
5jt
6jt
35jt
9jt
3jt
Page 6 of 12
Kemampuan membandingkan saldo modal awal dan modal disetor bersih akan membantu
sekutu dalam menetapkan kebijakan investasi serta penarikan, dan dalam mengendalikan
penyimpangan atas kebijakan yang telah ditetapkan
Ayat jurnal penutup pada tgl 31 Desember 2013
Untuk membagi laba bersih 60% kepada Rara dan 40% kepada Yaya
Ikhtisar pendapatan dan beban (-OE) Rp 34,5jt
Modal Rara (+OE)
Rp 20,7jt
Rp 13,8jt
Rara 60%
40jt
5jt
(6jt)
39jt
20,7jt
Rp. 59,7jt
Yaya 40%
35jt
(3jt)
(9jt)
23jt
13,8jt
Rp. 36,8jt
Total
75jt
5jt
(3jt)
(15jt)
62jt
34,5jt
96,5jt
6jt
9jt
6jt
9jt
60jt
(24jt)
36jt
(36jt)
0
Laba bersih
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih
12jt
(24jt)
(12jt)
12jt
0
Boh
Goh
Poh
Total
12jt
12jt
12jt
___
24jt
12jt
___
24jt
12jt
___
12jt
36jt
___
60jt
Boh
Goh
Poh
Total
12jt
12jt
(4jt)
___
8jt
(4jt)
___
8jt
24jt
24jt
(4jt)
___
(4jt)
(12jt)
___
12jt
Page 8 of 12
Ayat jurnal untuk mendistribusikan laba persekutuan ke akun modal adalah sbb:
60jt
24jt
24jt
12jt
12jt
4jt
8jt
8jt
Dalam akuntansi persekutuan penyisihan gaji sekutu tidak dibebankan dalam penentuan
laba bersih persekutuan untuk mencapai pembagian laba yang wajar berdasarkan waktu dan
bakat yang dicurahkan pada bisnis persekutuan.
Menghitung laba persekutuan setelah penyisihan gaji merupakan hal yang tepat ketika
membandingkan kinerja bisnis persekutuan dengan bisnis serupa yang dioperasikan dalam
bentuk organisasi perusahaan.
Para pemegang saham yang mencurahkan waktunya untuk menjalankan perusahaan
merupakan karyawan dan gajinya akan dikurangi ketika mengukur laba bersih perusahaan
Keberhasilan persekutuan di bidang keuangan terletak pada keberhasilannya menghasilkan
pengembalian yang wajar atas jasa yang dilaksanakan oleh sekutu, atas modal yang
diinvestasikan dalam persekutuan, dan atas risiko yang dipikul.
Jika laba persekutuan tidak lebih besar dari jumlah gabungan yang dapat dihasilkan oleh
sekutu yang aktif dengan yang bekerja diluar persekutuan maka persekutuan akan dianggap
gagal secara keuangan
Laba setelah penyisihan gaji harus cukup untuk mengompensasi modal yang diinvestasikan
dan resiko yang dipikul
Laba persekutuan yang tersisa akan dibagi rata diantara ketiga sekutu
Laba bersih 2013 dan 2014 masing-masing 60jt dan 12jt
Schedule alokasi laba pada tabel berikut:
Schedule Alokasi Laba 2013
Boh
Laba bersih
Bonus untuk Boh
Sisa yang akan dibagikan
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih
Schedule Alokasi Laba 2014
60jt
(6jt)
54jt
(18jt)
36jt
(36jt)
0
Laba bersih
Bonus untuk Boh
Sisa yang akan dibagikan
Penyisihan gaji untuk Boh dan
Goh
Sisa yang akan dibagi
Dibagi secara merata
Sisa yang akan dibagi
