Vous êtes sur la page 1sur 50

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

ANORGANIK II

DISUSUN :

IDAYULIANA

(GIC006025)

IRMA DIAN SARI

(G1C007012)

MIRWAN HASAN AZIZ

(G1COO7022)

SYAMSUL HIDAYAT (G1C007041)

WINDA PERMATASARI (G1C007048)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS MATARAM

2009

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami nikmat kesehatan dan ilmu
pengetahuan sehingga kami dapat membuat laporan tetap praktikum Anorganik II ini. Laporan
ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester untuk mata kulpiah
Anorganik II. Adapun isi dari laporan ini adalah kumpulan dari laporan-laporan mingguan
praktikum Anorganik II yang meliputi ; praktikum Pemurnian NaCl,Pembuatan
AlK(SO4)2.12H2O, Kimia Mangan, Pembuatan Kristal CUSO4.5H2O dan Pembuatan garam
Kompleks dan Garam rangkap dari tembaga. Kami sadar sebagai penulis bahwa tulisan ini tidak
luput dari kekurangan, sehingga apabila ada kesalahan dalam laporan kami ini, mohon
dimaklumi. Mengingat kami masih dalam proses pembelajaran dalam membuat laporan ini.
Selamat membaca................

Januari

2010-01-01

Hormat kami,

Penulis

ACARA I
PEMURNIAN NaCl

A; PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1;

Tujuan Praktikum : Memahami Prinsif Pemurnian Dan


Pengkristalan Garam NaCl

2;

Waktu Praktikum : Kamis, 15 Oktober 2009

3;

Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Lantai II, Fakultas


MIPA, Univarsitas Mataram

B; LANDASAN TEORI
Natrium adalah logam alkali yang dibutuhkan paling banyak untuk keperluan industri.
Logam natrium dapat digunakan dalam berbagai sintesis senyawa natrium seperti pembuatan
NaOH, Cl2 dan Na2CO3. Seperti logam-logam alkali yang, natrium tidak di temukan dalam
keadaan murni alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Natrium melimpah di litosfer
sebanyak 2,6%. Terdapat sejumlah besar dalam kandungan batuan garam, NaCl dan dihasilkan
dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis sehingga tidak perlu dibuat karena terdapat
deposit yang sangat besar di alam. Danau garam besar di kutub dan laut mati di israel merupakan
proses penguapan yang masih berlangsung saat ini. ( Sugiarto, 2003: 3: 9 ).
(Rositawati, 2013)
Garam dapur atau natrium klorida adalah zat padat yang berwarna putih yang dapat
diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisaai HCl
dengan NaOH berair. NaCl nyaris tidak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil
menyedot panas. Perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal adalah suatu
garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan berair
dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator misalnya lakmus. Garam rangkap yaitu
garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih
garam terbentuk( Arsyad,2001).

Kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat(kristal). Komponen tunggal dari fase
cair (larutan atau lelehan) yang meliputi komponen dan dilakukan dengan cara pendinginan,
penguapan dan atau pengkombinasian pendinginan dan penguapan. Proses pembentukan kristal
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) pencapai kondisi super / lewat jenuh (supersaturation), (2)
pembentukan inti kristal (3) pembentukan inti kristal menjadi kristal (kristal growth). Kondisi
super jenuh juga dapat dicapai dengan pendinginan, penguapan, penambahan presifitan atau
sebagai akibat dari reaksi kimia antara dua fase yang homogen. Sedangkan pembentukan inti
kristal terjadi setelah kondisi super/ lewat jenuh (supersaturated) tercapai (Paryanto,2007).
Ukuran kristal yang terbentuk selama proses pengendapan, tergantung pada dua faktor
penting yaitu kaju pembentukan inti (nukleus) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju
pembentukan inti tinggi banyak sekali kristal yang akan terbentuk, tetapi tak satupun dari inti
akan tumbuh menjadi terlalu besar. Jadi terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel
kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi
derajat lewat jenuh, makin besar kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah
laju pembentukan inti. Laju pertumbuhan kristal adalah faktor lain yang mempengaruhi ukuran
kristal yang terbentuk selama pengendapan berlansung. Jika laju ini tinggi, kristal-kristal yang
besar akan terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh (Vogel, 1979).

C; ALAT DAN BAHAN


1; Alat Praktikum
- Gelas Kimia 400 mL
- Gelas Ukur 100 mL
- Gels Ukur 50 mL
- Neraca
- Batang Pengaduk
- Corong
- Pipet Tetes
- Mortar

- Pipa Kaca
- Statif Dan Klem
- Pipa Bengkok
- Tissue
2; Bahan Praktikum
- Garam Dapur Kotor
- H2SO4 Pekat
- Aquadistilata
- Kertas Saring

D; SKEMA KERJA
50 gram garam dapur
Larutkan sedikit demi sedikit dalam air 100 mL
sampai jenuh
Catat berapa sisa garam
Alirkan gas HCl perlahan sampai ada butiran
endapan (20-30 menit)
Gas HCl dibuat dengan mereaksikan garam dapru
dengan H2SO4
Saring endapan dengan corong buchner
Hasil

Cuci dengan air dingin

Keringkan dalam oven pada suhu 200oC

Endapan

E; HASIL PENGAMATAN
Berat gelas kimia

= 103,71 gram

Berat gelas kimia + garam = 154,56 gram


Berat garam eksperimen

= (berat gelas kimia + garam) berat gelas kimia


= 154,56 gram - 103,71 gram
= 50,71 gram

Berat garam sisa

= 17,01 gram

Berat garam yang digunakan = 50,71 gram 17,01 gram


= 33,7 gram
Kristal yang diperoleh + kertas saring = 3,29 gram
Berat kertas saring

= 0,90 gram

Berat kristal

= 3,29 gram - 0,90 gram


= 2,39 gram

F; ANALISIS DATA
1; Persamaan Reaksi
Na+(aq) +

Cl-(aq) NaCl (s)

NaCl(s) H2O(aq) NaOH(aq) + HCl(aq)


2 NaCl(s) + H2SO4(aq) Na2SO4aq() + 2HCl(aq)
2; Perhitungan
Dik

: Gram kristal NaCl

= 2,39 gram

Gram garam yang dipakai = 32,97 gram


Dit

: Kadar NaCl murni ....?

Jawab : Kadar NaCl murni =

gram kristal NaCl

X 100 %

Gram garan yang diperlukan


=

2, 39 gram

X 100%

32,97 gram
=

7,249 gram

G; PEMBAHASAN
Garam merupakan bahan baku untuk membuat berbagai macam zat yang penting. Garam
merupakan bahan baku langsung dari natrium dalam bebagai macam senyawa seperti NaOH,
NaHCO3 dan Na2SO4 yang penerapanya sangat luas.
NaCL merupakan salah satu contoh padatan ionik karena tersusun atas

ion-ion

berlawanan muatan yang saling tarik menarik. NaCL memiliki sifat khasnya,misalnya Na yang
muda meledak bila bereaksi dengan air dan ternyata justru berlainan dengan sifat dengan NaCL
yang cendrung muda larut dalam air dan terionisasi. Disebabkan karena adanya pengaru anionanion yang diikat oleh Na dalam NaCL dan menghilang sifat asli dari Na. Metode pemurnian
yang digunakan adalah rekristalisasi didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang
dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarutan tertentu. Ada beberapa syarat suatu pelarutan
dapat digunakan adalah dapat memberikan daya larut yang cukup besar antara zat yang
dimurnikan dengan pengotor, tidak meningalakan zat pengotor pada kristal,muda di pisahkan
dari kristal
Dalam percobaan ini kita pelajari cara memurnikan natrium klorida yang berasal dari
garam dapur dengan mengunakan air sebagai pelarut. Dan bertujuan memahami prinsip
pemurnian dan pengkristalan garam NaCL. Garam dilarutkan dengan air sampai menjadi larutan
jenuh. Agar didapat NaCL berlebih.setelah itu di saring agar didapat filtrat jernih. Fungsi
penambahan H2SO4 adalah untuk pembuatan gas HCL pelarutan ini juga mengakibatkan NaCL
terionisasi dalam air. Garam NaCL dilarutkan ke dalam air agar pengotor-pengotor berupa
patikel padat bisa terlepas dan bisa menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat terkumpul saat
disaring. Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi. Kristalisasi
dilakukan dengan mengunakan uap gas HCL,yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung-

gelembung

udara yang dapat menghasilkan kristal, dan untuk memisahkan endapan yang

merupakan zat pengotor . Bentuk kristal garam dapur setelah dilakukan proses rekristalasasi
adalah strukturnya lebih lembut dan berwarna putih bersih kristal yang diperoleh kemudian di
timbang, dari rendemennya diperoleh berat kristal sebasar 7,249%
H; KESIMPULAN
1. Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan mengunakan
prinsip rekritalisasi dengan penguapan
2. Rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah
garan dapur dengan pebentukan kristal
3. Fungsi H2SO4 adalah untuk pembuatan gas HCL
4. Fungsi gas HCL adalah untuk membuat gelembung-gelembung udara
sehingga menghasilkan kristal garam murni.
5; Metode pemurnian yang digunakan adalah rekristalisasi di dasarkan
pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam
pelarutan tertentu.

