Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1.
Gas
b.
Cairan
c.
2.
3.
4.
2.
3.
Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut
akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang
muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid,
gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman
Penyebab
Penampilan
Ketebalan
partial
ultra
superfisial
(terbakar
(tingkat I)
matahari).
Warna
tidak
ada Bertambah
violet gelembung.
oleh Oedem
Perasaan
Nyeri
merah.
minimal
atau
tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Lebih
dalam Kontak
bahan padat.
(tingkat II)
Jilatan
ukurannya bintik
bertambah besar.
Sangat
yang nyeri
kurang jelas,
- Superfis
ial
- Dalam
kepada pakaian.
daerah
merah coklat.
kimiawi.
Sinar ultra violet.
Ketebalan
Kontak
sepenuhnya
(tingkat III)
padat.
sakit.
Nyala api.
Rambut
Kimia.
mudah
Kontak
dengan Kering
disertai
dengan Gelembung
arus listrik.
Merah.
jarang,
lepas
dicabut.
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
: 36%
5) Genetalia/perineum
: 1%
Total : 100%
bila
4) Umur klien.
5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan.
American college of surgeon membagi dalam:
A. Parah critical:
a)
Tingkat II
b) Tingkat III
c)
: 15 30%
b) Tingkat III
: 1 10%
C. Ringan minor:
a) Tingkat II
: kurang 15%
b) Tingkat III
: kurang 1%
Patofisiologi / Pathway
(Terlampir)
Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar
Tingkatan hipovolemik
Tingkatan diuretik
Pergeseran
cairan
insterstitial.
Perubahan
rasi
oedem vaskuler.
ekstraseluler
pada
lokasi
luka bakar.
Fungsi
Peningkatan
renal.
berkurang
karena
aliran
darah
renal
karena
dan CO berkurang.
desakan
Kadar
Na
sodium/natri oleh
um.
direabsorbsi Defisit
ginjal,
kehilangan
Diuresis.
darah
meningkat.
Kehilangan Na+ Defisit sodium.
tapi sodium.
melalui diuresis
Na+
(normal
kembali setelah
tertahan
1 minggu).
dalam
cairan oedem.
Kadar
K+
potassium.
akibat
cidera
kembali
jarinagn
sel-sel
dalam sel, K+
darah
merah,
K+
bergerak Hipokalemi.
ke
terbuang
berkurang ekskresi
melalui diuresis
berkurang.
setelah
Kadar
bakar).
Kehilangan
protein.
protein
akibat
berlangsung
kenaikan
luka
waktu ia.
permeabilitas.
terus
Keseimbang
Katabolisme
Keseimbanga
katabolisme.
Katabolisme
an nitrogen.
jaringan,
nitrogen jaringan,
kehilangan
dalam
protein,
lebih
banyak
kehilangan
Keseimbangan
nitrogen
Hipoproteinem
negatif.
immobilitas.
dari
masukan.
Keseimbnag
an
basa.
Metabolisme
asam anaerob
perfusi
Asidosis
karena metabolik.
jarinagn
Kehilangan
Asidosis
sodium
metabolik.
bicarbonas
berkurang
melalui
peningkatan
asam
diuresis,
hipermetabolis
fungsi
me
renal
disertai
berkurang
peningkatan
(menyebabkan
produk
metabolisme.
akhir
tertahan),
kehilangan
bikarbonas serum.
Respon
Terjadi
karena Aliran
darah Terjadi
karena Stres
stres.
trauma,
renal
sifat
peningkatan
berkurang.
berlangsung
cidera luka.
karena
produksi cortison.
lama
dan
terancam
psikologi
pribadi.
Eritrosit
Terjadi
karena Luka
panas,
Lambung.
bakar Tidak
pecah termal.
pada
terjadi Hemokonsentr
hari-hari asi.
menjadi fragil.
pertama.
Akut
pada
gaster), central
perdarahan
hipotalamus
lambung, nyeri.
dan
di dan
dilatasi Peningkatan
paralise jumlah
usus.
cortison.
peingkatan
jumlah
cortison.
Jantung.
lipat,
MDF (miokard
merupakan jantung.
glikoprotein
yang
depresant
toxic
yang
factor)
dihasilkan
oleh
26
sampai
unit,
bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.
: BB x 75 cc
3 5 tahun
: BB x 50 cc
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
F.
Tulle.
Obat obatan:
o
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
Analgetik
Antasida
: kalau perlu
Pengkajian
a)
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
10
c)
Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
d)
Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya
pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
e)
Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f)
Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
g)
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan
suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
11
h)
Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda:
serak;
batuk
mengii;
partikel
karbon
dalam
sputum;
Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan
pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada
faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak
halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara
mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
12
Pemeriksaan diagnostik:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Urinalisis
menunjukkan
mioglobin
dan
hemokromogen
(7)
(8)
2.
Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka
13
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau
keterdatasan pengembangan dada.
2
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
gangguan
10
11
14
Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawata
Rencana Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil
Resiko bersihan
Bersihan jalan
Kaji
nafas
gangguan/menelan; perhatikan
efektif
efektif.
pengaliran
berhubungan
Kriteria Hasil :
ketidakmampuan
dengan
Bunyi
obstruksi
vesikuler, RR
Awasi
trakheobronkhia
dalam
batas
kedalaman
l;
normal, bebas
perhatikan
mukosa;
dispnoe/cyanos
pucat/sianosis
dan
kompressi jalan
is.
mengandung
karbon
nafas .
oedema
tetap
nafas
refleks
air
liur,
menelan,
frekuensi,
irama,
pernafasan
pernafasan/edema
adanya
paru
dan
kebutuhan
sputum
intervensi medik.
atau
merah muda.
dapat
sangat
stridor,
mengi/gemericik,
cepat
terjadi
atau lambat
terbakar.
rejan.
Dugaan adanya hipoksemia
Perhatikan adanya pucat atau
optimal/fungsi
Bilakepala/leher
pernafasan.
terbakar,
15
bantal
dapat
pernafasan,
nekrosis
menghambat
menyebabkan
pada
kartilago
batuk/latihan
nafas
meningkatkan
konstriktur
leher.
sering.
Hisapan
(bila
perlu)
perawatan
pada
ekstrem,
nafas
bersih,
tetapi
istirahat
suara
inflamasi.
Teknik
steril
Peningkatan
sekret/penurunan
Selidiki
perilaku/mental
perubahan
contoh
peningkatan
edema
dan
trakeal
mengindikasikan
Awasi 24 jam keseimbngan
untuk intubasi.
cairan,
Meskipun
perhatikan
variasi/perubahan.
dapat
kebutuhan
sering
hipoksia.
meliputi :
Perpindahan
wajah
paru.
inhalasi
cairan
Catatan
atau
Cedera
meningkatkan
atau
lebih
karena
edema.
O2
memperbaiki
16
Berikan/bantu
hipoksemia/asidosis.
fisioterapi
dada/spirometri intensif.
Pelembaban
menurunkan
pengeringan
saluran
lanjut
pernafasan
dan
status
pedoman
untuk
pengobatan.
PaO2
menunjukkan
asap
dan
inhalasi
terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan
menunjukkan
dependen
paru,
paru,
sehingga
meningkatkan
fungsi
atau
luka
mempengaruhi
Resiko
tinggi
Pasien
dapat
Awasi
tanda
vital,
CVP.
kapiler
dan
kekurangan
mendemostrasi
Perhatikan
volume
kan
cairan
status
berhubungan
cairan
dan
dengan
biokimia
Kehilangan
membaik.
berat
bakar
fungsi
paru/oksegenasi.
Memberikan pedoman untuk
penggantian
mengkaji
cairan
dan
respon
kardiovaskuler.
jenisnya.
Observasi
17
cairan
melalui
Kriteria
warna
dan
hemates
meyakinkan
pengeluaran
urine
rata-2
evaluasi:
Peningkatan
ada manifestasi
dehidrasi,
sesuai indikasi.
untuk
rute abnormal.
kebutuhan
tak
urine
30-50
status
resolusi
hypermetabolik,
oedema,
ketidak
elektrolit
cukupan
serum
pemasukan.
batas
Kehilangan
haluaran urine
perdarahan.
di
mioglobin.
dalam
normal,
atas
ml/jam.
Peningkatan
permeabilitas
hari
proses
30
inflamasi
kehilangan
Ukur lingkar ekstremitas yang
evaporasi
terbakar
volume
tiap
hari
sesuai
indikasi
cairan
dan
melalui
mempengaruhi
sirkulasi
dan
pengeluaran urine.
Penggantian
cairan
dan
perubahan
Memperkirakan
luasnya
selanjutnya
Observasi
distensi
abdomen,hematomesis,feces
oedema/perpindahan
hitam.
sirkulasi
urine.
meliputi :
kesadaran
mengindikasikan
ketidak
urine
adequatnya
volume
sirkulasi/penurunan
perfusi
dan
cairan
pengeluaran
dapat
serebral
kateter IV.
yang
pasien
dihitung,
elektrolit,
plasma, albumin.
yang
luka
bakar
Awasi
hasil
pemeriksaan
18
refleks urine.
Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)
cepat.
Resusitasi
cairan
menggantikan
-
kehilangan
cairan/elektrolit
Kalium
dan
membantu
-
mencegah
komplikasi.
Antasida
Mengidentifikasi kehilangan
darah/kerusakan SDM dan
kebutuhan
Pantau:
-
Tanda-tanda
vital
penggantian
setiap 2 jam
urine
setiap
tubulus
jam
selama
debris
karena
dan
kehilangan
urine
dalam
jam
jumlah besar
Menurunkan
setiap
Masukan
haluaran
4
setiap
jam
selama
keasaman
histamin
selama
periode
rehabilitasi.
Hasil-hasil JDL dan
laporan elektrolit.
Berat badan setiap
hari.
dari
lanjut
Warna urine.
membersihkan
Penggantian
dan
pengeluaran
/mencegah nekrosis.
periode rehabilitasi.
Meningkatkan
menurunkan
hidroklorida
untuk
indikasi
diperlukan.
hipovolemia
yang
19
adekuat.
Mulai
terapi
ditentukan
IV
yang
dengan
jarum
menunjukkan
gejala
syok
bantu
hipovolemik,
dokter
pemasangan
sentral
gejaladengan
kateter
untuk
vena
pemantauan
CVP.
Beritahu dokter bila: haluaran
urine < 30 ml/jam, haus,
Penggantian
penting
gagal
cairan
melalui
Konsultasi
doketr
cairan
untuk
ginjal.
cepat
mencegah
Kehilangan
bermakna
terjadi
jarinagn
yang
Pengukuran
tekanan
bila
terjadi.
intravaskular.
Temuan-temuan
Laporkan
temuan-temuan
positif.
Pada
lka
ini
bakar
luas,
antasida
diresepkan
atau
reseptor
histamin
yag
antagonis
seperti
intravaskular
ke
ruang
interstitial
menimbukan
hipovolemi.
simetidin
Pasien rentan pada kelebihan
20
periode
pemulihan
guaiak
perdarahan
GI.
peningkatan
hormon-hormon
Pasien
kerusakan
Pantau
laporan
GDA dan
Mengidentifikasi
mendemonstra
kadar
karbon
monoksida
pertukaran gas
sikan
serum.
berhubungan
oksigenasi
dengan
cedera
adekuat.
mempengaruhi
inhalasi
asap
Kriteroia
sindrom
evaluasi:
atau
dapat
yang
pertukaran
RR
alveoli.
