Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1.
Gas
b.
Cairan
c.
2.
3.
4.
Page 1
2.
3.
Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut
akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang
muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid,
gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman
Penyebab
Penampilan
Ketebalan
partial
ultra
superfisial
(terbakar
(tingkat I)
matahari).
Warna
tidak
ada Bertambah
violet gelembung.
oleh Oedem
Perasaan
Nyeri
merah.
minimal
atau
tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Lebih
dalam Kontak
yang
partial
bertambah besar.
bahan padat.
ukurannya bintik
Sangat
yang nyeri
kurang jelas,
Page 2
(tingkat II)
Jilatan
- Superfis
kepada pakaian.
pink,
Jilatan langsung
merah coklat.
ial
- Dalam
kimiawi.
Sinar ultra violet.
Ketebalan
Kontak
sepenuhnya
mengelupas.
hitam, coklat
sedikit
(tingkat III)
padat.
tua.
sakit.
Nyala api.
Hitam.
Rambut
Kimia.
Merah.
mudah
Kontak
dengan Kering
disertai
dengan Gelembung
arus listrik.
jarang,
Tidak sakit,
lepas
dicabut.
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
: 36%
5) Genetalia/perineum
: 1%
Total : 100%
Page 3
bila
Tingkat II
b) Tingkat III
c)
: 15 30%
b) Tingkat III
: 1 10%
C. Ringan minor:
a) Tingkat II
: kurang 15%
b) Tingkat III
: kurang 1%
Page 4
Termis
Radiasi
Biologis
LUKA BAKAR
Listrik/petir
MK:
Psikologis
Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Keracunan gas CO
Penguapan meningkat
Anxietas
Masalah Keperawatan:
tinggi
terhadap
infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit
Resiko
Oedema laring
Obstruksi jalan nafas
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
CO mengikat Hb
Hb tidak mampu
mengikat O2
Gagal nafas
Ektravasasi cairan (H
2 O,
Elektrolit, protein)
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik
meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
Otak
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Penurunan
curah jantung
Fungsi
ginjal
menurun
Hipoxia
hepatik
Gagal
ginjal
Gagal hepar
Sel otak
mati
Gagal
fungsi
sentral
Gagal jantung
GI
Traktus
Dilatasi
lambung
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Hambahan
pertumbuhan
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
MK: Perubahan
nutrisi
Page 5
Perubahan
Tingkatan hipovolemik
Tingkatan diuretik
Mekanisme
Mekanisme
Pergeseran
Vaskuler
cairan
insterstitial.
Dampak dari
ke Hemokonsent
Interstitial
rasi
oedem vaskuler.
ekstraseluler
pada
lokasi
luka bakar.
Fungsi
renal.
berkurang
Oliguri.
Dampak dari
ke Hemodilusi.
Peningkatan
Diuresis.
karena
aliran
darah
renal
karena
dan CO berkurang.
desakan
darah
meningkat.
Kadar
Na+
sodium/natri oleh
um.
direabsorbsi Defisit
ginjal,
tapi sodium.
+
kehilangan
Na
kembali setelah
tertahan
1 minggu).
dalam
cairan oedem.
Kadar
K+
potassium.
akibat
cidera
kembali
jarinagn
sel-sel
dalam sel, K
darah
merah,
K+
bergerak Hipokalemi.
ke
+
terbuang
berkurang ekskresi
melalui diuresis
Page 6
berkurang.
setelah
luka
bakar).
Kadar
Kehilangan protein
Hipoproteine
Kehilangan
protein.
ke dalam jaringan
mia.
protein
akibat
kenaikan
Hipoproteinem
waktu ia.
berlangsung
permeabilitas.
terus
katabolisme.
Keseimbang
Katabolisme
Keseimbanga
an nitrogen.
jaringan,
kehilangan protein
negatif.
dalam
nitrogen jaringan,
negatif.
protein,
banyak
kehilangan
Keseimbangan
nitrogen
kehilangan
jaringan,
lebih
Katabolisme
immobilitas.
dari
masukan.
Keseimbnag
an
basa.
