Vous êtes sur la page 1sur 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1.

Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)


a.

Gas

b.

Cairan

c.

Bahan padat (Solid)

2.

Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)

3.

Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)

4.

Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)

Fase Luka Bakar


A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal
penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething
(mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak
hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih
dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72
jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 1

B. Fase sub akut.


Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka
yang terjadi menyebabkan:
1.

Proses inflamasi dan infeksi.

2.

Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau


tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ
fungsional.

3.

Keadaan hipermetabolisme.

C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut
akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang
muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid,
gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman

Penyebab

Penampilan

Ketebalan

Jilatan api, sinar Kering

partial

ultra

superfisial

(terbakar

(tingkat I)

matahari).

Warna

tidak

ada Bertambah

violet gelembung.
oleh Oedem

Perasaan
Nyeri

merah.

minimal

atau

tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.

Lebih

dalam Kontak

dengan Blister besar dan lembab Berbintik-

dari ketebalan bahan air atau

yang

partial

bertambah besar.

bahan padat.

ukurannya bintik

Sangat

yang nyeri

kurang jelas,

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 2

(tingkat II)

Jilatan

- Superfis

kepada pakaian.

ujung jari, bila tekanan

pink,

Jilatan langsung

dilepas berisi kembali.

merah coklat.

ial
- Dalam

api Pucat bial ditekan dengan putih, coklat,


daerah

kimiawi.
Sinar ultra violet.

Ketebalan

Kontak

sepenuhnya

bahan cair atau

mengelupas.

hitam, coklat

sedikit

(tingkat III)

padat.

Pembuluh darah seperti

tua.

sakit.

Nyala api.

arang terlihat dibawah

Hitam.

Rambut

Kimia.

kulit yang mengelupas.

Merah.

mudah

Kontak

dengan Kering

disertai

dengan Gelembung

arus listrik.

kulit Putih, kering,

jarang,

Tidak sakit,

lepas

dindingnya sangat tipis,

dicabut.

tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.

B. Luas luka bakar


Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang
terkenal dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher

: 9%

2) Lengan masing-masing 9%

: 18%

3) Badan depan 18%, badan belakang 18%

: 36%

4) Tungkai maisng-masing 18%

: 36%

5) Genetalia/perineum

: 1%
Total : 100%

C. Berat ringannya luka bakar


Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan
beberapa faktor antara lain :
1) Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2) Kedalaman luka bakar.
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 3

bila

3) Anatomi lokasi luka bakar.


4) Umur klien.
5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan.
American college of surgeon membagi dalam:
A. Parah critical:
a)

Tingkat II

b) Tingkat III
c)

: 30% atau lebih.


: 10% atau lebih.

Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.

d) Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue


yang luas.
B. Sedang moderate:
a) Tingkat II

: 15 30%

b) Tingkat III

: 1 10%

C. Ringan minor:
a) Tingkat II

: kurang 15%

b) Tingkat III

: kurang 1%

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 4

Patofisiologi (Hudak & Gallo; 1997)


Bahan Kimia

Termis

Radiasi

Biologis

LUKA BAKAR

Listrik/petir

MK:

Psikologis

Gangguan

Konsep diri

Kurang

pengetahuan

Pada Wajah

Di ruang tertutup

Kerusakan kulit

Kerusakan mukosa

Keracunan gas CO

Penguapan meningkat

Anxietas

Masalah Keperawatan:
tinggi
terhadap
infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit

Resiko
Oedema laring
Obstruksi jalan nafas

Peningkatan pembuluh
darah kapiler

CO mengikat Hb
Hb tidak mampu
mengikat O2

Gagal nafas

Ektravasasi cairan (H
2 O,
Elektrolit, protein)

Hipoxia otak

Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik
meningkat
Cairan intravaskuler

MK: Jalan nafas


tidak efektif

menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi

Masalah Keperawatan:

Kekurangan volume cairan


Gangguan perfusi jaringan

Gangguan sirkulasi
makro

Gangguan
sirkulasi seluler

Gangguan perfusi organ penting

Otak

Kardiovaskuler

Ginjal

Hepar

Hipoxia

Kebocoran
kapiler

Hipoxia
sel ginjal

Pelepasan
katekolamin

Penurunan
curah jantung

Fungsi
ginjal
menurun

Hipoxia
hepatik

Gagal
ginjal

Gagal hepar

Sel otak
mati
Gagal
fungsi
sentral

Gagal jantung

GI
Traktus
Dilatasi
lambung

Neurologi

Imun

Gangguan
Neurologi

Daya
tahan
tubuh
menurun

Hambahan
pertumbuhan

Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis

MK: Perubahan
nutrisi

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper


Tolis-2011
MULTI SISTEM ORGAN FAILURE

Page 5

Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar

Perubahan

Tingkatan hipovolemik

Tingkatan diuretik

( s/d 48-72 jam pertama)

(12 jam 18/24 jam pertama)

Mekanisme

Mekanisme

Pergeseran

Vaskuler

cairan

insterstitial.

