Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah
dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan
efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu
inovasi pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas
implementasi kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi
kurikulum.
Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan
komparatif, maka pembelajaran Madrasah perlu dikembangkan dengan
pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara
kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan
desentralisasi. Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan
relevansi program pembelajaran.
Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus
menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,
penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni
dan pengembangan kepribadian yang paripurna.
Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pendidikan agama di Madrasah
sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan
masyarakat mutlak harus ditingkatkan. Yang dijadikan landasan
pengembangan nilai spiritual yang dilakukan dengan baik, maka kehidupan
masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan Aqidah Akhlaq di MTs. sebagai bagian integral dari pendidikan
Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial
mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul Karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Materi aqidah Akhlaq kelas IX yang memuat tentang Iman kepada Qada dan
Qadar, berakhlak terpuji terhadap lingkungan flora dan fauna, menghindari
perilaku tercela terhadap lingkungan Flora dan Fauna, dan memahami
perilaku sifat dan berilaku nabi dan para sahabat merupakan integrasi akhlaq
siswa untuk menjadi insane kamil.
4.2 Menunjukkan nilai-nilai yang patut diteladani dari kehidupan Rasul dan
sahabat.
4.3 Meneladani sifat dan perilaku baik dari kehidupan Rasul dan sahabat.
Pengembangan SKKD
Setandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Meyakini adanya Qadha dan Qadar.
1.3 Melafalkan ayat-ayat alquran yang berkaitan dengan qadha dan qadar.
2.2 Menjelaskan tata cara berakhlak terpuji terhadap flora dan fauna.
dan hewan
3. memberikan contoh akhlak tercela terhadap lingkungan flora dan fauna.
4. menunjukkan dalil yang melarang berakhlak tercela terhadap lingkungan
flora dan fauna.
1. menunjukkan sifat dan perilaku baik dari kehidupan Rasul dan sahabat.
2. menunjukkan nilai-nilai yang patut diteladani dari kehidupan Rasul dan
sahabat.
3. meneladani sifat dan perilaku baik dari kehidupan Rasul dan sahabat.
C. Pembahasan Materi
C.1. Iman kepada Qada Dan Qadar
C.1.a. Pengertian Qada dan Qadar
Iman adalah keyakinan atau kepercayaan . iman kepada qada dan qadar
berarti percaya akan qada dan qadar Allah SWT. Dalam al-Quran qada
mmpunyai beberapa arti, seperti hokum (Q.S An-Nisa: 65) menghendaki (Q.S
Al Isra : 40) dan menjadikan (Q.S Fussilat : 12)s. menurut istilah, qada
adalah keputusan atau ketetapan Allah SWT. Terhadap semua makhlukNya
atas segala sesuatu yang akan terjadi, baik di kehidupan dunia maupun di
akhirat kelak1.
Qada berarti ukuran (Q.S Al-qamar : 4), ketetapan (Q.S Al-Azhab: 38), dan
ketentuan (Q.S Al-Furqan : 2). Menurut istilah qadar adalah ketentuan Allah
SWT yang terjadi pada setiap makhluk sesuai dengan batas yang telah
ditentukan sejak zaman azali.qadar disebut juga dengan takdir Allah Swt
yang berlaku bagi makhluk hidup , baik yang telah, sedang, maupun yang
akan terjadi2.
Sedangkan menurut Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd3 mengartikan secara
lengkap yaitu Qadar, menurut bahasa yaitu: Masdar (asal kata) dari qadarayaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan (qa-dran).
Ibnu Faris berkata, Qadara: qaaf, daal dan raa adalah ash-sha-hiih yang
menunjukkan akhir/puncak segala sesuatu. Maka qadar adalah: akhir/puncak
segala sesuatu. Dinyatakan: Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula
al-qadar, dan qadartusy syai' aqdi-ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdiir.
