Vous êtes sur la page 1sur 13

Psikoterapi Eklektik Singkat Gerakan Mata Desensitisasi dan Terapi Untuk

Pengobatan Stress Pasca Trauma Dengan Metode Acak Terkontrol


Mirjam J. Nijdam, Berthold P. R. Gersons, Johannes B. Reitsma, Ad de Jongh and Miranda Olff
ABSTRAK
Latar belakang
Focus trauma terhadap terapi perilaku kognitif (CBT = cognitive behaviorual therapy) dan
gerakan desensitisasi mata dan terapi rehabilitasi kembali (EMDR = eye movement desentisation
and reprocessing therapy) adalah pengobatan yang paling tepat untuk stress pasca trauma (PTSD
= post trauma stress disorder ), namun beberapa penelitian telah membandingkan dengan metode
yang layak dan sedikit yang telah meneliti pola responnya.
Tujuan
Untuk membandingkan pola keberhasilan efektifitas dan pola respon dari fokus trauma CBT,
psikoterapi eklektik untuk PTSD dengan EMDR ( ijin penelitian : ISRCTN64872147).
Metode
pasien dengan PTSD yang didaftarkan secara acak, untuk psikoterapi eklektik (n = 70) atau
EMDR (n = 70) dan dinilai pada semua sesi yangdilaporkan tersendiri PTSD. Hasil lainnya
adalah tingkat PTSD, kecemasan dan depresi
Hasil
Kedua pengobatan tersebut sama - sama efektif dalam mengurangi keparahan gejala stress pasca
trauma (PTSD), tetapi pola respon menunjukkan bahwa EMDR memiliki dampak penurunan
secara signifikan lebih baik terhadap keparahan gejala PTSD daripada dengan psikoterapi
eklektik singkat, dengan penilaian rata - rata yang sama (EMDR: n = 20 (29%) dan psikoterapi
eklektik : n = 25 (36%)). Hasil dari penelitian yang lain juga mendukung hasil diatas.
Kesimpulan
Meskipun kedua terapi sama sama efektif untuk stress pasca trauma, tetapi terapi EMDR
mampu menyembuhkan lebih cepat dibandingkan dengan terapi bertahap psikoterapi eklektik
singkat
Profil
A.d.j. mengajar dan membina psikolog klinis dan sebagai seorang pskiatri narasumber pembicara
diberbagai seminar, workshop dan konferensi tentang trauma psikologis dan terapinya. Dia
juga direktur dan pemegang saham dari unit terapi trauma.
Dia juga memiliki izin resmi dari eksekutif dewan dari University of Amsterdam

Setelah mengalami kejadian nyaris dekat bahaya dan salah satu merasa benar-benar tak berdaya,
risiko untuk terjadi stress pasca trauma (PTSD) adalah 9-14%. CBT dan EMDR adalah terapi
yang paling efektif untuk stress pasca trauma PTSD saat ini.
Dampak efektifitasnya telah terbukti sama - sama besar, dan ada beberapa indikasi bahwa EMDR
mengarah ke penyembuhan yang lebih cepat. Namun, ada penelitian yang telah membandingkan
dua terapi ini secara langsung dan beberapa studi telah meneliti pola responnya juga tetapi masih
belum bisa dibuktikan secara layak.
Pedoman PTSD dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Clinical Excellence (NICE) juga
menekankan bahwa percobaan acak yang layak harus dilakukan untuk membandingkan kedua
terapi ini guna untuk memberikan informasi tentang terapi untuk digunakan dalam praktek klinis.
Oleh karena itu, tujuan kami adalah untuk melakukan penelitian yang layak untuk
membandingkan keberhasilan, dan pola respon, pengobatan dengan EMDR dan psikoterapi
eklektik singkat untuk pasien yang menderita PTSD dari berbagai jenis trauma psikologis.
Psikoterapi eklektik singkat awalnya dikembangkan di Belanda dan diklasifikasikan sebagai
trauma-fokus CBT sesuai dengan guideline National Institut for Health and Clinical Excellence
(NICE)
Meskipun ada juga jenis terapi lainnya, namun komponen utama pengobatan pasca trauma tetap
mengandung unsur utama dari terapi eklektik CBT.
Beberapa uji coba dan penelitian telah dilakukan secara terus menerus ( tingkat efektivitas )
termasuk dalam penelitian saat ini yang bertujuan untuk meningkatkan hasil yang dapat
digeneralisasi supaya dapat dimanfaatkan dalam praktek klinis rutin dan informasi kesehatan.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya, pada akhirnya akan menunjukkan hasil yang sama,
hipotesis bahwa EMDR akan mengarah pada penyembuhan yang lebih cepat dalam PTSD
simtomatologi dibandingkan dengan psikoterapi eklektik singkat.
Pendaftaran penelitian: Dutch Trial Register, nomor NTR46 dan ISRCTN64872147.
DESAIN
Peserta direkrut dari Centre for Psychological Trauma dari Academic Medical Centre di
Amsterdam, Belanda, antara bulan desember 2003 dan Januari 2009 mengikuti etika persetujuan
komite. Peserta adalah penduduk sipil korban trauma, yang dirujuk ke pusat kami oleh dokter
umum, dukungan korbanpekerja dengan PTSD, tenaga medis dan Academic Medical Centre
departemen lainnya. Setelah calon peserta menerima penjelasan lengkap tentang penelitian,
informed consent tertulis akan diperoleh.

