Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
*Pengantar
terbanyak leaching
*Dipakai untuk memisahkan mineral dari bijih
dan batuan (pelarut asam membuat garam
logam terlarut):
*Aplikasi
sebagai pelarut)
*Industri minyak goreng untuk memisahkan minyak
dari kedelai, kacang, biji matahari, biji kapas, dll.
(pelarut heksana, aseton, eter, atau organik sejenis)
*Industri farmasi: mengambil kandungan obat dari
daun, akar, dan batang
*Konsep dasar leaching juga dipakai pada keseharian
kita. Misalnya: erosi unsur hara oleh air hujan,
mencuci baju, saat kita menyeduh teh atau kopi di
pagi hari.
*Aplikasi
pembawa tak larut (inert) dan senyawa dapatlarut (solute, biasanya yang diinginkan)
*Bahan yang diinginkan akan larut dan keluar
dari unit leaching sebagai overflow.
*Padatan keluar sebagai underflow (slury),
yang biasanya basah, sehingga campuran
pelarut/solute terbawa juga
*Persentasi solute yang dapat dipisahkan dari
padatan basah/kering disebut rendemen
*Persiapan Bahan
*Bahan Organik dan Inorganik
ukuran sel
* Cukup membelah hingga pelarut mudah mendorong solute
dan dinding sel menahan albumin dan koloid lain yang tidak
diinginkan
* Mengeringkan dedaunan dapat menghancurkan dinding sel
sehingga minyak nabati dapat terakses oleh pelarut
*Faktorfaktor Leaching
1.Ukuran partikel
* Ukuran partikel yang lebih kecil akan memperbesar luas permukaan kontak
antara partikel dengan liquid, sehingga akan memperbesar laju perpindahan
massa, selain itu juga akan memperkecil jarak difusi. Tetapi partikel yang sangat
halus tidak efektif bila sirkulasi proses tidak di jalankan, di samping itu juga
akan mempersulit pembuangan ampas padat. Jadi harus ada range tertentu
untuk ukuran partikel, di mana partikel harus cukup kecil agar tiap partikel
mempunyai waktu ekstraksi yang sama. Partikel yang terlalu kecil akan
menyulitkan dalam aliran pembuangan.
2.Pelarut
* Pelarut harus memilih yang baik maka tidak akan merusak solute atau residu
pelarut, viskositasnya tidak tinggi (kental) agar sirkulasi bebas dapat terjadi.
3.Suhu operasi
* Umumnya kelarutan suatu solut yang akan di ekstrak akan bertambah jika
suhunya juga semakin tinggi dan akan memperbesar difusi sehingga naiknya suhu
akan menaikkan kecepatan ekstraksi. Tetapi suhu tidak boleh terlalu tinggi
karena akan menyebabkan bahan yang diproses rusak.
4.Pengadukan
* Dengan adanya pengadukan, dapat menaikkan difusi, kecepatan perpindahan
massa dari permukaan partikel ke dalam larutan dan mencegah pengendapan.
*Laju Leaching
Umumnya terdapat 5 langkah proses perpindahan
massa dalam leaching:
1. Pelarut berpindah dari fasa curah larutan (bulk
solution) ke permukaan padatan
2. Pelarut berpenetrasi atau berdifusi ke dalam
padatan (intraparticle diffusion).
3. Solute melarut dari padatan ke dalam pelarut.
4. Solute berdifusi melalui campuran ke permukaan
padatan (intraparticle diffusion).
5. Solute berpindah ke fasa curah larutan.
*Laju Leaching
*Langkah 1 biasanya berlangsung cepat.