Alokasi laba bersih
12jt
(1,2jt)
10,8jt
(18jt)
(7,2jt)
7,2jt
0
Goh
Poh
6jt
Total
6jt
10jt
8jt
12jt
___
28jt
12jt
___
20jt
Boh
Goh
18jt
12jt
___
12jt
Poh
1,2jt
36jt
___
60jt
Total
1,2jt
10jt
8jt
(2,4jt)
___
8,8jt
(2,4jt)
___
5,6jt
18jt
(2,4jt)
___
(2,4jt)
(7,2jt)
___
12jt
Ase
20jt
2jt
0
3jt
0
0
25jt
Sae
20jt
0
(5jt)
0
(4jt)
8jt
19jt
Page 10 of 12
Jumlah modal awal, akhir, dan rata-rata Ase dan Sae untuk tahun 2013 sbb:
Perbandingan Dasar Modal
Investasi Modal Awal
Ase
20jt
Sae
20jt
Total
40jt
60jt
110jt
100jt
270jt
22,5jt
120jt
45jt
33jt
198jt
16,5jt
Asumsikan laba bersih persekutuan dialokasikan atas dasar saldo modal dan laba bersih
tahun 2013 Ase dan Sae adalah 100jt
Alokasi laba persekutua untuk tiga dasar modal adalah sbb:
Saldo modal awal
Ase 100jt x 20/40
Sae 100jt x 20/40
Total Laba
Saldo modal akhir
Ase 100jt x 25/44
Sae 100jt x 19/44
Total Laba
Saldo modal rata-rata
Ase 100jt x 22,5/39
Sae 100jt x 16,5/39
Total Laba
50jt
50jt
100jt
56,8jt
43,2jt
100jt
57,7jt
42,3jt
100jt
Rusuh
Suruh
186jt
24jt
0
----210
114jt
36jt
10jt
----140jt
10jt
12jt
Page 11 of 12
2013
*judul akun dapat diberi nama gaji sekutu dan bukan penarikan sekutu. Dalam kedua kasus,
saldonya harus ditutup kea kun modal sekutu dan ke ikhtisar laba rugi
Saldo modal rata-rata untuk Rusuh dan Suruh terkait penyisihan bunga dihitung sbb:
Investasi Bulan
Investasi Modal Rata-Rata Rusuh
186jt x 5 bulan
210jt x 7 bulan
Total 12 bulan
modal rata-rata (2.400jt : 12 bulan)
Investasi Modal Rata-Rata Suruh
114jt x 5 bulan
150jt x 1 bulan
140jt x 6 bulan
Total 12 bulan
modal rata-rata (2.400jt : 12 bulan)
930jt
1.470jt
2.400jt
200jt
570jt
150jt
840jt
1.560jt
130jt
Laba persekutuan dibagi secara merata setelah penyisihan gaji sebesar 12jt/ tahun bagi
setiap sekutu dan setelah penyisihan bunga pada suku bunga tahunan 10% atas saldo modal
rata-rata.
Berikut alokasi laba tahun 2013 berdasarkan perjanjian ini
Bagian A - Laba Persekutuan diasumsikan sebesar 91jt
Schedule Alokasi Laba
Rusuh Suruh Total
Laba bersih
91jt
Penyisihan gaji
(24jt)
12jt
12jt
24jt
Sisa yang akan dibagi
67jt
Penyisihan bunga
200jt x 10%
(20jt)
20jt
20jt
130jt x 10%
(13jt)
13jt
13jt
Sisa yang akan dibagi
34jt
Dibagi secara merata
(34jt)
17jt
17jt
34jt
Sisa yang akan dibagi
0
Alokasi laba bersih
49jt
42jt
91jt
Bagian B - Rugi Persekutuan diasumsikan sebesar 3jt
Schedule Alokasi Laba
Rusuh Suruh
Rugi bersih
(3)jt
Penyisihan gaji
(24jt)
12jt
12jt
Sisa yang akan dibagi
(27jt)
Penyisihan bunga
200jt x 10%
(20jt)
20jt
130jt x 10%
(13jt)
13jt
Sisa yang akan dibagi
(60jt)
Dibagi secara merata
60jt (30jt) (30jt)
Sisa yang akan dibagi
0
Alokasi laba bersih
2jt
(5jt)
Total
24jt
20jt
13jt
(60jt)
(3jt)
Page 12 of 12