Qadar (yang diberi harakat pada huruf daal-nya) ialah: Qadha' (kepastian)
dan hukum, yaitu apa-apa yang telah ditentukan Allah SWT dari qadha'
b. Takdir Mualak, yaitu kketentuan Allah SWT, yang mungkin dapat diubah
oleh manusia melalui ikhtiarnya bila Allah SWT mengizinkzn. Allah SWT hanya
akan menunda keputusan dan menguntungkan kepada usaha manusia
sendiri. Firman Allah SWT : (Q.S Ar-Radu ayat 11)
ms9 Mt7e)yB .`iB t/ myt `Bur m=yz
mtRqxts `B Br& !$# 3 c) !$# w it $tB BQqs)/
4Lym (#rit $tB NkRr'/ 3 !#s)ur y#ur& !$# 5Qqs)/
#[q xs ttB ms9 4 $tBur Ogs9 `iB mRr `B @A#ur
Yakni, menciptakan semua itu. Qadha' dan qadar adalah dua perkara yang
beriringan, salah satunya tidak terpisah dari yang lainnya, karena salah
satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar, dan yang lainnya
berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha'. Barangsiapa bermaksud
untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud menghancurkan
dan merobohkan bangunan tersebut.
Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qadha' ialah ilmu Allah yang terdahulu,
yang dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah
terjadinya penciptaan sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan
sebelumnya.
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, Mereka, yakni para ulama mengatakan,
Qadha' adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali,
sedangkan qadar adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari
ketentuan tersebut.
Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana
masing-masing dari keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang
telah diutarakan dalam dua pendapat sebelumnya. Jika keduanya terpisah,
maka keduanya berhimpun, di mana jika salah satu dari kedunya disebutkan
sendirian, maka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya7
C.1.c. Ciri-Ciri Orang beriman kepada Qada dan Qadar
Tidak setiap manusia dapat menerima dan percaya adanya qada dan Qadar
Allah SWT. Karenanya, sebagian dari mereka tidak siap bahkan tidak mau
menerima musibah yangterjadi. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada
qada dan Qadar, antara lain8 :
1.orang yang percaya kepada takdir Allah akan menganggap bahwa apa pun
yang terjadi pada dirinya adalah sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT,
sehingga tidak bersifat Takabur (Sombong).
2.bersabar dalam menghadapi setiap ujian dari Allah SWT.
3.bersikap optimis dan selalu berusaha meskipun elum berhasil.
4.bertawakal dan berdoa kepada Alah SWT, atas segala usaha yang telah
dilakukan.
5.Tidak meminta pertolongan kepada selain Allah. (Musyrik)
C.1.e. Dalil Naqli dan Aqli tentang Iman kepada Qada dan Qadar
Dalil adalah keterangn yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran.
Jadi, dalail naqli adalah bukti berdasarkan al Quran atau hadits. Berikut ini
terdapat beberapa dalil naqi tentang qada dan qadar.
C.1.g. Renungan
Tidak ada satu makhluk pun yang tahuberlakunya qada dan qadar Allah SWT.
Sesuatu yang tidak mungkin terjadi menurut akal pikiran manusia segalanya
menjadi mungkin bagi Allah SWT. Gempa yang akhir-akhir ini terjadi di
Indonesia adalah salah salah satu contoh kuasaNya. Ita tidak akan pernah
menyangka jika bayi dua bulan selamat dari banjir banding. Petiklah hikmah
yang terkandung didalam cerita singkat dibawah ini.
Nurul Mutmannah (2 bulan) sudah pasti tidak banyak cerita tentang hari
selasa(20/06) yang mengenaskan di dusunnya, Bring Ere Sinjai Utara, boleh
jadi hingga besar nanti pun ia tak akan pernah tahu keajaiban yang pernah
dialaminnya selasa lalu.bahwa ia, gadis kecil yang masih merah berusia dua
bulan selamat dari terjangan banjir banding di sinjai, Sulawesi Selatan.
Sungguh maha kuasa Allah SWT.
Pada saat banjir dating, Suta (36) ibunda Nurul memerintahkan anak-anaknya
berpegangan erat di dalam rumah. Namunterjangan dahsat air
menghempaskan rumah merekasehingga ibu dan keempat anaknya itu
bercerai berai. Hitungan detik sebelum rumah mereka porak poranda, Suta
sempat berteriak agar anak-anaknya yang besar memegang adiknya,
sementara ia mendekap si bungsu Nurul. Namun, apalah daya manusis
melawan kekuatan alam , banjir setingi empat meter menerjang semua yang
berdiri, arus yang deras menyeret segalannya, termasuk nurul kecil yang
terlepas dari gendongan suta, sang bunda.
