Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A; Pendaftaran Pasien
1; Pendaftaran Pasien IGD
a; Pengertian
Pendaftaran pasien IGD adalah tata cara penerimaan pendaftaran pasien
yang baru pertama kali datang dan lama ke Instalasi Gawat Darurat RSUD AlIhsan Provinsi Jawa Barat.
b; Tujuan
Pendaftaran pasien yang baru pertama kali datang dan lama sesuai dengan
langkah-langkah
penerimaan
pendaftaran
pasien
untuk
mendapatkan
SKTM
SKTM
g; Petugas
Pendaftaran
IGD
memberikan
kartu
berobat
kepada
rawat inap
B; Sistem Komunikasi
1; Pengertian Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT
didirikan
masyarakat
untuk
kepentingan
masyarakat.
yang
bergiat
dalam
upaya
pertolongan
bagi
masyarakat.
Biaya dari masyarakat.
Kegiatan menggunakan perkembangan teknologi, pembinaan
untuk memberdayakan potensi masyarakat, komunikasi untuk
keterpaduan kegiatan.
Kegiatan lintas sektor.
dari
instansi
yang
ditunjuk
dan
dimasukkan
APBN/APBD.
c; Pelayanan Ambulans
Pelayanan ambulan terpadu dalam koordinasi dengan memanfaatkan
ambulans Puskesmas, klinik, RB, RS, non kesehatan. Koordinasi
melalui pusat pelayanan yang disepakati bersama untuk mobilisasi
ambulans terutama dalam bencana.
d; Komunikasi
Terdiri dari jejaring informasi, koordinasi dan pelayanan gadar hingga
seluruh kegiatan berlangsung dalam sistem terpadu.
e; Pembinaan
Berbagai
pelatihan
untuk
meningkatan
kemampuan
dan
dan
evaluasi
keberhasilan
atau
kegagalan,
hingga
kegiatan
3; Fungsi Triase
Melakukan seleksi penderita sehingga tidak ada penderita yang tidak terlayani,
pelayanan harus dilakukan dengan cepat, dan efisien. Orang yang melakukan
seleksi adalah seorang dokter dibantu oleh perawat yang sudah memiliki sertifikat
pelatihan gawat darurat.
4; Klasifikasi Triase
Klasifikasi triase terdiri dari :
a; Spot check
25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan
pasien dalam waktu 2-3 menit. Sisten ini memungkinkan identifikasi segera.
b; Komprehensif
Merupakan triase dasar yang standart digunakan dan di dukung oleh ENA
(Emergenci Nurse Association) meliputi:
1) C (Circulation)
2) A (Airway)
3) B (Breathing)
4) D (Dissability of Neurity)
5) E ( Ekspose)
6) F (Full-set of Vital sign)
7) Pulse Oximetry
c; Triase Two-Tier
Sistem ini memerlukan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua
yang bertugas mensortir pasien untuk di lakukan pengkajian lebih rinci.
d; Triase Expanded
Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier mencakup
protokol penanganan:
1) Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
2) Pemeriksaan diagnostik : labotarium dan radiologi
3) Pemberian obat
e; Triase Bed Side
Pasien dalam sistem ini tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di tangani
oleh perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.
Triase di IGD RSUD Al-Ihsan menggunakan Spot Check Triase, dimana
dokter dan perawat yang sudah tersertifikasi GELS/PPGD II mengkaji dan
mengklasifikasikan
dan
memberikan
labeling
pasien
berdasarkan
5; Alur Triage
Pasien
Triage
Merah
Kuning
Hijau
Hitam
Ruang
Resusitasi
Ruang
Tindakan
Bedah/no
n
Bedah/An
ak/Obgyn
IRJ/Dilua
r Jam
Kerja
Poli Ke
Kamar
Jenaza
h
Tindakan Live
Saving
Tindakan Medik,
Penunjang, Obat,
Visum
Pulang
KASIR
RAWAT DI R .
KRITIS :
R. ICU
R. HCU
RAWAT DI
R. RAWAT
INAP NON
OBSERVA
SI
RUJU
K
IGD
R. STROKE
6; Prioritas/Labeling Triase
Prioritas/labeling triase yang dilakukan di IGD RSUD Al-Ihsan adalah sebagai
berikut :
a; Prioritas Pertama (Merah/Segera)
Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat serta tindakan medik
dan transport segera untuk tetap hidup.