Dampak dari
ke Hemokonsent

Interstitial

rasi

oedem vaskuler.

ekstraseluler

pada

lokasi

luka bakar.

Fungsi

Aliran darah renal

renal.

berkurang

Oliguri.

Dampak dari
ke Hemodilusi.

Peningkatan

Diuresis.

karena

aliran

darah

desakan darah turun

renal

karena

dan CO berkurang.

desakan

darah

meningkat.
Kadar

Na+

sodium/natri oleh
um.

direabsorbsi Defisit
ginjal,

tapi sodium.
+

kehilangan

Na

Kehilangan Na+ Defisit sodium.


melalui diuresis
(normal

melalui eksudat dan

kembali setelah

tertahan

1 minggu).

dalam

cairan oedem.
Kadar

K+ dilepas sebagai Hiperkalemi

K+

potassium.

akibat

cidera

kembali

jarinagn

sel-sel

dalam sel, K

darah

merah,

K+

bergerak Hipokalemi.
ke
+

terbuang

berkurang ekskresi

melalui diuresis

karena fungsi renal

(mulai 4-5 hari

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 6

berkurang.

setelah

luka

bakar).
Kadar

Kehilangan protein

Hipoproteine

Kehilangan

protein.

ke dalam jaringan

mia.

protein

akibat

kenaikan

Hipoproteinem

waktu ia.

berlangsung

permeabilitas.

terus
katabolisme.

Keseimbang

Katabolisme

Keseimbanga

an nitrogen.

jaringan,

kehilangan protein

negatif.

dalam

nitrogen jaringan,

negatif.

protein,

banyak

kehilangan

Keseimbangan
nitrogen

kehilangan

jaringan,

lebih

Katabolisme

immobilitas.

dari

masukan.
Keseimbnag
an
basa.

Metabolisme

asam anaerob
perfusi

Asidosis
karena metabolik.

jarinagn

berkurang

Kehilangan

Asidosis

sodium

metabolik.

bicarbonas
melalui

peningkatan

asam

diuresis,

dari produk akhir,

hipermetabolis

fungsi

me

renal

disertai

berkurang

peningkatan

(menyebabkan

produk

retensi produk akhir

metabolisme.

akhir

tertahan),
kehilangan
bikarbonas serum.
Respon

Terjadi

karena Aliran

darah Terjadi

karena Stres

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

karena

Page 7

stres.

trauma,

renal

sifat

peningkatan

berkurang.

berlangsung

produksi cortison.

cidera luka.

lama

dan

terancam
psikologi
pribadi.
Eritrosit

Terjadi

karena Luka

panas,

Lambung.

bakar Tidak

pecah termal.

pada

terjadi Hemokonsentr
hari-hari asi.

menjadi fragil.

pertama.

Curling ulcer (ulkus Rangsangan

Akut

pada

gaster), central

perdarahan

hipotalamus

lambung, nyeri.

dan

di dan

dilatasi Peningkatan
paralise jumlah

usus.

cortison.

peingkatan
jumlah
cortison.
Jantung.

MDF meningkat 2x
lipat,

Disfungsi

merupakan jantung.

Peningkatan zat CO menurun.


MDF (miokard

glikoprotein

yang

depresant

toxic

yang

factor)

dihasilkan

oleh

26

kulit yang terbakar.

sampai
unit,

bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.

Indikasi Rawat Inap Luka Bakar


A. Luka bakar grade II:
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 8

1) Dewasa > 20%


2) Anak/orang tua > 15%
B. Luka bakar grade III.
C. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.
Penatalaksanaan
A. Resusitasi A, B, C.
1) Pernafasan:
a)

Udara panas mukosa rusak oedem obstruksi.

b) Efek toksik dari asap: HCN, NO , 2HCL, Bensin

iritasi

Bronkhokontriksi obstruksi gagal nafas.