Suplemen
selang
meningkatkan
12-24
x/mnt,
torakal
warna
kulit
sekunder
normal, GDA
temaptkan
dalam renatng
ventilator
bakar
normal, bunyi
pesanan
sirkumfisial
nafas
insufisiensi
tak
leher.
kesulitan
bernafas.
luka
Inhalasi
kompartemen
terhadap
diharapkan.
kemajuan
bersih,
ada
endotrakeal
dan
oksigen
jumlah
pasien
pada
mekanis
sesuai
terjadi
pernafasan
bila
Pernafasan
mengembangkan
menurunkan
dalam
alveoli,
resiko
21
tirah baring.
atelektasis.
Pertahankan
posisi
semi
Memudahkan
ventilasi
luka
bakar
sekitar
takipnea.
pasien
dapat
adda.
sesuai pesanan.
(eskarotomi) memungkinkan
Siapkan
membatasi
ekspansi
Mengupas
kulit
ekspansi dada.
Resiko
tinggi
Pasien
bebas
infeksi
dari infeksi.
berhubungan
Kriteria
dengan
evaluasi:
Pertahanan
ada
primer
tidak
Pantau:
-
tak
demam,
Penampilan
luka
indikasi
sisi
penyimapngan
pembentukan
bial
adekuat;
jaringan
kerusakan
granulasi baik.
perlinduingan
kulit;
jaringan
traumatik.
Mengidentifikasi
tandur
indikasi-
kemajuan
atau
dari
hasil
yang diharapkan.
kulit
Jumlah
makanan
kali makan.
Pertahanan
jaringan
sekunder tidak
setiap
lepaskan
meningkatkan pembentukan
adekuat;
jarinagn
nekrotik
granulasi.
penurunan Hb,
penekanan
respons
pesanan,
inflamasi
perawatan
hari
dan
nekrotik
implementasikan
yang
ditentukan
Antimikroba
ditutup
dengan
balutan
topikal
Mengikuti
prinsip
melindungi
untuk
baketri.
kultur
pasien
aseptik
dari
pertumbuhan
22
Berikan
krim
secara
Temuan-temuan
ini
membantu
dapat
Dapatkan
dan
ketentuan.
kultur
luka
mengidentifikasi
diresepkan.
Karena
pasien
pada
tubuh
dan
perlindungan lainmelindungi
pasien
steril,
ekstrenal
sarung
tangan
dan
untuk
pertahanan
tindakan
perawatan
terhadap
infeksi.
dan
kebebasan
pada kebosanan.
kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak
adekuat,
berikan
globulin
nutrisi
mengevaluasi
status
merencanakan
tinggi
kalori.
Berikan
yang
nutrisi
penderita.
atau
memabntu
sustacal
dengan
atau
paling
pasien
diet
Nutrisi
baik
dan
untuk
adekuat
penyembuhan
luka
kebutuhan energi.
dapat
dan
memenuhi
23
Nyeri
Pasien
berhubungan
mendemonstra
yang
dengan
sikan
jaras
Kerusakan
dari
prosedur
berat.
kulit/jaringan;
ketidaknyaman
Evaluasi
pembentukan
an.
luka
edema.
Kriteria
Manipulasi
evaluasi:
jaringan cidera
menyangkal
Pertahankan
contoh
nyeri,
tertutup,
debridemen
melaporkan
luka.
perasaan
ekstra
jaringan
nyaman,
kehangatan.
hilang
narkotik
diresepkan
prn
perawatan
dan
luka.
keefektifannya.
narkotik
dengan
Absorpsi
nyeri
obat
IM
luas
yang
kamar
tingkatkan
untuk
suhu
memberikan
postur
tubuh rileks.
peningkatan
permeabilitas
kapiler.
luka
menyebabkan
ekspresi wajah
dan
Analgesik
Tindakan
bakar,
hipoetrmia.
eksternal
membantu
kehilangan panas.
ini
menghemat
dengan
posisi
setiap
pengubahan
2
jam
bila
luka
menuurnkan
tonjolan
badan sendiri.
tinggi
Pasien
Untuk
kerusakan
menunjukkan
mengitari
perfusi jaringan,
sirkulasi tetap
luka
perubahan/disfu
adekuat.
status
ngsi
Kriteria
neurovaskuler
evaluasi:
Pertahankan
perifer
warna
berhubungan
normal,
kulit
luka
bakar
bakar
ekstermitas
listrik,
selama
gerakan
meinimalkan
ketidaknyamanan.
Mengidentifikasi
atau
indikasi
dari
ekstermitas
bengkak ditinggikan.
dependen.
yang
pantau
neurovaskular
pemajanan
tulang
membantu
Resiko
dan
indikasi-
kemajuan
penyimpangan
dari
atau
hasil
yang diharapkan.
Meningkatkan aliran balik
vena
dan
pembengkakan.
menurunkan
24
dengan
menyangkal
Penurunan/inter
kebas
Temuan-temuan
upsi
kesemutan,
menandakan
darah
nadi
arterial/vena,
dapat diraba.
sesuai pesanan.
aliran
contoh
bakar
dan
perifer
luka
seputar
terhadap
ini
keruskana
intervensi
bedah.
ekstremitas
dengan edema.
eskar)
atau
fasiotomi
Kaji/catat
regenerasi
tentang
jaringan
penanaman
permukaan kulit
Kriteria hasil:
sekitar luka.
kemungkinan
sekunder
Mencapai
destruksi
penyembuhan
lapisan kulit.
tepat
yang
b/d
kulit
kerusakan
waktu
warna,
adekuat.
Memberikan informasi dasar
Memumjukkan
integritas
ukuran,
sirkulasi
kebutuhan
kulit
dan
petunjuk
dan
graft.
tindakan
kontrol infeksi.
bakar.
resiko
sesuai indikasi.
kulit.
infeksi/kegagalan
area
mungkin/tepat.
graft
bila
Pertahankan
luka
lepasnya
atau
imobilisasi
secara
spontan
area
bila
diindikasikan.
sampai
mengelupas
kulit
repitelisasi.
Menurunkan
Pertahankan
balutan
diatas
pembengkakan
/membatasi
resiko
pemisahan
graft.
yang
mempengaruhi
25
penyembuhan optimal.
bahan
dengan
permukaan
bedah/balutan biologis.
donor
yang
memerlukan
khusus
sembuh
perawatan
untuk
mempertahankan kelenturan.
Graft kulit diambil dari kulit
orang itu sendiri/orang lain
untuk penutupan sementara
pada luka bakar luas sampai
kulit orang itu siap ditanam.
DAFTAR PUSTAKA
26
27
B. Etiologi
1. Respon kardiovaskuiler
perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui kebocoran
kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema
jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung Hemokonsentrasi
sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
2. Respon Renalis
28
29
30
31
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan
Griglak (1992)
adalah :
- Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang
dari 10 % pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
- Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
- Luka tidak sirkumfer.
- Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
Ukuran luas luka bakar
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
1. Rule of nine
Kepala dan leher : 9%
Dada depan dan belakang : 18%
Abdomen depan dan belakang : 18%
Tangan kanan dan kiri : 18%
Paha kanan dan kiri : 18%
Kaki kanan dan kiri : 18%
Genital : 1%
2. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram Lund
dan Browder sebagai berikut:
LOKASI
KEPALA
0-1
19
1-4
17
USIA (Tahun)
5-9
10-15
13
10
DEWASA
7
32
LEHER
DADA
&
PERUT
PUNGGUNG
PANTAT
KIRI
PANTAT
KANAN
KELAMIN
LENGAN
ATAS KA.
LENGAN
ATAS KI.
LENGAN
BAWAH KA
LENGAN
BAWAH KI.
TANGAN
KA
TANGAN KI
PAHA KA.
PAHA KI.
TUNGKAI
BAWAH KA
TUNGKAI
BAWAH KI
KAKI
KANAN
KAKI KIRI
2
13
2
13
2
13
2
13
2
13
13
2,5
13
2,5
13
2,5
13
2,5
13
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
1
4
1
4
1
4
1
4
1
4
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5,5
5,5
5
2,5
6,5
6,5
5
2,5
8,5
8,5
5,5
2,5
8,5
8,5
6
2,5
9,5
9,5
7
5,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
jaringan.
Kontraktur.
F. Penatalaksanaan
1. Penanggulangan terhadap shock
2. mengatasi gangguan keseimbangan cairan
- Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah
33
dimodifikasi yaitu :
- 24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 4 cc/kg BB/% LB.
a. bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam
kecelakaan).
b. bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.
- 24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
- Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 0,5 cc/kg/%).
3. Mengatasi gangguan pernafasan
4. Mengataasi infeksi
5. Eksisi eskhar dan skin graft.
6. Pemberian nutrisi
7. Rahabilitasi
8. Penaggulangan terhadap gangguan psikologis.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnosa medis
2. pemeriksaan dignostik
laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Thrombosit, Gula darah, Elektrolit,
Ureum, Kreatinin, Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap,
Analisa gas darah (bila diperlukan), dan lain lain.
Rontgen : Foto Thorax, dan lain-lain.
EKG
CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka
bakar lebih dari 30 % dewasa dan lebih dari 20 % pada anak.
Dan lain-lain.
34
35
36
37
Diagnosa Keperawatan 5:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolik(BMR)
Tujuan :
Intake nutrisi adekuat dengan mempertahankan 85-90% BB
Kriteria Hasil:
- Intake kalori 1600 -2000 kkal
- Intake protein +- 40 gr /hari
- Makanan yang disajikan habis dimakan
Intervensi :
1. kaji sejauh mana kurangnya nutrisi
2. lakukan penimbangan berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
3. pertahankan keseimbangan intake dan output
4. jelaskan kepada klien tentang pentingnya nutrisi sebagai penghasil kalori yang
sangat dibutuhkan tubuh dalam kondisi luka bakar.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian nutrisi parenteral
6. Kolaborsi dengan tim ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat.
Diagnosa Keperawatan 6:
Risti infeksi b.d kerusakan integritas kulit
Tujuan :
Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil:
- Suhu 36 37 C
- BP 100-140/60 90 mmHg
- Leukosit 5000 -10.000.ul
38
39
40
- OS tenang
Intervensi :
1. Kaji sejauh mana ras khawatir klien tentang akibat luka bakar
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Lakukan prosedur perawatan yang tepat sehingga tidak terjadi komlikasi berupa
cacat fisik
4. Beri support mental dan ajak keluarga dalam memberikan support
Diagnosa Keperawatan 10:
Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, prognosis dan perawatan luka
bakar b.d kurangnya informasi
Tujuan :
Klien mengetahui tentang kondisi luka bakar, prognosisi dan perawatan luka
bakar
Kriteria Hasil :
- Klien terlihat tenang
- Klien mengerti tentang kondisinya
Intervensi :
1. Kaji sejauh mana pengetahuan klien tentang kondisi, prognosis dan harapan
masa depan
2. Diskusikan harapan klien untuk kembali kerumah, bekerja dan kembali
melakukan aktifitras secara normal
3. Anjurkan klien untuk menentukan program latihan dan waktu untuk istirahat
Beri kesempatan pada klien untuk bertanya mengenai hal-hal yang tidak
diketahuinya.
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
41
Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
1. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
1. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
1. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Fase Luka Bakar
1.
A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat
terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat
terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72
jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
1.
A. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas.
Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau
tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ
fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
1.
A. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada
fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
42
Penyebab
Penampilan
Warna
Ketebalan
partial Jilatan
api, Kering
tidak
ada Bertambah
superfisial(tingkat I) sinar
ultra gelembung.Oedem
merah.
violet
minimal atau tidak ada.