Metabolisme
asam anaerob
perfusi
Asidosis
karena metabolik.
jarinagn
berkurang
Kehilangan
Asidosis
sodium
metabolik.
bicarbonas
melalui
peningkatan
asam
diuresis,
hipermetabolis
fungsi
me
renal
disertai
berkurang
peningkatan
(menyebabkan
produk
metabolisme.
akhir
tertahan),
kehilangan
bikarbonas serum.
Respon
Terjadi
karena Aliran
darah Terjadi
karena Stres
karena
Page 7
stres.
trauma,
renal
sifat
peningkatan
berkurang.
berlangsung
produksi cortison.
cidera luka.
lama
dan
terancam
psikologi
pribadi.
Eritrosit
Terjadi
karena Luka
panas,
Lambung.
bakar Tidak
pecah termal.
pada
terjadi Hemokonsentr
hari-hari asi.
menjadi fragil.
pertama.
Akut
pada
gaster), central
perdarahan
hipotalamus
lambung, nyeri.
dan
di dan
dilatasi Peningkatan
paralise jumlah
usus.
cortison.
peingkatan
jumlah
cortison.
Jantung.
MDF meningkat 2x
lipat,
Disfungsi
merupakan jantung.
glikoprotein
yang
depresant
toxic
yang
factor)
dihasilkan
oleh
26
sampai
unit,
bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.
Page 8
iritasi
: BB x 75 cc
3 5 tahun
: BB x 50 cc
Page 9
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt.
Anak
F.
Tulle.
Obat obatan:
o
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
Analgetik
Antasida
: kalau perlu
Pengkajian
a) Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
Page 10
Page 11
serak;
batuk
mengii;
partikel
karbon
dalam
sputum;
Page 12
mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat
24
jam
pertama
karena
peningkatan
kalium
dapat
Page 13
tinggi
kerusakan
perfusi
jaringan,
perubahan/disfungsi
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
gangguan
kondisi, prognosis
dan kebutuhan
Page 14
Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawata
Rencana Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil
Resiko bersihan
Bersihan jalan
Kaji
nafas
gangguan/menelan; perhatikan
efektif
efektif.
pengaliran
berhubungan
Kriteria Hasil :
ketidakmampuan
dengan
Bunyi
obstruksi
vesikuler, RR
Awasi
trakheobronkhia
dalam
batas
kedalaman
l;
normal, bebas
perhatikan
mukosa;
dispnoe/cyanos
pucat/sianosis
dan
kompressi jalan
is.
mengandung
karbon
nafas .
oedema
tetap
nafas
refleks
air
liur,
menelan,
frekuensi,
irama,
pernafasan
sianosis
perubahan
sputum
adanya
pernafasan/edema paru
sputum
dan
atau
merah muda.
Auskultasi paru,
stridor,
dan
perhatikan
mengi/gemericik,
dapat
terjadi
lambat
rejan.
Dugaan adanya hipoksemia
Perhatikan adanya pucat atau
optimal/fungsi
pernafasan.
Page 15
Bilakepala/leher
bantal
pernafasan,
dapat
nekrosis
menghambat
menyebabkan
pada
telinga yang
Dorong
batuk/latihan
nafas
terbakar,
kartilago
terbakar dan
meningkatkan
konstriktur
leher.
sering.
Hisapan (bila
perlu)
perawatan
pada
ekstrem,
memobilisasi dan
drainase
sekret.
Membantu mempertahankan
jalan
nafas
bersih,
tetapi
istirahat
suara
inflamasi.
Teknik
steril
Peningkatan
sekret/penurunan
Selidiki
perubahan
perilaku/mental
contoh
peningkatan
edema trakeal
dan
dapat
mengindikasikan kebutuhan
Awasi 24 jam keseimbngan
untuk intubasi.
cairan,
Meskipun
perhatikan
variasi/perubahan.
sering
hipoksia.
meliputi :
Perpindahan
Berikan pelembab O
melalui
cairan
atau
wajah
paru.
inhalasi
Catatan
Cedera
meningkatkan
atau
lebih
karena
edema.
Page 16
O2
Kaji ulang seri rontgen
Berikan/bantu
memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
fisioterapi
dada/spirometri intensif.