KRITERIA STUDY ENTRI


Kriteria study entri adalah diagnosis PTSD menurut DSM-IV; kejadian traumatis tunggal (yang
telah berhenti pada saat inklusi) yang menyebabkan perkembangan stress pasca trauma PTSD,
dengan rentang usia antara 18 dan 65 tahun ; menguasai bahasa Belanda.
Kriteria eksklusi adalah: bunuh diri akut, gangguan depresi berat atau ketergantungan alkohol
atau zat menurut DSM-IV (pasien diizinkan masuk dalam penelitian setelah menerima terapi
awal dari gangguan ), gangguan psikotik seumur hidup menurut DSM-IV, dan gangguan
kepribadian yang parah sesuai dengan DSM-IV.
Pasien dengan riwayat peristiwa traumatik sebelumnya diizinkan untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Sebelum mengikuti penelitian, pasien yang sedang menjalani pengobatan diharuskan
meminum obatnya secara teratur selama minimal 4 minggu dan pasien dengan ketergantungan
alkohol atau zat, diharuskan untuk berhenti mengkonsumsinya selama minimal 3 bulan.
Selama perawatan, pengobatan dosis dipertahankan sebanyak mungkin, tetapi dalam perjanjian
dengan pedoman klinis, pasien diizinkan untuk menghentikan pengobatan jika merasa lebih
parah dalam trauma.
METODE
Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak antara psikoterapi eklektik singkat yang
dibandingkan dengan EMDR. Pemilihan psikoterapi eklektik singkat, bukan trauma fokus CBT
yang lain, hal ini dikarenakan psikoterapi eklektik secara eksplisit menggabungkan terapi terapi
yang paling efektif dari trauma-fokus CBT seperti psikoedukasi, imaginal paparan,
restrukturisasi kognitif dan menulis tugas.
Peserta dibagi secara acak psikoterapi eklektik singkat atau EMDR dalam metode pararel.
Penugasan acak 1 : 1 diatur oleh program komputer, dengan maksimum sudah mendapat empat
kali perlakuan yang sama berturut-turut. untuk memastikan penilai, salah satu psikolog yang
tidak terlibat dalam penelitian ini, dapat memiliki akses ke program komputer, menyimpan file
log dari semua tugas dan penugasan pasien dari terapis yang dilakukan secara acak.
EMDR dan psikoterapi eklektik singkat dilakukan menurut pengobatan yang diberikan dalam
praktek klinis, untuk jumlah sesinya bervariasi tergantung pada tingkat pemulihan. Pimpinan dan
pengawas pada penelitian psikoterapi eklektik singkat (BPRG) dan EMDR (adj), ikut dalam
penelitian untuk mengawasi dan membina jalannya penelitian.
Hasil primer dari penelitian terapi terhadap munculnya gejala PTSD dilaporkan sendiri oleh
pasien yang termasuk Dampak Skala Event - Revisi (IES-R), dilaporkan pada awal penelitian
dan pada setiap sesi terapi mingguan, serta saat penilaian akhir pada minggu ke 17 ketika
pengobatan telah selesai.
Hasil sekunder adalah d ari PTSD, gejala depresi dan kecemasan umum, yang juga akan dinilai
pada awal dan pada minggu ke 17 (pasca-penilaian kedua). Psikoterapi eklektik singkat berbeda
dari EMDR dalam pengobatan durasi dan terdiri dari dua tahap. Maka dari itu, penilaian