2) Sirkulasi:
gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke
ekstra vaskuler hipovolemi relatif syok ATN gagal ginjal.
B. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
C. Resusitasi cairan Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 3 tahun

: BB x 75 cc

3 5 tahun

: BB x 50 cc

diberikan 8 jam pertama


diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa

: Dextran 500 2000 + D5% / albumin.

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 9

( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt.
Anak

: Diberi sesuai kebutuhan faal.

D. Monitor urine dan CVP.


E. Topikal dan tutup luka
-

Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan


nekrotik.

F.

Tulle.

Silver sulfa diazin tebal.

Tutup kassa tebal.

Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor.

Obat obatan:
o

Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.

Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.

Analgetik

: kuat (morfin, petidine)

Antasida

: kalau perlu

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.

Pengkajian
a) Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 10

dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok


listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c) Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
d) Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya
pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
e) Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f) Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
g) Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan
suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 11

respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada


keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h) Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda:

serak;

batuk

mengii;

partikel

karbon

dalam

sputum;

ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera


inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar
dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema
paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
i) Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan
dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak
halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 12

mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat

meliputi luka aliran

masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal


tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian
terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).
j) Pemeriksaan diagnostik:
(1) LED: mengkaji hemokonsentrasi.
(2) Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia.
Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan
dalam

24

jam

pertama

karena

peningkatan

kalium

dapat

menyebabkan henti jantung.


(3) Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi
pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.
(4) BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
(5) Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
(6) Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
(7) Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif.
(8) Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi
asap.
2. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 13

1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau
keterdatasan pengembangan dada.
2 Resiko tinggi kekurangan

volume cairan berhubungan dengan

Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan :


status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan
perdarahan.
3 Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi
asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar
sirkumfisial dari dada atau leher.
4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak
adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan
sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5 Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan
edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6 Resiko

tinggi

kerusakan

perfusi

jaringan,

perubahan/disfungsi

neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran


darah arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan
edema.
7 Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi
normal pada cedera berat) atau katabolisme protein.
8 Kerusakan

mobilitas

fisik

berhubungan

dengan

gangguan

neuromuskuler, nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.


9 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan
permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar
dalam).
10 Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis
situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11 Kurang pengetahuan tentang

kondisi, prognosis

dan kebutuhan

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 14

pengobatan berhubungan dengan Salah interpretasi informasi Tidak


mengenal sumber informasi.

Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawata

Rencana Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria

Intervensi

Rasional

Hasil
Resiko bersihan

Bersihan jalan

Kaji

jalan nafas tidak

nafas

gangguan/menelan; perhatikan

efektif

efektif.

pengaliran

berhubungan

Kriteria Hasil :

ketidakmampuan

dengan

Bunyi

serak, batuk mengi.

obstruksi

vesikuler, RR

Awasi

trakheobronkhia

dalam

batas

kedalaman

l;

normal, bebas

perhatikan

mukosa;

dispnoe/cyanos

pucat/sianosis

dan

kompressi jalan

is.

mengandung

karbon

nafas .

oedema

tetap

nafas

refleks
air

Dugaan cedera inhalasi

liur,
menelan,

Takipnea, penggunaan otot


bantu,

frekuensi,

irama,

pernafasan

sianosis

perubahan

sputum

menunjukkan terjadi distress

adanya

pernafasan/edema paru

sputum

kebutuhan intervensi medik.

dan

atau

merah muda.

Obstruksi jalan nafas/distres


pernafasan

Auskultasi paru,
stridor,

dan

perhatikan

mengi/gemericik,

penurunan bunyi nafas, batuk

dapat

sangat cepat atau

terjadi
lambat

contoh sampai 48 jam setelah


terbakar.

rejan.
Dugaan adanya hipoksemia
Perhatikan adanya pucat atau

atau karbon monoksida.

warna buah ceri merah pada

Meningkatkan ekspansi paru

kulit yang cidera

optimal/fungsi

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

pernafasan.

Page 15

Tinggikan kepala tempat tidur.

Bilakepala/leher

Hindari penggunaan bantal di

bantal

bawah kepala, sesuai indikasi

pernafasan,

dapat

nekrosis

menghambat
menyebabkan

pada

telinga yang
Dorong

batuk/latihan

nafas

terbakar,

kartilago

terbakar dan

meningkatkan

konstriktur

dalam dan perubahan posisi

leher.

sering.