suatu

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad , M. Natsiri. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah . Jakarta.
Gramedia
Cotton , F . Albert . 2007. Kimia Anorganik Dasar . Jakarta . UI press
Sugiyarto , Kristian H. 2003 . Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam .
Yogyakarta. UNY
Paryanto , I .2007. Pengaruh Penambahan Garam Halus Pada Proses
Kristalisasi Garam Farmasetis Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia ,
Vol. II No. 9 ( Hal 5-9 )
Vogel . 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT
Kalman Media Pustaka

ACARA II
PEMBUATAN AlK(SO4)2.12H2O
A; PENDAHULUAN PRAKTIKUM
1; Tujuan

:- Memahami beberapa aspek tentang unsur aluminium


- Membuat tawas

1; Hari,tanggal : Kamis, 23 oktober 2009


2; Tempat

: Laboratorium Kimia MIPA Universitas Mataram

B; LANDASAN TEORI
Nama alumunium di turunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa garam
rangkap KAl(SO4)2. 12H2O. kata ini berarti garam pahit. tAlumunium dengan konfigurasi
elektron [10 Ne]352,3p1 mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam
alumunium tahan terhadap korosi udara, halmini disebabkan karena reaksi antar logam
alumunium dengan oksigen udara menghasilkan oksida Al2O3 yang merupakan lapisan non
pori dan membungkus permukaan logam tersebut sehingga tidak akan terjadi reaksi lanjut
(Sugiyarto, 2003 : 42).
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang disebut dari molekul air dan dua jenis
garam. Salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium juga sering dikenal dengan alum.,
yang permulanya K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak
berwarna dan mempunyai bentuk kristal aktahedral atau kubus. Ketika kalium sulfat dan
alumunium sulfat dilarutkan kemudian didinginkan larutan alum kalium tersebut brsifat
asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristal alum alium dipanaskan,
terjadi pemisahan secara kimia dan sebagian garam yang terhidrasi larut dalam air. (htt ://
Endiarto.com).
Karena ukurannya ukurannya yang keil dan muatannya yang tinggi, Al3+ membentuk
serangkaian ion kompleks yang cukup stabil dengan ion fluorida dalam padatan kriolit.
Dengan larutan yang lebih besar kecendrungan Al3+ memben kompleks berkurang.

Dibandingkan dengan unsur transisi, alumunium membentuk lebih sedikit ion kompleks,
kemugkinan disebabkan oleh kecendrungan yang lebih rendah untuk membentuk ion
kovalen (purwoko 2001 : 22)
Alumunium adalah logam yang kuat, keras dan berwarna putih. Meskipun sangat
elektro positif ia juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat pada
permukaannya. Alumunim larut dalam asam mineral yang encer, tetapi ddi pasifkan ole asam
nitrat pekat. Bila pengaruh lapisan oksida di rusak, misalkan dengan menggoreskan atau
amaloasi penyerangan cepat meskipun dengan air sekalipun dapat terjadi. Larutannya mudah
bereaksi dengan NaOH panas, halogen dan non logam ( cotton,2007:287-288).
Alum kalium sulfat [AlK(SO4)2.12H2O] merupakan jenis alum yang paling penting.
Alum kalium sulfat merupakan senyawa yang tidak berwarna. Jika kalium sulfat dan
aluminium sulfat keduanya di larutkan dan di dinginkan akan terbentuk kristal. Larutan alum
kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin
alum kalium di panaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang
terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium sulfat [AlK(SO4)2.12H2O] memiliki titik leleh
900C (http://www.encarta.com).
analisis kandungan aluminium dalam beberapa kaleng bekas. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas
berkisar antara 1,41% dan 16,04%. Aluminium yang terkandung dalam kaleng dimanfaatkan untuk membuat
tawas. Tawas yang dihasilkan mampu menjernihkan air. Pembuatan tawas dilakukan dengan penambahan asam
sulfat pada senyawa
Dalam reaksinya, penambahan H2SO4 pada aluminium akan membentuk Al(OH)

bersama-

sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H 2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al berupa
larutan bening tak berwarna. Senyawa Al 2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi akan bereaksi kembali
dengan K2SO44 membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO 4)2.12H2O berwarna putih.
Reaksinya adalah :
OPTIMASI JUMLAH TAWAS UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131.

Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau penggumpulan partikel-partikel kecil menggunakan


zat koagulan. Tawas merupakan zat koagulan yang telah banyak digunakan dalam proses koagulasi.
Pada saat penambahan tawas yang berlebihan dalam air keruh, maka ion H + yang terbentuk juga
semakin banyak pula, yang artinya pH menjadi turun sehingga mengganggu kestabilan flok yang
telah terbentuk. Flok tersebut kembali pecah menjadi flok yang lolos saring. Pada pH < 7 terbentuk
Al(OH)2+, Al(OH)24+, Al2(OH)4+. Dengan adanya ion positif yang banyak, akan lebih banyak
mendestabilisasi muatan negatif zat pengeruh.

C; ALAT DAN BAHAN


1; Alat-alat :
a. Gelas kimia 100ml
b; Pemanas listrik
c; Corong
d; Cawan penguapan
e; Batang pengaduk
f;Tissue
g; Termometer
h; Erlenmeyer 250 ml
i; Neraca analitik
1; bahan-bahan:
a. Al2(SO4)3.18H2O
b. K2SO4
c. Aquadest
d. Kertas saring
D; SKEMA KERJA
33,4gr Al2(SO4).18H2O
larutkan dalam 25ml air 80C

8,7gr K2SO4 dilarutkan


dalam 50 ml air

- di campurkan
Larutan III :
- Dinginkan pada suhu kamar
- Hingga terbentuk kristal
- Cuci dengan sedikit air dingin dan keringkan kristal
dengan kertas saring
Hasil :

E; HASIL PENGAMATAN
- Berat K2SO4
= 2,90 gram
- Aquadest

= 16,5 ml+ 1,5 ml=18 ml

- Al2(SO4).18H2O

= 11,13 gr + 9 ml aquadest

- Suhu Al2(SO4)

= 70 C

- Suhu saat di campurkan =56 C


- Berat cawan

= 40,90 gr

- Berat kristal

= 55,73 gr- 40,90 gr


= 14,83 gr

No
1

Cara Kerja
Al2(S04)3.18H2O + H2O lalu
dipanaskan

Hasil pengamatan
Al2(S04)3.18H2O melarut
K2SO4 melarut, sebagian kecil tidak,
mungkin telah jenuh

K2SO4 +H2O

Campuran larutan di dinginkan Didapat kristal putih dengan berat


14,83 gr

F; ANALISIS DATA
1; Persaman Reaksi
Al2(SO4)3.18H2O(S) + H2O(l)
K2SO4(s) + H2O(l)
Al2(SO4)3.18H2O(S) + K2SO4(s)

2Al3+(aq) + 3SO42-(aq) + 19H2O(l)