tambahan jangka menengah dijadwalkan dilakukan setelah terapi EMDR (rata-rata 6,5 sesi) dan
setelah tahap pertama psikoterapi eklektik singkat (6 sesi;Gambar. 1).
INTERVENSI
Terapis yang melakukan terapi adalah residen psikiatri atau master psikolog tingkat klinis, yang
telah menjalani 3 hari pelatihan untuk EMDR tingkat I dan pelatihan psikoterapi eklektik
singkat. Terapis yang belum berpengalaman dengan PTSD tidak dianjurkan. Sebanyak 38 terapis
diberikan pengarahan, 7 diantaranya diberikan pengarahan tentang keduanya. Mereka menerima
dua mingguan pengawasan kelompok . Semua sesi direkam secara audio. Untuk protokol
kepatuhan pengobatan dikembangkan dalam menilai enam sesi psikoterapi eklektik singkat (sesi
1, 2, 4, 11, 13 dan 15) dan tiga EMDR sesi (pertama, kedua dan kedua dari terakhir).
Gerakan mata desensitisasi dan pemulihan kembali
Sesi mingguan EMDR berlangsung selama 90 menit dan diterapkan menurut pedoman Manual
Pengobatan Belanda. Selama terapi EMDR, gambar yang paling menyedihkan dari peristiwa
traumatic diidentifikasi dan diproses secara berurutan.
Setelah pasien fokus pada gambar dengan kognisi negatif yang sesuai, emosi yang paling
menyedihkan dan lokasi tubuh dari emosi, pasien terus menerus diminta untuk mengikuti jari
terapis dengan membuat gerakan saccadic dengan pergantian dengan asosiasi pasien sendiri.
Stress dinilai setiap 5-10 menit, sampai tingkat stress adalah 0 atau 1, setelah itu baru kognisi
lebih positif diperkenalkan dalam kaitannya dengan gambaran target. Prosedur ini diulang untuk
gambaran menyedihkan dan sesi pengobatan dihentikan bila memori trauma terasa netral.
Stimulasi audio bilateral digunakan jika masalah dengan gerakan mata ditemukan (seperti jika
diinduksi sakit kepala).
Psikoterapi eklektik singkat
Psikoterapi eklektik singkat diaplikasikan sesuai dengan rincian manual panduan yang diadakan
secara konsisten dalam sesi mingguan selama 45-60 menit seperti yang sudah dilakukan pada
penelitian sebelumnya.
Terapi itu awalnya dikembangkan dan diterapkan di Belanda dan 400 terapis telah dilatih dalam
satu dekade terakhir. Komponen utama pengobatan juga digunakan di trauma fokus lain CBT,
seperti psikoedukasi, paparan imaginal, menulis tugas dan restrukturisasi kognitif. Dua fase
utama bisa dibedakan secara jelas, dari sesi 2 sampai 6 paparan imaginal berlangsung, sedangkan
sesi 7-15 berdedikasi untuk kognitif restrukturisasi.
Sesi 1 terdiri dari psikoedukasi dan sesi 16 dari ritual perpisahan. Beberapa elemen dalam tahap
kedua juga dapat dipahami dari perspektif terapi lainnya, termasuk terapi kesedihan, terapi
direktif dan psikodinamik pendekatan. Unsur-unsur termasuk mengambil kenang-kenangan juga
merupakan bagian dari sesi pengobatan ( benda-benda yang terkait dengan peristiwa traumatik,