*Umumnya yang menjadi controlling rate process
*Laju Leaching
*Laju perpindahan massa
*Akumulasi
NA
k L (c AS c A )
A
Vdc A
N A Ak L (c AS c A )
dt
*Diintegrasikan, diperoleh:
c AS c A
( k L A /V )t
e
c AS c A0
*Hubungan Kesetimbangan
Diasumsikan bahwa:
Padatan bebas-solute tidak melarut dalam larutan
Tidak terjadi adsopsi solute oleh padatan, sehingga
larutan dalam fasa cair yang meninggalkan stage
adalah sama dengan sama dengan larutan yang
tertahan dalam matriks padatan pada slurry yang
meninggalkan stage
Pada settler tidak memungkinkan untuk memisahkan
semua cairan dari padatan
Akibatnya:
Padatan yang meninggalkan stage selalu mengandung
sejumlah cairan yang melarutkan solute
Konsentrasi solute pada overflow sama dengan
konsentrasi pada underflow/slurry
Garis kesetimbangan pada plot x-y pada garis 450
*Hubungan Kesetimbangan
Konsentrasi inert dalam campuran:
mA
xA
m A mC
Pada cairan dalam slurry
mA
yA
A mC
Untuk pelarut murni: N = 0 & x =m0
A
*Diagram fasa
underflow
N vs yA
Tie line
Tie line
N
N vs xA
0
1,0
overflow
XA , y A
XA
1,0
0
1,0
1,0
XA , y A
XA
1,0
0
1,0
1,0
XA , y A
XA
1,0
1,0
*Perhatikan
Perbedaan notasi dengan ekstraksi:
*y = komposisi solute pada larutan dalam slurry
*V = volume larutan
*x = komposisi solute pada V
*L = volume larutan dalam slurry
Tambahan notasi:
*B = volume padatan dalam slurry
*N = Rasio B/L
L1
V2, x2
L0
NM
slurry
L0, N0, y0, B
slurry
L1, N1, y1, B
NM
0
1,0
V1
V2
1,0
XAM
L0 V2 L1 V1 M
L0 y A0 V2 x A2 L1 y A1 V1 x A1 Mx AM
yA
B N 0 L0 N1L1 N M M
0
XA
1,0
V2 = 100 kg
V1, x1
xA2 = 0 N2 = 0
xC2 = 1
Umpan
Underflow
L0 + B = 100 kg
yA0 = 1
L0
4
2
N vs. yA
L1
1
M
N vs. xA
V2
0
V1
0,5
xA, yA
Latihan
Problems: 12.9-1
12.9-2
*Countercurrent
Multistage Leaching
L0 Vn 1 Ln V1
L0 y0 Vn 1 xn 1 Ln yn V1 x1
xn 1
1
Vx L y
yn 1 1 0 0
1 V1 L0 / Ln
Ln V1 L0
Garis operasi
*Countercurrent
Multistage Leaching
Variable Underflow
L0 VN 1 LN V1 M
L0 V1 L1 V2 ...... Ln Vn 1 LN VN 1
L0 y A0 VN 1 x AN 1 LN y AN V1 x A1
B N 0 L0 N N LN N M M
x A
L0 y A0 V1 x A1 LN y AN VN 1 x AN 1
L0 V1
LN VN 1
N 0 L0
B
N
L0 V1 L0 V1
M = mixture
Variable Underflow
Umumnya
L4
L3 L2
L1
L0
Diketahui:
VN+1, xN+1
LN
VN+1
0
V4V3 V2
V1
xA, yA
yAN
Dicari:
LN, V1
Jumlah stage
1,0
yA
2,00
1,98
0,1
1,94
0,2
1,89
0,3
1,82
0,4
1,75
0,5
1,68
0,6
1,61
0,7
*Penyelesaian
A: 20 kg/jam
B: 0 kg/jam
C: 1310 kg/jam
A: 800 kg/jam
B: 2000 kg/jam
C: 50 kg/jam
A: 120 kg/jam
B: 2000 kg/jam
C: ???
*Penyelesaian
Buat plot N vs yA
Tentukan titik L0 (yA0, N0) dan titik VN+1 (xAN+1, NN+1)
Tentukan titik LN (yAN, NN) yang terletak pada garis N vs yA
2000
120
*Penyelesaian
Buat garis L0 M - VN+1
Buat garis LN M dan
perpanjang hingga
memotong garis overflow
untuk mendapatkan titik V1
yaitu pada (xA1, 0). Diperoleh
xA1 = 0,6.
Tentukan titik operasi yang
diperoleh dari perpotongan
garis L0 V1 dengan LN VN+1
Tentukan banyaknya tahap
yang diperlukan: N = 3,9
*Penyelesaian
Hitung laju alir keluaran:
Penyelesaian kedua persamaan secara simultan
menghasilkan:
LN = 1.016 kg/jam
V1 = 1.164 kg/jam
Cara lain: penyelesaian dengan aturan lever-arm
Latihan
Problems: 12.10-4
Variable Underflow
Metoda McCabe-Thiele untuk menetukan jumlah tahap teoritis
Titik-titik terminal pada garis operasi dapat ditentukan dari neraca
massa.
