Vous êtes sur la page 1sur 11

Asuhan Keperawatan

All About Nursing

Selasa, 12 Oktober 2010


JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan, kelangsungan dan kemandirian
pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan diwujudkan antara lain dengan menjalankan cara hidup sehat,
penyelenggara pelbagai upaya/ pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan
kesehatan.
Peran serta masyarakat (termasuk swasta) dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan terlaksana
antara lain dengan bentuk (1) Pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan , (2) Dana sehat yakni
pengumpulan dana masyarakat untuk kesehatan berlandaskan semangat gotong royong
berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan yang telah dikenal sejak tahun 1970-an di banyak
desa, (3) Asuransi sosial di bidang kesehatan antara lain program PT. Askes dan program JPK
Jamsostek serta PT.Jasa Raharja yang pendanaannya berasal dari iuran wajib para peserta
berdasarkan Undang-undang, dan (4) Pelbagai bentuk pembiayan ksehatan pra-upaya swasta,
yang sedang berkembang di Indonesia.
Peran masyarakat yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan ini masih perludi dodorong
agar dikelola dengan lebih efektif dan efisien, karena nya masih berupa pengeluaran biaya
langsung yang tidak terencana dan masih merupakan beban perorangan yang belum diringankan
dengan usaha bersama dan kekeluargaan. Sementara itu, keberhasilan pembangunan selama PJP
I telah membawa Indonesia kepada beberapa tantangan baru, yaitu :
1. perubahan demografi dengan meningkatnya penduduk usia kerja dan usia lanjut,
2. perubahan sosio-ekonomi dengan meningkatnya industrialisasi, pendapatan perkapita dan
tuntutan terhadap mutu pelayanan masyarakat,
3. perubahan pola penyakit dengan meningkatnya penyakit tidak menular, gangguan akibat
kemunduran fungsi tubuh, keganasan dan sebagainya, serta
4. perkembangan iptek di bidang kesehatanyang disamping memberikan manfaat yang besar

bagib kesehatan,juga cenderung menjadikan pelayanan kesehatan lebih canggih dan mahal.
Selain menimbulkan beban ganda bagi pembangunan kesehatan, pelbagai perubahan tersebut
juga akan meningkatkan pembiayaan kesehatan, yang bila tidak dikendalikan dapat menghambat
pemerataan dan peningkatan mutu upaya kesehatan; sehingga dapat menghambat tercapainya
peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas bangsa. Sering dikemukakan bahwa pelayanan
kesehatan akan dapat lebih bermutu dan lebih merata kalau tersedia cukup dana untuk
meningkatkannya. Namun yang acapkali terjadi adalah bahwa penambahan dana malah
menaikkan biaya kesehatan bila sitem kesehatannya tidak dikelola untuk mencegah terjadinya
inefisiensi penggunaan dana. Lagi pula sitem pelayanan kesehatan yang inefisienitu, akan selalu
menghabiskan dana yang ada, berapapun penambahannya.
Pengalaman itu mengajarkan bahwa perbaikan dalam sistem pemeliharaan kesehatan kepada
masyarakat, memerlukan perubahan dan peningkatan sekaligus serta serentak atas tiga hal,
sebagai berikut:
1. perbaikan sistem pelayanan kesehatan, sehingga pelaksanaannya menjadi lebih efisien, lebih
efektif dan lebih bermutu.
2. perbaikan sistem pembiayaan kesehatan berdasarkan dana pra-upaya sedemikian rupa,
sehingga pengelolaannya lebih rasional.
3. peningkatan peranserta masyarakat, sehingga pemeliharaan kesehatan dirasakan sebagai
tanggung jawab dan usaha bersama. Upaya pemeliharaan kesehatan dapat membawa hasil yang
diharapkan, bila diberikan penekanan yang sama kepada ketiga hal tersebut secara serentak dan
sekaligus.
Dengan demikian, harus dikembangkan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan
yang merangkum ke tiga hal tersebut dan diarahkan pada:
1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien dan efisien
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
2. Pengendalian biaya, agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh setiap orang.
3. Pemeratan upaya kesehatan dengan peranserta masyarakat, agar setiap orang dapat menikmati
hidup sehat.
Pengendalian biaya umpamanya jangan menyebabkan mutu dan pemerataan menurun. Usaha
meningkatkan mutu tidak perlu berarti biaya menjadi tidak terjangkau. Begitu pula, peningkatan
pemerataan jangan mengakibatkan mutu menurun. Cara pengendalian terpadu terhadap ke tiga
hal inilah yang kemudian dirumuskan sebagai JPKM. Sebenarnya dalam setiap upaya
pembangunan kesehatan, hal-hal ini perlu Untuk menjamin meningkatkanya derajat kesehatan
masyarakat melalui pemerataan dan peningkatan mutu upaya kesehatan serta pengendalian
pembiayaan kesehatan di masa yang penuh tantangan ini, UU no.23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah menggariskan JPKM sebagai suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan
kesehatan yang terpadu dengan pembiayaannya.
JPKM juga merupakan cara pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan sebagai suatu usaha
bersama guna mengefektifitaskan dan mengefisienkan pembiayaan yang sebagian besar kurang
lebih 70% sudah berasal dari masyarakat. Jadi,pengembangan JPKM sejalan dengan kebijakan
untuk menungkatkan peranserta masyarakat dalam upaya penyelenggaraan pemeliharaan
kesehatan dengan lebih memusatakan peran pemerintah untuk mengatur,membina dan
menciptakan iklim yang semakin mendiorong peningkatan peran serta masyarakat itu.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memahami dan mengaplikasikan JPKM sesuai standar prosedur yang berlaku untuk