Dalam sekejap luluh lantak seisi Biringin Ere, Nurlela (16) putrid kedua Suta
mendekap adiknya yang masih berusia tiga tahun dalam keadaan tidak lagi
bernyawa.kami tidak tenggelam kami sempat manjadikan sofa sebagai
perahu. Tapi kepala ade tertimpa balok besar, isah lela sambil menangis.
Sementara adik lela lainnya yang berusia 6 tahun mampu menyelamatkan
diri dari luapan banjir. Begitu pula putra sulung Suta, remaja yang baru sehari
mensyukuri keberhasilan lulus dari SMK itu terjepit bangunan rumah.
Kekuatan Allah SWT, justru diperlihatkan kepada Nurul Mutmainah si bungsu.
Nurul yang sempat terlepas dari tangan sang bunda tersangkut di sebuah
dahan kecil pohon mangga beberapa meter dari rumahnya. Mahakuasa Allah
yang berkehendak menghidupkan dan mematikan. Mahasuci Allah atas
segala ketentuanya yang sering kali tak dapat diterima akal manusia. Si
merah Nurul tak mengalamii luka sedikit pun , tubuhnya masi mulus, ketika
ditemukan ia hanya mengigil kedingginan dan tak nampak kepanikan
dimatanya.
Kini keluarga suta dan ketiga anaknya yang selamat dari musibah ditampung
di sebuah runah salah seorang ustadz pangasuh pondok pesantren darul
Istikomah Cabang Sinjai Sulawesi selatan. Sepanjang malamSuta tak berhenti
menangis akibat trauma dan kehilangan dua anak tercintannya.14
Sekema Iman Kepada Qada dan Qadar
Pengertian
mahluk hidup untuk bertahan hidup. Gabungan dari kondisi sosial and
budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau
suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup15.
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia
seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama. Menurut
Undang Undang No. 23 Tahun 199716, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang
lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan
kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup.
Flora dan fauna adalah ciptaan Allah SWT tentang tanaman dan satwa liar,
yang asli liar di wilayah geografis yang sering disebut sebagai wilayah flora
dan fauna. Kedua-duanya adalah istilah kolektif, merujuk pada kelompok
tanaman atau satwa liar tertentu ke suatu daerah atau suatu periode waktu.
Misalnya, flora dan fauna yang hangat dapat terdiri dari daerah tropis ke
sedang hangat-tumbuhan dan jenis burung eksotis.
Definisi, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang bunga. Flora
dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari
kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti
menyangkut bunga. Fauna dapat merujuk pada kehidupan hewan atau
binatang klasifikasi dari daerah tertentu, jangka waktu, atau lingkungan.
Fauna juga berasal dari bahasa Latin. Dalam Mitologi Romawi Fauna adalah
kakak dari Faunus, roh yang baik dari hutan dan dataran
hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai
adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau").17
Sedangkan hewan atau binatang atau margasatwa atau satwa saja adalah
kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau
Metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di
alam semesta. Hewan dapat terdiri dari satu sel (uniselular) atau pun banyak
sel.18
Artinya Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan
atasmu nimatku, dan Aku ridhai Islam sebagai aturan hidupmu (QS 5:3).
Dan demikian sempurnanya Allah mengatur sehingga aturan itu juga
mencakup hubungan manusia sebagai khalifah dengan alam dan lingkungan
hidupnya.
2. Manusia sebagai khalifah di bumi ini
Pelestarian alam dan lingkungan hidup tak terlepas dari peran manusia
sebagai khalifah di muka bumi . Sebagaimana disebutkan dalam QS Al
Baqarah : 30
)ur tA$s% /u ps3n=yJ=9 oT) @%y` F{$#
Zpx=yz ( (#q9$s% @ygrBr& $pk `tB $pk 7our
u!$tBe$!$# `twUur xm7|R x8Jpt2 ds)Rur y7s9 ( tA$s%
oT) Nn=r& $tB w tbqJn=s?
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
membuat gelap dan terang.