(terbakar oleh
matahari).
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Perasaan
Nyeri
Kontak
Kering
disertai
kulit Putih, kering, Tidak
sakit,
dengan bahan mengelupas.Pembuluh
hitam, coklat sedikit
cair
atau darah seperti arang terlihat tua.Hitam. sakit.Rambut
padat.Nyala dibawah
kulit
yang
mudah lepas
api.
mengelupas.
bila dicabut.
Merah.
Kimia.
Kontak
dengan arus
listrik.
A. Luas luka bakar
Gelembung jarang,
dindingnya sangat tipis,
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
43
Total : 100%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a) Tingkat II : 15 30%
A. Ringan minor:
44
Perubahan
Dampak dari
Pergeseran
cairan
ekstraseluler.
Vaskuler
insterstitial.
Fungsi renal.
Aliran
darah Oliguri.
renal berkurang
karena desakan
darah turun dan
CO berkurang.
Mekanisme
ke Hemokonsentrasi Interstitial
oedem
pada vaskuler.
lokasi luka bakar.
Kadar
Na+
Defisit sodium.
sodium/natrium. direabsorbsi
oleh ginjal, tapi
kehilangan Na+
melalui eksudat
dan
tertahan
dalam
cairan
oedem.
Dampak dari
ke Hemodilusi.
Kadar
potassium.
K+
dilepas Hiperkalemi
sebagai akibat
cidera jarinagn
sel-sel
darah
merah,
K+
berkurang
ekskresi karena
fungsi
renal
berkurang.
K+
kembali
sel, K+
melalui
(mulai
setelah
bakar).
Kadar protein.
Kehilangan
Hipoproteinemia.
protein
ke
dalam jaringan
akibat kenaikan
permeabilitas.
Kehilangan
Hipoproteinemia.
protein
waktu
berlangsung terus
katabolisme.
bergerak Hipokalemi.
ke dalam
terbuang
diuresis
4-5 hari
luka
Keseimbangan Katabolisme
Keseimbangan
nitrogen.
jaringan,
nitrogen negatif.
kehilangan
protein dalam
jaringan, lebih
banyak
kehilangan dari
masukan.
Katabolisme
jaringan,
kehilangan
protein,
immobilitas.
Keseimbangan
nitrogen negatif.
Keseimbnagan Metabolisme
Asidosis
asam basa.
anaerob karena metabolik.
Kehilangan
Asidosis
sodium bicarbonas metabolik.
45
perfusi jarinagn
berkurang
peningkatan
asam
dari
produk
akhir,
fungsi
renal
berkurang
(menyebabkan
retensi produk
akhir tertahan),
kehilangan
bikarbonas
serum.
melalui diuresis,
hipermetabolisme
disertai
peningkatan
produk
akhir
metabolisme.
Respon stres.
Eritrosit
Lambung.
Curling
ulcer Rangsangan
Akut dilatasi dan Peningkatan
(ulkus
pada central
di paralise usus.
jumlah cortison.
gaster),
hipotalamus dan
perdarahan
peingkatan
lambung, nyeri. jumlah cortison.
Jantung.
MDF
Disfungsi
meningkat 2x jantung.
lipat,
merupakan
glikoprotein
yang toxic yang
dihasilkan oleh
kulit
yang
terbakar.
Indikasi Rawat Inap Luka Bakar
A. Luka bakar grade II:
1. Dewasa > 20%
1. Anak/orang tua > 15%
A. Luka bakar grade III.
Peningkatan
zat CO menurun.
MDF
(miokard
depresant factor)
sampai 26 unit,
bertanggung
jawab
terhadap
syok spetic.
46
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
1 3 tahun : BB x 75 cc
3 5 tahun : BB x 50 cc
47
Hari kedua:
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
Tulle.
Silver sulfa diazin tebal.
Tutup kassa tebal.
Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor.
A. Obat obatan:
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak
kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
Analgetik : kuat (morfin, petidine)
Antasida : kalau perlu
1. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
a. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik);
takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan
oedema jaringan (semua luka bakar).
a. Integritas ego:
48
49
50
Rencana Keperawatan
Tujuan
Hasil
dan
Kriteria Intervensi
Rasional
Resiko
bersihan Bersihan jalan nafas tetap Kaji
refleks Dugaan
ce
jalan nafas tidak efektif.Kriteria Hasil : gangguan/menelan;
inhalasiTakipnea,
efektif berhubungan Bunyi nafas vesikuler, RR perhatikan pengaliran air penggunaan otot ba
dengan
obstruksi dalam batas normal, liur,
ketidakmampuan sianosis dan peruba
trakheobronkhial; bebas dispnoe/cyanosis. menelan,
serak,
batuk sputum
menunjuk
oedema
mukosa;
mengi.Awasi
frekuensi, terjadi
dis
kompressi
jalan
irama,
kedalaman pernafasan/edema paru
nafas .
pernafasan ; perhatikan kebutuhan
interv
adanya pucat/sianosis dan medik.
51
Meningkatkan ekspansi
paru, memobilisasi dan
drainase sekret.
Membantu
mempertahankan jalan
nafas bersih, tetapi haru
dilakukan kewaspadaan
karena edema mukosa d
inflamasi. Teknik steril
menurunkan risiko infek
Selidiki perubahan
perilaku/mental contoh
gelisah, agitasi, kacau
mental.
Peningkatan
sekret/penurunan
kemampuan untuk mene
Awasi 24 jam keseimbngan menunjukkan peningkat
edema trakeal dan dapat
cairan, perhatikan
mengindikasikan kebutu
variasi/perubahan.
untuk intubasi.
Lakukan program kolaborasi
Meskipun sering
meliputi :
berhubungan dengan ny
perubahan kesadaran da
Berikan pelembab O2
menunjukkan
melalui cara yang tepat,
52
terjadinya/memburukny
hipoksia.
O2 memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
Pelembaban menurunka
pengeringan saluran
pernafasan dan menurun
viskositas sputum.
Perubahan menunjukkan
atelektasis/edema paru t
dapat terjadi selama 2
hari setelah terbakar
Fisioterapi dada
mengalirkan area depen
paru, sementara spirome
intensif dilakukan untuk
memperbaiki ekspansi p
sehingga meningkatkan
fungsi pernafasan dan
menurunkan atelektasis.
53
Intubasi/dukungan
mekanikal dibutuhkan b
jalan nafas edema atau l
bakar mempengaruhi fu
paru/oksegenasi.
Resiko
tinggi Pasien
dapat Awasi tanda vital, CVP. Memberikan
pedo
kekurangan volume mendemostrasikan status Perhatikan
kapiler
dan untuk penggantian ca
cairan berhubungan cairan
dan
biokimia kekuatan nadi perifer.Awasi dan
mengkaji
res
dengan Kehilangan membaik.Kriteria
pengeluaran urine dan berat kardiovaskuler.Penggan
cairan melalui rute evaluasi:
tak
ada jenisnya. Observasi warna cairan
dititrasi
u
abnormal.
manifestasi
dehidrasi, urine dan hemates sesuai meyakinkan
ra
Peningkatan
resolusi
oedema, indikasi.
pengeluaran urine 3
kebutuhan : status elektrolit serum dalam
cc/jam pada orang dew
hypermetabolik,
batas normal, haluaran Perkirakan drainase luka
Urine berwarna merah p
ketidak
cukupan urine di atas 30 ml/jam. dan kehilangan yang tampak kerusakan otot masif ka
pemasukan.
adanyadarah dan kelua
Kehilangan
Timbang berat badan setiap mioglobin.
perdarahan.
hari
Peningkatan permeabilit
kapiler, perpindahan
Ukur lingkar ekstremitas
protein, proses inflamas
yang terbakar tiap hari
dan kehilangan cairan
sesuai indikasi
melalui evaporasi
Selidiki perubahan mental mempengaruhi volume
sirkulasi dan pengeluara
urine.
Observasi distensi
abdomen,hematomesis,feces
Penggantian cairan
hitam.
tergantung pada berat ba
Hemates drainase NG dan pertama dan perubahan
selanjutnya
feces secara periodik.
54
serebral
Tanda-tanda vital
setiap jam selama
periode darurat,
setiap 2 jam selama
periode akut, dan
setiap 4 jam selama
periode rehabilitasi.
Warna urine.
Masukan dan
haluaran setiap jam
selama periode
darurat, setiap 4 jam
selama periode akut,
setiap 8 jam selama
periode rehabilitasi.
Hasil-hasil JDL dan
laporan elektrolit.
Berat badan setiap
hari.
CVP (tekanan vena
sentral) setiap jam
bial diperlukan.
Status umum setiap
8 jam.
Resusitasi cairan
menggantikan kehilanga
cairan/elektrolit dan
membantu mencegah
komplikasi.
Mengidentifikasi
kehilangan darah/kerusa
SDM dan kebutuhan
penggantian cairan dan
elektrolit.
Meningkatkan pengelua
urine dan membersihkan
tubulus dari debris
/mencegah nekrosis.
Menurunkan keasaman
gastrik sedangkan inhib
histamin menurunkan
produksi asam hidroklor
untuk menurunkan prod
asam hidroklorida untuk
menurunkan iritasi gaste
55
56
intravaskuler.
Temuan-temuan guaiak
positif ennandakan adan
perdarahan GI. Perdarah
GI menandakan adaya s
ulkus (Curlings).
Mencegah perdarahan G
Luka bakar luas
mencetuskan pasien pad
ulkus stres yang disebab
peningkatan sekresi
hormon-hormon adrenal
dan asam HCl oleh
lambung.
57
Mengidentifikasi indik
indikasi kemajuan
penyimapngan dari h
yang
diharapkan.Pembersihan
dan pelepasan jarin
nekrotik
meningka
pembentukan granulasi.
Antimikroba topikal
membantu mencegah
infeksi. Mengikuti prins
aseptik melindungi pasi
dari infeksi. Kulit yang
gundul menjadi media y
baik untuk kultur
pertumbuhan baketri.
58
59
tubuh rileks.
Menghilangkan tekanan
pada tonjolan tulang
dependen. Dukungan
adekuat pada luka bakar
selama gerakan memban
meinimalkan
ketidaknyamanan.
Resiko
tinggi Pasien
menunjukkan Untuk luka bakar yang Mengidentifikasi indik
kerusakan perfusi sirkulasi
tetap mengitari ekstermitas atau indikasi kemajuan
jaringan,
adekuat.Kriteria evaluasi: luka bakar listrik, pantau penyimpangan dari h
perubahan/disfungsi warna
kulit
normal, status neurovaskular dari yang
neurovaskuler
menyangkal kebas dan ekstermitas
setaip
2 diharapkan.Meningkatk
perifer berhubungan kesemutan, nadi perifer jam.Pertahankan ekstermitas aliran balik vena
dengan
dapat diraba.
bengkak ditinggikan.
menurunkan
Penurunan/interupsi
pembengkakan.
aliran
darah
Beritahu dokter dengan
arterial/vena, contoh
segera bila terjadi nadi
Temuan-temuan ini
luka bakar seputar
berkurang, pengisian kapiler menandakan keruskana
ekstremitas dengan
buruk, atau penurunan
sirkualsi distal. Dokter
edema.
sensasi. Siapkan untuk
dapat mengkaji tekanan
pembedahan eskarotomi
jaringan untuk emnentu
sesuai pesanan.
kebutuhan terhadap
intervensi bedah.
Eskarotomi (mengikis p
eskar) atau fasiotomi
mungkin diperlukan unt
memperbaiki sirkulasi
adekuat.