kesejahteraan masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan kami membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.2.1 Memahami konsep dasar JPKM, serta bagaimana cara penggunaan dari JPKM.
1.2.2.2 Mampu mengaplikasikan dan mengembangkan JPKM.
1.3 Tinjauan Literatur
Dalam makalah ini, kami menggunakan beberapa teknik perngumpulan data, seperti :
1.3.1 Studi perpustakaan, merupakan cara pengambilan data dengan mengumpulkan data-data
yang bersumber dari literatur - literatur atau buku buku penunjang.
1.3.2 Internet, merupakan cara pengambilan data dengan mengumpulkan data - data yang
bersumber dari media internet atau global.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan, tinjauan literatur dan pengumpulan
data serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini berisikan tentang pengertian JPKM, manfaat JPKM, tujuan JPKM, sasaran JPKM, syarat
menjadi peserta JPKM, hak dan kewajiban bagi peserta JPKM.
BAB III : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dari semua teori yang telah disusun.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan tentang sumber sumber literatur berdasarkan buku, dan internet.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan biayanya
terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara ( bapel ) dengan menerapkan jaga
mutu dan kendali biaya. Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri
dalam kelompok-kelompok ke bapel dengan membayar iuran di muka. Peserta akan memperoleh
pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung
tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya
terjangkau.
Pemberi pelayanan kesehatan ( PPK ) adalah bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang
dikontrak dan dibayar praupaya di muka oleh bapel, sehingga terdorong untuk memberikan
pelayanan paripurna yang terjaga mutu dan terkendali biayanya. Jaringan pelayanan berjenjang
terdiri atas :
1. Pemberi pelayanan tingkat pertama (PPK-1) dapat berupa dokter umum atau dokter keluarga,