Diperlukan 1 titik antara yaitu dengan memilih titik yn (y0 + yN)/2
untuk mendapatkan Ln, Vn+1, xn+1 yang dihitung dari:
A: 800 kg/jam
B: 2000 kg/jam
C: 50 kg/jam
A: 120 kg/jam
B: 2000 kg/jam
C: ???
Metoda McCabe-Thiele
Dari neraca minyak memberikan jumlah minyak pada
overflow:
A1 = 800 + 20 120 = 700 kg/jam
xA1 = A1/ V1 = 700/(120+1.166) = 0,6
Titik antara pada garis operasi dipilih
yAn = 0,5
N = 1,75 = B/Ln = 2000/Ln
Ln = 1.142 kg/jam
VN+1 = Ln + V1 L0 = 1.458 kg/jam
xA,N+1 = 0,323
Metoda McCabe-Thiele
N=4
*Countercurrent
Multistage Leaching
Constant Underflow
Constant Underflow
Latihan
Problems: 12.10-1
Constant Underflow
Penentuan banyaknya tahap teoritis dapat pula
ditentukan secara analitik sepanjang satuan yang
digunakan konsisten serta nilai overflow dan
underflow adalah konstan.
Persamaan yang digunakan adalah sbb.:
Constant Underflow
Contoh Soal:
By extraction with kerosene, 2 tons of waxed paper per day is to be
dewaxed in a continuous countercurrent extraction system that
contains a number of ideal stages. The waxed paper contains, by
weight, 25% paraffin wax and 75% paper pulp. The extracted pulp is
put through a dryer to evaporate the kerosene.
The pulp, which retains the unextracted wax after evaporation, must
not contain over 0.2 lb of wax per 100 lb of wax-free pulp. The
kerosene used for the extraction contains 0.05 lb of wax per 100 lb
of wax-free kerosene.
Experiments show that the pulp retains 2.0 lb of kerosene per lb of
kerosene- and wax-free pulp as it is transferred from cell to cell. The
extract from the battery is to contain 5 lb of wax per 100 lb of waxfree kerosene.
How many stages are required?
Constant Underflow
Penyelesaian:
Since here the ratio of kerosene to pulp is constant, flow rates
should be expressed in pounds of kerosene. All concentrations must
be in pounds of wax per pound of wax-free kerosene. The
unextracted paper has no kerosene, so the first cell must be treated
separately.
Constant Underflow
The kerosene in with the fresh solvent is found by a wax balance.
Take a basis of 100 lb of wax- and kerosene-free pulp, and let s be
the pounds of kerosene fed in with the fresh solvent.
The wax balance, in lb, is:
Wax in with pulp, 100x25/75 = 33.33
Wax in with the solvent, 0.0005s
Total wax input = 33.33 + 0.0005s
Wax out with pulp, 100x0.002 = 0.2
The total kerosene input is S, there are 200 lb of kerosene in the
outlet of underflow, so the output of kerosene in the extract = s-200,
hence,
Wax out with extract is = (s-200)0.05 = 0.05s 10
Total wax output = 0.05s 9.8
Constant Underflow
Therefore,
33.33 + 0.0005s = 0.05s 9.8
s = 871 lb. 0.0005s = 0.436
The kerosene in the exhausted pulp is 200 lb, in the strong solution is
871- 200 = 671 lb.
The wax in this solution is 671x0.05 = 33.55 lb.
The concentration in the underflow to the 2nd unit (ya)
= that of the overflow from the 1st stage (x1)
= 33.55/(33.54+671) = 0.0476
The wax in the underflow to unit 2 (wa) can be found from
ya = 0.0476 = wa/(wa +200)
So wa = 200x0.0476/(1-0.0476) = 9.996 lb.
Constant Underflow
The concentration of this stream (xa)
= 10.22/(871+10.22) = 0.0116.
xa* = ya = 0.0476
xb* = yb = 0.2/(200+0.2) = 0.001
xb = 0.436/(0.436+871) = 0.0005
Where xa, xb are the overflow concentration of A entering the 1st and
final stages, respectively. xa* and xb* are the overflow concentration
of A in equilibrium with ya and yb (the underflow concentration of A
leaving the 1st and final stages), respectively.
Since stage 1 has already been taken into account,