5 Memahami maksud dan tujuan penciptaan alam semesta
Alam semesta ini diciptakan agar manusia dapat berusaha dan beramal
sehingga tampak di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah.
uqdur %!$# t,n=y{ NuqyJ9$# uF{$#ur pG 5Q$r& c
%2ur mt n?t !$yJ9$# N2uq=7u9 N3r& `|mr&
WxyJt 3 s9ur |M=% N3R) cqOq6B .`B t/ NqyJ9$#
`s9q)us9 t%!$# (#rx2 b) !#xyd w) s 7B
Artinya: Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya (Surat
Hud:7).
6. Kewajiban manusia untuk tunduk kepada Allah
Diwajibkan kepada manusia untuk tunduk kepada Allah yang Maha
Memelihara alam semesta ini. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang
telah Allah ciptakan di dalam kitab suci Al Quran bagaimana seharusnya
manusia memelihara alam semesta ini.
Dialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala
ssuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu
7. Kewajiban manusia untuk melestarikan alam semesta
Manusia sebagai khalifah di muka bumi, memiliki kewajiban mestarikan alam
semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia
menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhir
kelak21.
wur (#r? F{$# yt/ $ygsn=) nq$#ur $]qyz
$yJsur 4 b) |MuHqu !$# =s% iB tZsJ9$#
C.2.e. Fungsi dan manfaat berakhlak terhadap lingkungan flora dan fauna24
C.2.f. Contoh orang yang berakhlak terpuji terhadap lingkungan flora dan
fauna25
Makhluk dan tumbuh-tumbuhan agar tetap member manfaat kepada
manusia, perlunya manusia menjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya
sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai
pendukung kehidupan. Dalam Surat An-Nazi'at : 31-32 Allah Berfirman :
C.2.g. Dalil Tentang Akhlak Terpuji Terhadap Lingkungan Flora dan Fauna
Surat 16 ayat 10-11
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan
Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan
(Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rezeki kepadanya. (QS. 15 : 19-20)
Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan
perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Atau
bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem kehidupan dimana terdapat campur
tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
2. Pembangunan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT berfirman :
uqd %!$# @yy_ N3s9 uF{$# Zwq9s (#qB$$s $pk:.
$uZtB (#q=.ur `B m%h ( ms9)ur qY9$#
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepadaNya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. 67 : 15)
Akan tetapi, lingkungan hidup sebagai sumber daya mempunyai regenerasi
dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau penggunaannya di
bawah batas daya regenerasi atau asimilasi, maka sumber daya terbaharui
dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui,
sumber daya akan mengalami kerusakan dan fungsinya sebagai faktor
produksi dan konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.30
Oleh karena itu, pembangunan lingkungan hidup pada hakekatnya untuk
pengubahan lingkungan hidup, yakni mengurangi resiko lingkungan dan atau
memperbesar manfaat lingkungan. Sehingga manusia mempunyai tanggung
jawab untuk memelihara dan memakmurkan alam sekitarnya. Allah SWT
berfirman :
* 4n<)ur yqJrO Nd%s{r& $[s=| 4 tA$s% Qqs)t (#r6$# !