dokter gigi, bidan praktek, puskesmas, balkesmas, maupun klinik yang dikontrak oleh bapel
JPKM yang bersangkutan. Selanjutnya bila diperlukan akan dirujuk ke tingkat sekunder.
2. Sekunder (PPK-2), yakni praktek dokter spesialis, kemudian dapat dilanjutkan ke tingkat
tertier .
3. Tertier ( PPK-3 ) yaitu pelayanan spesialistik di rumah sakit untuk pemeriksaan atau rawat
inap.
Masyarakat memerlukan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dibiayai dengan iuran bersama,
karena :
1. Biaya pemeliharaan kesehatan cenderung makin mahal seiring dengan perkembangan iptek
dan pola penyakit degeneratif akibat penduduk yang menua.
2. Pemeliharaan kesehatan memerlukan dana yang berkesinambungan.
3. Tidak setiap orang mampu membiayai pemeliharaan kesehatannya sendiri, Sakit dan musibah
dapat datang secara tiba-tiba.
4. Pembiayaan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri cenderung lebih
mahal dan tidak menjamin terpeliharanya kesehatan karena bersifat kuratif semata.
5. Beban biaya perorangan dalam pemeliharaan kesehatan menjadi lebih ringan bila ditanggung
bersama. Dana dari iuran bersama yang terkumpul pada JPKM dapat menjamin pemeliharaan
kesehatan peserta.
Para pelaku jaminan kesehatan prabayar yang berdasarkan JPKM :
1. Peserta
Peserta yang mendaftarkan diri dalam satuan keluarga, kelompok atau unit organisasi, dengan
membayar kepada bapel sejumlah iuran tertentu secara teratur untuk membiayai pemeliharaan
kesehatannya.
2. Pemberi Pelayanan Kesehatan ( PPK )
PPK merupakan bagian dari jaringan pelayanan kesehatan terorganisir untuk memberikan
pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang secara efektif dan efisien.
3. Badan Penyelenggara JPKM ( Bapel JPKM )
Bapel JPKM sebagai badan hukum yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan JPKM secara
profesional menerapkan trias manajemen, meliputi manajemen kepesertaan, keuangan dan
pemeliharaan kesehatan.
4. Pemerintah
Pemerintah sebagai (badan), pembina yang melaksanakan, fungsi untuk mengembangkan,
membina dan mendorong penyelenggaraan JPKM.
Di antara ke empat pelaku tersebut terjadi hubungan yang saling menguntungkan dan berlaku
penerapan jurus-jurus kendali biaya, kendali mutu pelayanan dan pemenuhan kebutuhan medis
para peserta : dalam bentuk pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang.
Gambar 1. penjelasan pelaku jaminan kesehatan prabayar
Premi iuran Pembayaran
Ikatan kerja / kontrak Pra-upaya
Siklus jaga mutu

Pemantauan utilisasi
Penanganan keluhan
B. Manfaat JPKM
1. Manfaat bagi Masyarakat :
a. Masyarakat memperoleh pelayanan paripurna ( preventive, Promotive, Kuratif, rehabilitatif )
dan bermutu.
b. Masyarakat mengeluarkan biaya yang ringan untuk kesehatan, karena azas usaha bersama dan
kekeluargaan. JPKM memungkinkan terjadinya subsidi silang, dimana yang sehat membantu
yang sakit, yang muda membantu yang tua/balita dan yang kaya membantu yang miskin.
c. Masyarakat terlindung/terjamin dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
utamanya.
d. Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Manfaat bagi PPK :
a. PPK dapat merencanakan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif bagi peserta
karena ditunjang sistem pembayaran dimuka (praupaya).
b. PPK akan memperoleh balas jasa yang makin besar dengan makin terpeliharanya kesehatan
peserta (konsumen).
c. PPK dapat lebih meningkatkan prefesionalisme, kepuasan kerja dan mutu pelayanan.
d. Sarana pelayanan tingkat primer, sekunder dan tertier, yang selama ini menerapkan tarif wajar
akan mendapat pasokan dana lebih banyak apabila masyarakat telah ber JPKM dari tarif yang
diberlakukan dalam JPKM.
e. Sarana Pelayanan (terutama pada tingkat ke tiga) yang selama ini sudah mahal memang akan
mengalami penurunan pasokan dana dari jasa pelayanan karena efisiensi dalam JPKM.
3. Manfaat bagi dunia usaha :
a. Pemeliharaan kesehatan karyawan dapat terlaksana secara lebih efisien dan efektif
b. Biaya pelayanan kesehatan dapat direncanakan secara tepat.
c. Pembiayaan untuk pelayanan menjadi lebih efisien karena penerangan system pembayaran
pra-upaya bagi jasa pelayanan kesehatan , dibandingkan dengan sistem klaim , ganti rugi atau
Fee For service ( balas jasa pasca pelayanan ).
d. Terjaminnya kesehatan karyawan yang pada gilirannya mendorong peningkatan produktivitas.
e. Merupakan komoditi baru yang menjanjikan bagi dunia usaha yang akan menjadi Bapel.
4. Manfaat bagi Pemerintah / Pemda :
a. Pemda memperoleh masyarakat yang sehat dan produktif dengan biaya yang berasal dari
masyarakat sendiri.
b. Subsidi pemerintah dapat dialokasikan kepada yang lebih memerlukan , utamanya bagi
masyarakat miskin, Pembayaran pra-upaya dalam JPKM memakai perhitungan non subsidi,
sehingga pemda dapat menyesuaikan tarif bagi masyarakat mampu.
c. Pengeluaran pemda untuk membiayai bidang kesehatan dapat lebih efisien.
C. Tujuan JPKM
JPKM bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui :

1. Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta yang berkesinambungan.