Pelembaban
menurunkan
pengeringan
saluran
lanjut
dan
status
pedoman
untuk
pengobatan.
PaO2
menunjukkan
asap
dan
inhalasi
terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan
menunjukkan
atelektasis/edema paru
tak
dependen
paru,
untuk
meningkatkan
pernafasan
dan
menurunkan atelektasis.
Intubasi/dukungan mekanikal
dibutuhkan bila jalan nafas
edema
atau
luka
mempengaruhi
bakar
fungsi
paru/oksegenasi.
Resiko
tinggi
Pasien
dapat
Awasi
tanda
vital,
CVP.
kapiler
dan
kekurangan
mendemostrasi
Perhatikan
volume
kan
cairan
berhubungan
cairan
dengan
biokimia
status
dan
cairan
dan
respon
kardiovaskuler.
Awasi pengeluaran urine dan
Page 17
Kehilangan
membaik.
berat
jenisnya.
cairan
Kriteria
warna
urine
melalui
dan
hemates
untuk
meyakinkan
pengeluaran
urine
rata-2
evaluasi:
Peningkatan
ada manifestasi
dehidrasi,
sesuai indikasi.
rute abnormal.
kebutuhan
tak
Observasi
30-50
status
resolusi
hypermetabolik,
oedema,
ketidak
elektrolit
cukupan
serum
pemasukan.
batas
Kehilangan
haluaran urine
perdarahan.
di
mioglobin.
dalam
normal,
atas
ml/jam.
Peningkatan
permeabilitas
hari
proses
30
inflamasi
kehilangan
Ukur lingkar ekstremitas yang
evaporasi
terbakar
volume
tiap
hari
sesuai
indikasi
cairan
dan
melalui
mempengaruhi
sirkulasi
dan
pengeluaran urine.
Penggantian
cairan
dan
perubahan
Memperkirakan
luasnya
selanjutnya
Observasi
distensi
abdomen,hematomesis,feces
oedema/perpindahan
hitam.
sirkulasi
urine.
meliputi :
kesadaran
mengindikasikan
ketidak
urine
adequatnya
volume
sirkulasi/penurunan
perfusi
dan
cairan
pengeluaran
dapat
serebral
kateter IV.
pada setengah
dari semua
yang
pasien
luka
dihitung,
elektrolit,
plasma, albumin.
yang
bakar
Awasi
hasil
pemeriksaan
Page 18
natrium ).
refleks urine.
Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)
cepat.
Resusitasi
cairan
menggantikan
-
kehilangan
cairan/elektrolit
Kalium
dan
membantu
-
mencegah
komplikasi.
Antasida
Mengidentifikasi kehilangan
darah/kerusakan SDM dan
kebutuhan
Pantau:
-
Tanda-tanda
vital
penggantian
setiap 2 jam
urine
setiap
tubulus
jam
selama
Warna urine.
Masukan
haluaran
setiap
debris
karena
dan
kehilangan
urine
dalam
jam
jumlah besar
Menurunkan
setiap
jam
selama
keasaman
histamin
selama
periode
menurunkan
hidroklorida
untuk
hari.
dari
lanjut
laporan elektrolit.
membersihkan
Penggantian
rehabilitasi.
dan
pengeluaran
/mencegah nekrosis.
periode rehabilitasi.
Meningkatkan
Mengidentifikasi
penyimpangan
indikasi
diperlukan.
adalah
hipovolemia
yang
Page 19
tak adekuat.
Mulai
terapi
ditentukan
IV
yang
dengan
jarum
menunjukkan
gejala
syok
bantu
gejala-
hipovolemik,
dokter
pemasangan
sentral
luas
dengan
kateter
untuk
vena
pemantauan
CVP.
Beritahu dokter bila: haluaran
urine < 30
ml/jam, haus,
Penggantian
cairan
penting
bikarbonat serum
di bawah
gagal
cairan
melalui
Konsultasi
doketr
bila
manifestasi kelebihan
cairan
untuk
cepat
ginjal.
mencegah
Kehilangan
bermakna
terjadi
jarinagn
yang
Pengukuran
tekanan
terjadi.
intravaskular.