seperti pakaian yang dikenakan orang pada waktu itu, untuk merangsang paparan imaginal),
ritual perpisahan dilakukan guna dimaksudkan untuk simbolis meninggalkan trauma di belakang.
Pemaparan di psikoterapi eklektik singkat sangat rinci dengan menggunakan kenangan sensorik
untuk merangsang dan menghidupkan kembali serta fokus pada kesedihan. Tujuannya adalah
untuk menghidupkan kembali peristiwa traumatik secara detail selama beberapa sesi.
TAHAPAN
Penilaian dilakukan oleh orang yang terlatih seperti psikolog klinis atau mahasiswa psikologi
diawasi oleh psikolog klinis yang berpengalaman. Agar dapat dibandingkan antar penilai,
supervise diadakan berkala dua mingguan. Sebelum pasca penilaian, pasien diinstruksikan untuk
menghindari menyebutkan rincian tentang isi atau panjang pengobatan mereka untuk
memastikan kerahasiannya. Ukuran utama hasil untuk keparahan gejala PTSD adalah IES-R
Berbeda dengan versi revisi asli di mana kategori dari nol sampai empat digunakan, IES-R yang
digunakan nol (tidak di semua), satu (jarang), tiga (kadang-kadang) dan lima (sering). Klinis
PTSD diagnosa didirikan dengan cara wawancara terstruktur untuk PTSD (SI-PTSD).

ANALISIS DATA
Perhitungan data yang digunakan, didasarkan pada data pasca perawatan dan standar deviasi
yang telah diterapkan pada penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kita
dianggap delapan poin pada perbedaan IES-R yang relevan secara klinis antara pengobatan
kondisi di pasca-penilaian. Untuk persamaan metode, diperlukan ukuran sampel dari 47 pasien
per kelompok ( power 80% dan dua-sisi tingkat signifikansi 0,05) untuk mendeteksi efek
pengobatan jangka menengah.
Ukuran sampel per kelompok ditetapkan sebesar 70 untuk memungkinkan selisih dari pasien
tidak lebih dari 30%.
Chi-squared tes dan independen t-test digunakan untuk membandingkan demografi dan
karakteristik klinis antar pengobatan kelompok. Analisis pengukuran berulang digunakan untuk
mempelajari perubahan dari waktu ke waktu perlakuan antar kelompok. Model linier campuran
diterapkan untuk memperhitungkan bahwa pengukuran dalam individu yang sama berkorelasi,
dan untuk memungkinkan model perkiraan menghitung ketika data yang hilang di penilaian
tertentu.
HASIL
Peserta
Gambar 1 menunjukkan aliran pasien melalui persidangan. Pelengkap dan hasil keluar secara
signifikan tidak berbeda di seluruh pengobatan kondisi (w2 = 1,08, d.f. = 2, P = 0.58). Tabel 1
menampilkan baseline dan karakteristik klinis dari dua kelompok. Tidak signifikannya perbedaan
yang ditemukan dalam variabel klinis atau demografi pada permulaan antara kelompok, kecuali
bahwa skor total IES-R secara signifikan lebih tinggi pada kelompok psikoterapi eklektik singkat
dibandingkan pada kelompok EMDR (Tabel 1).
Proporsi pasien dengan obat psikoaktif tidak berbeda perlakuannya antara kelompok (Tabel 1).
Selama 17 minggu percobaan, proporsi pasien dengan obat psikoaktif yang dirubah (n = 28)
tidak signifikan, tidak ada perbedaan dari kondisi perawatan (w2 = 0,01, df = 1, P = 0.91).
Perubahan obat dalam banyak kasus terdiri dari pengurangan atau penghentian anxiolytics dan
ini juga merata di kondisi perawatan (w2 = 1,73, df = 1, P = 0,18). Ukuran dari pasien yang
menghadiri pengobatan alternatif bersamaan selama jalannya penelitian secara signifikan tidak
berbeda antara perlakuan kondisinya (w2 = 1,54, d.f. = 1, P = 0,21). Terapi alternatif
terdiri dari fisioterapi (n = 17), pengobatan alternatif (n = 15), terapi suportif (n = 10) dan
kelompok swadaya (n = 1). Arahan pada akhir terapi (n = 18) merata dikondisi perawatan (w2 =
0,00, df = 1, P = 1.00). Peserta yang drop out selama sesi 4-8 dinilai lebih tinggi pada IES-R
dibandingkan pasien yang melanjutkan pengobatan pada titik-titik waktu (semua P50.001).

