Vous êtes sur la page 1sur 7

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

LUAS MINIMAL KUADRAT HERBA DENGAN NESTED PLOT DI KAWASAN


RUSUNAWA PUTRA UNNES

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Tri Purwaningsih

4401412004

TesaAghnesMaudyni4401412005
Putri Mei Wahyuni

4401412034

RosSetiani

4401412040

VinaQurratuAinina 4401412042
Rombel 2 Pendidikan Biologi
(Penulisannamaanggotadidasarkanpadaabsensimahasiswakarenasetiapanggotatelahmenge
rjakantugasnyamenurutpembagiansecaramerata )

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

A. JUDUL
LUAS MINIMAL KUADRAT HERBA DENGAN NESTED PLOT DI KAWASAN
RUSUNAWA PUTRA UNNES
B. TUJUAN
Menentukan luas minimum kuadrat komunitas tumbuhan herba di kawasan rusunawa putra
Unnes.
C. DASAR TEORI
Komunitas adalah suatu kelompok populasi dari berbagai jenis pada suatu daerah
tertentu. Dalam mempelajari struktur dan komposisi suatu vegetasi digunakan pendekatan ke
sifat dasar dari komunitas, yaitu keadaan-keadaan individu dalam membentuk populasinya.
Dengan menganalisis keadaan individu tersebut dapat dijabarkan karakteristik komunitas
tumbuhan dengan baik. Kita dapat melakukan studi di sebagian area komunitas asal bagian
tersebut dapat mewakili seluruh komunitas. Untuk itu perlu diketahui:
1.
2.
3.

Luas daerah yang memadai dalam mengambil percontoh (luas minimum)


Jumlah percontoh (jumlah minimum)
Penyebaran percontoh.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah
adalah:
A. Iklim
Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi keragaman
spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan
kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap
di suatu daerah.
B. Keragaman Habitat
Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya
lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.
C. Ukuran
Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah
yang sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan
keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah
10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali
lebih besar.
Di bawah ini adalah contoh ukuran kuadrat untuk beberapa jenis komunitas menurut.

Ukuran kuadrat yang dianjurkan untuk beberapa tipe tumbuhan:


No

Jenis vegetasi

Ukuran kuadrat

Bryophyta dan komunitas Lichenes

0,5m x 0,5m

Padang rumput

1m x 1m 2m x 2m

Belukar, komunitas padang rumput, dan herba tinggi

2m x 2m 4m x 4m

Semak (semak berkayu)

10m x 10m

Pohon

20m x 20m 50m x 50m


(atau

dengan

plotless

sampling)

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas,
maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini
ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh
dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak
harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas,
tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa
duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis
dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili
komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan
untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas
minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap
representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari
(Susanto, 2000). Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman
jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat
pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat
berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas
petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan
dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.

1. luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur,
2. jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan ataupanjang jalur yang
mewakili jika menggunakan metode jalur.
Pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah
tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi luas daerah ini
disebut luas minimum. Cara menentukan luas minimum sebagai berikut:
1. Dibuat petak contoh dengan ukuran misal (0,5 x 0,5) m2 petak 1.
2. Hitung jumlah spesies yang ada pada petak tersebut.
3. Petak tadi diperluas 2 kali luas petak 1, ini petak ke 2.
4. Dihitung jumlah spesies yang ada (penjumlahan komulatif).
5. Penambahan luas petak dihentikan kalau jumlah spesies tidak bertambah lagi.
Dari data yang telah diperoleh dibuat kurva :
1. Luas petak contoh sebagai absis (sb X)
2. Jumlah spesies sebagai ordinat (sb Y)
Kemudian dihitung 10% nya luas yang dicapai dan 10% jumlah spesies. Kemudian
ditarik garis resultansinya dari (dari 10% tadi). Setelah itu ditarik garis singgung pada kurve
yang sejajar resultante tersebut. Kemudian dari titik singgungnya ditarik garis ke absis yang
sejajar ordinat. Maka luas minimum petak (plot) dapat diketahui. Ukuran plot minimal dapat
ditentukan dengan cara survey pendahuluan untuk menentukan ukuran luas plot minimal.
menentukan luas minimal plot dapat dilakukan dengan cara membuat kurva luas minimal
terlebih dahulu. untuk bentuk plot persegi dimulai dengan membuat sebuah plot (bidang
datar) persegi pada satu tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil, misalnya untuk lapangan
rumput adalah 25 x 25 Cm2, selanjutnya dicatat spesies tumbuhan yang ada dalam kuadrat
terkecil. kemudian kuadrat diperluas dua kali luas semula dan kemudian penambahan
spesies baru yang terdapat di dalam kuadrat luasan di catat (Suprianto, 2001).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Tali
2.
Patok
3.
Penggaris
4. Alat tulis
5.
Worksheet
E. CARA KERJA
1. Menentukan pusat distribusi tumbuhan pada area dikawasan rusunawa putra untuk
meletakkan plot bersarang.
2. Membuat kuadrat dengan menggunakan pasak dan rafia pada daerah yang sudah
ditentukan di tempat tersebut dengan ukuran 10 cm x 10 cm
3. Menghitung dan mencatat semua jenis tumbuhan herba yang berada dalam kuadrat
tersebut.

4.
5.
6.
7.
8.

Memperlus kuadrat yang telah di buat menjadi dua kali semula.