Temuan-temuan
kopi atau
mennadakan
hipovolemia
dan
peningkatan
Laporkan
feses ter
hitam.
temuan-temuan
positif.
perlunya
ini
Berikan
antasida
diresepkan
atau
reseptor
histamin
yag
antagonis
seperti
intravaskular
ke
ruang
interstitial
menimbukan
hipovolemi.
simetidin
Page 20
guaiak
perdarahan
GI.
peningkatan
hormon-hormon
Pasien
kerusakan
Pantau
laporan
GDA
mendemonstra
kadar
karbon
monoksida
pertukaran gas
sikan
serum.
berhubungan
oksigenasi
dengan
cedera
adekuat.
mempengaruhi
inhalasi
asap
Kriteroia
sindrom
evaluasi:
atau
dapat
dan
diharapkan.
Inhalasi
pertukaran
RR
alveoli.
Suplemen
selang
meningkatkan
12-24
x/mnt,
torakal
warna
kulit
sekunder
normal, GDA
temaptkan
dalam renatng
ventilator
bakar
normal, bunyi
pesanan
sirkumfisial
nafas
insufisiensi
tak
leher.
kesulitan
bernafas.
luka
kemajuan
kompartemen
terhadap
Mengidentifikasi
bersih,
ada
endotrakeal
dan
oksigen
jumlah
pasien
pada
mekanis
sesuai
terjadi
bila
pernafasan
Pernafasan
mengembangkan
dalam
alveoli,
Page 21
menurunkan
tirah baring.
atelektasis.
Pertahankan
posisi
resiko
semi
Memudahkan
ventilasi
luka
bakar
sekitar
takipnea.
pasien
dapat
adda.
sesuai pesanan.
(eskarotomi) memungkinkan
Siapkan
membatasi
ekspansi
Mengupas
kulit
ekspansi dada.
Resiko
tinggi
Pasien
bebas
infeksi
dari infeksi.
berhubungan
Kriteria
dengan
evaluasi:
Pertahanan
ada
primer
tidak
Pantau:
-
Penampilan
luka
indikasi
tak
penyimapngan
demam,
yang diharapkan.
pembentukan
bial
adekuat;
jaringan
kerusakan
granulasi baik.
perlinduingan
kulit;
jaringan
traumatik.
Mengidentifikasi
tandur
indikasi-
kemajuan
dari
atau
hasil
kulit
Jumlah
makanan
kali makan.
Pertahanan
jaringan
sekunder tidak
setiap
lepaskan
meningkatkan pembentukan
adekuat;
jarinagn
nekrotik
granulasi.
penurunan Hb,
penekanan
respons
pesanan,
inflamasi
perawatan
hari
dan
nekrotik
implementasikan
yang
ditentukan
Antimikroba
ditutup
dengan
balutan
topikal
Mengikuti
prinsip
melindungi
untuk
kultur
pasien
aseptik
dari
gundul
baik
pertumbuhan
Page 22
baketri.
Berikan
krim
secara
Temuan-temuan
ini
membantu
drainase purulen
atau bau
mengidentifikasi
dapat
Dapatkan
kultur
luka
dan
diresepkan.
Karena
ketentuan.
Tempatkan
pasien
pada
tubuh
terhadap
perlindungan lainmelindungi
pasien
Kurangnya
steril,
rangsang
sarung
tangan
dan
untuk
infeksi.
infeksi.
berbagai
ekstrenal
kebebasan
bila memberikan
mencetuskan
Teknik
terhadap
pertahanan
dan
bergerak
pasien
pada
kebosanan.
berikan
globulin
nutrisi
mengevaluasi
paling
baik
status
pasien
dan
tinggi
merencanakan
kalori.
Berikan
spesialis
yang
nutrisi
dapat
diet
untuk
atau
atau
penderita.
memabntu
luka
sustacal
dengan
Nutrisi
adekuat
penyembuhan
dan
memenuhi
Page 23
kebutuhan energi.