Pengobatan Integritas
48 peserta (37,8%, 24 untuk kondisi masing-masing) secara acak dipilih untuk penilaian mandiri
kepatuhan protokol oleh dua penilai. Perlakuan rata-rata keseluruhan skor integritas adalah 78
untuk psikoterapi eklektik singkat (sd = 9,2) dan 81 untuk EMDR (s.d. = 14,7). Dengan
demikian, menurut penilai, pada rata-rata 78-81% dari unsur-unsur yang diinginkan dari protokol
pengobatan telah diterapkan selama intervensi. Nilai kappa berkisar antara 0,54 untuk
psikoterapi eklektik singkat dan 0,75 untuk EMDR..
HASIL UTAMA
Hasil Primer
Hasil analisis dari hasil primer IS-OR yang membutuhkan perawatan intens ditunjukkan pada
Gambar.2. Analisis model campuran menunjukkan adanya efek utama yang signifikan dari waktu
ke waktu (F = 17,99, df = 1065, P50.001), efek utama yang signifikan dari perlakuan kondisi (F
= 12,20, df = 169, P50.005) dan interaksi yang bermakna antara waktu dan kondisi terapi (F =
4,00, df = 1065, P50.001). Pola respon terbukti secara signifikan berbeda, lebih lama untuk

eklektik psikoterapi dibandingkan EMDR (t = 3.49, df = 169, P50.005). Perbedaan rata-rata


diperkirakan pada IES-R antara kondisi perawatan seluruh pengukuran adalah 13.10 (95% CI
5,69-20,50), sesuai dengan efek ukuran besar (Cohen d = 0,75). Berarti IES-R pasca penilaian
skor total pada kedua untuk psikoterapi eklektik singkat adalah 38,0 (SD = 34,4, n = 41) dan
untuk EMDR 28,5 (s.d. = 29,6, n = 48). Pada kedua pasca-penilaian, perbedaan antara kondisi
perawatan tidak lagi signifikan (t = 0,70, df = 340, P = 0,48; berarti Perbedaan diperkirakan 3,70
(95% CI -6,63 sampai 14.03)). Tambahan analisis membandingkan IES-R skor setelah setiap dua
sesi psikoterapi EMDR dengan setiap tiga psikoterapi eklektik singkat sesi, menunjukkan bahwa
pola tanggapan juga secara signifikan berbeda untuk psikoterapi eklektik singkat dan EMDR (t =
2.12, d.f. = 139, P50.05). Peningkatan efek ukuran dari awal sampai kedua pasca penilaian
terdapat perbedaan yang besar untuk kedua kondisi perawatan (Cohen d = 1,55 untuk psikoterapi
eklektik singkat dan Cohen d = 1,73 untuk EMDR).

Hasil Sekunder
Analisis campuran-model SI-PTSD menunjukkan pengaruh waktu secara signifikan (F = 37.06,
df = 86, P50.001). Tanggapan pola terbukti berbeda secara signifikan untuk psikoterapi eklektik
singkat dan EMDR (t = 3.32, df = 98, P50.005). Analisa oleh titik waktu mengungkapkan bahwa
SI-PTSD skor secara signifikan lebih rendah untuk EMDR daripada psikoterapi eklektik singkat
pada pasca penilaian pertama, tetapi pada pasca penilaian kedua, perbedaan tidak lagi signifikan
(Tabel 2). Peningkatan efek ukuran dari dasar untuk pasca penilaian kedua sangat besar dalam
perlakuan kondisi kedua terapi perawatan (Cohen d = 1,95 untuk psikoterapi eklektik singkat dan
Cohen d = 2,43 untuk EMDR).