2K+ +SO42-(aq) + H2O(l)
2AlK(SO4)2.12H2O(S)

2; Perhitungan
Berdasarkan Teori
Dik :- Berat Al2(SO4)3.18H2O = 11,13gr (Mr = 666)
- Berat K2SO4
= 2,9gr ( Mr = 174)
- Mr AlK(SO4)2.12H2O = 474
Dit : Berat AlK(SO4)2.12H2O ?
Jawab:
Reaksi :
Al2(SO4)3.18H2O(S) + K2SO4(s)
2AlK(SO4)2.12H2O(S)
1
: 1
:
2
gr 11,13

0.0167 mol
; Mol Al2(SO4)3.18H2O = Mr 666

gr
2,9

0,0167mol
; Mol K2SO4
= Mr 174
; Mol AlK(SO4)2.12H2O =1 mol Al2(SO4)3.18H2O =2 x mol K2SO4
= 2 x 0,0167 mol
=0,0334 mol
; Gram AlK(SO4)2.12H2O = mol x Mr
= 0,0334 mol x 474 gr/mol
=15,83 gram
Berdasarkan Percobaan
Berat Kristal = 14,83 gram
% Berat Kristal AlK(SO4)2.12H2O
grampercob aan
%kristal
x100%
greamteori
14,83
x100%
= 15,83
= 93,68 %
% Galat
% Galat = 100 % - 93,68 %
= 6,32 %
G; PEMBAHASAN
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang di buat dari molekul air dan dua
jenis garam. Alum kalium sering juga di kenal dengan alum, mempunyai rumus formula
yaitu AlK(SO4)2.12H2O. Alum kalium sulfat merupakan jenis alum yang paling penting.
Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan pembuatan tawas atau alum kalium sufat
[AlK(SO4)2.12H2O]. Dimana tawas ini di buat dari campuran molekul air dan dua jenis
garam.
Pada percobaan ini dua jenis garam yang di gunakan adalah Al 2(SO4)3.18H2O dan
K2SO4. untuk garam pertama yaitu Al2(SO4)3.18H2O dilarutkan dalam air disertai pemanasan,
sebab garam ini mengandung aluminium sulfat yang kurang dapat larut dalam air dingin.
Kemudian saat pemanasan dilakukan , suhu saat pencampuran diperhatikan tidak boleh
lebih dari 80C, sebab apabila lebih ditakutkan hidrat pada garam tersebut akan terhidrolisis.
Berbeda dengan garam kedua, yaitu K2SO4 yang cukup di larutkan di dalam air dingin biasa
tanpa perlu memperhatikan suhu, karena suhu kamar cukup untuk melarutkan garam ini.

Langkah

selanjutnya

yaitu

mencampurkan

larutan

garam

pertama

[Al2(SO4)3.18H2O] dengan larutan garam kedua [K2SO4]. Pencampuran kedua larutan ini
menghasilkan tawas dengan reaksi sbb:
Al2(SO4)3.18H2O(S) + K2SO4(s)

2AlK(SO4)2.12H2O(S)

Campuran ini lalu di dinginkan dan setelah pendinginan / di biarkan pada cawan penguapan
selama

sehari

diperoleh

kristal

tawas

yang

berentuk

oktahedral

atau

kubus

9http;//endiarto.com).
Dari percobaan ini di peroleh tawas seberat 14,83 gram. Padahal secara teori berat
tawas yang diperoleh adalah 15,83 gram. % tawas yang di peroleh adalah 93,68% dengan
galat sebesar 6,32%. Data ini menunjukkan bahwa ada sejumlah kecil berat tawas yang
hilang pada percobaan. Hal ini bisa terjadi misalnya disebabkan oleh kurang telitian
praktikan saat menimbang atau ada sebagian campuran larutan yang tumpah saat di
pindahkan pada cawan pengupan.

H; KESIMPULAN
1; tawas merupakan campuran dari molekul air dengan dua jenis garam.
2; pada percobaan ini garam Al2(SO4)3.18H2O di larutkan dengan pemanasan karena ia sukar
larut dalam air dingin
3; pada pemanasan suhu tidak boleh lebih dari 80C karena ditakutkan hidrat pada garam ini
akan terhidrolisis
4; kristal tawas yang terbentuk oktahedral dapat di peroleh setelah campuran dua garam
[Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4] di dinginkan
5; alum kalium sulfat [AlK(SO4)2.12H2O] yang terbentuk merupakan senyawa yang tidak
berwarna dan tidak berbau mempunyai sifat asam dengan pH = 3,0-3,5
6; pada percobaan ini persentase tawas yang di peroleh sebesar 93,68%
7; alum kalium sulfat ini banyak di gunakan untuk pemurnian air, penyamakan kulit, agen
koagulasi lateks karet, pengaturan pewarnaan dan fire proofing

DAFTAR PUSTAKA
Cotton,F. Albert.2007. Kimia Organik Dasar. Jakarta : UI-Press
manurung
Purwoko,Agus abhi. 2001. Kimia Unsur. Mataram : UNRAM-Press
putra
Sugiarto,kristian. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : UNY-Press

ACARA III
KIMIA MANGAN
A; PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : Mempelajari pembuatan senyawa mangan IV dan mangan III beserta
sifat sifatnya.
2. Waktu Praktikum :

Kamis, 29 Oktober 2009

3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar UPT MIPA Universitas Mataram


B; LANDASAN TEORI
Karena logam mangan reaktif terhadap oksigen maka unsur ini tidak ditemui
dalam keadaan bebas di alam. Batu batuan kerak bumi mengandung kira kira 0,11%
massa atau sekitar 1066 ppm. Mangan merupakan unsur yang terbanyak keduabelas, dan
ketiga untuk unsur unsur transisi setelah besi dan titanium. Karena tingkat oksidasinya
sangat bervariasi, unsur ini terdistribusi di alam lebih dari tiga ratus macam mineral, dan dua
belas di amtaranya merupakan mineral penting yang diperdagangkan (Sugiyarto,2003:5.35).
Tingkat oksidasi tertinggi untuk mangan sesuai dengan jumlajh total elektron 3d
dan 4s, tetapi hanya terjadi dalam senyawaan okso MnO4-, MnO2, dan MnO3F. Senyawaan
senyawaan ini menunjukkan beberapa kemiripan dengan senyawa halogen yang sesuai.
Garam mangan II kebanyakan larut dalam air. Penambahan OH - dalam larutan Mn2+
menghasilkan hidroksida berupa gelatin putih dan akan cepat menjadi gelap dalam udara
akibat oksidasi (Cotton,2007,458).
Mangan teroksidsasi oleh udara terbuka oada bagian luarnya, tetapi akan terbakar
dalam keadaan serbuk halus. Logam mangan juga bereaksi dengan air dan membebaskan
gas hidrogen, serta mudah larut dalam larutan asam memventuk ion mangan II. Dengan
unsur unsur non logam tidak reaktif, tetapi sering bereaksi hebat dengan pemanasan. Jadi
mangan terbakar dalam oksigen,nitrogen, kluorin dan fluorin menghasilkan Mn 3O4, Mn3N2,
MnCl2, MnF2, dan MnF3 (Sugiyarto,2003:5.37).