2. Pelayanan kesehatan paripurna yang lebih bermutu dengan biaya yang hemat dan terkendali
3. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam membiayai pelayanan kesehatan yang
diperlukannya.
4. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.
D. Sasaran JPKM
1. Karyawan perusahaan atau dunia usaha.
2. Seluruh anggota keluarga atau masyarakat.
3. Pelajar dan mahasiswa.
4. Organisasi sosial dan kemasyarakatan.
E. Cara menjadi peserta JPKM
1. Untuk menjadi peserta JPKM, sebaiknya dilakukan secara berkelompok untuk membangun
solidaritas dan memudahkan administrasi dengan daya tawar yang tinggi.
2. Anggota suatu organisasi (perusahaan, sekolah/perguruan tinggi, kelompok pedagang,
organisasi kemasyarakatan,organisasi kepemudaan, dll) dapat menjadi peserta secara
berkelompok dengan menghubungi Bapel JPKM terdekat.
3. Calon peserta wajib mengisi formulir isian dengan jujur dan jelas.
4. Anggota JPKM membayar sejumlah iuran yang besarnya disepakati bersama atau disepakati
antara Bapel dan Calon peserta melalui kelompoknya.
5. Setiap peserta JPKM akan mendapatkan kartu identitas JPKM yang akan berlaku selama masa
yang disepakati.
6. Dengan menunjukkan kartu identitas JPKM tersebut, peserta dapat memeriksakan diri dan
mendapat perawatan (jika dianggap perlu) sesuai dengan ketentuan di tempat-tempat Pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) yang telah dikontrak oleh Bapel JPKM.
7. Setiap anggota JPKM harus dapat mengerti dan memahami hak dan kewajibannya sebagai
peserta JPKM.
F. Hak dan Kewajiban peserta JPKM
1. Hak Peserta :
a. Memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan paripurna yang berjenjang sesuai dengan
kebutuhannya yang tertuang dalam paket pemeliharaan kesehatan dalam kontraknya dengan
Bapel.
b. Mendapat kartu peserta JPKM sebagai tanda identitas untuk memperoleh pelayanan di sarana
kesehatan yang ditunjuk.
c. Mengajukan keluhan dan memperoleh penyelesaian atas keluhan tersebut.
d. Memberikan masukan atau pendapat untuk perbaikan penyelenggaraan JPKM.
2. Kewajiban Peserta :
a. Membayar iuran dimuka secara teratur kepada Bapel JPKM.
b. Mentaati segala ketentuan dan kesepakatan.
c. Menandatangani kontrak.
G. Pemberi Pelayanan Kesehatan ( PPK )