Meningkatkan ekspansi paru,

Hisapan (bila

perlu)

perawatan

pada

ekstrem,

pertahankan teknik steril.

memobilisasi dan

drainase

sekret.
Membantu mempertahankan
jalan

nafas

bersih,

tetapi

harus dilakukan kewaspadaan


Tingkatkan

istirahat

suara

karena edema mukosa dan

tetapi kaji kemampuan untuk

inflamasi.

Teknik

steril

bicara dan/atau menelan sekret

menurunkan risiko infeksi.

oral secara periodik.

Peningkatan
sekret/penurunan

Selidiki

perubahan

perilaku/mental

contoh

gelisah, agitasi, kacau mental.

kemampuan untuk menelan


menunjukkan

peningkatan

edema trakeal

dan

dapat

mengindikasikan kebutuhan
Awasi 24 jam keseimbngan

untuk intubasi.

cairan,

Meskipun

perhatikan

variasi/perubahan.

sering

berhubungan dengan nyeri,


perubahan kesadaran dapat
menunjukkan
terjadinya/memburuknya

Lakukan program kolaborasi

hipoksia.

meliputi :

Perpindahan

Berikan pelembab O

melalui

cairan

atau

kelebihan penggantian cairan

cara yang tepat, contoh masker

meningkatkan risiko edema

wajah

paru.

Awasi/gambaran seri GDA

inhalasi

Catatan

Cedera

meningkatkan

kebutuhan cairan sebanyak


35%

atau

lebih

karena

edema.

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 16

O2
Kaji ulang seri rontgen

Berikan/bantu

memperbaiki

hipoksemia/asidosis.

fisioterapi

dada/spirometri intensif.

Pelembaban

menurunkan

pengeringan

saluran

pernafasan dan menurunkan


viskositas sputum.
Data dasar penting untuk
pengkajian
pernafasan

lanjut
dan

status
pedoman

Siapkan/bantu intubasi atau

untuk

pengobatan.

PaO2

trakeostomi sesuai indikasi.

kurang dari 50, PaCO 2 lebih


besar dari 50 dan penurunan
pH

menunjukkan

asap

dan

inhalasi
terjadinya

pneumonia/SDPD.
Perubahan

menunjukkan

atelektasis/edema paru

tak

dapat terjadi selama 2 3


hari setelah terbakar
Fisioterapi dada mengalirkan
area

dependen

paru,

sementara spirometri intensif


dilakukan

untuk

memperbaiki ekspansi paru,


sehingga
fungsi

meningkatkan
pernafasan

dan

menurunkan atelektasis.
Intubasi/dukungan mekanikal
dibutuhkan bila jalan nafas
edema

atau

luka

mempengaruhi

bakar
fungsi

paru/oksegenasi.
Resiko

tinggi

Pasien

dapat

Awasi

tanda

vital,

CVP.

kapiler

dan

kekurangan

mendemostrasi

Perhatikan

volume

kan

kekuatan nadi perifer.

cairan

berhubungan

cairan

dengan

biokimia

status
dan

Memberikan pedoman untuk


penggantian
mengkaji

cairan

dan
respon

kardiovaskuler.
Awasi pengeluaran urine dan

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 17

Kehilangan

membaik.

berat

jenisnya.

cairan

Kriteria

warna

urine

melalui

dan

hemates

untuk

meyakinkan

pengeluaran

urine

rata-2

evaluasi:

Peningkatan

ada manifestasi

cc/jam pada orang dewasa.

dehidrasi,

Urine berwarna merah pada

sesuai indikasi.

Penggantian cairan dititrasi

rute abnormal.
kebutuhan

tak

Observasi

30-50

status

resolusi

Perkirakan drainase luka dan

kerusakan otot masif karena

hypermetabolik,

oedema,

kehilangan yang tampak

adanyadarah dan keluarnya

ketidak

elektrolit

cukupan

serum

pemasukan.

batas

Kehilangan

haluaran urine

perdarahan.

di

mioglobin.
dalam

normal,
atas

ml/jam.

Peningkatan

permeabilitas

Timbang berat badan setiap

kapiler, perpindahan protein,

hari

proses

30

inflamasi

kehilangan
Ukur lingkar ekstremitas yang

evaporasi

terbakar

volume

tiap

hari

sesuai

indikasi

cairan

dan
melalui

mempengaruhi
sirkulasi

dan

pengeluaran urine.
Penggantian

Selidiki perubahan mental

cairan

tergantung pada berat badan


pertama

dan

perubahan

Memperkirakan

luasnya

selanjutnya
Observasi

distensi

abdomen,hematomesis,feces

oedema/perpindahan

hitam.

yang mempengaruhi volume

Hemates drainase NG dan

sirkulasi

feces secara periodik.

urine.