Kegunaan mangan yang paling penting adalah dalam produksi baja, dan untuk ini
biasanya digunakan campuran besi mangan yaitu feromangan. Pada produksi baja Mn
berpartisipasi pada pemurnian besi melalui reaksi dengan belerang dan oksigen serta
memindahkannya melalui pembeentukan karat. Konfigurasi elektron Mn adalah (Ar) 3d 5,
4s2, dengan menggunakan dua elektron pada 4s dan kemudian kelima elektron pada 3d yang
tidak berpasangan. Mn mempunyai bilangan oksidasi +2 sampai +7. Reaksi kimia yang
penting dari senyawa mangan adalah reaksi oksidasi dan reduksi (Anhilan fushie blog.com).
C; ALAT DAN BAHAN
1; Alat-alat Praktikum
;

Tabung reaksi besar

Corong

Cawan petri

Tabung reaksi kecil

Timbangan analitik

Gelas ukur 10 ml

Gelas kimia 250 ml

Pipet gondok

Pipet volum

Pipet tetes

Kertas saring

Rak tabung reaksi

2; Bahan-bahan Praktikum
;

KMnO4 0,01 M

MnO2

NaOH encer

H2SO4 encer dan pekat

MnSO4

MnO4 0,1 M

Aquades

Air keran

D; CARA KERJA
1; Uji Ramalan Senyawa Mangan III
0,5 gr MnSO4
Dituang kedalam 2ml H2SO4 encer + 10
tetes H2SO4 pekat
HASIL
Dinginkan dengan air dingin
+ 5 tetes KMnO4 0,1 M
HASIL
Tuang dalam 50 ml air
HASIL
2; Uji Ramalan Senyawa Mangan IV
KMnO4 0,01 M 100ml
Dimasukkan masing masing dalam
tabung
Tabung 1
+ H2SO4 5ml

HASIL

tabung 2
+ NaOH encer 5ml

HASIL

+ sedikit MnO2

+ sedikit MnO2

Dikocok selama 2 menit

dikocok

Disaring

disaring

Dicatat hasil pengamatan

dicatat
Jika positif,tmbahkan H2SO4
Dasaring

HASIL
E; HASIL PENGAMATAN
1; Uji Ramalan Mangan II
MnSO4 + H2SO4 encer

larutan keruh

MnSO4 + H2SO4 pekat

larutan keruh

Didimginkan

terdapat endapan putih

Ditambah KMnO4

warna larutan pink tipis

Dituang dalam 50 ml air

warna tidak berubah

2; Uji Ramalan Mangan III


a; Tabung 1
Warna KMnO4

ungu pekat

KMnO4 + H2SO4 pekat

larutan keruh

KMnO4 + H2SO4 + MnO2 warna larutan menjadi hitam


Dasaring

uji negatif dan diperoleh warna hitam

b; Tabung 2
Warna KMnO4

ungu pekat

KMnO4 + NaOH

ungu lebih muda

KMnO4 + NaOH + MnO2 hijau ( uji positif )


Ditambah H2SO4, dan disaring

tetap hijau

F; ANALISIS DATA
Persamaan reaksi :
1; Uji Ramalan Mangnan III
MnSO4 + H2SO4

MnSO4 + H2SO4

MnSO4 + KMnO4

K2SO4 + MnO4- + Mn3+

4 Mn3+ + 5 MnO4- + 8H+ 4 MnO4- + 5 Mn3+ + 4 H2O


2; Uji Ramalan Mangan IV
a; Suasana Basa
KMnO4 + NaOH

MnO4- + Na+ + KOH

MnO4- + MnO2 MnO42- + MnO2


2MnO4- + 3MnO2 + 2H2O

3MnO42- + 2MnO2 + 4H+

b; Suasana Asam
KMnO4 + H2SO4

K2SO4 + MnO2 + H2O

4MnO4- + MnO2 + 2H2O 5MnO42- + 4H+


3MnO42- + 4H+

2MnO4- + MnO2 + 2H2O

G; PEMBAHASAN
Dua percobaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah menguji/ meramal adatidaknya senyawa mangan VI dan senyawa mangan III. Percobaan satu adalah meramal
senyawa mangtan VI dalam dua perlakuan, pertama dalam suasana basa. Pada akhirnya
dalam suasana basa ini ( penambahan NaOH + MnO 2 ) akan memberikan uji positif dengan
menunjukkan warna hijau pada larutan. Mangan VI hanya dikenal stabil sebagai spesies
manganat MnO42-, dengan bangun tetrahedron berwarna hijau. Dalam larutannya ion
manganat hanya stabil dalam suasana basa. Sedangkan pada perlakuan dalam suasana asam
memberikan uji negatif dengan warna larutan hitam. Uji negatif ini terjadi pada suasana
asam,sebab ion manganat hanya stabil dalam suasana basa,sedangkan dalam air ataupun
suasana asam ion ini akan mengalami disproporsionasi menjadi ion permanganat dan MnO 2,
sehingga memberikan warna hitam ( merupakan warna MnO2 ).
Pada percobaan dua, yaitu meramal senyawa mangan III. Ion mangan (III) yang
bersifat tidak stabil dalam air dan mudah sekalui tereduksi menjadi Mn 2+ yang berwarna
merah muda. Hal ini dapat dilihat pada percobaan kemarin, ketika bahan dasar MnSO 4
ditambahkan dengan KMnO4 diperoleh swarna merah muda dalam suasana asam, demikian
pula ketika ditambahkan kedalam air, warnanya tetap merah muda ( Mn 2+ ), karena Mn3+
yang seharusnya hijau sangat tidak stabil dalam air. Ion Mn 3+ bisa saja diperoleh apabila

konsentrasi KMnO4 yang digunakan lebih encer, sdehingga larutan KMnO4 tidak mudah
mereduksi Mn3+ menjadi Mn2+.

H; KESIMPULAN
1; Mangan mempunyai berbagai macam bilangan oksidasi, mulsi dari +2 hingga +7.
2; Dalam suasana basa, ion Mn6+ memberikan uji positif ( warna hijau ).
3; Dalam suasana asam, ion Mn6+ memberikan uji negatif, sebab ion Mn6+ hanya staabil
dalam suasana basa, sedangkan dalam suasana asam akan mengalami disproporsionasi
menjadi ion permanganat dan MnO2 yang berwarna hitam.
4; Ion Mn3+ sangat tidak stabil dalam air dan mudah tereduksi menjadi Mn 2+ yang berwarna
merah muda.
5; Untuk memperoleh Mn3+ (hijau) pada percobaan kemarin, sebaiknya konsentrasi KmnO4
dikurangi,agar Mn3+ tidak dengan cepat tereduksi menjadi Mn2+.

DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A. dan G,Wilkinson.1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik Logam. Yopgyakarta: UNY Press.
www. Chem-is-try.org/ tabel periodik/ mangan.

ACARA V
PEMBUATAN KRISTAL CUSO4.5H2O
A; PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1;

Tujuan

:
a; Membuat dan mengenal sifat Kristal tembaga (II) sulfat.
b; Memahami proses pembentukan Kristal.

2;

Hari, tanggal

3;

Tempat

: Kamis, 19 November 2009.

: Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Mataram.

B; LANDASAN TEORI
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak dan liat yang memiliki titik lebur 1038
0

C dengan potensial electrode standar 0,34 V Cu/CU2+. Senyawa-senyawa tembaga (I)

diturunkan dari tembaga (I) oksida yang merah yang mengandung Cu +. Garam tembaga (I)
tidak dapat larut di dalam air namun dapat dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II) berupa
tembaga (II) oksida yang berwarna hitam. Namun sangat sulit mengoksidasi tembaga (II)
menjadi tembaga (III). Pelarutan tembaga (II) hidroksida dan tembaga (II) karbonat dalam
asam akan menghasilkan larutan [Cu(H2O)6]2+ yang berwarna hijau kebiruan. Dengan adanya
penambahan ligan pada larutan tersebut akan terjadi pembentukan kompleks dengan
pertukaran molekul air. Jika ditambahkan NH3.[Cu(NH3)(H2O)5]2+ (Cotton, 2007 : 481).
Tembaga terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas. Tembaga kadang-kadang
ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite,
malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di
AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfida,
oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan cara smelting, leaching,
dan elektrolisis. Cu (Tembaga) merupakan salah satu unsur logam transisi yang berwarna
cokelat kemerahan dan merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Di alam,
tembaga terdapat dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawa-senyawa, dan terdapat