DISKUSI
Uji coba terkontrol secara acak saat ini menunjukkan bahwa EMDR dan psikoterapi eklektik
singkat yang dilaporkan tersendiri, memiliki efek yang sama dalam hal pengurangan gejala
PTSD, gejala depresi dan gejala kecemasan umum yang memepengaruhi perbedaan statistic praperawatan. Pada semua hasil, pola respon secara signifikan berbeda di awal untuk EMDR dan
psikoterapi eklektik singkat, hasil menunjukkan bahwa EMDR menyebabkan penurunan gejala
lebih cepat sedangkan psikoterapi eklektik singkat lebih bertahap untuk penurunan gejalanya.
Efikasi dan Mekanisme
Beberapa penjelasan dapat ditemukan untuk penurunan gejala yang lebih cepat pada EMDR.
Pertama, jenis paparan traumatis untuk psikoterapi eklektik singkat dan EMDR, berbeda.
Pada EMDR, pemaparan singkat dari trauma yang diselingi dengan asosiasi bebas (yang dapat
melibatkan bergerak cepat melalui layar dan berkumpul dengan kenangan peristiwa lainnya
orang yang telah memiliki memori), di sisi lain, dalam paparan setiap sesi bagian dari trauma
yang dihidupkan sangat rinci dengan focus pada mengalami kesedihan, yang mengarah ke
pengolahan trauma lebih bertahap.
Perbedaan jenis eksposur dan durasi dapat menjelaskan awal bertahap perubahan yang diamati
dalam psikoterapi eklektik singkat dan perubahan cepat dalam EMDR. Pengurangan gejala
Selanjutnya diamati untuk psikoterapi eklektik singkat selama dilakukan perawatan fase kedua.
Jadi dalam pengobatan bagian kognitif restrukturisasi ini, dimana pasien merenungkan kisah
trauma mereka dan maknanya bagi kehidupan mereka, terbukti menjadi penting untuk pemulihan
dari PTSD.
Mungkin, menambahkan fase ini untuk EMDR, seperti yang kadang-kadang dilakukan dalam
praktek klinis, dapat menyebabkan pengurangan gejala lebih lanjut. Penelitian lebih lanjut dapat
mengatasi hal ini dengan studi rinci efektif dari perawatan ini.
Penjelasan yang mungkin untuk perbaikan lebih cepat dengan EMDR adalah bahwa durasi sesi
30-45 menit lebih lama jika dibandingkan dengan psikoterapi eklektik singkat. Analisis
tambahan untuk dikoreksi perbedaan durasi sesi masih menunjukkan bahwa EMDR
menyebabkan cepatnya peningkatan gejala. Dalam konteks ini menarik untuk perhatikan bahwa
sesungguhnya waktu paparan traumatis memori pada pasien lebih pendek di EMDR daripada
psikoterapi eklektik singkat, dalam psikoterapi eklektik singkat paparan yang terganggu untuk
15-20 menit, sedangkan di EMDR paparan terbatas pada beberapa menit dimana pasien berfokus
pada gambar traumatis. Untuk waktu sesi adalah mereka standar dalam perawatan klnis yang
diimplementasikan seperti dalam penelitian kami, termasuk optimalisasi sesi durasi dan
frekuensi harus diselidiki dalam penelitian kedepannya.

Perbandingan Penelitian Kami dengan Penelitian Sebelumnya


Hasil penelitian kami sejalan dengan percobaan sebelumnya sudah dibandingkan, yaitu
pendekatan trauma yang berfokus CBT dengan EMDR (studi percontohan yang menemukan
bahwa EMDR mengarah ke lebih cepat terhadap pengurangan gejala PTSD dibandingkan
trauma-fokus CBT setelah beberapa sesi dan uji coba melaporkan bahwa kedua perawatan sama
sama menyebabkan perbaikan pada gejala PTSD). Meskipun efek pada titik akhir yang sama,
harus mencatat bahwa penelitian ini tidak dapat mengatasi dengan pasti apakah perawatan yang
setara pada saat itu karena interval kepercayaan dari hasil primer berisi selisih delapan points.
Ini disebabkan fakta bahwa varians pada kedua pasca-penilaian terbukti lebih besar dari yang
kami harapkan dalam analisis kekuatan kita. Angka tersebut berhubungan dengan peserta yang
menyelesaikan pengobatan mereka dan menyelesaikan penilaian mereka, diperkirakan jumlah
peserta dibutuhkan per kelompok dalam analisis daya, sehingga kami mengantisipasi penurunan
yang keluar melakukan tidak bias pada hasil akhirnya.
Besarnya perubahan dalam percobaan kami lebih besar daripada di beberapa studi sebelumnya.
Meskipun kedua baseline dan pasca perawatan tingkat dari IES-R dalam sampel kami tampak
lebih tinggi dibandingkan dalam penelitian lain sebelumnya, hal ini disebabkan metode penilaian
yang berbeda yang diadopsi oleh belanda versi instrumen.
Efek dari peningkatan PTSD ukuran pra-pengobatan pasca untuk kedua eklektik singkat
psikoterapi dan EMDR dalam penelitian kami lebih tinggi daripada ditemukan di semua
perawatan PTSD aktif dalam meta-analisis. Ukuran efek peningkatan EMDR dalam penelitian
ini adalah lebih tinggi dari ukuran efek keseluruhan untuk EMDR seperti yang dilaporkan dalam
meta-analisis, dan perbaikan psikoterapi eklektik singkat.
Efek ukuran adalah sebanding dengan orang-orang dari trauma yang berfokus pada CBT.