Lakukan program kolaborasi

Penyimpangan pada tingkat

meliputi :

kesadaran

Pasang / pertahankan kateter

mengindikasikan

ketidak

urine

adequatnya

volume

sirkulasi/penurunan

perfusi

dan

cairan

pengeluaran

dapat

Pasang/ pertahankan ukuran

serebral

kateter IV.

Stres (Curling) ulcus terjadi

Berikan penggantian cairan IV

pada setengah

dari semua

yang

pasien

luka

dihitung,

elektrolit,

plasma, albumin.

yang

bakar

berat(dapat terjadi pada awal


minggu pertama).

Awasi

hasil

pemeriksaan

laboratorium ( Hb, elektrolit,

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 18

natrium ).

Observasi ketat fungsi ginjal


dan mencegah stasis atau

Berikan obat sesuai idikasi :

refleks urine.

Memungkinkan infus cairan

Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)

cepat.
Resusitasi

cairan

menggantikan
-

kehilangan

cairan/elektrolit

Kalium

dan

membantu
-

mencegah

komplikasi.

Antasida

Mengidentifikasi kehilangan
darah/kerusakan SDM dan
kebutuhan

Pantau:
-

Tanda-tanda

vital

penggantian

cairan dan elektrolit.

setiap jam selama periode


darurat,

setiap 2 jam

selama periode akut, dan

urine

setiap

tubulus

jam

selama

Warna urine.

Masukan
haluaran

setiap

debris
karena

dan

kehilangan

urine

dalam

jam

jumlah besar

selama periode darurat,

Menurunkan

setiap

gastrik sedangkan inhibitor

jam

selama

keasaman

periode akut, setiap 8 jam

histamin

selama

produksi asam hidroklorida

periode

Hasil-hasil JDL dan


Berat badan

menurunkan

untuk menurunkan produksi


asam

hidroklorida

untuk

menurunkan iritasi gaster.


setiap

hari.

dari
lanjut

laporan elektrolit.

membersihkan

Penggantian

rehabilitasi.

dan

pengeluaran

/mencegah nekrosis.

periode rehabilitasi.

Meningkatkan

CVP (tekanan vena

Mengidentifikasi
penyimpangan

indikasi

kemajuan atau penyimpangan

sentral) setiap jam bial

dari hasil yang diharapkan.

diperlukan.

Periode darurat (awal 48 jam

Status umum setiap 8


jam.

pasca luka bakar)

adalah

periode kritis yang ditandai


oleh

hipovolemia

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

yang

Page 19

Pada penerimaan rumah sakit,

mencetuskan individu pada

lepaskan semua pakaian dan

perfusi ginjal dan jarinagn

perhiasan dari area luka bakar.

tak adekuat.

Mulai

terapi

ditentukan

IV

yang

dengan

jarum

lubang besar (18G), lebih


disukai melalui kulit yang
telah terluka bakar. Bila pasien
menaglami luka bakar
dan

menunjukkan

gejala

syok

bantu

gejala-

hipovolemik,

dokter

pemasangan
sentral

luas

dengan

kateter

untuk

vena

pemantauan

Inspeksi adekuat dari luka


bakar.

CVP.
Beritahu dokter bila: haluaran
urine < 30

ml/jam, haus,

Penggantian

cairan

takikardia, CVP < 6 mmHg,

penting

bikarbonat serum

di bawah

gagal

rentang normal, gelisah, TD di

cairan

bawah rentang normal, urine

melalui

gelap atau encer gelap.

terbakar dengan luka bakar


luas.

Konsultasi

doketr

bila

manifestasi kelebihan

cairan

untuk

cepat

ginjal.

mencegah
Kehilangan

bermakna

terjadi

jarinagn

yang

Pengukuran

tekanan

vena sentral memberikan data


tentang status volume cairan

terjadi.

intravaskular.

Tes guaiak muntahan warna

Temuan-temuan

kopi atau

mennadakan

hipovolemia

dan

peningkatan

Laporkan

feses ter

hitam.

temuan-temuan

positif.

perlunya

ini

cairan. Pada lka bakar luas,


perpindahan cairan dari ruang

Berikan

antasida

diresepkan

atau

reseptor

histamin

yag

antagonis
seperti

intravaskular

ke

ruang

interstitial

menimbukan

hipovolemi.

simetidin

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 20

Pasien rentan pada kelebihan


beban volume intravaskular
selama periode pemulihan
bila perpindahan cairan dari
kompartemen interstitial pada
kompartemen intravaskuler.
Temuan-temuan

guaiak

positif ennandakan adanya


perdarahan GI. Perdarahan
GI menandakan adaya stres
XONXV &XUOLQJV
Mencegah

perdarahan

GI.