Mencatat kembali penambahan jenis tumbuhan herba pada ukuran yang ada.
Perluasan plot dihentikan hingga tidak dijumpai adanya penambahan spesies baru.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel yang telah disediakan
Membuat gambar grafik hubungan antara luas kuadrat dengan jumlah spesies pada setiap

perluasan kuadrat.
9. Menentukan luas minimal kuadrat berdasarkan grafik tersebut.

Contoh metode luas minimal kuadrat


I

II
IV
III

10. DATA PENGAMATAN


Hasil pengamatan terlampir.
11. ANALISIS DATA
Hasil pengamatan terlampir.
Grafik terlampir.
12. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di area kebun sekitar rusunawa
putra, pada setiap penambahan plot selalu ada penambahan spesies hingga pada plot ke 8
sudah tidak ada penambahan spesies. Pada plot ke dua dan ketiga, ditemukan penambahan
satu spesies, pada plot ke empat, kelima, dan keenam penambahan spesies 2 pada masingmasing plot, pada plot ke tujuh dan kedelapan penambahannya sebesar tiga spesies. Karena
sudah tidak ada penambahan spesies lagi, maka pengukuran dihentikan sampai disitu.
Jenis tumbuhan yang ditemukan di area sekitar rusunawa putra adalaahSpesies A,
Spesies B, Spesies C, Spesies D, Spesies E, Spesies F, Spesies G, Spesies H, Spesies I,
Spesies J, Spesies K, Spesies L, Spesies M, Spesies N, Spesies O, Spesies P, Spesies Q
(Mimosa pudica), Spesies R (Euphorbia hirta).

Dari grafik yang telah dibuat dapat dilihat bahwa luas minimum kuadrat pada area
kebun sekitar rusunawa putra adalah 1600 cm2. Grafik tersebut dibuat dengan membuat
sumbu x dengan data luas plot, sedangkan garis y menunjukkan jumlah macam spesies yang
ditemukan. Data yang telah diperoleh ditransfer dalam gambar grafik, selanjutnya mencari
angka 10% dari jumlah spesies dan 10 % dari luas, sehingga diperoleh titik (1280 dan 1,8).
Dari titik (0,0) dan (1280, 1,8) ditarik garis lurus. Selanjutnya membuat garis yang sejajar
dengan garis tersebut dan menyinggung punggung kurva yang telah terbentuk. Lalu dapat
diketahui titik persinggungan garis lurus dengan punggung kurva yaitu pada titik 1600 cm 2..
titik itulah yang dijadikaan sebagai luas minimum kuadraat. Jadi, luas minimal kuadrat yang
diperoleh di area kebun sekitar rusunawa putra adalah 1600 cm2. Dengan demikian
peletakan plot minimal ada pada luas 1600 cm2.
Grafik Luas minimum kuadrat merupakan langkah awal yang digunakan untuk
menganalisis suatu vegetasi dengan menggunakan petak contoh (kuadrat) yang dianggap
representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.
Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat
pada area tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada area tersebut
maka makin luas petak contoh yang digunakan makin luas petak contoh yang digunakan.
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat pengambilan data (sampling) tergolong daerah
yang kering, sehingga keanekaaragaman yang terdapat pada area tersebut pun jumlahnya
sedikit jika dibandingkan dengan area yang basah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor iklim
pada lingkungan sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman makhluk hidup di dalam
suatu habitat.
13. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Luas minimum kuadrat di kawasan rusunawa putra adalah 1600 cm2..
14. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, Dkk. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2013.
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas
Biologi UGM
Indriyanto. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara. 2006.
Soerinegara. Ekologi Hutan. Bandung : IPB, 1988.
Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung: UPI
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Malang: PPGSM
Syafei, Eden Surasana. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press, 1990.

LAMPIRAN 1
Tabel 1. Pengamatan dengan metode Luas Minimal Kuadrat
PENAMBAHA

PLOT

UKURAN (cm)

SPESIES

JUMLAH

I
II
III
IV

10 X 10
10 X 20
20 X 20
20 X 40

4
5
6
8

0
1
1
2

40 X 40

A, B, C, D
A,B,C,D,E
A,B,C,D,E, F
A,B,C,D,E, F, G, H
A,B,C,D,E, F, G, H, I,

10

VI

40 X 80

12

VII

80 X 80

15

VIII

80 X 160

18

18

14

J
A,B,C,D,E, F, G, H, I,
J, K, L
A,B,C,D,E, F, G, H, I,
J, K, L, M, N, O
A,B,C,D,E, F, G, H, I,
J, K, L,M, N, O, P, Q,

R
JUMLAH
LAMPIRAN 2
Analisis Data
Dari data di atas dapat dibuat grafik dengan:
- Luas sebagai absis (sumbu x)
- Jumlah spesies sebagai ordinat ( sumbu y)
10% luas adalah 12800 cm2 x 0,1 = 1280 cm2
10% jumlah spesies adalah 18 x 0,1 = 1,8
Setelah itu, ditarik garis singgung pada kurva yang sejajar resultan tersebut. Kemudian dari titik
singgungnya ditarik garis absis yang sejajar ordinat.

LAMPIRAN 3
Dari grafik yang telah dibuat di atas, dapat diketahui bahwa luas minimal kuadrat di area kebun
sekitar rusunawa putra adalah sekitar 1600 cm2.

Vous aimerez peut-être aussi