Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
#############################################
#q`
#######################bjbjqPqP################## ######:###:########
%#########################################################################
##################################4###########0########&#######&#######&##h###
|
&##,###&##d###0#######O##$####'#######'##"###:'######:'######:'######(######(##
####(#######3#######3#######3#######3##=###W3####:A##
###O##$###P##h###(S#####AO#############################(######################_
(##"###(######(######(######AO############################:'##############:'##
%###VO#######0#######0#######0######(########8###:'#############:'#######3#####
##########0######################################################(#######3########
#######0#######0######2#########################################################
###################2######:'######
'##
###@##########&######c,##j###2##############2##$###lO##0###O######2##,###S######
,##"###S######2#################################################################
#############S#####################2##(###(######(#######0######(######(####
##################################(######(######(######AO######AO###############
#######################/######################################(######(######(##
####O######(######(######(######(##############0#######0#######0#######&#####
#0#######0#######0########&######0#######0#######0#############################
##########################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
##################################################################################
ABSTRAK
Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai dari
penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan
dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian
contoh. Di dalam menyampaikan definisi atau pengertian cenderung dilakukan dengan
pendekatan doktrin#doktrin tanpa siswa diberikan penjelasan secara konkret. Melalui
pendekatan tersebut, siswa "dipaksa" untuk memahami objek materi yang berakibat
banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut, dan pada akhirnya
siswa menjadi tidak peduli atau bahkan bersikap phobia terhadap pelajaran
matematika.Dalam penulisan makalah ini, penulis mencoba memberi gagasan yang
bersifat inovatif bagaimana meminimalkan kesan negatif anak terhadap pelajaran
matematika dengan memanfaatkan program pembelajaran yang dirancang menggunakan
komputer (dikenal dengan istilah CAI atau PM), mengingat perkembangan pemilikan
komputer dewasa ini di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat yang semakin
meningkat, dan kelebihan#kelebihan penggunaan komputer sebagai media untuk
pembelajaran matematika, seperti: kemampuan komputer dalani menampilkan warna,
suara, tulisan, gerak (animasi), gambar, dan video yang dapat dimanfaatkan untuk
mernvisualisasi konsep abstrak dalam matematika menjadi konkret, dan
mengembalikannya lagi ke dalam konsep, abstrak dengan pengertian yang lebih jelas.
Di samping itu, dengan unsur "kepintaran" yang ada pada komputer, pembelajaran yang
dirancang melalui program Pemanfaatan K
omputer dapat bersifat "interaktif'. Oleh
karenanya, dalam memprograrn sajian pembelajaran dapat ditampilkan suatu strategi
untuk membimbing siswa untuk melakukan proses abstraksi. Proses ini jarang sekali
dilakukan guru di dalam kelas.RASIONAL
Mata pelajaran matematika, baik pada jenjang
SD, SMP, maupun SL
TA secara terus menerus selalu menjadi bahan kajian. Hal ini
sejalan dengan kenyataan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa cenderung kurang
optimal. Berdasarkan pengamatan atas fakta, yang ada, tahun demi tahun hasil ujian
nasional terhadap pelajaran ini "selalu rendah", dan tidak sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan. Secara implisit berarti banyak siswa gagal dalam memahami
topik#topik matematika. K
egagalan memahami topik#topik tersebut, bisa jadi dalam
mengajar guru bergerak terlalu cepat sehingga pemahaman siswa tidak cukup waktu,
untuk berkembang. Hampir sernua konsep matematika disampaikan kepada siswa
berdasarkan kemampuan pikiran guru, padahal pola berpikir siswa tidak sama dengan
pola berpikir dirinya. Di samping itu, menurut Hudoyo (2003), proses penyampaian