Pasien
dapat
berhubungan
mendemonstra
yang
dengan
sikan
jaras
Kerusakan
dari
prosedur
berat.
kulit/jaringan;
ketidaknyaman
Evaluasi
pembentukan
an.
luka
edema.
Kriteria
Manipulasi
evaluasi:
jaringan cidera
menyangkal
Pertahankan
contoh
nyeri,
tertutup,
debridemen
melaporkan
luka.
perasaan
ekstra
jaringan
nyaman,
kehangatan.
hilang
Berikan
anlgesik
narkotik
diresepkan
prn
perawatan
dan
luka.
keefektifannya.
narkotik
dengan
Absorpsi
obat
nyeri
IM
dengan
luas
yang
kamar
tingkatkan
untuk
suhu
memberikan
postur
tubuh rileks.
peningkatan
permeabilitas
kapiler.
luka
menyebabkan
ekspresi wajah
dan
Analgesik
Tindakan
bakar,
hipoetrmia.
eksternal
membantu
kehilangan panas.
ini
menghemat
dengan
posisi
setiap
pengubahan
2
jam
bila
luka
dan
menuurnkan
tak
pemajanan
tonjolan
badan sendiri.
tulang
dependen.
selama
membantu
gerakan
meinimalkan
ketidaknyamanan.
Resiko
tinggi
Pasien
Untuk
luka
bakar
kerusakan
menunjukkan
mengitari
perfusi jaringan,
sirkulasi tetap
luka
perubahan/disfu
adekuat.
status
ngsi
Kriteria
neurovaskuler
evaluasi:
Pertahankan
ekstermitas
bakar
listrik,
yang
Mengidentifikasi
atau
indikasi
pantau
neurovaskular
dari
ekstermitas
indikasi-
kemajuan
penyimpangan
dari
atau
hasil
yang diharapkan.
Meningkatkan aliran balik
Page 24
perifer
warna
berhubungan
normal,
dengan
menyangkal
Penurunan/inter
kebas
Temuan-temuan
upsi
kesemutan,
menandakan
darah
nadi
arterial/vena,
dapat diraba.
mengkaji tekanan
sesuai pesanan.
aliran
contoh
bakar
kulit
bengkak ditinggikan.
vena
dan
menurunkan
pembengkakan.
dan
perifer
luka
seputar
ini
keruskana
jaringan
ekstremitas
dengan edema.
eskar)
atau
fasiotomi
sirkulasi
adekuat.
Kerusakan
Memumjukkan
Kaji/catat
regenerasi
tentang
jaringan
penanaman
permukaan kulit
Kriteria hasil:
sekitar luka.
kemungkinan
sekunder
Mencapai
destruksi
penyembuhan
lapisan kulit.
tepat
yang
integritas
b/d
kulit
kerusakan
waktu
ukuran,
warna,
dan
petunjuk
dan
graft.
tindakan
kontrol infeksi.
bakar.
resiko
sesuai indikasi.
kulit.
infeksi/kegagalan
area
mungkin/tepat.
posisi yang
imobilisasi
graft
bila
Pertahankan
diinginkan dan
area
bila
diindikasikan.
luka
lepasnya
atau
secara
spontan
sampai
mengelupas
kulit
repitelisasi.
Menurunkan pembengkakan
Pertahankan
balutan
diatas
graft.
dibawah
Gerakan
graft
jaringan
dapat
Page 25
mengubah
posisi
yang
mempengaruhi penyembuhan
optimal.
bahan
dengan
permukaan
bedah/balutan biologis.
donor
yang
memerlukan
khusus
dan sisi
sembuh
perawatan
untuk
mempertahankan kelenturan.
Graft kulit diambil dari kulit
orang itu sendiri/orang lain
untuk penutupan sementara
pada luka bakar luas sampai
kulit orang itu siap ditanam.
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth
Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B.
Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi
2 (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press.
Surabaya.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2
nd ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing.
A Nursing Process
Approach. W. B. Saunders Company.
Philadelphia. Hal. 357 401.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995). Panduan Tindakan Keperawatan Klinik
Praktis. Alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih. PT EGC. Jakarta.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedoketran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011
Page 27