60
Kerusakan
Memumjukkan regenerasi Kaji/catat ukuran, warna, Memberikan
inform
integritas kulit b/d jaringanKriteria
hasil: kedalaman luka, perhatikan dasar tentang kebutu
kerusakan
Mencapai penyembuhan jaringan
nekrotik
dan penanaman
kulit
permukaan
kulit tepat waktu pada area kondisi
sekitar kemungkinan
petu
sekunder destruksi luka bakar.
luka.Lakukan
perawatan tentang sirkulasi pada
lapisan kulit.
luka bakar yang tepat dan graft.Menyiapkan jarin
tindakan kontrol infeksi.
untuk
penanaman
menurunkan
re
Pertahankan penutupan luka infeksi/kegagalan kulit.
sesuai indikasi.
Kain nilon/membran sil
mengandung kolagen
Tinggikan area graft bila
mungkin/tepat. Pertahankan porcine peptida yang
posisi yang diinginkan dan melekat pada permukaa
luka sampai lepasnya at
imobilisasi area bila
mengelupas secara spon
diindikasikan.
kulit repitelisasi.
Pertahankan balutan diatas
area graft baru dan/atau sisi Menurunkan
pembengkakan /memba
donor sesuai indikasi.
resiko pemisahan graft.
Gerakan jaringan dibaw
Cuci sisi dengan sabun
graft dapat mengubah po
ringan, cuci, dan minyaki
yang mempengaruhi
dengan krim, beberapa
waktu dalam sehari, setelah penyembuhan optimal.
balutan dilepas dan
Area mungkin ditutupi o
penyembuhan selesai.
bahan dengan permukaa
Lakukan program kolaborasi tembus pandang tak reak
:
Kulit graft baru dan sisi
- Siapkan / bantu prosedur donor yang sembuh
memerlukan perawatan
bedah/balutan biologis.
khusus untuk
mempertahankan
kelenturan.
61
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition.
J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
62
Definisi
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak
langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict),
zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) .
Insiden
Perawatan luka bakar mengalami perbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini,
yang mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat
perawatan luka bakar telah tersedia cukup baik, dengan anggota team yang
menangani luka bakar terdiri dari berbagai disiplin yang saling bekerja sama
untuk melakukan perawatan pada klien dan keluarganya.
Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya memerlukan pertolongan medik
setiap tahunnya untuk injuri yang disebabkan karena luka bakar. 70.000
diantaranya dirawat di rumah sakit dengan injuri yang berat.
Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua
kelompok umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada
wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia ( diatas 70 th).
Etiologi
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :
Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan
api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
Luka Bakar Kimia
63
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya
jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar
kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang
digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk
zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh
lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
mengenai tubuh.
Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri
ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari
sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh
sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe
luka bakar radiasi.
Faktor Resiko
Data yang berhasil dikumpulkan oleh Natinal Burn Information Exchange
menyatakan 75 % semua kasus injuri luka bakar, terjadi didalam lingkungan
rumah. Klien dengan usia lebih dari 70 tahun beresiko tinggi untuk terjadinya luka
bakar.
Efek Patofisiologi Luka Bakar
1. Pada Kulit
Perubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera setelah luka
bakar tergantung pada luas dan ukuran luka bakar. Untuk luka bakar yang
kecil (smaller burns), respon tubuh bersifat lokal yaitu terbatas pada area yang
mengalami injuri. Sedangkan pada luka bakar yang lebih luas misalnya 25 %
dari total permukaan tubuh (TBSA : total body surface area) atau lebih besar,
maka respon tubuh terhadap injuri dapat bersifat sistemik dan sesuai dengan
luasnya injuri. Injuri luka bakar yang luas dapat mempengaruhi semua sistem
utama dari tubuh, seperti :
2. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi vasoaktif (catecholamine,
64
Urin
1400
Insensible losses:
350
Paru
350
Kulit
100
Keringat
100
Feces
Total :
2300
Sumber : Adapted form A.C. Guyton, Textbook of medical physiology, 7th ed. (Philadelphia: WB.
Saunder Co., 1986) p. 383
65
mengakibatkan
a. Smoke Inhalation.
Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali
berhubungan dengan injuri akibat jilatan api. Kejadian injuri inhalasi ini
diperkirakan lebih dari 30 % untuk injuri yang diakibatkan oleh api.
Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputi
adanya LB yang mengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan pada
oropharynx atau nasopharynx, rambut hidung yang gosong, agitasi atau
kecemasan, tachipnoe, kemerahan pada selaput hidung, stridor, wheezing,
dyspnea, suara serak, terdapat carbon dalam sputum, dan batuk. Bronchoscopy
dan Scaning paru dapat mengkonfirmasikan diagnosis.
Patofisiologi pulmoner yang dapat terjadi pada injuri inhalasi berkaitan
dengan berat dan tipe asap atau gas yang dihirup.
b. Keracunan Carbon Monoxide.
CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu substansi
66
organik terbakar. Ia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, yang dapat mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar dari oksigen.
Dengan terhirupnya CO, maka molekul oksigen digantikan dan CO secara
reversibel
berikatan
dengan
hemoglobin
sehingga
membentuk
carboxyhemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan dapat terjadi akibat
penurunan secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran oksigen dalam
darah. Kadar COHb dapat dengan mudah dimonitor melalui kadar serum
darah. Manifestasi dari keracunan CO adalah sbb (lihat tabel 2) :
Tabel 2 : Manifestasi klinik keracunan CO (Carbon Monoxida)
Kadar CO (%)
5 10
Manifestasi Klinik
Gangguan tajam penglihatan
11 20
Nyeri kepala
21 30
31 40
41 50
Tachypnea, tachicardia
> 50
Coma, mati
Diambil dari Cioffi W.G., Rue L.W. (1991). Diagnosis and treatment of inhalation injuries. Critical
Care Clinics of North America, 3(2), 195.
67
68
69
70
71
1.
Management
Berbagai macam respon sistem organ yang terjadi setelah mengalami luka
bakar menuntut perlunya pendekatan antar disiplin. Perawat bertanggung jawab
untuk mengembangkan rencana perawatan yang didasarkan pada pengkajian data
yang merefleksikan kebutuhan fisik dan psikososial klien dan keluarga atau orang
72
73
Kaji sirkulasi
3. Kaji trauma yang lain
4. Pertahankan panas tubuh
5. Perhatikan kebutuhan untuk pemberian cairan intravena
6. Transportasi (segera kirim klien ka rumah sakit)
Diambil dari Trunkey, D.D. (1983). Transporting the critically burned patient. In T.L. Wachtel, et al. (Eds):
Current Topics In Burn Care, Rockville, MD: Aspen Publications.
a) Managemen nyeri
Managemen nyeri seringkali dilakukan dengan pemberian dosis ringan
morphine atau meperidine dibagian emergensi. Sedangkan analgetik oral
diberikan untuk digunakan oleh pasien rawat jalan.
b) Profilaksis tetanus
Petunjuk untuk pemberian profilaksis tetanus adalah sama pada
penderita LB baik yang ringan maupun tipe injuri lainnya. Pada klien yang
pernah mendapat imunisasi tetanus tetapi tidak dalam waktu 5 tahun
terakhir dapat diberikan boster tetanus toxoid. Untuk klien yang tidak
diimunisasi dengan tetanus human immune globulin dan karenanya harus
diberikan tetanus toxoid yang pertama dari serangkaian pemberian
74
75
76
77
78
79
melaukan
insisi
terhadap
eschar
yang
akan
80
terapi fisik.
a. Mengatasi infeksi
Sumber-sumber infeksi pada klien dengan luka bakar meliputi
autocontaminasi dari:
Oropharynx
Fecal flora
Kulit yg tidak terbakar dan
Kontaminasi silang dari staf
Kontaminasi silang dari pengunjung
Kontaminasi silang dari udara
Kegiatan khusus untuk mengatasi infeksi dan tehnik isolasi harus
dilakukan pada semua pusat-pusat perawatan LB. Kegiatan ini berbeda dan
meliputi penggunaan sarung tangan, tutp kepala, masker, penutup kaki, dan
pakaian plastik. Membersihkan tangan yang baik harus ditekankan untuk
menurunkan insiden kontaminasi silang diantara klien. Staf dan pengunjung
umumnya dicegah kontak dengan klien jika ia menderita infeksi baik pada
kulit, gastrointestinal atau infeksi saluran nafas.
b. Perawatan luka
Perawatan luka diarahkan untuk meningkatkan penyembuhan luka.
Perawatan luka sehari-hari meliputi membersihkan luka, debridemen, dan
pembalutan luka.
1) Hidroterapi
81
82
menimbulkan rasa nyeri yang hebat, oleh karena itu perlu terlebih dahulu
dilakukan tindakan untuk mengatasi nyeri yang lebih efektif.
b) Debridemen enzymatic
Debridemen
enzymatik
merupakan
debridemen
dengan
menggunakan preparat enzym topical proteolitik dan fibrinolitik. Produkproduk ini secara selektif mencerna jaringan yang necrotik, dan
mempermudah pengangkatan eschar. Produk-prduk ini memerlukan
lingkungan yang basah agar menjadi lebih efektif dan digunakan secara
langsung terhadap luka. Nyeri dan perdarahan merupakan masalah utama
dengan penanganan ini dan harus dikaji secara terus-menerus selama
treatment dilakukan.
c) Debridemen pembedahan
Debridemen pembedahan luka meliputi eksisi jaringan devitalis
(mati). Terdapat 2 tehnik yang dapat digunakan : Tangential Excision dan
Fascial Excision. Pada tangential exccision adalah dengan mencukur atau
menyayat lapisan eschar yang sangat tipis sampai terlihat jaringan yang
masih hidup. sedangkan fascial excision adlaah mengangkat jaringan luka
dan lemak sampai fascia. Tehnik ini seringkali digunakan untuk LB yang
sangat dalam.
3) Balutan
a) Penggunaan penutup luka khusus
Luka bakar yang dalam atau full thickness pada awalnya dilakukan
dengan menggunakan zat/obat antimikroba topikal. Obat ini digunakan 1 2 kali setelah pembersihan, debridemen dan inspeksi luka. Perawat perlu
melakukan kajian terhadap adanya eschar, granulasi jaringan atau adanya
reepitelisasi dan adanya tanda-tanda infeksi. Umumnya obat-obat
83
antimikroba yang sering digunakan tampak pada tabel dibawah. Tidak ada
satu obat yang digunakan secara umum, oleh karena itu dibeberapa pusat
pelayanan luka bakar ada yang memilih krim silfer sulfadiazine sebagai
pengobatan topikal awal untuk luka bakar.
Tabel Obat-Obatan Antimokroba Topical Yang Digunakan Pada Luka Bakar
(Luckmann, Sorensen, 1993:2004)
Obat
Krim
Silver
Sulfadiazine 1%
Spektrum
Penggunaan
Efek Samping
Perawatan
Antimikroba
Spektrum
luas,2x/hari,tebal
1/16Leukopenia setelah 2-3Kaji efek samping.
termasuk jamur
inci.
hari pamakaian.
Kaji
keadekuatan
Spektrum
luas,Tak usah dibalut.
Ruam pada otot
managemen nyeri. Jika
Mempunyai
nyeri dan rasa tak
Mafenide aktivitas terhadap2x/hari,1/16 inci.
nyaman
berlanjut,
Hyperchloremic
acetate
jamur
meskipun
maka
perlu
metabolisme acidosis
sedikit.
dipertimbangkan
dari
diuresis
bicarbonat
Tdk usah dibalut.
topikal
Larutan
karena
hambatanpenggunaan
lainnya.