Prioritas tertinggi untuk penanganan atau evakuasi, seperti :
1) Tindakan resusitasi segera
2) Obstruksi jalan napas
3) Kegawatan pernapasan
4) Syok atau perdarahan berat
5) Trauma parah
6) Luka bakar berat
b; Prioritas Kedua (Kuning/Mendesak)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang kurang berat dan
dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. Meliputi
kasus yang memerlukan tindakan segera terutama kasus bedah, seperti ;
1) Trauma abdomen
2) Trauma dada tertutup tanpa ancaman asfiksia
3) Trauma ekstremitas
4) Patah tulang
5) Trauma kepala tertutup
6) Trauma mata
7) Luka bakar derajat sedang
c; Prioritas Ketiga (Hijau/Tunda/Evaluasi)
Pasien dengan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera,
memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan penilaian ulang
berkala. Penanganan tidak terlalu mendesak dan dapat ditunda jika ada
korban lain yang lebih memerlukan penanganan atau evakuasi, seperti ;
1) Cedera jaringan lunak
2) Dislokasi ekstremitas
3) Cedera tanpa gangguan jalan napas
4) Gawat darurat psikologis
yang akan
dilakukan
dilakukan untuk
Medik
adalah
persetujuan
atau
izin
tertulis
dari
Operasi (SIO), surat perjanjian dan lainlain, istilah yang dirasa sesuai oleh
rumah sakit tersebut (Amri, 1999).
Persetujuan
Tindakan Medis
adalah
persetujuan
setelah penjelasan
yang diberikan
pasien
pasien
mengandung
resiko
tinggi
seperti
diperlukan pada
seperti
tindakan medis
tindakan
yang mengandung
pembedahan
perlu
resiko
tinggi
Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit
Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yg berlaku di rumah sakit
Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya
Risiko yang mungkin terjadi dalam terapi harus diungkapkan disertai upaya
antisipasi yang dilakukan dokter untuk terjadinya hal tersebut. Reaksi alergi
idiosinkratik dan kematian yang tak terduga akibat pengobatan selama ini
jarang
diungkapkan
dokter.
Sebagian
kalangan
berpendapat
bahwa
alternatif
pengobatan
lain
yang
lebih
aman,
ia
harus
e; Prognosis
Pasien
berhak
mengetahui
semua
prognosis,
komplikasi,
sekuele,
ketidaknyamanan, biaya, kesulitan dan risiko dari setiap pilihan termasuk tidak
mendapat pengobatan atau tidak mendapat tindakan apapun. Pasien juga
berhak mengetahui apa yang diharapkan dari dan apa yang terjadi dengan
mereka. Semua ini berdasarkan atas kejadian-kejadian beralasan yang dapat
diduga oleh dokter. Kejadian yang jarang atau tidak biasa bukan merupakan
bagian dari informed consent.
7; Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Persetujuan Tindakan Medis
kewajiban baik
diminta maupun
tidak
diminta
berwenang
sebelum
melakukan
tindakan
medis.
pasien menolak
perundang-undangan,
maka
peran
keluarga atau
/menolak
yang
bersangkutan
berwenang
untuk
Rumah
Sakit
atau sarana
tindakan
pihak
ketentuan perundang-undangan
kesehatan
tindakan medis
pelayanan
lain
adalah
yang berwewenang
yang
sesuai
sudah
dengan
yang berlaku.
sarana
perawat
atau tenaga
kesehatan lainnya
adalah
memastikan
agar segera
Terkadang perawat
atau
memproses persetujuan
tenaga
kesehatan
tindakan
medis.
sebagai saksi.
f;
Saksi
Saksi adalah orang yang menyaksikan bahwa suatu peristiwa telah benarbenar terjadi. Dalam hal
ini adalah
sebagai
saksi bahwa
pasien telah
resiko tinggi
harus dengan
Dalam
hal
tindakan
bedah (operasi)
atau
tindakan
invasif
lainnya,
informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi itu
sendiri, dalam arti tidak dapat diwakilkan.
g; Dalam keadaan tertentu dimana dokter yang akan melakukan tindakan
medis tidak ada, informasi harus diberikan kepada dokter lain dengan
sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggungjawab.
j;
Dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan dari pasien atau
keluarganya dapat dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan surat ijin
prakteknya.