dalam bentuk biji tembaga seperti (CuFeS2), cuprite (Cu2O), chalcosite (Cu2S), dan malasite
(Cu2(OH)2CO3). (Sugiyarto, 2003: 562)
Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk membuat
komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat yang bersifat
konduktif. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan komponen dari serbuk
tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk terdiri
dari tahapan tahapan mixing, compacting dan sintering. Metode electrorefining (pemurnian
elektrik) digunakan untuk memurnikan tembaga lebih lanjut. Misalnya logam tembaga
mentah, dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang
mengandung larutan CuSO4 dan H2SO4. (Wattimena, 2012).
Tembaga (II) sulfat, dikenal sebagai sulfat cupric, adalah senyawa kimia dengan rumus
kimia CuSO4. Garam ini ada sebagai serangkaian senyawa yang berbeda dalam derajat hidrasi
mereka. Bentuk anhidrat adalah bubuk hijau atau abu-abu putih pucat, sedangkan pentahidrat
(CuSO4 5H2O ), garam paling sering ditemukan, adalah biru terang. Tembaga sulfat
exothermically larut dalam air untuk memberikan kompleks aquo [Cu (H2O) 6] 2 +, yang
memiliki geometri molekul oktahedral dan paramagnetik. Nama lain untuk tembaga (II) sulfat
adalah "vitriol biru" dan "bluestone". Tembaga sulfat diproduksi industri dengan
memperlakukan logam tembaga atau oksida dengan asam sulfat. Untuk penggunaan
laboratorium, sulfat tembaga biasanya dibeli (Keenan, 1992: 267).
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru dengan struktur kristal triklin.
Pentahidratnya kehilangan kelima molekul air pada suhu yang berbeda. CcuSO 4.5H2O dibuat
dengan mereaksikan CuO atau CuCO 3 dengan H2SO4 encer atau dengan mereaksikan Cu
dengan H2SO4 pekat dan memanaskan larutn hingga jenuh. Pada skala industri dibuat dengan
memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan H2SO4 encer (Petrucci, 1987: 35).
Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan
tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk
kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari
tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2.
Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan, dan
lain-lain. Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar tembaga yang

cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga dari barang-barang tersebut diolah kembali
menjadi logam tembaga baru untuk digunakan pada barang elektronik lagi (Fitrony, 2013).

Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi, namun larut dalam HNO 3.
Bentuk pentahidrat yang terhidrat dengan kehilangan empat molekul airnya pada 110 0C dan
lima molekul air pada 1500C. pada 6500C tembaga (II) sulfat terurai menjadi tembag (II)
oksida (CuO), SO2 dan O2 (Keenan, 1992).
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru dengan struktur kristal triklin.
Pentahidratnya kehilangan kelima molekul air pada suhu yang berbeda. CcuSO 4.5H2O dibuat
dengan mereaksikan CuO atau CuCO 3 dengan H2SO4 encer atau dengan mereaksikan Cu
dengan H2SO4 pekat dan memanaskan larutn hingga jenuh. Pada skala industri dibuat dengan
memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan H2SO4 encer (Petrucci, 1987).
Secar umum garam tembag (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna sedangkan garamgaram tembaga (II) umumnya berwarna birubaik dlam bentuk hidrat padat mupun dalam
larutan air yang berbentuk ion tetrakuokuprat (II) [Cu(H 2O)4]2+. Batas terlihatnya warna ion
kompleks tersebut dalah 500 g. Dalam batas konsentrasi 1 dalam 104 (Dickey, 1972).

C; ALAT DAN BAHAN


1; Alat-alat
-

Gelas kimia 100 ml

Gelas kimia 50 ml

Gelas ukur

Erlenmeyer

Pipet volume 10 ml

Rubber bulb

Timbangan analitik

Spatula

Pipet tetes

Gelas arloji

Corong kaca

Kertas saring

Hot plate

2; Bahan-bahan
-

H2SO4 pekat

HNO3 pekat

Cu

Aquades

Es batu

D; PROSEDUR KERJA
50 ml aquades
Masukkan (gelas kimia 100 ml)
+ 8,5 ml H2SO4
+ 5 gram tembaga
12,5 ml HNO3 pekat
Aduk hingga semua tembaga larut
Cuci dengan aquades
Dilarutkan dengan sedikit
mungkin kristl kembali
Hasil
Hasil
Setelah gas coklat tua tidak keluar, larutan dipanaskan sampai uap tidak berwarna coklat
saring

Hasil

E; HASIL PENGAMATAN
No
1
2
3
4

Prosedur
Dimasukkan (gelas kimia)
+8,5 ml H2SO4
+ 5 gram Cu
+12,5 ml HNO3 pekat

Dilakukan pengadukan

6
7
8

Dipanaskan
Disaring
Penimbangan Kristal

Hasil pengamatan
V = 50 ml
Larutan bening dan hangat, keluar asap
Terdapat gelembung pada larutan
Terdapat gas berwarna coklat
Terdapat gelembung
Lautan berwarna biru muda
Cu melarut
Larutan biru tua
Uap coklat semakin banyak
Gelembung semakin banyak
Uap coklat
Filtrat berwarna biru, kristal berwarna
biru
Berat kristal CuSO4.H2O = 2,17 gr

F; ANALISIS DATA
1; Persamaan Reaksi
Cu + 2 H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O
3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6 NO3- + NO + 4H2O
Reaksi lengkap
Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4 (aq) +NO + 5 H2O
2; Perhitungan
Diketahui

:m Cu = 5 gr
m CuSO4.5H2O = 2,17 gr
mr CuSO4.5H2O = 249,55 gr/mol
Ar Cu = 63,55 gr/mol
Ditanyakan
: rendemen?
Cu2+ + SO42- + 5 H2O CuSO4.5H2O
Mol Cu
= 5/63,55
= 0,078 mol

Mol CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O

= mol Cu = 0,078 mol


= mol CuSO4.5H2O X Mr CuSO4.5H2O
=0,078 X 249,55
=19,4649 gr
Rendemen
= massa kristal CuSO4.5H2O praktikum X 100 %
Massa kristal CuSO4.5H2O teori
=2,17/19,4649
=11,146 %
3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6 NO3- + NO + 4H2O
Cu(NO3) + H2SO4 CuSO4 + 2 HNO3
CuSO4 + 5 H2O CuSO4.5H2O
Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4 (aq) +NO + 5 H2O
G; PEMBAHASAN
Tembaga merupakan suatu logam yang memiliki warna kemerah-merahan. Unsur
ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran
elektron (kedua setelah perak dalam hal ini).Tembaga adalah suatu komponen dari berbagai
enzim yang diperlukan untukmenghasilkan energi, anti oksidasi dan sintesa hormon
adrenalin serta untuk pembentukan jaringan ikat.Tembaga mempunyai beberapa fungsi
dalam pembentukan klorofil, walau unsur ini tidak terkandung dalam klorofil. Tembaga
juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel darah merah yang masih muda, bila
kekurangan sel darah merah yang dihasilkan akan berkurang.
Pada percobaan ini, praktikum bertujuan untuk membuat dan mengenal sifat kristal
tembaga (ii) sulfat, serta memahami proses pembentukan kristal. Pada percobaan ini
dilakukan pembuatan tembaga (II) sulfat, yang kemudian pada akhirnya akan terbentuk
kristal tembaga (II) sulfat. Dari 25 mL akuades dimasukkan ke dalamnya 4,5 ml asam
sulfat pekat, kemudian ditambah dengan tembaga dan asam nitrat pekat. Adapaun tujuan
dari Penambahan asam sulfat tersebut agar terbentuknya garam CuSO4. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut :
Cu + 2H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2 H2O
Atau
Cu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2
Dalam reaksi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa asam sulfat bersifat sebagai
oksidator. Dimana zat yang dioksidasi adalah logam tembaga. Logam tembaga mengalami

oksidasi yang ditandai dengan naiknya bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Dengan
demikian, asam sulfat mengalami reduksi dimana belerang mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +6 menjadi +4, baik pada gas SO2 maupun pada ion SO42- atau tembaga (II)
sulfat.
Kemudian dilakukan penambahan asam nitrat pekat yang bertujuan untuk
mengaktifkan tembaga agar ia dapat bereaksi dengan asam sulfat. Dari penambahan asam
nitrat pekat ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna biru. Salah
satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3.
Selanjutnya, larutan yang telah ditambahkan beberapa senyawa tadi, selanjutnya
dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga
hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal
yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksi yang secara
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu+ 3H2O + H2SO4+2HNO3 CuSO4+5H2O+2NO2
Ketika dipanaskan larutan berubah mnejadi berwarna biru tua, terbentuk busa
putih serta terdapat uap berwarna coklat. Warna biru tersebut adalah karakteristik dari ion
tembaga (II) tetrahidrat [Cu(H2O)4]2+, sedangkan Uap yang