Luka bakar luas mencetuskan


pasien pada ulkus stres yang
disebabkan
sekresi

peningkatan
hormon-hormon

adrenal dan asam HCl oleh


lambung.
Resiko

Pasien

kerusakan

Pantau

laporan

GDA

mendemonstra

kadar

karbon

monoksida

pertukaran gas

sikan

serum.

berhubungan

oksigenasi

asap dapat merusak alveoli,

dengan

cedera

adekuat.

mempengaruhi

inhalasi

asap

Kriteroia

sindrom

evaluasi:

atau

dapat

dan

diharapkan.

Inhalasi

pertukaran

Beriakan suplemen oksigen

gas pada membran kapiler

RR

pada tingkat yang ditentukan.

alveoli.

Pasang atau bantu dengan

Suplemen

selang

meningkatkan

12-24

x/mnt,

torakal

warna

kulit

sekunder

normal, GDA

temaptkan

dalam renatng

ventilator

bakar

normal, bunyi

pesanan

sirkumfisial

nafas

insufisiensi

dari dada atau

tak

leher.

kesulitan

hiperkapnia, rales, takipnea

bernafas.

dan perubahan sensorium).

luka

kemajuan

dan penyimpangan dari hasil


yang

kompartemen

terhadap

Mengidentifikasi

bersih,
ada

endotrakeal

dan

oksigen
jumlah

pasien

pada

oksigen yang tersedia untuk

mekanis

sesuai

jaringan. Ventilasi mekanik

terjadi

diperlukan untuk pernafasan

bila

pernafasan

(dibuktikan dnegna hipoksia,

dukungan sampai pasie dapat


dilakukan secara mandiri.

Anjurkan pernafasan dalam

Pernafasan

dengan penggunaan spirometri

mengembangkan

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

dalam
alveoli,

Page 21

insentif setiap 2 jam selama

menurunkan

tirah baring.

atelektasis.

Pertahankan

posisi

resiko

semi

fowler, bila hipotensi tak ada.

Memudahkan

ventilasi

dengan menurunkan tekanan


Untuk

luka

bakar

sekitar

abdomen terhadap diafragma.

torakal, beritahu dokter bila


terjadi dispnea disertai dengan

Luka bakar sekitar torakal

takipnea.

pasien

dapat

untuk pembedahan eskarotomi

adda.

sesuai pesanan.

(eskarotomi) memungkinkan

Siapkan

membatasi

ekspansi

Mengupas

kulit

ekspansi dada.
Resiko

tinggi

Pasien

bebas

infeksi

dari infeksi.

berhubungan

Kriteria

dengan

evaluasi:

Pertahanan

ada

primer

tidak

Pantau:
-

Penampilan

luka

bakar (area luka bakar,

indikasi

tak

sisi donor dan status

penyimapngan

demam,

balutan di atas sisi tandur

yang diharapkan.

pembentukan

bial

adekuat;

jaringan

dilakukan) setiap 8 jam.

kerusakan

granulasi baik.

perlinduingan
kulit;

jaringan

traumatik.

Mengidentifikasi

tandur

indikasi-

kemajuan
dari

atau
hasil

kulit

Suhu setiap 4 jam.

Jumlah

makanan

yang dikonsumsi setiap


Pembersihan dan pelepasan

kali makan.

Pertahanan

Bersihkan area luka bakar

jaringan

sekunder tidak

setiap

lepaskan

meningkatkan pembentukan

adekuat;

jarinagn

nekrotik

granulasi.

penurunan Hb,

(debridemen) sesuai pesanan.

penekanan

Berikan mandi kolam sesuai

respons

pesanan,

inflamasi

perawatan

hari

dan

nekrotik

implementasikan
yang

ditentukan

untuk sisi donor, yang dapat

Antimikroba

ditutup

membantu mencegah infeksi.

dengan

balutan

topikal

vaseline atau op site.

Mengikuti

prinsip

Lepaskan krim lama dari luka

melindungi

sebelum pemberian krim baru.

infeksi. Kulit yang

Gunakan sarung tangan steril

menjadi media yang

dan beriakn krim antibiotika

untuk

kultur

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

pasien

aseptik
dari
gundul
baik

pertumbuhan

Page 22

topikal yang diresepkan pada

baketri.

area luka bakar dengan ujung


jari.