materi dalam pembelajaran matematika (mengajar matematika) cenderung dimulai dari
penyampaian informasi (berupa definisi atau pengertian) dari suatu objek abstrak,
diikuti contoh-contoh soal, dan kemudian diakhiri dengan pemberian soal#soal yang
pada umumnya mirip dengan contoh soal. Dalam urutan proses seperti ini, kegiatan
drill (latihan) nampak dominan.Di dalam menyampaikan definisi atau pengertian,
pendekatan yang dilakukan guru cenderung mengarah pada "pendoktrinan" konsep tanpa
siswa diberi penjelasan secara konkret. Dengan pendekatan tersebut siswa "dipaksa"
untuk memahami objek abstrak. Menurut Ha i (2002), penanaman konsep yang bersifat
"pemaksaan" berakibat pada pola berpikir siswa dalam memahami materi yang cenderung
"menghafal secara kering" dan kurang komprehensif. Akibatnya pemahaman siswa
tentang suatu konsep menjadi tidak utuh. K
ondisi ini riskan bagi siswa untuk dapat
berinovasi secara bebas dan menyenangkan, dan pada akhirnya sukar mengharapkan agar
hasil belajar siswa menjadi baik. K
enyataan yang terjadi, banyak siswa yang
mengalami kesulitan, tidak peduli, atau bahkan bersikap phobia terhadap pelajaran
matematika.Melihat situasi dan kondisi seperti yang terungkap di atas, menurut
Hudoyo (2003) kiranya perlu ada perubahan orientasi dari "mengajar agar matematika
dipahami siswa" menjadi "mengajar agar siswa belajar bagaimana belajar matematika
(membelajarkan matematika secara benar)". Pembelajaran matematika yang menekankan
pada membelajarkan matematika secara benar bisa terjadi bila keterlibatan siswa
dalam belajar didorong untuk mengkonstruk konsep atau prinsip matematika, atau
seorang guru harus menerapkan strategi pembelajaran altenatif yang melibatkan siswa
secara fisik sekaligus menumbuhkan kreativitas pola berpikir clan minat belajar
siswa (K
risnadi, 2003). Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik dan menumbuhkan
kreativitas pola berpikir, menurut Murwani (1999) penggunaan alat peraga mutlak
harus dilakukan. Sementara untuk menumbuhkan minat belajar siswa terhadap pelajaran
matematika menurut Santosa (1994) dalam prosesnya dapat menggunakan alat bantu
berupa komputer.K
omputer merupakan suatu piranti yang dapat melakukan operasi
hitung atau mengolah data, dan menyajikan hasilnya sebagai informasi (Tuner, 1980
dalam Sofyan, 2000). Penggunaart komputer, selain untuk melakukan penghitungan dan
pengolahan data juga dapat membantu orang belajar atau sebagai medium untuk
menyampaikan materi pelajaran (Suprapto, 1986). Berbagai jenis aplikasi teknologi
berbasis komputer dalam pembelajaran dikenal sebagai "Computer Asissted Instruction
(CAI/PM)". Dalam program CAI/PM, komputer digunakan sebagai sarana atau media
belajar yang dapat membantu. tugas guru atau "pengganti" peran guru dalam
menanamkan suatu konsep.Dalam kesempatan ini, penulis mencoba memaparkan gagasan
yang bersifat inovatif dan kreatif guna mengatasi masalah essensial yang umumnya
dihadapi para guru matematika saat membelajarkan matematika secara benar, yaitu
memanfaatkan program CAI dengan pendekatan mengadopsi pola
"Abstrak#K
onkret#Abstrak". Di samping itu, dibahas pula uraian mengenai Hakikat
Matematika, Pola Pikir, dan Tingkat K
eabstrakan Matematika Sekolah.B. Hakikat
MatematikaHakikat matematika menurut Soedjadi (2000), menunjuk kepada segi#segi
penting dan mendasar yang diantaranya menyangkut karakteristk matematika.
K
arakteristik di sini mengacu pada ciri#ciri khusus yang dapat merangkum.
pengertian matematika secara umum, yaitu meliputi:a. Objek K
ajian Abstrak.Dalam
matematika, objek dasar yang dipelaJari adalah abstrak, seperti: fakta,konsep,
operasi (relasi), dan prinsip. Selanjutnya dari objek dasar inilah dapat disusun
suatu pola atau struktur matematika. Fakta yang dimaksud di sini berupa konvensi#
konvensi yang diungkap dengan simbol atau rangkaian simbol tertentu. Misal simbol
"2" secara umum. sudah dipahami sebagai bilangan "dua". "2 x 4 = V adalah fakta
yang diungkap dengan rangkaian simbol dan dipahami sebagai "dua kali empat adalah
delapan". K
onsep adalah idea abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan
(klasifikasi) sekumpulan objek. Misal "persegi" adalah nama suatu konsep abstrak.