Mafenide Spektrum luas
anhydrase carbonic.
Balutan
tipis
acetate
diperlukan
dan
5%
Spektrum luas
rasaGunakan secara hatidibasahi
dengan-Menimbulkan
hati pada klien dengan
nyeri.
larutan untuk luka
gagal ginjal.
Silver
nitrate 5%
Hypokalemia
Hypocalcemia
pada
LB
dapat
ditreatmen
dengan
menggunakan
84
dengan aktivitas obat tersebut. kelebihan dari metode ini adalah bahwa
luka dapat lebih mudah diobservasi, memudahkan mobilitas dan ROM
sendi, dan perawatan luka menjadi lebih sederhana/mudah. Sedangkan
kelemahan dari metode ini adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya
hipotermia, dan efeknya psikologis pada klien karena seringnya dilihat.
Pada perawatan luka dengan metode tertutup, memerlukan
bermacam-macam tipe balutan yang digunakan. Balutan disiapkan untuk
digunakan sebagai penutup pada cream yang digunakan. Dalam
menggunakan balutan hendaknya hati-hati dimulai dari bagian distal
kearah proximal untuk menjamin agar sirkulasi tidak terganggu.
Keuntungan dari metode ini adalah mengurangi evavorasi cairan dan
kehilangan panas dari permukaan luka , balutan juga membantu dalam
debridemen.
Sedangkan
kerugiannya
adalah
membatasi
mobilitas
Perhatian Perawatan
lukaPenutup luka diganti setiap 48 jam
85
Amnion
Allograft
homograft
Xenograft
heterograft
Untuk
meningkatkan
penyembuhan luka bersih
dan luka superficial-partial
thickness
Lanjutan
Categori/Contoh
Penjelasan
Indikasi
Perhatian Perawatan
Biosintetis
Benang
nylonBalutan tempat donor
Keamanan sekitar kulit yang
samapai
membran
menggunakan sutura, staples, dan
karet silikon yang Meningkatkan
sutura dan kemudian dibungkus
Biobrane
mengandung
colagen
(Winthrop
penyembuhan
lukadengan pembalut. Pembalut bagia
luar ini dapat diangkat/diganti
Pharmaceutical
superficial-partial
dalam 48 jam untuk mengecek/
, New York
thiskness bersih.
mengetahui
menempelnya
City)
Biobrane.
Bila
telah
Untuk digunakan
menempel/menyambung
maka
Integra
terhadap eksisi luka. sutura, staples dapat diangkat. Dan
(Marion-Merrel
biarkan biobrane terekpose dengan
Dow,
Inc.,
udara
Kansas City)
Tempat
donor
baru
dan
penyembuhan tempat donor pada
kaki
memerlukan
penyokong
selama ambulasi
Kaji tanda-tanda infeksi dan bagian
perifer luka.
i
2) Pencangkokan kulit
Pencangkokan kulit yang berasal dari bagian kulit yang utuh dari
penderita
itu
sendiri
(autografting)
adalah
pembedahan
dengan
mengangkat lapisan kulit tipis yang masih utuh dan kemudian digunakan
pada luka bakar yang telah dieksisi. Prosedur ini dilakukan di ruang
operasi dengan pemberian anaetesi.
86
87
insulin
dengan
meningkatkan
sirkuasi
catecholamine,
dan
88
89
tindakan
Nonfarmakologik
yang
digunakan
untuk
mengatasi rasa nyeri yang berkaitan dengan luka bakar meliputi hipnotis,
guided imagery, terapi bermain, tehnik relaksasi, distraksi, dan terapi musik.
Tindakan ini efektif untuk menurunkan kecemasan dan menurunkan persepsi
terhadap rasa nyeri dan seringali digunakan bersamaan dengan penggunaan
obat-obat farmakologik.
f. Terapi fisik
Mempertahankan fungsi fisik yang optimal pada klien dengan injuri
LB merupakan tantangan bagi team yang melakukan perawatan LB. Perawat
harus bekerja secara teliti dengan fisioterapist dan occupational terapist untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan rehabilitasi klien LB. Programprogram exercise, ambulasi, aktifitas sehari-hari harus diimplementasikan
secara dini pada pemulihan fase acutsampai perbaikan fungsi secara maksimal
dan perbaikan kosmetik.
Kontraktur luka dan pembentukan scar (parut) merupakan dua masalah
utama pada klien LB. Kontraktur akibat luka dapat terjadi pada luka yang luas.
Lokasi yang lebih mudah terjadinya kontraktur adalah tangan, kepala, leher,
dan axila.
Tindakan-tindakan yang digunakan untuk mencegah dan menangani
kontraktur meliputi terapi posisi, ROM exercise, dan pendidikan pada klien
dan keluarga.
1) Posisi Terapeutik
Tabael dibawah ini merupakan daftar tehnik-tehnik posisi koreksi
dan terapeutik untuk klien dengan LB yang mengenai bagian tubuh
tertentu selama periode tidak ada aktifitas (inactivity periode) atau
90
Posisi Terapeutik
Tehnik Posisi
Leher
Ekstensi
Tanpa bantal
Anterior
Netral ke ekstensi
Keliling
Netral
Posterior/tdk simetris
Abduksi
derajat
lengan
Bahu/axila
Ekstensi lengan
Hand splint
Siku
Ekstensi pergelangan tangan
Hand splint
Lengan
MCP pleksi 90 derajat
pergelangan tangan
Ekstensi PIP/DIP
metacrpal
Abduksi ibu jari
sendi
interpalangeal
(MCP)
Abduksi jari-jari
Sendi proximal dan Ekstensi paha
distal interpalangeal
(PIP/DIP)
Ekstensi lutu
Ibu jari
Netral
2) Exercise
Latihan ROM aktif dianjurkan segera dalam pemulihan pada fase
akut untuk mengurangi edema dan mempertahankan kekuatan dan fungsi
sendi. Disamping itu melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari (ADL)
91
92
Tindakan-tindakan
untuk
meningkatkan
penyembuhan
luka,
93
94
95
96
Data lain yang perlu dikaji adalah output urin. Output urin dapat
menurun atau bahkan tidak ada urin selama fase emergen. Warna urine
mungkin tampak merah kehitaman jika terdapat mioglobin yang menandakan
adanya kerusakan otot yang lebih dalam. sedangkan pada usus akan
ditemukan bunyi usus yang menurun atau bahkan tidak ada bunyi usus,
terutama jika luka lebih dari 20 %. Oleh karena itu maka dapat pula ditemukan
keluhan tidak selera makan (anoreksia), mual dan muntah.
5. Masalah kesehatan lain
Adanya masalah kesehatan yang lain yang dialami oleh klien perlu
dikaji. Masalah kesehatan tersebut mungkin masalah yang dialami oleh klien
sebelum terjadi luka bakar seperti diabetes melitus, atau penyakit pembuluh
perifer dan lainnya yang akan memperlambat penyembuhan luka. Disamping
itu perlu pula diwaspadai adanya injuri lain yang terjadi pada saat peristiwa
luka bakar terjadi seperti fraktur atau trauma lainnya. Riwayat alergi perlu
diketahui baik alergi terhadap makanan, obat-obatan ataupun yang lainnya,
serta riwayat pemberian imunisasi tetanus yang lalu.
6. Data Penunjang
a. Sel darah merah (RBC): dapat terjadi penurunan sel darah merah (Red
Blood Cell) karena kerusakan sel darah merah pada saat injuri dan juga
disebabkan oleh menurunnya produksi sel darah merah karena depresi
sumsum tulang.
b. Sel darah putih (WBC): dapat terjadi leukositosis (peningkatan sel darah
putih/White Blood Cell) sebagai respon inflamasi terhadap injuri.
c. Gas darah arteri (ABG): hal yang penting pula diketahui adalah nilai gas
darah arteri terutama jika terjadi injuri inhalasi. Penurunan PaO2 atau
peningkatan PaCO2.
97
sel
darah
merah
dan
menurunnya
fungsi
renal;
pospatase
meningkat
akibat
berpindahnya
cairan
meningkat
yang
merefleksikan
menurunnya
98
Hiperkalemia
dan
peningkatan
hematokrit
merupakan hal
yang
sering
terjadi.
Lanjutan
Diagnosa/masalah
Intervensi
Rasionalisasi
99
kolaborasi
hasil
Masalah Kolaborasi Perawat
akan Kaji kebutuhan Illeus umumnya
memoni-tor bunyi untuk pemasangan terjadi pada luka
usus normal aktif, NGT.
(Fase Emergensi)
bakar > 20 - 25%
adanya distensi
2. Potensial illeus
Kaji fungsi usus :
Bunyi
usus
paralitik
b.d. abdomen,
mengindikasikan
flatus Auskultasi bu- adanya peristalstress
akibat produksi
dan gerakan usus
injury.
nyi usus tiap 4 tik.
normal.
jam
Masalah Kolaborasi
Distensi abdomen
Perawat
akan Observasi dis- menunjukan termemoni-tor
(Fase Emergensi)
jadinya illeus
tensi abdomen
adanya
3. Potensial gagal hemachro-magen
Monitor output Pengeluaran cairginjal b.d. adanya dalam urine &
jumlah, an dari gaster
urine gaster,
hemachromagen output
warna dan ada-nya memerlukan redalam
urine adekuat : 75-100
placement cairdarah serta pH.
karena luka bakar cc/hari
an. Ulkus pada
yang dalam
Monitor dan doku- gaster sering termentasikan output jadi pada luka
urine setiap jam & bakar berat.
warna urine.
Urine
akan
Pastikan aliran ka- berwarna merah
teter urine dalam atau coklat gelap
jika
terdapat
keadaan baik.
hemachromagen
Berikan cairan
intravena
sesuai Kateter dapat
tersumbat oleh
program
hemachromagen.
Siapkan sampel
urine untuk peme- Hemachromagen
riksaan kadar myo- akan terbilas atau
dari
globin/hemoglobin keluar
tubuh.
sesuai program
Memberikan
informasi
tentang
resiko
gagal ginjal.
Lanjutan
100
Diagnosa/masalah
kolaborasi
(Fase
Akut)
&
(Emergensi)
4.
Gangguan
pertukaran gas b.d.
keracunan
carbonmo-noxida,
kerusakan
paru
akibat pabas.
Memberikan
upaya
Terdapat data
tentang
efektifi-tas
upaya nafas,
PaO2 > 90 mmHg
respirasi/
oksigenasi.
Tachypnea,
PaCO2 : 35-45
Memberikan
Dyspnea,
mm-Hg
data oksigenasi
non-invasif.
SaO2 > 95%
Tachicardia,
Suara nafas kedua Kadar PaO2 Menurunkan hidan
SaO2 poksemia
paru bersih.
menurun
Mendorong
untuk bernafas
Cyanosis
dalam.
Monitor kadar
gas darah arteri Mempermudah
dan COHb sesuai ekspansi paru
permintaan
Intubasi
dokter
mungkin
Monitor kadar diperlukan
SaO2
secara untuk
memelihara
kontinu
oksi-genasi
Berikan oksigen
seuai program
Ajarkan pasien
penggunaan
spirometri.
Tinggikan tempat
tidur
bagian
101
kepala.
Monitor
kebutuhan untuk
pema-sangan
intubasi
endotraheal.
Lanjutan
Diagnosa/masalah
Tujuan &
Intervensi
Rasionalisasi
kolaborasi
kriteria hasil
(E, A)
Bersihan jalan Ajarkan klien Mempermudah
dalam
nafas
klien un-tuk batuk member-sihkan
saluran
efektif, dan ber-nafas nafas bagian atas.