Berikan

krim

secara

Temuan-temuan

ini

menyeluruh di atas luka.

mennadakan infeksi. Kultur

Beritahu dokter bila demam

membantu

drainase purulen

patogen penyebab sehingga

atau bau

mengidentifikasi

busuk dari area luka bakar, sisi

terapi antibiotika yang tepat

donor atau balutan sisi tandur.

dapat

Dapatkan

balutan siis tandur hanya

kultur

luka

dan

diresepkan.

Karena

berikan antibiotika IV sesuai

diganti setiap 5-10 hari, sisi

ketentuan.

ini memberiakn media kultur


untuk pertumbuhan bakteri.

Tempatkan

pasien

pada

Kulit adalah lapisan pertama

ruangan khusus dan lakukan

tubuh

kewaspadaan untuk luka bakar

terhadap

luas yang mengenai area luas

steril dan tindakan perawatan

tubuh. Gunakan linen tempat

perlindungan lainmelindungi

tidur steril, handuk dan skort

pasien

untuk pasien. Gunakan skort

Kurangnya

steril,

rangsang

sarung

tangan

dan

untuk

infeksi.

infeksi.
berbagai

ekstrenal

kebebasan

bila memberikan

mencetuskan

pada pasien. Tempatkan radio

Teknik

terhadap

penutup kepala dengan masker


perawatan

pertahanan

dan

bergerak
pasien

pada

kebosanan.

atau televisis pada ruangan


pasien untuk menghilangkan
kebosanan.

Melindungi terhadap tetanus.

Bila riwayat imunisasi tak


adekuat,

berikan

globulin

imun tetanus manusia (hyper-

Ahli diet adalah

tet) sesuai pesanan.

nutrisi

Mulai rujukan pada ahli diet,

mengevaluasi

paling

baik

beriakn protein tinggi, diet

status

pasien

dan

tinggi

merencanakan

kalori.

Berikan

spesialis

yang
nutrisi

dapat

diet

untuk

suplemen nutrisi seperti ensure

emmenuhi kebuuthan nutrisi

atau

atau

penderita.

antara makan bila masukan

memabntu

makanan kurang dari 50%.

luka

sustacal

dengan

Nutrisi

adekuat

penyembuhan

dan

memenuhi

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 23

Anjurkan NPT atau makanan

kebutuhan energi.

enteral bial pasien tak dapat


makan per oral.
Nyeri

Pasien

dapat

berhubungan

mendemonstra

yang

dengan

sikan

sedikitnya 30 menit sebelum

jaras

Kerusakan

dari

prosedur

berat.

kulit/jaringan;

ketidaknyaman

Evaluasi

pembentukan

an.

Anjurkan analgesik IV bila

luka

edema.

Kriteria

luka bakar luas.

disebabkan oleh perpindahan

Manipulasi

evaluasi:

jaringan cidera

menyangkal

Pertahankan

contoh

nyeri,

tertutup,

debridemen

melaporkan

ruangan dan berikan selimut

Panas dan air hilang melalui

luka.

perasaan

ekstra

jaringan

nyaman,

kehangatan.

hilang

Berikan

anlgesik

narkotik

diresepkan

prn

perawatan

dan
luka.

keefektifannya.

narkotik

diperlukan utnuk memblok


nyeri

dengan

Absorpsi

obat

buruk pada pasien


bakar

nyeri
IM

dengan

luas

yang

interstitial berkenaan dnegan


pintu

kamar

tingkatkan
untuk

suhu

memberikan

postur

tubuh rileks.

peningkatan

permeabilitas

kapiler.
luka

menyebabkan

ekspresi wajah
dan

Analgesik

Tindakan

bakar,
hipoetrmia.

eksternal

Berikan ayunan di atas temapt

membantu

tidur bila diperlukan.

kehilangan panas.

ini

menghemat

Menururnkan neyri dengan


mempertahankan berat badan
Bantu

dengan

posisi

setiap

pengubahan
2

jam

bila

jauh dari linen temapat tidur


terhadap

luka

dan

diperlukan. Dapatkan bantuan

menuurnkan

tambahan sesuai kebutuhan,

ujung saraf pada aliran udara.

khususnya bila pasien

Menghilangkan tekanan pada

tak

pemajanan

dapat membantu membalikkan

tonjolan

badan sendiri.