$# $tB /3s9 `iB >ms9) nx ( uqd N.r'tRr& z`iB F{$#
O.tyJtG$#ur $pk nrtF$$s OO (#q/q? ms9) 4
b) n1u =s% =gC
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata :
Hai kaumku, sembalah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) dan lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya). (QS. 11 : 61)
Upaya memelihara dan memakmurkan tersebut bertujuan untuk
melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara
berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam
pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap pada
kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan
dan perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita
dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik. Konsep
pembangunan ini lebih terkenal dengan pembangunan lingkungan
berkelanjutan
Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan di
bumi, sebagaimana firman Allah SWT :
wur (#r? F{$# yt/ $ygsn=) nq$#ur $]qyz
$yJsur 4 b) |MuHqu !$# =s% iB tZsJ9$#
adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan
sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada
mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi
serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak
jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana
mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya
sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani
Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari
mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk
melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari
tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke
seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada
penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara
bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya
kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il
menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana
berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat
pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan
Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau
dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di
mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan
Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda
negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha
menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang
dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk
menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan
istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan
menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem,
masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera
menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan
munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolonganNya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan
keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah,
akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi
terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para
Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS di antara dua orang perempuan yang
sedang bepergian dan masing-masing membawa bayi laki-lakinya. Seekor
srigala menghampiri bayi milik perempuan yang sudah tua dan
menerkamnya. Perempuan yang sudah tua menuduh bahwa bayi yang
selamat dari terkaman serigala ialah bayinya, tetapi perempuan yang masih
muda menolaknya dan mengatakan, justru srigala itu menerkam bayi milik
perempuan yang sudah tua. Kemudian kedua perempuan itu mendatangi
Nabi Daud AS dan mengadukan kejadian itu kepadanya. Karena Nabi Daud AS
tidak melihat bukti lain, selain pengakuan masing-masing dari keduanya,
sehingga menurut ijtihadnya bahwa bayi itu harus diserahkan kepada
perempuan yang sudah tua karena kasihan kepadanya, mengingat usianya
yang sudah tua. Sedangkan perempuan yang masih muda, mengingat
usianya yang masih muda, sehingga ia masih memiliki kesempatan untuk
dikarunia anak oleh Allah Taala di masa mendatang sebagai gantinya.
Kemudian masalah itu diadukan kepada Nabi Sulaiman AS, dan ia berkata
kepada keduanya, Bawalah kepadaku pisau, dan aku akan membaginya di
antara kamu berdua. Perempuan yang sudah tua merestui keputusan
tersebut. Sedang perempuan yang masih muda ketika ditetapkan
penyelesaian masalah itu antara membinasakan dan membiarkannya tetap
hidup meski berada di tangan perempuan selainnya, maka ia memilih
penyelesaian yang sangat ringan resikonya di antara dua ketetapan tersebut,
seraya berkata, Bayi itu adalah anaknya, hai nabi Allah. Nabi Sulaiman AS
mengetahui sikap alami tersebut yang merupakan bukti nyata, bahwa bayi
itu bukan anak perempuan yang sudah tua, karena sikapnya yang merestui
penyelesaian dengan cara membaginya menjadi dua bagian dan
membinasakannya. Adapun pengakuannya terhadap bayi milik perempuan
lain semata-mata disebabkan kedengkian. Dengan demikian, maka jelaslah
bahwa bayi itu milik perempuan yang masih muda, ketika ia mengambil sikap
mengalah dan bergeser dari keputusan membaginya menjadi dua bagian
kepada keputusan membatalkan pengakuannya, sehingga Nabi Sulaiman AS
menatapkan keputusan hukum, bahwa bayi itu milik perempuan yang masih
muda.
Tidak diragukan lagi, bahwa menetapkan ketetapan hukum yang tepat dalam
menyelesaikan masalah membutuhkan sejumlah bukti, sejumlah keterangan
yang mengindikasikan pembuktian dan sejumlah saksi. Itulah di antara
pemahaman yang diberikan Allah kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Abu Hurairah adalah sahabat yang sangat dekat dengan Nabi. Ia dikenal
sebagai salah seorang ahli shuffah, yaitu orang-orang papa yang tinggal di
pondokan masjid (pondokan ini juga diperuntukkan buat para musafir yang
kemalaman). Begitu dekatnya dengan Nabi, sehingga beliau selalu
memanggil Abu Hurairah untuk mengumpulkan ahli shuffah, jika ada
makanan yang hendak dibagikan.
Karena kedekatannya itu, Nabi pernah mempercayainya menjaga gudang
penyimpan hasil zakat. Suatu malam seseorang mengendap-endap hendak
mencuri, tertangkap basah oleh Abu Hurairah. Orang itu sudah hendak
dibawa ke Rasulullah. "Ampun tuan, kasihani saya," pencuri itu memelas.
"Saya mencuri ini untuk menghidupi keluarga saya yang kelaparan."
Abu Hurairah tersentuh hatinya, maka dilepasnya pencuri itu. "Baik, tapi
jangan kamu ulangi perbuatanmu ini."