5. Bersihan jalan akan
nafas
tidak yang ditandai dalam setiap
efektif
b.d. oleh:
1-2
jam mendorong klien untuk
edema trahea,
selama
24 member-sihkan
sendiri
menurunnya
Suara nafas jam,
sekresi oral dan sputum.
fungsi
ciliar bersih
kemudian separu
akibat
tiap 2-4 jam, Menghilangkan sekresi dari
injuri inhalasi
Sekresi saat terjaga.
sa-luran nafas bagi-an atas.
pulmoner
Warna, konsistensi, bau dan
(E, A)
Letakan banyaknya dapat mengindibersih sampai
peralatan
putih
kasikan adanya infeksi.
6.
Perubahan
suction oral
perfusi jaringan Monbilisasi dalam
Dapat membaha-yakan
perifer
b.d. sekreai
jangkaun
sirkulasi sebagai akibat
konstriksi
klien un-tuk terjadinya edema.
pulmoner
akibat
luka efektif
digunakan
bakar.
sen-diri oleh Dapat menurun-kan aliran
Respirasi klien.
arteri dan venous return.
tanpa upa-ya
Lakukan
Menurnkan/menghilangkan
endotra-cheal
Respirasi
hipok-semia
suction jika
rate:16-24
diperlukan,
kali/mnt
Capilary refil menjadi
dan monitor
meman-jang & gangguan
Tidak ada serta doku- sirkulasi.
mentasikan
ronchi,
karak-teristik
whezing,
sputumnya.
stridor
102
Tidak
dispnea
ada
Lepaskan
semua
perhiasan &
Tidak ada pakai-an yg
kencang/
sianosis.
sempit
Perfusi perifer
Batasi
klien
akan
penggunaan
menjadi
adekuat, yang cuff tekanan
darah yang
ditandai oleh:
dapat menye Denyut nadai babkan
dapat diraba konstriksi
pada
melalui
ekstremitas.
palpasi/Dopler
Monitor
Capilari refill denyut arteri
pada
kulit melalui palatau
yang
tidak pasi
dengan
ter-bakar <>
Dopler setiap
Tidak ada jam selama
27 jam.
kebal
Tidak terjadi Kaji Capilary
pada
pening-katan refill
kulit
yang
tak
rasa
nyeri
pada waktu terbakar pada
bagi-an
melakukan
latihan ROM ekstremitas
yg terkena.
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
(E, A)
7. Hypotermia b.d.
kehi-langan
jaringan epitel dan
fluktuasi
suhu
udara.
103
Meningkatkan
venous
return
Dorong klien dan menurunkan
untuk melakukan atropi otot.
latihan
ROM
aktif
Escharotomi dilakukan
untuk
Antisipasi & memperbaiki
siap-kan
klien sirkulasi
dan
untuk
jaringan.
escharotomy
Data-data tsb
Perawatan Post mengindikasikan
Escharotomy :
perfusi yg adekwat.
Kaji keadekuatan
sirkulasi :
Jaringan yang
masih hidup di Cek nadi
bawahnya akan
berdarah.
Catat warna,
pergerakan & Hipotermia dapat
sensasi ekstre- terjadi
setelah
mitas
yang kehilangan kulit
terkena.
karena rusaknya
regulator panas.
Atasi perdarahan
post
operasi
escharotomy dgn
penekanan, elektrocautery,
menja-hit
pembuluh yang
mengalami
perda-rahan.
Monitor suhu
rec-tal
sesuai
indikasi (setiap
jam selama fase
emergensi dan
104
setelah dilakukan
pembedahan
Lanjutan
Diagnosa/masalah
Tujuan & kriteria
Intervensi
Rasionalisasi
kolaborasi
hasil
Masalah Kolaborasi Perawat
akan Batasi bagian tu- Bagian yang
memo-nitor
buh yang terpapar ter-buka
perdarahan
gas- selama
(E, A)
(terekspos)
trointestin dan akan melakukan
dapat
8.
Resiko
tinggi mempertahankan pH perawatan luka
menyebab-kan
terjadi stres ulcer gaster > 5
hipotermia.
Nutrisi
klien
b.d. respon stres
keluar
Batasi
lama Panas
adekuat, ditandadi pengo-batan
neurohormonal
dari luka yang
dapat hidroterapi
akibat luka bakar oleh
terbu-ka
dan
mempertahankan
setelah
semapai dengan
pada 85-90% berat 30 menit atau hidroterapi
(A)
badan sebelum luka kurang
dengan mela-lui
9. Perubahan nutrisi: bakar.
suhu air antara 98 evaporasi.
kurang
dari
- 102,0 derajat F
kebutuhan tubuh
Sumber panas
b.d. meningkatnya
Gunakan pemanas eksternal
kebutuhan
luar / radiasi
metabolik untuk
lampu pemanas. Sekresi asam
penyembuhan
gaster
dapat
luka.
Pertahankan/peli- menyebabkan
hara ruangan pro- perdarahan
sedur
tetap
Menurunkan isi
hangat.
asam lambung
Monitor
dan
doku-mentasikan Stres ulcer menilai pH gaster nyebabkan perdan ada-nya darah darahan,
dan
setiap 2 jam pada mungkin dapat
saat
NGT dieksresi kedaterpasang.
lam feses.
Berikan antacida
dan/atau
H2
resep-tor
antagonis sesu-ai
program dokter.
Kebutuhan
kalori
didasarkan
pada
berat
badan pre luka
105
Untuk
darah.
melakukan
Kaji berat badan kajian nutrisi.
sebelum
luka
bakar
Konsulkan pada
ahli diet
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
Intervensi
Kaji pola
kesukaan,
makanan
72 jam
makan.
Rasionalisasi
Catat
intake Berat badan akan
kalori
(jumlah stabil jika intake
kalori)
kaloti terpenuhi
perawatan diri
Atur jadwal treatmen yang diberi- Klien akan selera
106
Sediakan alat
bantu
utk
mempermudah
makan.
Dorong
klien/kelu-arga
unttk memba-wa
makanan kesukaan dari rumah.
Berikan nutrisi
suplemen
diantara
jam
makan.
Berikan
reinforce-men
positif
untuk
makan.
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
(E, A)
10. Resiko
tinggi
terjadinya infeksi
b.d.
hilangnya
pertahanan kulit,
ganggu-an respon
107
imune,
adanya
tetanus.
pemasangan kateter <>
tehnik
untuk
(indweling urinary
mengontrol
Mencegah kontacateter
dan Suhu : 36-37C. infeksi
minasi silang
intravenous
cateter),
dan
Instruksikan Meningkatkan
Tidak
ada
prosedur
invasif pembeng-kakan, kelua-rga
atau kesadaran/kepa(pengambilan
kemerahan, atau lainya ten-tang tuhan.
sampel darah baik sekret
purulen tindakan-tinarteri maupun vena pada
tempat- dakan
Menurunkan
dan bronchoscopy) tempat
mengontrol
insiden kontamiinfeksi.
penusukan
nasi silang
(kateter, vena)
Lakukan cuci Luka terbuka dan
Kultur darah, tangan dengan klien imunokomurine dan sputum baik
promi sehingga
negatif.
infeksi luka baik
Kaji tanda-tanda lokal
maupun
klinik
infeksi: sis-temik adalah
perubahan warna suatu resiko.
luka
atau
drainage,
bau,
Untuk
penyembuhan
membuang
yang lama; nyeri kotoran.
kepala,
menggigil,
Jaringan tersebut
anoreksia, mual; medium yg baik
perubahan tanda- bagi pertumbuhtanda
vital; an bakteri
hiper-glikemia
dan gliko-suria;
Rambut dapat
paralitic
ileus,
bingung, gelisah, terkontaminasi
&
menganggu
halusinasi.
me-nempelnya
krim
Sebelum
diberikan
obat
topikal
ulang,
cuci
dan
bersihkan luka
lebih dahulu.
Buang jaringan
yg telah mati.
108
Potong rambut
ba-dan di sekitar
tepi-an
luka
(kecuali bulu dan
alis mata)
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
(E, Rehabilitasi/R)
11. Nyeri b.d. injury
luka
bakar,
stimulasi ujungujung
saraf,
treatmen
dan
kecemasan.
Klien
dapat
tidak dianjurkan
menge-nali
- 45 menit sebe- kare-na keterbafaktor-faktor yg lumnya jika me- tasan sirkulasi
mempengaruhi
lalui mulut.
meng-ganggu
nyeri
absorpsi
30
menit
sebelumnya jika
Merupakan
melalui
intra anal-getik
muskular
nonfarmakologik
- 5-10
menit
sebelumnya jika Untuk menurunmelalui
kan kecemasan
intravena
Meningkatkan
Jangan diberikan
rasa
percaya
melalui intramusklien
kular pada klien
dengan luka bakar
Kecemasan
berat
fase
menurunkan
emergent
ambang nyeri.
Ajarkan tehnik relaksasi , terapi Menilai efektimu-sik,
guided vitas intervensi.
image-ry,
distraksi
dan
109
hypnosis
Jelaskan semua
pro sedur pada
klien & sediakan
waktu
utk
persiapan.
Bicaralah dengan
klien ketika melakukan perawatan
dan
melakukan
prosedur.
Kaji kemungkinan
kebutuhan untuk
pemberian
anxioli-tik
Catat respon klien
terhadap medikasi
dan pengobatan
nonfarmakologik
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
(A, R)
12. Kurang mampu
merawat
diri
(grooming,
bathing, eating,
elimination) b.d.
deficit fungsional
akibat dari injuri
luka bakar, nyeri,
balutan,
dan
anjur-an
immobilisasi
(E, A, R)
Meningkatkan
kemampuan dalam
Konsulkan perawatan diri.
perawatan diri & dengan
terapi
akan
okupasi tentang
Membantu
memperlihatkan pe- perlunya
memotivasi klien
ningkatan
penggunaan alat dan menghilangpartisipasi
dalam bantu.
kan rasa takut/
perawatan diri.
khawatir
dan
Klien
akan Dorong klien ketergantungan
mengalami
untuk
peningkatan
berpartisipasi Membantu mengmobilits
fisik dalam
ditandai
dengan
110
13.
Gangguan
mobilitas
fisik
b.d. edema, nyeri,
balut-an, prosedur
pembedah-an, dan
kontraktur luka.
kembali
secara
maksi-mal
melakukan
ontrol dirinya.
melakukan aktivi- tugas-tugas
tas
sehari-hari perawatan diri.
Meningkatkan
dengan kecacatan
kemandirian dan
dan ganggu-an figur Yakinkan pada motivasi.
yang minimal.
klien bahwa ia
memerlukan
Sebagai data
waktu
yang dasar
cukup
untuk
menyelesaikan Mencegah/menutugas-tugasnya. runkan terjadinya
kontraktur.
Berikan
reinforce-ment
Meningkatkan
positif apabi-la kepatuhan.
tugas-tugas klien
dapat dicapai.
Kaji ROM dan
kekuatan
otot
pada area luka
yg
mung-kin
mengalami
kontraktur setiap
hari atau jika
diperlukan.
Pertahankan area
luka
dalam
posisi
fungsi
fisiologis.
Jelaskan alasan
perlunya
aktivitas
dan
pengaturan posisi klien dan
kelu-arga.
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
Intervensi
Rasionalisasi
111
(A, R)
14. Resiko tinggi
gangguan harga
diri b.d. ancaman
perubahan/actual
perubah an pada
body
image,
kehilangan fisik
dan
kehilangan
akan peran dan
tanggungjawab.