Dukungan adekuat pada luka


bakar

tulang

dependen.

selama

membantu

gerakan

meinimalkan

ketidaknyamanan.
Resiko

tinggi

Pasien

Untuk

luka

bakar

kerusakan

menunjukkan

mengitari

perfusi jaringan,

sirkulasi tetap

luka

perubahan/disfu

adekuat.

status

ngsi

Kriteria

ekstermitas setaip 2 jam.

neurovaskuler

evaluasi:

Pertahankan

ekstermitas

bakar

listrik,

yang

Mengidentifikasi

atau

indikasi

pantau

neurovaskular

dari

ekstermitas

indikasi-

kemajuan

penyimpangan

dari

atau
hasil

yang diharapkan.
Meningkatkan aliran balik

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 24

perifer

warna

berhubungan

normal,

dengan

menyangkal

Beritahu dokter dengan segera

Penurunan/inter

kebas

bila terjadi nadi berkurang,

Temuan-temuan

upsi

kesemutan,

pengisian kapiler buruk, atau

menandakan

darah

nadi

penurunan sensasi. Siapkan

sirkualsi distal. Dokter dapat

arterial/vena,

dapat diraba.

untuk pembedahan eskarotomi

mengkaji tekanan

sesuai pesanan.

untuk emnentukan kebutuhan

aliran

contoh
bakar

kulit

bengkak ditinggikan.

vena

dan

menurunkan

pembengkakan.
dan
perifer

luka
seputar

ini
keruskana
jaringan

terhadap intervensi bedah.

ekstremitas

Eskarotomi (mengikis pada

dengan edema.

eskar)

atau

fasiotomi

mungkin diperlukan untuk


memperbaiki

sirkulasi

adekuat.
Kerusakan

Memumjukkan

Kaji/catat

regenerasi

kedalaman luka, perhatikan

tentang

jaringan

jaringan nekrotik dan kondisi

penanaman

permukaan kulit

Kriteria hasil:

sekitar luka.

kemungkinan

sekunder

Mencapai

destruksi

penyembuhan

Lakukan perawatan luka bakar

lapisan kulit.

tepat

yang

integritas
b/d

kulit

kerusakan

waktu

pada area luka

ukuran,

warna,

Memberikan informasi dasar


kebutuhan
kulit

dan
petunjuk

tentang sirkulasi pada aera


tepat

dan

graft.

tindakan

kontrol infeksi.

Menyiapkan jaringan untuk

bakar.

penanaman dan menurunkan


Pertahankan penutupan luka

resiko

sesuai indikasi.

kulit.

infeksi/kegagalan

Kain nilon/membran silikon


mengandung kolagen porcine
Tinggikan

area

mungkin/tepat.
posisi yang
imobilisasi

graft

bila

Pertahankan

diinginkan dan
area

bila

diindikasikan.

peptida yang melekat pada


permukaan

luka

lepasnya

atau

secara

spontan

sampai

mengelupas
kulit

repitelisasi.
Menurunkan pembengkakan

Pertahankan

balutan

diatas

/membatasi resiko pemisahan

area graft baru dan/atau sisi

graft.

donor sesuai indikasi.

dibawah

Gerakan

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

graft

jaringan
dapat

Page 25

mengubah

posisi

yang

Cuci sisi dengan sabun ringan,

mempengaruhi penyembuhan

cuci, dan minyaki dengan

optimal.

krim, beberapa waktu dalam

Area mungkin ditutupi oleh

sehari, setelah balutan dilepas

bahan

dan penyembuhan selesai.

tembus pandang tak reaktif.

dengan

permukaan

Lakukan program kolaborasi :


- Siapkan / bantu prosedur

Kulit graft baru

bedah/balutan biologis.

donor

yang

memerlukan
khusus

dan sisi
sembuh
perawatan
untuk

mempertahankan kelenturan.
Graft kulit diambil dari kulit
orang itu sendiri/orang lain
untuk penutupan sementara
pada luka bakar luas sampai
kulit orang itu siap ditanam.

Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 26

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth
Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B.
Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi
2 (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press.
Surabaya.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2
nd ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing.
A Nursing Process
Approach. W. B. Saunders Company.
Philadelphia. Hal. 357 401.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995). Panduan Tindakan Keperawatan Klinik
Praktis. Alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih. PT EGC. Jakarta.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedoketran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Askep Luka Bakar-Sam,S.Kep.Ns-Akper Tolis-2011

Page 27

Vous aimerez peut-être aussi