Pemberi Pelayanan Kesehatan ( PPK ) dalam JPKM adalah sarana kesehatan yang dikontrak oleh
Badan Penyelenggara JPKM untuk melaksanakan pemeliharaan kesehatan peserta secara efektif
dan efesien berdasarkan paket pemeliharaan kesehatan yang disepakati bersama.
Sarana Pemberi Pelayanan Kesehatan tersebut dapat berupa :
1. Praktek dokter dan dokter gigi
2. Klinik yang melakukan praktek dokter bersama, baik umum maupun spesialis.
3. Bidan praktek.
4. Puskesmas atau Puskesmas Pembantu.
5. Balkesmas.
6. Praktek dokter spesialis.
7. Rumah Sakit Umum Pemerintah.
8. Rumah Sakit Swasta.
9. Rumah bersalin, dll
PPK berhak mendapatkan pembayaran praupaya dari Bapel JPKM , PPK berwajiban
memberikan jasa pelayanan kepada peserta JPKM sesuai ketentuan. Peraturan mengenai pemberi
pelayanan kesehatan tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan R I
No.571/Menkes/Per/VII/1993, tentang penyelenggaraan program JPKM. Pengaturan tersebut
meliputi hal-hal berikut:
1. PPK dilarang menarik pembayaran dari peserta sepanjang pelayanan yang diberikan sesuai
dengan paket yang disepakati bersama ( pasal 27 )
2. PPK tidak boleh menolak peserta yang membutuhkan pelayanan kesehatan
3. ( pasal 28 ).
4. PPK dilarang menghentikan perawatan dalam suatu proses karena alasan administratif ( pasal
29 ).
5. Peserta tidak perlu membayar sepanjang pelayanan sesuai dengan kesepakatan bersama yang
tertuang dalam kontrak.
Untuk memperoleh pelayanan pada sarana kesehatan, peserta JPKM hanya perlu menunjukkan
identitas kepesertaan JPKM yang masih berlaku, Pemberian Pelayanan Kesehatan ( PPK )
memeriksa dan menetapkan jenis pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan medis peserta.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan oleh PPK
adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan selesai karena peserta hanya membutuhkan konsultasi.
2. PPK memberikan pengobatan kepada peserta JPKM.
3. PPK memberikan rujukan ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter spesialis atau jika
diperlukan rawat inap di rumah sakit.
4. PPK meminta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
rontgen, dan lain-lain yang dianggap perlu.
H. Badan Penyelenggara ( BapelJPKM )
Badan Penyelenggara ( BapelJPKM ) adalah suatu badan hukum yang telah diberi izin
operasional dari Menteri Kesehatan RI untuk menyelenggarakan pengelolaan JPKM Bapel

JPKM dapat berbentuk koperasi, yayasan, perseroan terbatas, BUMN, BUMD, atau bentuk usaha
lainnya yang memiliki izin usaha dibidang JPKM.
I. Tugas dari Bapel JPKM adalah :
1. Manajemen pemeliharaan kesehatan yang paripurna, terstruktur, bermutu dan
berkesinambungan.
2. Manajemen keuangan secara cermat.
3. Manajemen Kepesertaan.
4. Sistem Informasi Manajemen.
Bapel JPKM berhak atas imbalan jasa penyelenggaraan JPKM. Bapel JPKM wajib
menyelenggarakan JPKM sesuai ketentuan yang berlaku sesuai dengan izin operasional yang
diberikan. Data pemanfaatan pelayanan diperiksa oleh Bapel
dengan telaah utilisasi (utilization review) untuk dapat melakukan pengendalian mutu atau
pengendalian pembiayaan, sekaligus untuk melihat apakah pelayanan yang diberikan sudah
sesuai dengan prosedur dan kontrak
J. Badan Pembina JPKM (BAPIM JPKM)
Badan Pembina JPKM (BAPIM JPKM) adalah badan pemerintah yang melaksanakan fungsi
pemerintah yang melaksanakan, seperti diatur dalam pasal 66 ayat 1 UU No . 23/1992 tentang
kesehatan, yakni mengembangkan, membina serta mendorong penyelenggaraan JPKM. Anggota
badan pembina terdiri dari wakil-wakil pemerintah umum dan jajaran kesehatan serta pihakpihak terkait.
Bapim berkewajiban membina,mengembangkan serta mendorong ( termasuk mengawasi )
penyelenggaraan JPKM. Bapim berhak memperoleh semua data dan informasi yang berkaitan
dengan penyelenggaraan JPKM diwilayah kerjanya. Bapim
JPKM diharapkan aktif menjalin hubungan dengan Bapel JPKM, peserta dan PPK, untuk
kemudian memberikan masukan kepada penentu kebijakan berdasarkan hasil pemantau,
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan JPKM.
Sebagai suatu jaminan kesehatan yang efektif dan efisien, JPKM mengandung beberapa jurus
yang harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan utama kesehatan peserta secara paripurna
dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali 7 jurus dalam pelaksanaan JPKM yang
menjamin efesiensi, efektivitas dan pemerataan pemeliharaan kesehatan dalam JPKM meliputi
1. Pembayaran iuran dimuka ke Badan Penyelenggara.
Peserta JPKM membayar sejumlah iuran di muka secara teratur kepada Bapel, sehingga Bapel
dapat mengetahui jumlah dana yang harus dikelolanya secara efisien untuk pemeliharaan
kesehatan peserta.
2. Pembayaran sejumlah dana dimuka oleh Bapel kepada PPK
Sehingga PPK tahu batas anggaran yang harus digunakan untuk merencanakan pemeliharaan
kesehatan
peserta secara efisien dan efektif. Dapat digunakan beberapa cara seperti kapitasi, sistem
anggaran.
3. Pemeliharaan kesehatan paripurna
mencakup upaya promotif/peningkatan kesehatan. Preventif, kuratif/pengobatan serta