Klien
akan
Konsultasi Untuk diberikan
mengembangkan
untuk
terapi alat yang dibuperbaikan
slef fisik
dan tuhan.
esteem
ditandai okupasi
serta
oleh:
atur jadwalnya Mengontrol edesesuai
ma
post Membuat kontak kebutuhan.
resusitasi
dan
sosial
dengan
mencegah atropi
orang lain selain
Dorong otot,
peranggota keluarga. melakukan
lengketan tendon,
ROM
aktif kekakuan sendi
Mengembangkan setiap 2-4 jam dan pemendekan
mekanisme koping saat terjaga jika capsular.
yang
efektiv tidak ada konselama
tahap traindikasi
Ambulasi
sebab prosedur meningkatkan
pemulihan.
graf
yang kekuatan otot dan
Mengemukakan sedang
fungsi cardiopuldilakukan.
moner.
keluhannya
tentang
konsep
Ambulasi klien
diri.
ROM
pasif
ke kursi atau mempertahankan
berjalan
(jika gerak sendi dan
tidak ada kon- tonus otot.
traindikasi oleh
prosedur graf Sebagai data daatau
injuri sar tentang kolainnya)
ping sebelumnya
dan mungkin kli Lakukan latihan en akan mencoba
pasif jika klien lagi gaya koping
tak
mampu tersebut.
berparti-sipasi
aktif.
Memberikan
informasi; dapat
Tentukan gaya menurunkan
ko-ping
miskonsepsi.
sebelumnya.
Perkembangan
112
penyem-buhan
luka
koping sebelumnya.
Pastikan klien
melalui
perkem-bangan
tahapan denial,
berduka
dan
menerima injuri
dan recoveri
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
(E, A, R)
15. Resiko tinggi akan
tidak efektifnya
coping keluar-ga
b.d. sifat yang
emer-gensi
dan
kritis dari luka
bakar
dan
perpisahan/ jauh
dari rumah dan
teman.
Menurnkan
mengungkapan
pemberian
kecemasan
stres emosional.
perawatan
Memotivasi
rikan harapan
palsu
tentang
per
baikan
fungsi
jika
kerusakan
irrever sibel.
Sampaikan
infor-masi
Keluarga mungperkem-bangan
kin takut dan
klien.
membutuhkan
- Beri informasi
113
Dorong agar
berin-teraksi
dengan orang lain
diluar rumah.
Bagi informasi
pada
keluarga
atau orang lain
yang berkunjung
untuk
pertama
kalinya tentang:
- Luasnya luka
dan perubahan
penam
pilan
klien.
- Prosedur dan
per-alatan yang
digu-nakan.
Lanjutan
Diagnosa/masalah
kolaborasi
Tujuan &
kriteria hasil
Intervensi
Rasionalisasi
Memberikan
strategi baru pada
Bantu klien meng-atasi klien
stres
dengan
memberikan stra-tegi Mempertahankan
koping seperti diversi
114
Konsulkan
pada membantu
psikolog,
psikiater, memperbaiki
koping
pekerja sosial, pe- strategi
rawat spesialis psi- klien
kiatri jika diperlu-kan
Kesimpulan
Perawatan LB merupakan hal yang komplek dan menantang. Trauma fisik dan
psikologis yang dialami setelah injuri dapat menimbulkan penderitaan baik bagi
penderita sendiri maupn keluarga dan orang lain yang dianggap penting. Anggota
yang menjadi kunci dari tim perawatan luka bakar adalah perawat yang
bertanggung jawab untuk membuat perencanaan perawatan yang bersifat
individual yang merefleksikan kondisi klien secara keseluruhan.
a.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., et al. (1995). Nursing care plans guidelines for planning patient
care. (2nd ed.). Philadelphia: F.A. Davis Co.
Luckmann & Sorensen. (1993). Medical-surgical nursing a psychophysiologic
approach, (4th ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Co.
Nettina, S. (1996). The Lippincott manual of nursing practice. (6th ed.).
Lippincott: Lippincott-Raven Publisher.
Thompson, J.M. (1987). Clinical nursing. St. Louis: Mosby.
A. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan
suhu renadah (frost bite).
115
Luka bakakr adaalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam ataau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada
jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam, yang di
sebabkan kontak langsung denagn sumber panas yaitu api, air/ uap panas, bahan
kimia, radiasi, arus listrik, dan suhu sanagt dingin.
B. Etiologi
Penyebab utama antara lain karena pai, air panas, arus listrik, bahan kimia,
radiasi, suhu rendah (frost bite), tersambar petir, ledkan. Penyulit yang timbul
pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, odema paru, SIRS (Systemic
Inflamatory Response Sindrom), infeksi, dan sepsis serta parut hipertropik dan
kontraktur.
C. Prognosis
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dn luasnya
permukaan luka bakar dan penenganan syok hingga penyembuhan. Selain itu
faktor letak daerah terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita juga turut
menentukan kecepetaan kesembuhan. Luka bakar pada daerah perinium, ketiak,
leher, dan tangan sulit dalam perawatannya, karena mudah mengalami kontraktur.
D. Kedalaman luka bakar
1. Derajat I (luka bakar superfisial)
Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar dengan derajat ini
ditandai dengan kemerahan yang biasanay akan sembuh tanpa jaringan parut
dalam waktu 5-7 hari.
2. Derajat II (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tapi masih ada elemen epitel
yang tersisa seperti sel epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat, folikel
rambut, sehingga luka akan sembuh dengan waktu 10-21 hari.
Luka bakar derajat II dibedakan menjadi :
Derajat II dangkal, dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis
dan penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.
Derajat II dalam, dimana keruskan mengenai hampir seluruh baggian dermis.
Bila kerusakn lebih dalam mengenai dermis subyektif dirasakan nyeri.
Penyembuhan yang terjadi lebih lama tergantung pada bagian yang memiliki
kemampuan reproduksi.
3. Derajat III
Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin subkulit, atau organ yang
lebih dalam. Oleh karena itu tidak ada lgi epitel yang hidup maka untuk
mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein yang
terjadi berwarna puith, tidak ada bula, dan tidak ada nyeri.
116
117
118
kristaloid seperti larutan ringer laktat dan atau seperti koloid seperti albumin atau
plasma. Terapi cairan diindikasikan pada luka bakar derajat dua atau tiga dengan
luas > 25 % atau lien tidak dapat minum. Terapi cairan dihentikan bila masukan
oral dapat menggantikan parenteral. Dua cara yang lazim digunakan untuk
menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar yaitu :
@ cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
1.Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
2.Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid
3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah
cairn hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang
diberikan hari kedua. Sebagai monitoring pemberian lakukan penghitungan
diuresis.
@ cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan
cairan pada hari pertama dihitung dengan rumus = % luka bakar X BB (kg) X 4cc.
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama diberika elektrolit yaitu larutan
ringer laktat karena terjadi hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari
jumlah pemberian hari pertama.
d. prioritas keempat adalah perawatan luka bakar :
Pemberian setiap jam dan pemberian krim anti mikroba topikal seperti silver
sulfadia (silvadene)
Penggunaan berbagai tipe balutan sintetik atau balutan biologik (tandur kulit)
khususnya luka bakar dengan ketebalan penuh.
J. Pengkajian
a. Biodata
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt, tnggal MRS,
dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu informasi selain
dari klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan
tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun memiliki penilaian
tinggi terhadap jumlah kematian (Lukman F dan Sorensen K.C). data pekerjaan
perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar agama
dan pendidikan menentukan intervensi ynag tepat dalam pendekatan
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas.
Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan
pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak
nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan
disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan
saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan
ekspansi paru.
119
120
Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang
rontok.
Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake
cairan kurang
Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen
Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai
kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
4) Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak maksimal,
vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru, auskultasi
suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi
5) Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada area
epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
6) Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber
infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
7) Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok
neurogenik)
9) Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut kaidah 9
(rule of nine lund and Browder) sebagai berikut :
Bag tubuh 1 th 2 th Dewasa
Kepala leher 18% 14% 9%
Ekstrimitas atas (kanan dan kiri) 18% 18% 18 %
Badan depan 18% 18% 18%
Badan belakang 18% 18% 18%
Ektrimitas bawah (kanan dan kiri) 27% 31% 30%
Genetalia 1% 1% 1%
Pengkajian kedalaman luak bakar dibagi menjadi 3 derajat (grade). Grade tersebut
ditentukan berdasarkan pada keadaan luka, rasa nyeri yang dirasanya dan lamanya
kesembuhan luka
Grade I :
Luka bakar ini sangat ringan, hanya mengenai lapisan epidermis, terdapat warna
121
merah pada kulit tidak ada vesikel, tanpa odema, nyeri dan biasanya sembuh tanpa
adanya pengobatan dalam waktu 3-7 hari.
Grade II :
Dangkal mengenai lapisan dermis, ada bulla (lepuh), terdapat penumpukan cairan,
intersisiel. Timbul rasa nyeri yang hebat, biasanya sembuh 21-28 hari. tanpa
disertai jaringan parut bila tidak terjadi infeksi.
Grade III :
Dalam gambaran klinis sama tetapi gambaran lepuh, pucat dan agak kering,
keluhan nyeri berkurang karena jaringan lemak, otot terkena. Biasanya
penyembuhan agak lama 1bulan atau lebih dan terdapat jaringan granulasi
Grade IV :
Sudah mengenai lapisan paling dalam bahkan sampai tulang. Keadaan luka
kering, warna merah, putih, hitam / coklat, tidak nyeri pada grade ini.
Kesembuhannya lama dan memerlukan tindakan skin graft (Barbara L Cristensen.
1991)
K. Diagnosa keperawatan
Defisit volume cairan b/d luka bakar yang luas, kehilangancairan melalui rute
ab normal
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan integritas kulit yang disebabkan
oleh luka bakar
Nyeri b/d kerusakan kulit / jaringan, pembentukan odema
Kerusakan integritas kulit s/d adanya luka bakar dalam
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik
Kerusakan pertukaran gas b/d cidera inhalasi asap / sindrom kompartemen
torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada dan leher
Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b/d perubahan bentuk,
kemungkinan kontraktur sekunder terhadap luka bakar ketebalan penuh
resiko tinggi terhadap kerusakan perfusi jaringan b/d luka bakar melingkari
ekstrimitas
L. Implementasi
Dx I : defisit volume cairan b/d luka bakar yang luas, kehilanagn cairan melalui
rute abnormal.
Kriteria Evaluasi : tak ada manifestasi dehidrasi, resolusi odema, elektrolit serum
dalam batas normal, haluaran, urine diatas 30 ml/jam, TTV dalam batas normal.
Intervensi
1. Awasi tanda-tanda vital
R/ memberikan pedoman untuk pengantian cairan dan mengkaji respon
kardiovaskuler
2. Awasi haluaran urine dan berat jenis
R/ secara umum penggantian cairan harus dititrasi untuk meyakinkan rata-rata
haluaran urine
3. Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan
R/ mencegah ketidakseimbangan dan kelebihan cairan
122
123
124
kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada dan
leher
Kriteria Evaluasi :
Frekuensi pernafasan 12-24 per jam, warna kulit normal, GDA dalam batas
normal, bunyi nafas bersih, tak ada kesulitan bernafas.