E; Transportasi Pasien
1; Pengertian Transportasi Pasien
Transportasi
pasien
adalah
sarana
yang
digunakan
untuk
mengangkut
5) Trauma parah
6) Luka bakar berat
Prosedur Transportasi Pasien Kritis :
1; Koordinasi sebelum transport
2; Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
menerima pasien tersebut
3; Panduan dalam mengangkat pasien :
a; Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan.
b; Nilai beban yang akan diangkat secara bersama dan bila merasa tidak
mampu jangan dipaksakan
c; Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit
sebelahnya berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
d; Tangan yang memegang menghadap kedepan
e; Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa
jarak maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
f;
Sumber
oksigen
dengan
kapasitas
prediksi
transport,
dengan
portable,
dengan
kemampuan
untuk
menentukan
f;
g; Pastikan pasien terikat dengan baik dengan blankar. Tali ikat keamanan
digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan
kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
h; Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung.
i;
j;
k; Periksa perbannya.
l;
Periksa bidainya.
dengan
cepat
dan
mudah
dengan
menggunakan
kain
menjelaskan
prosedur
terlebih
dahulu
pada
klien
sebelum
Pada
kesimpulan harus
dijelaskan luka/cedera,
penyebab kekerasan
Bila penderita / korban sudah meninggal maka dokter jaga IGD didampingi
oleh perawat memeriksa kondisi secara umum dan bila memerlukan autopsy,
maka penderita yang sudah meninggal tersebut dirujuk ke RS Hasan Sadikin.
g; Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang memeriksa
/menangani penderita pada saat visum diterima.
h; Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2 X 24 jam.
i;
H; Pelayanan DOA
1; Pengertian DOA
Menurut definisi WHO, kematian mendadak adalah kematian yang terjadi
pada
24
jam sejak
gejala-gejala timbul,
namun pada
kasus-kasus
forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan
detik sejak gejala pertama timbul (Hakim, 2010).
DOA (Kasus tiba mati) adalah suatu keadaan dimana penderita yang datang di
IGD sudah dalam keadaan meninggal
2; Penyebab DOA
a; Sistem Kardiovaskuler
1; Penyakit Arteri Koroner
5; Hipertensi
6; Stenosis Aorta
7; Penyakit Miokard Primer
b; Sistem Non-Kardiovaskuler
1; Susunan Saraf :
Infant
Death
Syndrome,
3; Sistem Pencernaan
a; Varises esofagus pada penderita cirhosis hepatis.
b; Perforasi ulkus peptik
c; Trombosis dan emboli mesenterium
4; Sistem Urogenital
a; Peradangan ginjal dan gagal ginjal akut
b; Rupturnya
tuba
pada
kehamilan
ektopik
terganggu
5; Penyebab lain
Penyakit Addisons
a; Kelainan darah: hemofilia
b; Kelainan metabolik: Diabetes Mellitus (DM)
c; Status limphatikus.
3; Tujuan Pelayanan Doa
Agar petugas IGD mampu melakukan penatalaksanaan kasus tiba mati (Death
On Arrival) dengan baik dan benar.
4; Penanganan DOA
a; Identifikasi jenazah dan catat peristiwa kematian di kartu status pasien.
b; Dokter jaga IGD memeriksa kondisi jenazah untuk memperkirakan sebab
kematian
c; Bila diduga mati wajar, jenazah dirawat sesuai prosedur, Surat kematian dapat
diperoleh di bagian Rekam Medik IGD RSUD Al-Ihsan
d; Bila diduga mati tidak wajar, maka petugas : lapor polisi sesuai TKP
e; Melakukan pemeriksaan pada jenazah sesuai dengan prosedur pembuatan
Visum et Repertum.
f;
I;
d; Komunikasi
Terdiri dari jejaring informasi, koordinasi dan pelayanan gadar hingga seluruh
kegiatan berlangsung dalam sistem terpadu.
e; Pembinaan
Berbagai pelatihan untuk meningkatan kemampuan dan keterampilan bagi
dokter, perawat, awam khusus.
Penyuluhan bagi awam.
J; Sistem Rujukan
1; Pengertian
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke
pelayanan kesehatan lainnya.
System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadnya penyerangan tanggung
jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun
horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, da
tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
2; Tujuan Rujukan
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat
terselamatkan.
3; Langkah-Langkah Rujukan
Langkah-langkah rujukan adalah sebagai berikut :
a; Menentukan kegawat daruratan penderita
Dokter/Perawat
Pengiriman penderita
4; Jalur Rujukan
Jalur rujukan kasus kegawat daruratan :
spesialistik
sebagai
K; Alih Rawat
L; Pemeriksaan Diagnostik
1; Pengertian Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik adalah suatu pemeriksan laboratorium dan radiologi yang
sangat penting dalam membantu menegakan diagnose suatu penyakit.
, memantau perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa penyakit
2; Tujuan
a; Menegakan diagnose suatu penyakit
b; Memantau perjalanan penyakit
c; Menentukan pragnosa penyakit
3; Jenis Pemeriksaan :
a; Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium
terdiri
dari
beberapa
jenis
diantaranya :
1; Darah
a; Darah Rutin :
Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
pemeriksaan,
Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
Cara :
Ambil darah 2 cc dari vena
Masukan pada Tabung K 3 EDTA
Berikan label dan tanggal
b; Darah Kimia :
;
SGPT
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
kerusakan hepatoseluler.