Kelebihan dan Keterbatasan


Kelebihan dari penelitian ini adalah bahwa kita berhasil dalam membandingkan pola respon
dalam dua trauma yang berfokus pada protokol pengobatan dalam besar sampel yang bervariasi
lintas berbagai bidang kehidupan dan budaya dalam hubungannya dengan klinis. Kita
menekankan kelebihan ilmiah dengan pengacakan, protocol kepatuhan, pemeriksaan perawatan
integritas dan penilaian mandiri dari hasil penelitian. Keampuhan klinis dari hasil ini meningkat
dengan masuknya beberapa unsur percobaan praktis (percobaan yang mencakup unsur-unsur
desain efektivitas), seperti dimasukkannya populasi trauma yang heterogen, pengobatan
tergantung pada pemulihan pasien dan penggunaan durasi non ahli terapis
Kami juga mengakui keterbatasan penelitian kami. yang terpenting keterbatasan adalah putus
dari kedua terapi dan penilaian. Namun, pengobatan drop-out dari penelitian ini adalah
sebanding dengan mereka yang lainnya trials. Menariknya, sekitar 10% dari pasien drop out
sebelum pengobatan, yang mungkin menunjukkan kesulitan dalam memulai terapi trauma.
Penurunan suku-out dari penilaian yang agak lebih tinggi dibandingkan dalam penelitian lain,
terutama untuk psikoterapi eklektik singkat. Namun demikian, untuk hasil utama kami mampu
menganalisis sebagian besar pasien yang acak karena data dari pengobatan sesi memungkinkan
kita untuk menghitung perkiraan pola respon pasien drop out dari penilaian nanti. Keterbatasan
lebih lanjut adalah bahwa jumlah psikoterapi eklektik singkat sesi paparan berfluktuasi ke tingkat
kecil, yang bisa memberikan pengaruh kecil pada perbandingan pasca-penilaian pertama.
Akhirnya, perawatan bersamaan seperti pengobatan farmakologis, perubahan dalam pengobatan
farmakologi dan non-trauma yang berfokus pada terapi, mungkin telah memberi kontribusi pada
efek terapi untuk minoritas dari pasien. Namun, berdasarkan perlakuan bersamaan merata di
kedua psikoterapi eklektik singkat dan EMDR, dapat diduga bahwa mereka memiliki efek yang
sama pada kedua kelompok.
PENERAPAN KLINIS
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa kedua terapi perawatan, baik eklektik
singkat psikoterapi eklektik singkat maupun EMDR adalah psikoterapi yang efektif, namun
terapi EMDR lebih efisien waktu dalam mengobati PTSD. Pengaruh ukuran dan tingkat
perubahan diagnostik untuk kedua metode pengobatan adalah besar, menunjukkan bahwa
mayoritas penderita PTSD berfokus pada psikoterapi. Perbaikan gejala tampaknya terjadi pada
tahap awal EMDR dibandingkan psikoterapi eklektik singkat, yang mungkin membuat pasien
lebih tertarik untuk memilih metode pengobatan ini. Namun, psikoterapi eklektik singkat
mungkin lebih disukai untuk pasien yang menyukai refleksi pada kisah trauma dan maknanya
bagi kehidupan mereka.
Pasien dan terapis preferensi telah terbukti memainkan peranan penting dalam pemilihan metode
pengobatan. Studi masa depan juga perlu memprioritaskan untuk meneliti tentang alasan untuk
putus obat dini. Mungkin, lebih banyak perhatian harus diberikan untuk psikoedukasi dan
motivasi untuk mengatasi penghindaran persisten. Ini terutama untuk pasien yang lebih muda,
pasien dari kelompok minoritas etnis dan mereka yang tidak menunjukkan perbaikan gejala
selama sesi pertama serta yang putus obat dari pengobatan yang lebih sering. Selain itu,
penelitian mendatang harus menentukan kelompok pasien yang paling diuntungkan dari bentuk
psikoterapi.

Akhirnya, meneliti tentang efek jangka panjang pengobatan juga sangat penting dalam penelitian
selanjutnya untuk pengobatan terbaik yang akan diberikan kepada pasien.

Vous aimerez peut-être aussi