Vous êtes sur la page 1sur 12

Cerebral malaria

Cerebral malaria
Infeksi serebrum yang disebabkan oleh
Protozoa genus plasmodium.
Cerebral malaria (CM) merupakan bentuk
yang paling berat dari malaria,
Kasus fatality rate berkisar sekitar 15% pada
dewasa di Asia Tenggara dan 8.5% pada
anak-anak di Africa.

Gejala Cerebral malaria

Cerebral malaria merupakan penyakit serius yang mengancam hidup yang


disebabkan oleh plasmodium falciparum.

Gambaran klinis spesies ini menyebabkan :

Demam tinggi disertai menggigil,

Sakit kepala, mual muntah

Nyeri abdomen dan diare,

orthostatic hypotension,

Nyeri otot dan sel darah merah berubah bentuk sehingga menyebabkan penyumbatan kapiler
pada beberapa tempat.

Tiga tahap awal gejala malaria:

Cold Stage: It ranges from chills to extreme shaking for 1-2 hours

Hot Stage: It is characterized by a high fever up to 107F (41.7C) for 3-4 hours

Wet Stage: It is characterized by profuse sweating for 2-4 hours

Tiga gejala primer cerebral malaria yang sering pada anak-anak


maupun dewasa:

Gangguan kesadaran disertai demam yang non-specific ,

Kejang generak ( tonik klonik ) dan

Defisit neurologi, peningkatan tekanan intracranial, abnormal


posturing, nystagmus, conjugate gaze palsy, hemiplegia,
encephalopathy, delirium, seizures dan coma timbul dalam waktu 2472. (failure of the eyes to turn together in the same direction),
opisthotonus

Jika tidak segera diobati, timbul komplikasi like jaundice,


hemoglobinuria, pembesaran lien, acute renal failure, dan
uremia, dan fatal pada sekitar 20% pasien.

Symptoms of Cerebral malaria

Fever

Altered state of consciousness

Seizures

Neurological Symptoms

Coma

Gambaran

klasik dari pada malaria :

Timbulnya rasa dingin secara paroxysmal diikuti dengan rasa


menggigil, kemudian demam, berkeringat, gambaran klinis ini bila
timbul setiap dua hari ( tertian fever) ini disebabkan infeksi P.vivax
and P.ovale , jika timbul setiap tiga hari (quartan fever) ini
disebabkan oleh P.malariae.

Infeksi P.falciparum dapat menimbulkan demam setiap 3648 jam


atau kurang dan juga dapat timbul demam or a less pronounced
and almost continuous fever.[6]

Parasit Malaria berasal dari Plasmodium (phylum Apicomplexa).

Pada manusia malaria disebabkan oleh : P.falciparum, P.


malariae, P.ovale, P.vivax and P.knowlesi.

P.falciparum paling banyak menyerang manusia 975%)


kemudian P.vivax (20%). P.falciparum paling sering
menyebabkan kematian dan akhir ini P.vivax juga mengancam
kehidupan .

P.vivax banyak ditemukan diluar Africa.

Treatment

Cerebral malaria biasanya fatal dalam beberapa hari setelah


innfeksi, pengobatan dilakukan secepatnya.

Tidak ada kekebalan pada penyakit ini.

Chemotherapy untuk cerebral malaria :

Quinine (a bitter alkaloid extracted from chinchona bark), untuk


pasien yang sudah resistant terhadap chloroquin.

Artemisinin, diketahui dapat menurunkan panas dan parasitemia


lebih capat dari pada chloroquine atau quinine

Simptomatic terapi :

Pentoxiphyllin : mencegah deformitas sel darah merah

Antikonvulsan bila kejang

Microcirculatory flow such as pentoxifylline reduces the red cell


deformation and blood viscosity. It impairs platelet aggregation and
minimizes the systemic vascular resistance, and hence improves the
microcirculatory flow.
Anticonvulsants such as phenobarbital sodium is used for seizures. It is
necessary to control seizures, as they cause neuronal damage and are
linked with fatal outcomes.
Desferrioxamine is an iron chelating adjuvant agent with antimalarial
properties. It minimizes the formation of reactive oxygen species by
decreasing the amount of free iron.
Cerebral malaria is a severe disease and fatal in many cases. According
to the World Health Organization (WHO), it affects nearly 300-500 million
people every year, causing over one million deaths, hence having a very
high mortality ratio compared to other forms of malaria.

Vous aimerez peut-être aussi