terbentuk sebagai akibat

tembaga yang ditambahkan atau direaksikan dengan asam nitrat pekat. Logam tidak reaktif
seperti tembaga akan mereduksi asam nitrat pekat menjadi NO, dimana NO kemudian
teroksidasi oleh oksigen diudara menjadi gas NO2 yang berwarna coklat. Hal ini
merupakan gas NO2 yang berbahaya dengan bau yang sangat menyengat (busuk). Di dalam
larutan terdapat gelembung gas dan buih berwarna putih, ini menandakan logam Cu
melarut (terjadi reaksi). Lama kelamaan larutan berubah warna menjadi berwarna biru
pekat. Karena diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan asam
nitrat pekat, maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh tembaga larut.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Cu + 4 HNO3 3 Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O
Sama halnya dengan penambahan asam sulfat, asam nitrat juga merupakan
oksidator pada reaksi diatas dengan mengoksidasi logam tembaga sehingga tembaga

mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2 sebagaimana pada reaksi


dengan asam sulfat diatas. Karena berssifat oksidator, maka asam nitrat mengalami
penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi +2 pada senyawa NO.
Dari proses pemanasan yang telah dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua.
Untuk memisahkan filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan.
Penyaringan tidak dilakukan ketika larutan telah dingin, melainkan dilakukan saat larutan
tersebut masih panas. Hal ini ditujukan agar pembentukan kristal yang tidak diharapkan
(kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat terhindar. Dari hasil penyaringan
diperoleh larutan berwarna biru tua dengan endapan (yang mengandung zat pengotor)
berwarna hitam. Diperoleh berat pengotor sebesar

. Selanjutnya, filtrat yang telah

disaring dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan pengotor lainnya. Kristal
didiamkan selama satu hari untuk mendapatkan kristal dari tembaga (II) sulfat.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2 + H2SO4 CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O
Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka dilakukan proses pengeringan.
Kristal didiamkan selama satu hari, , dan diperoleh kristal berwarna biru serta bentuknya
menyerupai jarum. Dari proses ini diperoleh zat yang diinginkan yang bebas dari zat
pengotor. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut:
Cu2++3H2O+H2SO4+2HNO3CuSO4.5H2O+ 2NO2
Kristal CuSO45H2O dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah
zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah
kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor
penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti
dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju
pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran
yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal
dengan ukuran yang tinggi.
Hidrat CuSO4.5H2O tepatnya adalah sebagai Cu(H2O)4 SO4. Kristal Tembaga
(II) sulfat merupakan padatan kristal biru yang memiliki struktur anorthik atau triklinik.
Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C

membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion
tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan
kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat,
sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen. Kristal yang diperoleh,
kemudian ditimbang. Dari hasil penimbangan didapatkan massa kristal CuSO 4.5H2O
sebesar

gram dan dari hasil perhitungan diperoleh rendemen kristal tersebut sebesar

%.

H; KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1; Pembuatan kristal CuSO4.5H2O dapat dilakukan dengan mereaksikan logam tembaga
dengan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air, proses pembuatan
CuSO4.5H2O diperlukan waktu satu hari sampai terbentuknya kristal yang benar-benar
kering, kristal CuSO4.5H2O merupakan kristal yang berwarna biru berbentuk menyerupai
jarum, dimana kristal CuSO4.5H2O memiliki struktur anorthik atau triklinik, berat kristal
CuSO4.5H2O yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar

gram dan rendemen

dari kristal CuSO4.5H2O adalah sebesar %.


2; Kristal CuSO45H2O dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal.
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting,
yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat
dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju
pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran
yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal
dengan ukuran yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A dan Geoffrey, Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.
3Fitrony, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari
Tembaga Bekas Kumparan. Surabaya: ITS.
Keenan. 1992. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, alph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Wattimena, Riles M. 2012. Komposisi Ukuran Dan Diameter Ekivalen Serbuk Hasil Dari Proses
Electrorefining Dengan Variasi Tegangan Waktu Pengendapan Deposit. Semarang:
Politeknik Negeri Semarang.

ACARA V
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN
GARAM RANGKAP DARI TEMBAGA
A; PELAKASANAAN PRAKTIKUM
1; Tujuan

: - membuat dan mengenal sifat garam rangkap tembaga (II)


ammonium sulfat CuSO4(NH4)2.6H2O
- membuat dan memerikasa sifat garam kompleks tetraamin (II)
tembaga sulfat [Cu ( NH3 )4 ] SO4.H2O

2; Hari,tanggal

: Selasa,24 November 2009

3; Tempat

: Laboratorium kimia fakultas MIFA Universitas Mataram,lnt 3

B; LANDASAN TEORI
Tembaga murni merupakan penghantar panas tertinggi diantara semua logam,dan
konduktor listrik kedua setelah perak. Tembaga adalah logam yang relative lunak,dan sering
digunakan sebagai logam paduan,misalnya kuningan dan perunggu, Tembaga membentuk
senyawa dengan tingkat oksidasnya +1 dan +2,namun hanya tembaga (II) yang stabil dan
mendominasi dalam larutannya. Dalam air,hampir semua tembaga (II) bewarna biru oleh
karena ion komleks koordinasi enam, [Cu(H2O)]2+. Jika larutan amoniak ditambahkan
kedalam larutan ion Cu 2+,larutan berubah menjadi biru tua karena terjadi pendesakan ligan
air oleh ligan amonia menurut reaksi ( Sugiarto, 2003: 568).
[Cu(H2O)6]6+(aq) + 5 NH3(aq)

[Cu (NH3)(4-5)(H2O)(2-4)]2+ + 5H2O

Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk membuat
komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat yang bersifat
konduktif. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan komponen dari serbuk
tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk terdiri
dari tahapan tahapan mixing, compacting dan sintering. Metode electrorefining (pemurnian
elektrik) digunakan untuk memurnikan tembaga lebih lanjut. Misalnya logam tembaga
mentah, dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang
mengandung larutan CuSO4 dan H2SO4. (Wattimena, 2012).

Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan
tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk
kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari
tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2.
Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan, dan
lain-lain. Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar tembaga yang
cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga dari barang-barang tersebut diolah kembali
menjadi logam tembaga baru untuk digunakan pada barang elektronik lagi (Fitrony, 2013).
Larutan tembaga (II) dalam air yang ditambah amoniak akan terjadi reaksi :
[Cu(OH2)2+4 + NH3
[Cu(NH3)2 (OH2)3]2++ NH3
[Cu(NH3) 3(OH2)3]2++ NH3