Dengan konsep tersebut, suatu. kumpulan objek dapat digolongkan sebagai contoh
persegi ataukah bukan contoh. K
onsepbiasanya terkait erat dengan definisi (definisi
adalahungkapan yang membatasi suatu konsep). Dengan adanya definisi, orang dapat
membuat 3ilustrasi (gambar/lambang) dari konsep yang didefinisikan sehingga
menjadisemakin jelas apa yang dimaksud dengan konsep tertentu. Operasi (relasi)
adalah pengerjaan hitung atau pengerjaan aljabar (penjumlahan, perkalian, gabungan,
irisan, dsbnya). Pada dasamya operasi dalam matematika adalah suatu fungsi, karena
operasi adalah saluran untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen
yang diketahui. Sedangkan Prinsip adalah objek dalam matematika yang bersifat
komplek Prinsip dapat terdiri atas beberapa fakta atau konsep yang dikaitkan oleh
suatu relasi ataupun operasi tertentu. Yang termasuk prinsip dapat berupa "aksioma,
teorema, sifat, dan sebagainya.b. Bertumpu pada K
esepakatanDalam matematika,
"aksioma dan konsep primitif ' merupakan kesepakatan yang amat menclasar. Dalam
fungsinya, aksioma diperlukan untuk menghindarkan kita berputar#putar dalam
pembuktian, sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindarkan berputar#putar
pada pendefinisian.c. Berpola pikir DeduktifMatematika dilukiskan sebagai suatu
kumpulan sistem yang secara Ilmu" hanya dapat diterima melalui pola pikir
deduktif. Pemikiran ini "berpangkal dari hal yang bersifat umum, dan diterapkan
atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus".d. Memiliki Simbol yang K
osong dari
ArtiRangkaian simbol#simbol dalam matematika (berupa buruf atau bukan) dapat
membentuk suatu model matematika (dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun
geometri tertentu, dsbnya). Simbol huruf dan tanda + dalam persamaan x + y = z
belum tentu bermakna sebagai bilangan atau operasi tambah untuk dua bilangan.
Semuanya ini tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model
tersebut. Secara umm, simbol huruf dan tanda dalam model x + y = z masih kosong
dari arti. K
ebermanaannya terserah kepada yang akan memanfaatkan model itu.e.
pengguna. Materi pelajaran yang sudah terprogram dapat disajikan secara serempak
antara komponen gambar, tulisan, wama, dan suara.Sementara itu, penggunaan komputer
dalam CAI lebih diarahkan pada penggunaan komputer sebagai "sarana atau media
belajar" yang dapat membantu tugas guru dalam menanarnkan suatu konsep kepada
siswa, serta melatih siswa tersebut dalam meningkatkan keterampilan yang
dikehendaki. Dalam CAI, peran guru dalam menyampaikan suatu materi dapat diganti
oleh program komputer. Dengan kelebihannya, komputer mempunyai kemampuan untuk
mengisi kekurangan#kekurangan yang terdapat pada guru.Program CAl mempunyai 2 (dua)
karakteristik, yaitu: pertama, CAl merupakan integrated multimedia yang dapat
menyajikan suatu paket bahan ajar (tutorial) yang berisi komponen visual dan suara
secara bersamaan. K
edua,
CAl mempunyai komponen intelligence yang membuat CAl bersifat interaktif dan mampu
memproses data atau jawaban darl sipengguna. K
edua karakteristik inilah yang
membedakan antara program pembelajaran yang disajikan lewat CAI dengan program
pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. Umumnya program#program
pembelajaran yang disajikan lewat CAI terlihat lebih bermakna, karena mampu
menyajikan suatu model pembelajaran yang bersifat interaktif.E. Program CAI dan
Peranannya dalam Pembelajaran MatematikaPemanfaatan komputer dalam pembelajaran
menurut alessi dan Trollip, 1991 (menurut Sudarman, 2002) di samping sebagai tool
dan tutee, juga dapat berfungsi sebagai tutor. Dalam fungsinya sebagai tutor,
komputer digunakan untuk menyampaikan materi pelaJaran yang dirancang secara
terpola. Sedangkan Suharjo, 1994 (dalam sudarman, 2002) mengatakan bahwa CAl
berkaitan langsung dengan pemanfaatan komputer dalam proses belaJar mengajar di
dalam kelas maupun di luar kelas, baik secara individu maupun kelompok.Penggunaan
program CAl secara umum berlangsung dengan cara: 1) komputer memberikan atau
menyampaikan materi pelajaran, 2) komputer memberikan pertanyaan berkaitan dengan
materi yang telah disampaikan, dan 3) sesuai dengan jawaban atau hasil yang didapat
siswa, komputer membuat keputusan apakah siswa tersebut harus mengikuti remedi atau
melanjutkan ke materi berikutnya.Pembelajaran matematika yang dirancang dengan
menggunakan komputer telah memainkan peranan yang sangat penting. Dari berbagai
studi tentang penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam pembelajaran matematika ditemukan bahwa nilai matematika siswa yang
menggunakan CAI lebih tinggi dari pada yang tidak menggunakan (Jud and Jud, 1984
dan Wilkinson, 1984 dalam Sudarman, 2000). Penelitian ini dilakukan terhadap siswa
kelas 1 sampai kelas 6 di SD Suppes (Califomia) dan SD Momingstar (Mississippi).