Cara :
Ambil darah 3 cc dari vena
Masukan pada Tabung Clot Activator
Berikan label dan tanggal
;
Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan
albumin yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan untuk
menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar ,
gangguan ginjal.
Cara :
Ambil darah 3 cc dari vena
Masukan pada Tabung Clot Activator
Berikan label dan tanggal
Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada
ginjal, luka bakar dan kehamilan.
Cara :
Ambil darah 3 cc dari vena
Masukan pada Tabung Clot Activator
Berikan label dan tanggal
Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif
oleh batu/ neoplasma, hepatitis.
Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi
ovarium, gejala menopause dan pasca menopause.
Cara :
Ambil darah 3 cc dari vena
Masukan pada Tabung Clot Activator
Cara :
Ambil darah 3 cc dari vena
Masukan ke dalam Tabung Clot Activator
Berikan label dan tanggal
2; Urine
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan
atau specimen urine, antara lain :
a; Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada
penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia.
Cara :
Tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ Tabung Urine
Berikan label dan tanggal pengambilan
b; Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif
saluran empedu, penyakit hepar dan kanker hepar.
Cara :
Gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan
bilirubinuria.
Tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan
Asbestos- cellulose.
Masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
Hasil positif jika warna biru/ ungu
Hasil negative jika warna merah
c; Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
Cara :
Anjurkan puasa 8-12 jam cairan
Ambil urine 60 ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14Jam.
Berikan label dan tanggal
d; Urine sewaktu
Urine
yang
dikeluarkan
seawktu-
waktu
bila
diperlukan
pemeriksaan
e; Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
f;
untuk menentukan
berat
jenis
kadar
glukosa dan
pemeriksaan lainnya.
3; Feces
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya
kuman seperti, salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.
Persiapan dan Pelaksanaan :
;
4; Sputum
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk
mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
;
Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi
yang ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum
yang dilakukan selama 3 hari berturut turut.
b; Radiologi
1; Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas
permukaan kulit/ di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam
jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh,
untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan
ginjal.
Persiapan dan Pelaksanaan :
j;
Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan
jepit rambut dari kepala.
2; Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal,
ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
Persiapan dan Pelaksanaan :
a; Lakukan informed consent
b; Tidak ada pembatasan makanan / cairan
c; Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior)
dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga
dilakukan.
d; Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru
pengambilan foto sinar x.
e; Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk
mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.
f;
Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien
tidur terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus
dilindungi.
4; Mammografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada
bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai
payudara secara periodik.
Persiapan dan Pelaksanaan :
a; Lakukan informed consent
b; Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
c; Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
d; Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
e; Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu
diatas meja kaset sinar x.
f;
5; Endoskopi
medis
Pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti, pada
bayi dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis
superior.
Cara pengambilan spesimen sebagai berikut :
Ikat lengan atas dengan menggunakan karet pengikat/torniquet,
kemudian tangan dikepalkan.
Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan
kapas berakohol 70%.
Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45o dengan
lengan.
Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit
menjadi 30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-lahan
hingga volume yang diinginkan.
Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian
tempelkan kapas beralkohol pada ujung jarum yang menempel
dikulit kemudian tarik jarum perlahan-lahan.
Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian lengan
ditekuk/dilipat dan biarkan hingga darah tidak keluar.
Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti
koagulan yang disediakan, kemudian digoyang secara perlahan
agar bercampur.
Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap
kemudian
dengan
spuit
yang
sama
dihisap
pengawet/anti
koagulan.
5; Identitas Spesimen
Spesimen diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat
dilihat pada buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama
responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan.
6; Pengiriman Spesimen Darah
Wadah diberi label yang berisi tentang identitas yang meliputi : tanggal
pengiriman, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksaan yang diminta,
jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.
Transportasi
pengiriman
harus
secepat
mungkin
sampai
ke
b;
Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama
cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan
memiliki pH lebih rendah. Jumlah minimal 10mL
c;
d;
Identitas Spesimen.
Diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada
buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur,
jenis kelamin, jenis pemeriksaan,
Pengiriman Spesimen
-
Setelah
spesimen
urine
terkumpul
masing-masing
dalam
c; Feses
Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
1; Melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh
perawat atau klien sendiri.Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes
Guaiac. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna.
2; Bila
feses
mengandung
banyak
lemak
(disebut:
steatorrhea),