[Cu(NH3)2 (OH2)3]2++ H2O


[Cu(NH3) 3(OH2)3]2++ H2O
[Cu(NH3) (OH2)4]2++ H2O

Masing-masing ion diatas ada dalam larutan, tetapi larutan yang berisi amoniak bebas
sebesar 0,01-5 molar,spesies utama yang ada adalah [ Cu (NH3)4]2+. Dari reaksi diatas dapat
diketahui,bahwa Cu (II) lebih suka membentuk kompleks dengan NH3 daripada H2O.Dalam
beberapa hal memang mudah diketahui bahwa logam tertentu selalu memilih ligan tertentu
untuk membentuk kompleks. Ion-ion logam akan memilih amoniak dari pada logam netral
atau positif. Namun demikian secara umum sukar ditetapkan ligan-ligan apa yang
membentuk kompleks stabil dengan ion logam tertentu (Cotton, 2007:102).
Suatu garam terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua
atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Sedangkan garam-garam kompleks yang
mengandung ion-ion dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks,misalnya
heksaamin kobal (II) klorida,Co(NH3)6Cl dan kalium heksasinoferat (III), KFe (CN)6. Bila
suatu kompleks dilarutkan akan terjadi pengionan, sehingga akhirnya akan terbentuk
kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak terdisosiasi) dari komponenkomponennya. Proses pembentukan dari garam rangkap terjadi apabila dua garam
mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu
memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktrur garam komponennya.
Komplek ialah suatu satuan baru yang terbentuk dari satuan-satuan yang dapat berdiri
sendiri, tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Dalam, hal ini kompleks yang

terbentuk masing-masing sekali komponen, tetapi adapula yang terjadi dan lebih banyak
komponennya. (Haryadi, 1997 : 201).
Salah

satu

contoh

garam

rangkap

yaitu

FeSO4(NH4)SO4.6H2O

dan

K2SO4Al2(SO)3.24H2O. Dalam larutan garam,ini merupakan campuran dalam bentuk ion


sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam
kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan. Semua garam-garam tersebut
terbentuk melalui percampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat), lalu didinginkan.
Kristal-kristal alumis yang mengendap akibat kelarutannya rendah dalam air dingin, lewat
dimurnikan lewat kristalisasi karena kelarutannya meningkat secara mencolok dengan
meningkatnya suhu. Kristal-kristalnya yang berbentuk biasanya octahedral (Day,2002 : 203).
C; ALAT DAN BAHAN
1; Alat-alat
-

Neraca analitik

Cawan penguapan

Batang pengaduk

Hot plate

Gelas ukur

Pipet ukur

Erlenmeyer

Kertas saring

Corong

Mortal

Kaca arloji

Pipet tetes

2; Bahan-bahan
-

CuSO4.5H2O

(NH4)2SO4

Es batu

NH3 15 M

Etanol

Aquades

D; SKEMA KERJA
1; Pembuatn garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4 .
6H2O
0,04 mol CuSO4.5H2O (9,98 gram)
+0,04 mol (NH4)SO4 ( 3,28 gram)
Dilaruttkan dalam 30 ml air
Hasil
Diuapakn (V=20 ml )

2/3 larutan semula

Hasil
Dinginkan (semalam)
Hasil
Inkubasi
dekantasi
Filtrate

kristal
Keringkan
Amati dan timbang
Hasil

2; Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat


[Cu(NH3)4]SO4.H2O
-

Pembuatan larutan amoniak


7,5 ml ammonium pekat 15 M
+5 ml Aquades

Larutan amoniak

Pembuatan Garam
8,725 gram CuSO4.5H2O
Digerus
+7,5 ml amonia pekat
+5 ml air
Hasil
+7,5 ml alcohol
Hasil
Tutup cawan
Disimpan (semalam)
Hasil

Dekantasi
Cawan di bilas dengan 0,83 ml etanol dan 0,83 ml NH3
Filtarat

kristal
Ditimbang
Hasil

E; HASIL PENGAMATAN
1; Pembuatn garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4 .
6H2O
Langkah kerja
- 9,98 CuSO4.5H2O +3,28 gr (NH4)2SO4

Pengamatan
- Larutan biru tua keruh

dilarutkan aquades 30 ml
- Diuapkan
-2/3 larutan semula dgn warna larutan
biru tua terbentuk kristal pada dasar
tabung semakin lama semakin banyak
- Didinginkan

-Terbentuk kristal

- Disaring dan ditimbang

-Diperoleh kristal bewarna biru muda


berat kristal = 15,22 gram

2; Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat


[Cu(NH3)4]SO4.H2O
Langkah kerja
Pengamatan
- 7.017 grm CuSO4.5H2O +amonia pekat + -Warna larutan biru tua ,berbau tajam
air

-terbentuk endapan biru muda

- + 7,5 ml etanol

- Kristal biru tua

- Dibilas dengan NH3 dan etanol

-Filtrate biru muda,endapan biru agak

- pencucian kristal dgn 1,6 ml C2H5OH

tua

- Ditimbang

-Warna kristal,biru
berat kristal = 11,98 gram

F; ANALISIS DATA
1; Persamaan reaksi
a; CuSO4.5H2O+(NH4)2SO4
b; CuSO4.5H2O+4NH3

CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
[Cu(NH3)4]SO4.H2O + 4H2O

2; Perhitungan
a; pembuatan garam rangkap tembaga (ii) ammonium sulfat heksahidrat
Dik : mol CuSO4.5H2O = 0,04 mol (Mr = 249,5 gram/mol)
Mol (NH4)2SO4 = 0,04 mol ( Mr = 132 gram/mol)
Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,5 gram/mol

Perhitungan secara teori

Gram CuSO4.5H2O yang digunakan


= mol X gram
= 0,04 mol X 249,5 gram/mol
= 9,98 gram
Gram (NH4)2SO4 yang digunakan
= mol X Mr
= 0,04 gram X132 gram/mol
= 5,28 gram
CuSO4.5H2O+(NH4)2SO4
0,04 mol

CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

0,04 mol

0,04 mol

Gram CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= mol X Mr
= 0,04 X 399,5
= 15,98 g
;

Perhitungan secara percobaan


Berat kristal = 15,22 gram
% rendemen?
% rendemen = gram percobaan X 100 %
Gram teori
= 15,22gram X 100%
15,98 gram
= 95,23%

b; Pembutan garam kompleks tetraamin tembaga (ii) sulfat monohidrat


Dik : gram CuSO4.5H2O =7,017 gram
Mr = 249,5 gram/mol
gram Cu(NH3)4SO4 .H2O = 11,98 gram
Mr [Cu(NH3)4]SO4.H2O = 245,54 gram/mol

VNH3 = 7,5 ml
Perhitungan secara teori
CuSO4.5H2O+4NH3

[Cu(NH3)4]SO4.H2O + 4H20

mol NH3 = ml x M
= 7,5 x 15
= 112,5 mmol
= 0,1125 mol
1 mol NH4 = mol [Cu(NH3)4]SO4.H2O
0,1125 mol
4
=
= 0,028125 mol
m [Cu(NH3)4]SO4.H2O = 0,028125 mol x 45,54 gr/mol
= 6,9058 gr
11,98 gr
100 0 0
6
,
9058
gr
% garam kompleks =
= 173,4 %
G; PEMBAHASAN
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan aaktif. Di
beberapa tempat dapat dijumpai logam tembaga dalam keadaan bebas,namun 80% tembaga
diperoleh dari bijihnya. Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2.
namun hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya.
Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat.
Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial elektrodanya positif (+ 0,34 V)
untuk pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu(I) sangat
mudah teroksidasi menjadi Cu(II). Namun osidasi selanjutnya menjadi Cu(II) adalah sulit.
Terdapat kimiawi larutan Cu2+ yang dikenal baik dan sejumlah besar garam berbagai anion
didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, menambah perbendaharaan kompleks sulfat
biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Senyawa ini dapat terhidrasi membentuk anhidrat

yang benarbenar putih. Penambahan ligan terhadap larutan akan menyebabkan


pembentukan ion kompleks dengan pertukaran molekul air secara berurutan
Praktikum kali ini bertujuan untuk membuat dan mengenal sifat garam rangkap
tembaga ( II)ammonium sulfat heksa hidrat dan garam kompleks tetraamin tembaga(II) sulfat
monohidrat. Tembaga mudah larut dalam asam nitrat dan dalam asam sulfat dengan adanya
oksigen. tembaga juga larut dalam larutan KCN atau dengan amoniak dengan adanya
oksigen. Garam tunggal yang digunakan sebagai penyusun garam rangkap ini adalah garam
CuSO4.5H2O
Pada percobaan pertama, yaitu pembuatan garam rangkap tembaga (II) ammonium
sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O. Garam rangkap merupakan perpaduan dari
suatu senyawa koordinasi yang terikat oleh sejumlah molekul air hidrat. Garam rangkap
dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul
tertentu. Garam-garam ini mengandung ion-ion kompleks dan dikenal sebagai senyawa
koordinasi atau garam kompleks. Garam rangkap yang dibuat adalah CuSO4(NH4)2
SO4.6H2O. Garam ini terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4.
Garam kupri sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O berwarna biru muda sedangkan garam
ammonium sulfat (NH4)2SO4 berwarna putih.
Pada proses pembuatan garam rangkap, yaitu melarutkan 1,25 gram Kristal
CuSO4.5H2O dengan 0,66 gram (NH4)2SO4 dalam 5 mL aquades dihasilkan warna biru keruh.
Warna biru keruh tersebut terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna
(heterogen). Reaksi yang terjadi yaitu :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4+ H2O CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Pelarut aquades digunakan karena air mempunyai momen dipol yang besar dan
ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. dan karena kedua
garam yang bereaksi dapat larut dalam air serta tetap berupa satu spesies ion. Larutan
kemudian dipanaskan agar semua kristal dapat melarut dan dihasilkan larutan biru yang
homogen. Pemanasan juga bertujuan untuk memperepat proses reaksi. Larutan dibiarkan
menjadi dingin pada suhu kamar sampai terbentuk kristal.
Setelah dilakukan pemanasan,larutan kemudian di dinginkan. Dari kedua perlakuan
ini dapat berbentuk kristal karena proses kristalisasi terjadi akibat pemanasan yang

dilanjutkan dengan pendinginan larutan,dimana kelarutannya akan muncul sebagai kristal.