Sementara Soebari, 1998 (dalam Abdussakir, 2002) di dalam penelitiannya menemukan
bahwa siswa SD kelas 5 lebih mudah mengingat materi yang disampaikan lewat media
komputer. Sementara di SMP, penelitian yang dilakukan Wilkinson di New York
menemukan bahwa nilai matematika siswa yang menggunakan CAI lebih tinggi dari pada
yang tidak menggunakan CAI, sedangkan Yohannes (1994) menemukan bahwa siswa kelas 3
yang diajar oleh guru dengan komputer sebagai media penyampai materi pelajarannya
menunjukkan atau memiliki prestasi belajar matematika yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan guru saja. Pada jenjang SMU,
penelitian yang dilakukan Pachter terhadap siswa yang lemah dalam pelaJaran
matematika menemukan bahwa siswa yang belaJarnya menggunakan CAI lebih sukses
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan CAI (Jud and Jud, 1984 dalam Sudarman,
2002). Sementara di tanah air, Santosa (1994) menemukan bahwa siswa yang belajar
dengan guru yang dibantu dengan media komputer yang di dalamnya memuat program CAI
mamiliki prestasi belaJar matematika yang lebih baik dari pada siswa yang belajar
dengan pengajaran konvensional. L
ebih lanjut dikatakan bahwa minat belajar siswa
terhadap pelajaran matematika cukup tinggi.Dari beberapa kenyataan di atas,
dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran komputer yang disajikan dengan program CAI
cukup memberikan peranan yang sangat berarti. Gambaran atas kondisi seperti ini
harusnya menjadi perhatian dari para pengambil kebijakan di lembaga#lembaga
pendidikan yang telah mempunyai komputer atau laboratorium komputer untuk
memanfaatkan program CAIF.Mengadopsi Pendekatan Abstrak#K
onkret#Abstrak dalam
Program CAISeperti yang telah dikemukakan bahwa "objek matematika adalah abstrak".
Penyebutan "bilangan" atau istilah "persegi" adalah konsep dalam matematika yang
bersifat abstrak. K
ata "bilangan" dan "persegi" adalah narna suatu konsep yang ada
atau aktifitas pada penggunaan alat peraga manik#manik, yaitu : warna, gambar,
gerak, suara, dan kesepakatan.Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan rancangan
program CAI dalam pembelajaran matematika yang mengadopsi peragaan alat peraga
manik#manik untuk menjelaskan secara konkret keberlakuan dari konsep pada bilangan
bulat bahwa " a b = a + (#b)" atau "a # (#b) = a + b".Mula#mula sajikan secara
konkret proses untuk menentukan hasil dari operasi hitung yang berbentu.k a + (#b).
Misal: 2 + (-3).1.
Pada layar monitor, mula#mula ditampilkan gambar
manik#manik yang berwarna biru sebanyak 2 buah (mewakili bilangan positif 2) dan
gambar manik#manik yang berwarna kuning sebanyak 5 buah (mewakili bilangan negatif
5)L
alu dengan fasilitas gerak yang ada pada komputer, dapatlah dilakukan pemasangan
atau pemetaan antara gambar manik#manik yang berwarna biru terhadap gambar
manikmanik yang berwarna kuning. Pemetaan ini bertujuan untuk mencari
sebanyak#banyaknya bilangan yang bersifat netral (bernilai nol).2. Dari hasil
pemetaan, pada layar monitor terlihat adanya 2 pasang gambar manik#manik yang
berbentuk linkaran penuh dan 3 buah gambar manik#manik berwarna kuning yang tidak
punya pasangan.#3. Selanjutnya, pasangan gambar yang membentuk lingkaran penuh
dengan fasilitas "hapus" yang ada pada komputer dapat kita hilangkan (karena
bernilai nol, maka
dap