Vous êtes sur la page 1sur 2

Aplikasi

Metode
Geolistrik
Konfigurasi
Schlumberger Dalam Pendugaan Posisi Air Tanah
(Studi Kasus Kabupaten Pasuruan Daerah
Karangnongko)
Kata kunci: Geolistrik resistivitas, Air tanah, Konfigurasi Schlumberger,IPI2
Win
Telah dilakukan penelitian tentang geolistrik resistivitas konfigurasi
Schlumberger. Untuk menentukan posisi air tanah di daerah Karangnongko
Kabupaten Pasuruan, dengan menggunakan metode geolistrik. Tujuan dari penelitian
ini menentukan posisi air tanah serta kedalamannya dan nilai resistivitas yang
terdapat pada daerah penelitian. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat alat
geolistrik dengan menggunakan analisis software IPI2 Win.
Pada penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari pengamatan dalam
pengukuran secara langsung di lapangan. Pengukuran yang dilakukan di daerah
Karangnongko Kabupaten Pasuruan. Metode resistivitas pada dasarnya adalah
pengukuran harga resistivitas (tahanan jenis) batuan dengan menginjeksikan arus ke
bawah permukaan bumi, sehingga di dapat beda potensial (Volt) yang kemudian
akan di dapat informasi mengenai tahanan jenis batuan. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan keempat elektroda yang disusun segaris, salah satu dari dua buah
elektroda yang berbeda muatan digunakan untuk mengalirkan arus kedalam tanah
dan dua elektroda lainnya digunakan untuk mengukur tegangan yang ditimbulkan
oleh aliran arus tadi sehingga resistivitas bawah permukaan dapat diketahui.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat empat lintasan KrN 1, KrN 2, KrN 3
dan KrN 4. Hasil dianalisis dengan menggunakan software Ipi2 Win. Untuk data
pada lintasan pertama (KrN 1) didapatkan nilai kedalaman maksimal 113m dengan
nilai resistivitas antara 1.3 1272 , sedangkan untuk posisi air tanah terdapat pada
kedalaman 2.86 23.5 m dengan nilai resistivitas antara 34.3 42.5 . Pada
pengukuran lintasan kedua (KrN 2) didapatkan nilai kedalaman maksimal 114m
dengan nilai resistivitas antara 5.26 37572 , pada lintasan ini tidak terdapat
lapisan air tanah karena pada kedalaman 1.23 1.43 m, dengan nilai resistivitas
antara 74.1 76.8 air yang terbentuk hanyalah air dangkal. Pada pengukuran
lintasan ketiga (KrN 3) didapatkan nilai kedalaman maksimal 114m dengan nilai
resistivitas antara 7.61 9962 , pada lintasan ketiga ini tidak terdapat lapisan air
tanah karena pada kedalaman 0.976 m, dengan nilai resistivitas antara 86.7 air yang
terbentuk hanyalah air dangkal. Pada pengukuran lintasan keempat (KrN 4)
didapatkan nilai kedalaman maksimal 63.7m dengan nilai resistivitas antara 5.66
50003 , pada lintasan keempat juga tidak terdapat lapisan air tanah karena pada
kedalaman 1.08 m, dengan nilai resistivitas antara 35.6 air yang terbentuk hanyalah
air dangkal.

Vous aimerez peut-être aussi