Selanjutnya Kristal diinkubasi, dimana tujuan inkubasi adalah untuk mempercepat proses
pembentukan Kristal. Kemudian kristal disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya.
Kristal yang diperoleh dikeringkan agar air yang masih ada pada kristal menguap sehingga
diperoleh kristal yang betul-betul kering. Setelah itu ditimbang untuk mendapatkan berat
kristal yang konstan. Kristal yang trbentuk berupa bentuk kristal monoklin sempurna yang
bewarna biru muda yang merupakan warna dari ion Cu 2+ yang menjadi salah satu kmponen
penyususnan garam rangkap . Berat garam yang diperolah dari percobaan sebesar 5,28 gram.
Sedangkan berat yang seharusnya diperoleh sebesar 15,98 gram. Adanya hasil yang diperoleh
antara percaobaan dan yang diramalkan dengan teori disebabkan pada proses pendinginan
tidak dilakuakan satu hari sehingga kristal yang terbentuk belum maksimal.Sehingga %
rendemen garam rangkap yang di peroleh 95,23%.
Pada garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang menjadi ion pusat adalah Cu 2+,
sedangakan yang menjadi liganya adalah SO 42- dan NH4+. Ion Cu2+ ini memiliki bilangan
koordinasi 4 yang berarti terdapat empat buah ruangan yang tersedia disekitar atom Cu 2+
yang dapat diisi oleh sebuah ligan pada masing-masing ruangan. Jadi pada garam rangkap
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O, dua buah ruangan diisi oleh SO 42- sedangkan 2 sisanya diisi oleh
NH4+. Ion yang memiliki bilangan koordinasi 4 seperti Cu2+ ini umumnya molekulnya
berbentuk tetrahedron, tapi kadang-kadang ditemukan juga molekul yang memiliki susunan
datar (atau hampir datar), dimana ion puat berada dipusat suatu bujur sangkar dan keempat
ion menempati keempat sudut bujur sangkar.
Untuk percobaan yang kedua yaitu pembuatan garm kompleks tetraamin tembaga (II)
sulfat nonohidrat [Cu(NH3)4]SO4.H2O. Garam kompleks merupakan suatu garam yang
terbentuk karena ion atom pusat dan ligan saling mengkompleks sehingga membentuk
senyawa kompleks yang merupakan senyawa berwarna. Pada umumnya, atom pusat pada
senyawa kompleks berasal dari logam-logam transisi yang dalam percobaan ini adalah
tembaga yang bersifat elektropositif. Logam-logam transisi dapat membentuk kompleks
karena memiliki orbital-orbital yang masih kosong. Ion logam yang bertindak sebagai atom
pusat akan menyediakan orbital-orbital kosong yang dimilikinya. Sedangkan molekul netral
atau anion yang bertindak sebagai ligan akan menyediakan pasangan elektronnya untuk
mengisi orbital-orbital kosong yang tersedia. Untuk logam tembaga (ion Cu2+) jika

membentuk senyawa kompleks, maka kompleks tembaga (II) mempunyai bilangan


koordinasi enam, dimana empat ligan bertetangga dalam bidang segi empat membentuk
struktur oktahedral.
Pada pembuatan garam kompleks, yaitu mereaksikan kristal CuSO4.5H2O dengan
Larutan ammonia pekat yang sudah diencerkan dengan aquades. Reaksi yang terjadi adalah:
CuSO4.5H2O + 4NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2O
Larutan ammonia (NH3) berfungsi sebagai penyedia ligan, dan Kristal CuSO 4.5H2O yang
berfungsi sebagai penyedia atom

pusat, sedangkan pengenceran dengan auades adalah

sebagai pengkompleks Cu2+ yang kemudian ligan H2O ini diganti oleh NH3 karena NH3
sebagai ligan kuat yang dapat mendesak ligan netral H2O sehingga warnanya berubah dari
biru menjadi biru tua. Kemudian ditambahkan etanol secara perlahan-lahan melalui dinding
tabung agar alkohol tidak bercampur dengan larutan melainkan dapat menutupi larutan.
Etanol berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan pada ammonia, karena
apabila ammonia menguap, maka ligan akan habis sebab ammonia merupakan penyedia
ligan. Setelah penambahan etanol, langsung ditutp dengan tujuan agar Etanol tidak menguap
karena etanol tergolong sebagai pelarut yang mudah menguap, sama halnya dengan sifat
alkohol lainnya. Proses selanjutnya yaitu larutan didiamkan 1 hari agar proses pembentukan
kristal lebih cepat, Setelah itu disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya. Setelah
Kristal dipisahkan dari larutan, kristal dicuci dengan ammonia hidroksi (campuran ammonia
pekat dengan etanol) untuk mempermantap ligan dan untuk memurnikannya dari pengotorpengotor yang tidak diinginkan yang mungkin terdapat dalam garam yang terbentuk pada
saat dilakukan penyaringan. Setelah itu Kristal yang terbebtnuk didiamkan kembali selama
semalam agar air yang masih ada pada kristal menguap sehingga diperoleh kristal yang betulbetul kering. Setelah dikeringkan, kristal ditimbang untuk mendapatkan berat kristal yang
konstan.
Dalam percobaan pembuatan garam kompleks didapatkan berat kristal secara praktek
yaitu sebesar 1,229 gram., sedangkan berat Kristal secara teoritis adalah 1,7188 gram. Dapat
dilihat dari hasil perbandingan massa kristal secara praktek dengan massa Kristal secara
teoritis maka didapatkan persen hasilnya yaitu sebesar 71,5 %.
H; KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan

bahwa:

1. garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4(NH4)2 SO4.6H2O terbentuk sebagai hasil
reaksi antara CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4. Garam kupri sulfat pentahidrat CuSO 4.5H2O

berwarna biru muda sedangkan garam ammonium sulfat (NH 4)2SO4 berwarna putih dan
campuran ini menghasilkan larutan yang berwarna biru keruh. Kristal garam rangkap
kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru bening seberat 3,34 gram dan
rendemennya 83,596 %
2. Garam kompleks tetramminocopper (II) sulfat monohidrat, Cu(NH 3)4SO4.6H2O
dihasilkan dengan mereaksikan antara garam CuSO4.5H2O yang berwarna biru dengan
larutan NH3 yang telah diencerkan dengan akuades yang berupa larutan bening. Dari
campuran kedua bahan ini dihasilkan larutan biru tua. Kristal garam kompleks sebesar 2,52 g
dengan rendemen sebesar 73,306 %, dimana garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O
menghasilkan bau amoniak. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bila dipanaskan tidak
menghasilkan bau.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson .2007.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta : UI-Press


Day,R.A.dan A.L.Underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlagga
Fitrony,
Haryadi.1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia
Sugiarto,Kristian.H.2003.Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam.Yogyakarta:
UNY-Press
Wattimena,

Vous aimerez peut-être aussi