Esoknya hal ini dilaporkan kepada Nabi. Nabi tersenyum. "Lihat saja, nanti
malam pasti ia kembali."
Benar pula, malam harinya pencuri itu datang lagi. "Nah, sekarang kamu
tidak akan kulepas lagi." Sekali lagi, orang itu memelas, hingga Abu Hurairah
tersentuh hatinya. Tapi, ketika hal itu dilaporkan kepada Nabi, kembali beliau
mengatakan hal yang sama. "Lihat saja, orang itu akan kembali nanti
malam."
Lalu dia minta dibacakan satu ayat Al-Quran. "Aku bertanya begitu supaya
dia mengajakku ikut, memberiku pekerjaan," tutur Abu Hurairah. Tapi Abu
Bakr cuma membacakan ayat, lantas berlalu.
Dilihatnya Umar ibn Khattab. "Tolong ajari aku ayat Al-Quran," kata Abu
Hurairah. Kembali ia harus menelan ludah kekecewaan karena Umar berbuat
hal yang sama.
Tak lama kemudian Nabi lewat. Nabi tersenyum. "Beliau tahu apa isi hati
saya. Beliau bisa membaca raut muka saya secara tepat," tutur Abu
Hurairah.
"Ya Aba Hurairah!" panggil Nabi.
"Labbaik, ya Rasulullah!"
"Ikutlah aku!"
Beliau mengajak Abu Hurairah ke rumahnya. Di dalam rumah didapati
sebaskom susu. "Dari mana susu ini?" tanya Rasulullah. Beliau diberi tahu
bahwa seseorang telah memberikan susu itu.
"Ya Aba Hurairah!"
"Labbaik, Ya Rasulullah!"
"Tolong panggilkan ahli shuffah," kata Nabi. Susu tadi lalu dibagikan kepada
ahli shuffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah, Abu Hurairah mengabdi
kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli shuffah di pondokan masjid.
Sepulang dari Perang Khaibar, Nabi melakukan perluasan terhadap Masjid
Nabawi, yaitu ke arah barat dengan menambah tiga pilar lagi. Abu Hurairah
terlibat pula dalam renovasi ini. Ketika dilihatnya Nabi turut mengangkat
batu, ia meminta agar beliau menyerahkan batu itu kepadanya. Nabi
menolak seraya bersabda, "Tiada kehidupan sebenarnya, melainkan
kehidupan akhirat."
Abu Hurairah sangat mencintai Nabi. Sampai-sampai dia memilih dipukul
Nabi karena melakukan kekeliruan ketimbang mendapatkan makanan yang
enak. "Karena Nabi menjanjikan akan memberi syafaat kepada orang yang
pernah merasa disakitinya secara sengaja atau tidak," katanya.
Begitu cintanya kepada Rasulullah sehingga siapa pun yang dicintai Nabi, ia
ikut mencintainya. Misalnya, ia suka mencium Hasan dan Husain, karena
melihat Rasulullah mencium kedua cucunya itu.
Ada cerita menarik menyangkut kehidupan Abu Hurairah dan masyarakat
Islam zaman itu. Meski Abu Hurairah seorang papa, boleh dibilang tuna
Daftar Pustaka
Al-Quran Karim.
Pendidikan Agama Islam SMP 2.
Wahyudi, 2003, sestematika akidah akhlak, toha putra : sematrang.
Bakar Abu, 2000.Ensiklopedia Muslim,Jakarta Timur:Darul falah.
Khzin Muhammad. 1994. sestematika Ajaran Islam,Malang:Al-Ilmu.
Muhammad, 2003. Akhlak Muslim,Bandung:Media Utama.
Ahmad Saikuni. 1998. Aqidah Aqhlaq MTs kelas 3,Semarang:Toha Putra.
Mutiatul yulaikah. 1999.Akhlak Seorang hamba Allah ,Yogyakarta:Pustaka
kendi.
Shihab Quraish. 1996. Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung :Penerbit Mizan.
Abdul Majid bin Aziz Al-Quran Zindani (et. Al-Quran.). 1997.Mujizat Al-Quran
dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta. Gema Insani Press.
Eko Budihardjo, Prof. Ir. MSc. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota.
Yogyakarta. Andi Offset.