Intervensi
1. Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, sianosis
R/ menentukan intervensi medik selanjutnya
2. Latih nafas dalam dan perubahan posisi sering
R/ meningkatkan ekspansi paru, memobilisasi dan drainase sekret
3. Awasi / gambarakan seri GDA
R/ mengidentifikasikan kemajuan / penyimpanan dari hasil yang diharapkan
4. Pertahankan posisi semi fowler, bila hipotensi takada
R/ untuk memudahkan vebtilasi dengan menurunkan tekanan abdomen terhadap
diafragma
5. Anjurkan pernafasan dalam dengan menggunakan spirometri insentif setiap 2
jam selama tira baring
R/ pernasan dalam mengembangkan alveoli, dapat menurunkan resiko atelektasis
Dx VII : resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b/d perubahan bentuk,
kemungkinan kontraktur sekunder terhadap luka bakar ketebalan penuh
Kriteria Evaluasi :
Mengungkapkan harapan realistis dari tindakan, mengungkapkan kenyataan
positif tentang diri
Intervensi
1. Sediakan waktu untuk pasien dan orang terdekat untuk mengekspresikan
perasaan
R/ mengekspresikan perasaan membantu memudahkan koping
2. Anjurkan latihan gerak aktif setiap 2 jam
R/ untuk mencegah pengencangan jaringan parut progresif dan kontraktur
3. Anjurkan klien untuk memenuhi aktifitas kehidupan sehari hari dengan bantuan
perawat (sesuai dengan kebutuhan)
R/ Melakukan aktifitas sehari-hari memberikan latihan aktif, memudahkan
pemeliharaan flesibilitas sendi dan tonus otot.
Dx VIII : resiko tinggi terhadap kerusakan perfusi jaringan b/d luka bakar
melingkari ekstrimitas
Kriteria Evaluasi : warna kulit normal, menyangkal kebas dan kesemutan, nadi
perifer dapat diraba
Intervensi
1. Untuk luka bakar melingkari ekstrimitas pantau status neurovaskuler dari
ekstrimitas setiap 2 jam
R/ Untuk mengidentifikasi indikasi-indikasi kemajuan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan
2. Pertahankan ekstrimitas bengkak di tinggikan
R/ untuk meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan pembengkakan
3. Kolaborasi dengan tim medis bila terjadi penuruan nadi, pengisian kapiler
125
126
127
Askep Combustio
Etiologi Luka Bakar
1.
a.
Gas
b.
Cairan
c.
2.
3.
4.
128
2.
Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau
tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ - organ fungsional.
3.
Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya Luka Bakar
Klasifikasi Combustio
129
130
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atau rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
: 36%
: 1%
: 100%
2)
3)
131
4)
Umur klien.
5)
6)
Parah - critical:
a)
Tingkat II
b)
Tingkat III
c)
d)
Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fraktur, soft tissue yang
luas.
B.
Sedang - moderate:
a) Tingkat II
: 15 - 30%
b) Tingkat III
: 1 - 10%
C.
Ringan - minor:
a) Tingkat II
: kurang 15%
b) Tingkat III
: kurang 1%
132
Patofisiologi Combustio
Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar
133
134
135
1)
2)
B.
C.
Penatalaksanaan
A.
Resusitasi A, B, C.
1)
Pernafasan:
136
a)
b)
Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin iritasi Bronkho kontriksi
obstruksi gagal nafas.
2)
Sirkulasi:
C.
Resusitasi cairan
Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 - 3 tahun
: BB x 75 cc
3 - 5 tahun
: BB x 50 cc
137
E.
Tulle.
F.
Obat - obatan:
o Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
o Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
o Analgetik
o Antasida
: kalau perlu
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b)
Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer
umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
c)
Integritas ego:
138
Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi);
penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar
dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
e)
Makanan/cairan:
Neurosensori:
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
h)
Pernafasan:
139
i)
Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler
lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh;
ulkus; nekrosis; atau jaringan parut tebal. Cedera secara umum lebih dalam dari
tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam
setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif),
luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar
termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik
sehubungan dengan syok listrik).
j)
(1)
Pemeriksaan diagnostik:
LED: mengkaji hemokonsentrasi.
(2)
Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam
pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.
(3)
Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
khususnya pada cedera inhalasi asap.
(4)
(5)
Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
140
(6)
(7)
Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada
luka bakar masif.
(8)
2. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher;
kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada.
2 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan
cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik,
ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan.
3 Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap
atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari
dada atau leher.
4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat;
kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak
adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5 Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6 Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler
perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh
luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7 Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi normal pada
cedera berat) atau katabolisme protein.
8 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
9 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan
permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
141
142
143
Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan kapiler dan kekuatan nadi perifer.
Rasional : Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji
respon kardiovaskuler.
Awasi pengeluaran urine dan berat jenisnya. Observasi warna urine dan
hemates sesuai indikasi. Rasional : Penggantian cairan dititrasi untuk
meyakinkan rata-2 pengeluaran urine 30-50 cc/jam pada orang dewasa.
Urine berwarna merah pada kerusakan otot masif karena adanyadarah dan
keluarnya mioglobin.
Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak. Rasional :
Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein, proses inflamasi
dan kehilangan cairan melalui evaporasi mempengaruhi volume sirkulasi
dan pengeluaran urine.
Timbang berat badan setiap hari. Rasional : Penggantian cairan tergantung
pada berat badan pertama dan perubahan selanjutnya.
Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai indikasi. Rasional :
Memperkirakan luasnya oedema/perpindahan cairan yang mempengaruhi
volume sirkulasi dan pengeluaran urine.
Selidiki perubahan mental. Rasional : Penyimpangan pada tingkat
kesadaran dapat mengindikasikan ketidak adequatnya volume
sirkulasi/penurunan perfusi serebral.
Observasi distensi abdomen,hematomesis,feces hitam. Rasional : Stres
(Curling) ulcus terjadi pada setengah dari semua pasien yang luka bakar
berat(dapat terjadi pada awal minggu pertama).
Hemates drainase NG dan feces secara periodik. Rasional : Observasi
ketat fungsi ginjal dan mencegah stasis atau refleks urine.
Lakukan program kolaborasi meliputi :
o Pasang / pertahankan kateter urine. Rasional : Memungkinkan
infus cairan cepat.
o Pasang/ pertahankan ukuran kateter IV. Rasional : Resusitasi cairan
menggantikan kehilangan cairan/elektrolit dan membantu
mencegah komplikasi.
o Berikan penggantian cairan IV yang dihitung, elektrolit, plasma,
albumin. Rasional : Mengidentifikasi kehilangan darah/kerusakan
SDM dan kebutuhan penggantian cairan dan elektrolit.
o Awasi hasil pemeriksaan laboratorium ( Hb, elektrolit, natrium ).
Rasional : Meningkatkan pengeluaran urine dan membersihkan
tubulus dari debris /mencegah nekrosis.
o Berikan obat sesuai idikasi : Diuretika contohnya Manitol
(Osmitrol), Kalium, Antasida. Rasional : Penggantian lanjut karena
kehilangan urine dalam jumlah besar, Menurunkan keasaman
gastrik sedangkan inhibitor histamin menurunkan produksi asam
hidroklorida untuk menurunkan produksi asam hidroklorida untuk
menurunkan iritasi gaster.
Pantau: Tanda-tanda vital setiap jam selama periode darurat, setiap 2 jam
selama periode akut, dan setiap 4 jam selama periode rehabilitasi. Warna
urine. Masukan dan haluaran setiap jam selama periode darurat, setiap 4
144
jam selama periode akut, setiap 8 jam selama periode rehabilitasi. Hasilhasil JDL dan laporan elektrolit. Berat badan setiap hari. CVP (tekanan
vena sentral) setiap jam bial diperlukan. Status umum setiap 8 jam.
Rasional : Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Periode darurat (awal 48 jam
pasca luka bakar) adalah periode kritis yang ditandai oleh hipovolemia
yang mencetuskan individu pada perfusi ginjal dan jarinagn tak adekuat.
Inspeksi adekuat dari luka bakar.
Pada penerimaan rumah sakit, lepaskan semua pakaian dan perhiasan dari
area luka bakar. Mulai terapi IV yang ditentukan dengan jarum lubang
besar (18G), lebih disukai melalui kulit yang telah terluka bakar. Bila
pasien menaglami luka bakar luas dan menunjukkan gejala-gejala syok
hipovolemik, bantu dokter dengan pemasangan kateter vena sentral untuk
pemantauan CVP. Rasional : Penggantian cairan cepat penting untuk
mencegah gagal ginjal. Kehilangan cairan bermakna terjadi melalui
jarinagn yang terbakar dengan luka bakar luas. Pengukuran tekanan vena
sentral memberikan data tentang status volume cairan intravaskular.
Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus, takikardia, CVP <
6 mmHg, bikarbonat serum di bawah rentang normal, gelisah, TD di
bawah rentang normal, urine gelap atau encer gelap. Rasional : Temuantemuan ini mennadakan hipovolemia dan perlunya peningkatan cairan.
Pada lka bakar luas, perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang
interstitial menimbukan hipovolemi.
Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi. Rasional :
Pasien rentan pada kelebihan beban volume intravaskular selama periode
pemulihan bila perpindahan cairan dari kompartemen interstitial pada
kompartemen intravaskuler.
Tes guaiak muntahan warna kopi atau feses ter hitam. Laporkan temuantemuan positif. Rasional : Temuan-temuan guaiak positif ennandakan
adanya perdarahan GI. Perdarahan GI menandakan adaya stres ulkus
(Curlings).
Berikan antasida yang diresepkan atau antagonis reseptor histamin seperti
simetidin. Rasional : Mencegah perdarahan GI. Luka bakar luas
mencetuskan pasien pada ulkus stres yang disebabkan peningkatan sekresi
hormon-hormon adrenal dan asam HCl oleh lambung.
145
Pantau: Penampilan luka bakar (area luka bakar, sisi donor dan status
balutan di atas sisi tandur bial tandur kulit dilakukan) setiap 8 jam. Suhu
setiap 4 jam. Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan.
Rasional : Mengidentifikasi indikasi-indikasi kemajuan atau
penyimapngan dari hasil yang diharapkan.
Bersihkan area luka bakar setiap hari dan lepaskan jaringan nekrotik
(debridemen) sesuai pesanan. Berikan mandi kolam sesuai pesanan,
implementasikan perawatan yang ditentukan untuk sisi donor, yang dapat
ditutup dengan balutan vaseline atau op site. Rasional : Pembersihan dan
pelepasan jaringan nekrotik meningkatkan pembentukan granulasi.
Lepaskan krim lama dari luka sebelum pemberian krim baru. Gunakan
sarung tangan steril dan beriakan krim antibiotika topikal yang diresepkan
pada area luka bakar dengan ujung jari. Berikan krim secara menyeluruh
di atas luka. Rasional : Antimikroba topikal membantu mencegah infeksi.
146
147
Untuk luka bakar yang mengitari ekstermitas atau luka bakar listrik,
pantau status neurovaskular dari ekstermitas setiap 2 jam. Rasional :
Mengidentifikasi indikasi-indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
Pertahankan ekstermitas bengkak ditinggikan. Rasional : Meningkatkan
aliran balik vena dan menurunkan pembengkakan.
Beritahu dokter dengan segera bila terjadi nadi berkurang, pengisian
kapiler buruk, atau penurunan sensasi. Siapkan untuk pembedahan
eskarotomi sesuai pesanan. Rasional : Temuan-temuan ini menandakan
kerusakan sirkualsi distal. Dokter dapat mengkaji tekanan jaringan untuk
menentukan kebutuhan terhadap intervensi bedah. Eskarotomi (mengikis
pada eskar) atau fasiotomi mungkin diperlukan untuk memperbaiki
sirkulasi adekuat.
148
Intervensi :
149