rehabilitatif/pemulihan kesehatan.
4. Ikatan Kerja
hubungan antara Bapel dan PPK dan antar Bapel dengan peserta diatur dengan ikatan kerja yang
menata secara rinci dan jelas hak dan kewajiban masing-masing.
5. Jaga mutu pelayanan kesehatan
Jaga mutu dilaksanakan oleh Bapel agar pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai kebutuhan
dan standar profesi serta kaidah pengobatan rasional.
6. Pemantauan pemanfaatan pelayanan
Pemantauan ini perlu dilakukan untuk dapat melakukan penyesuaian
kebutuhan medis peserta, mengetahui perkembangan epidemologi penyakit peserta dan
pengendalian penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta.
7. Penanganan keluhan dilaksanakan oleh Bapel dengan tujuan menjamin mutu dan stabilitas
dalam menjalankan kegiatan JPKM.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan biayanya
terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara ( bapel ) dengan menerapkan jaga
mutu dan kendali biaya. Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri
dalam kelompok-kelompok ke bapel dengan membayar iuran di muka. Peserta akan memperoleh
pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung
tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya
terjangkau.
Dengan adanya JPKM di indonesia, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
sudah ada dengan membayar iuran dan dalam dasar azaz saling tolong menolong, mayarakat juga
selain mendapatkan pelayanan kesehatan, juga mendapatkan promotif, prefentif, kuratif, dan
rehabilitatif. Masyarakat indonesia agar bisa lebih sadar akan kesehatan di mulai dari individu,
keluarga sampai lingkungan sekitarnya, dengan adanya jpkm masyarakat akan terjamin dalam
segi kesehatan sesuai dengan kebutuhan, dan JPKM dapat memeratakan khususnya dibidang
kesehatan sehingga masyarakat lebih sadar pentingnya hidup sehat, dan dapt meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan kita tentang JPKM, yang
sangat berguna untuk kita dmana kita di tuntut untuk meningkatkan derajat kesahatan masyarakat
Indonesia dengan program JPKM ini maka akan mempermudah kita menjangkau setiap lapisan
masyarakat. Untuk para pembaca, setidaknya dapat mengetahui tentang JPKM, Manfaat JPKM,
syarat-syarat untuk mengikuti JPKM, Tujuan JPKM, sasaran JPKM. Dan diharapkan agar dapat
menyikapi makalah kami dan memberikan saran serta kritik untuk menyempurnakan makalah
kami ini
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/buku/mengapa%20perlu%20jpkm.pdf

http://astaqauliyah.com/2006/01/jaminan-pemeliharaan-kesehatan-masyarakat-jpkm-pengertiandan-pelaksanaannya/
http://www.depkes.go.id/downloads/JPKM.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/25437/
http://www.palu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2009/07/perda-02-16.pdf
http://acronyms.thefreedictionary.com/Jaminan+Pemeliharaan+Kesehatan+Masyarakat
Diposkan oleh Eben Maranatha Zalukhu di 07.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
menarik
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Cari Blog Ini

Mengenai Saya

Eben Maranatha Zalukhu


Saya adalah seorang mahasiswa dari sekolah tinggi ilmu kesehatan immanuel bandung.
Saya sekarang semester 8. Saya memiliki seorang kakak perempuan dan dua orang adik
perempuan. Dan saya Lahir di sebuah keluarga kristen
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2009 (1)

2010 (14)
o

Maret (10)

September (2)

Oktober (2)

JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)

Asuransi Kesehatan dan Manage Care

2011 (13)

my picture

obout me
Eben Marnatha Zalukhu. Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi