Vous êtes sur la page 1sur 11

REFERAT

NUTRISI PARENTERAL PADA NEONATUS

Oleh:
Della masiyandara afandi
1110103000099

Pembimbing:
dr. Bina akura, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK DAN REMAJA


RSUP FATMAWATI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pemberian nutrisi adalah untuk mempertahankan fungsi organ dan mencegah
disfungsi sistem kardiovaskular, sistem respirasi, dan sistem imun, menimalisir efek puasa,
mencegah defisiensi nutrisi, dan sebagai dukungan nutrisi sampairespon inflamasi fase akut
berakhir. Terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi. Pertama, trauma
akut memicu respons katabolik yang besarnya tergantung berat dan lamanya trauma. Selama
respon stres metabolisme terjadi peningkatan kosentrasi hormon counter regulatory yang
akan memicu resistensi insulin dan hormon pertumbuhan, menyebabkan katabolisme
cadangan protein serta metabolisme karbohidrat dan lemak endogen sebagai sumber energi.
Pada keadaan ini tidak terjadi proses pertumbuhan, sehingga energi untuk proses tumbuh
tidak dibutuhkan. Kedua, anak yang dirawat di unit perawatan intesif biasanya dalam keadaan
tersedasi dan tingkat aktivitasnya rendah sehingga kebutuhan energi berkurang. Ketiga, suhu
di lingkungan perawatan intensif dalam keadaan terkontrol dan insensible energy loss sangat
menurun. Pada pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik, kebutuhan energi sangat kecil
karena tidak diperlukan energi untuk otot pernafasan.(1)
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa merupakan bahan bakar primer untuk otak, sumsum tulang, seldarah merah,
dan jaringan yang mengalami cedera. Dalam keadaan stress, cadangan glikogen hati dipecah
menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam pembulu darah sehingga kadar glukosa darah
meningkat. Selama stress terjadi resistensi insulin sehingga transfor glukosa ke dalam sel
terganggu. Glikogen otot merupakan sumber glukosa untuk energi tubuh. Bila cadangan
glikogen berkurang maka asam amino akan digunakan. Protein otot akan di pecah dan asam
amino akan dilepaskan ke dalam pembulu darah dan di angkut ke hati untuk digunakan
dalam proses glukoneogenesis. Pada saat yang bersamaan, gliserida dari jaringan adiposa
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, sementara gliserol dikonversi menjadi glukosa di
hati. Semuanya dipakai sebagai energi dalam bentuk glukosa. Dalam keadaan hiper
metabolisme, produksi glukosa endogen tidak dapat ditekan dengan pemberian glukosa dari
luar. Komplikasi pemberian glukosa yang berlebihan dari luar tubuh meliputi hiperglikemia.
Glikolisasi protein, keadaan hiperosmolar, imunosupresi, produksi karbondioksida yang
berlebihan dan perlemakan hati. (1)

METABOLISME KARBOHIDRAT
Stress memicu hiperkatabolisme, yang mengakibatkan kehilangan protein dan otot
menjadi kurus. Sejumlah katekolamin dilepaskan sehingga kebutuhan protein meningkat.
Interleukin dan sitokin lain merangsang proteolisis otot dan sintesis protein fase akut di hati.
Pada saat yang sama tubuh melepaskan glukagon dan mediator lain yang menghambat keja
insulin dan membatasi penyediaan glukosa untuk jaringan sehingga otot dan sel lain harus
menggunakan asam amino sebagai alternatif sumber energi.
METABOLISME LEMAK
Pada neonatus yang sakit kritis, terjadi peningkatan oksidasi asam lemak. Asam
linoleat dan asam arakidonat plasma menurun, sedangkan asam oleat meningkat. Hal ini
terjadi akibat peningkatan lipolisis yang berhubungan dengan perangsangan epinephrineinduced B2-adrenergic. Asam lemak bebas nanti akan dilepaskan ke dalam plasma. (1)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

NUTRISI PARENTERAL
nutrisi parenteral merupakan suatu cara pemberian nutrisi dan energi secara intravena

yang bertujuan untuk menyalurkan kebutuhan kabohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral yang dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan bayi baru lahir yang
mempunyai masalah klinis yang berat,terutama pada BBLR (berat bayi lahir rendah) dimana
tidak dimungkinkan untuk memberikan nutrisi secara enteral.(2,3,4,5).
Nutrisi parenteral total ataupun nutrisi parenteral parsial merupakan sarana penunjang
utama pada perawatan nutrisi bayi sakit berat atau BBLR (berat bayi lahir rendah) yang di
rawat di unit perawatan neonatus. (6,7)
-

Bayi dengan berat lahir <1800 gram ( yang kebutuhan enteralnya tidak dapat dipenuhi

> 3 kali).
BB > 1800 gram (yang kebutuhan enteralnya tidak dapat dipenuhi >5 kali).
Gangguan respirasi > 5 hari.
Malformasi kongenital traktur gastrointestinal.
Diare berlanjut
Pasca oprasi ( khususnya oprasi abdomen)

KEBUTUHAN NUTRIEN
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bayi baru lahir harus
mendapatkan cairan dan elektrolit, kalori ( karbohidrat, protein dan lemak), vitamin dan
mineral yang sesuai dengan kebutuhan. (8,9)

CAIRAN
Tabel 1 : kebutuhan cairan inisial pada neonatus
Berat badan (kg)
< 1,0

Jumlah
<24 jam
100-150

Cairan (ml/kgBB/hari)
24-28 jam
120-150

>48 jam
140-190

1,0-1,5

80-100

100-120

120-160

1,5

60-80

80-120

120-160

Tabel 2: kebutuhan cairan berdasarkan berat badan anak


Berat badan
0-10 kg

Kebutuhan cairan perhari


100 mL/kg

11-20 kg

100 mL/kg untuk 10 kg pertama + 50 mL/kg untuk 10 kg berikutnya

>20 kg

100 mL/kg untuk 10 kg pertama + 50 mL/kg untuk 10 kg berikutnya


+ 20mL/kg untuk setiap kg di atas 20 kg.

ELEKTROLIT
Anak mempunyai kebutuhan minimal per hari untuk elektrolit dan mineral. Natrium
merupakan kation terbesar pada ruang ekstraseluler yang mempunyai fungsi primer sebagai
regulator osmotik dan kontrol keseimbangan air. Bersamaan dengan klorida dan
karbohidrat,natrium berperan penting dalam keseimbangan asam basa. Natrium dapat
diberikan dalam bentuk garam dari klorida, asetat, dan posfat, tergantung dari nutrisi yang
mendasari.kalium merupakan kation terbesar di ruang intraseluler yang berfungsi dalam
metabolisme sel, sintesis protein, fungsi jantung, transmisi neuromuskular,dan keseimbangan
asma basa. Kalsium adalah mineral yang berlimpah di dalam tubuh, dengan konsentrasi yang
lebih lebih tinggi dalam cairan ekstraseluler, sangat berperan untuk kontraksi otot,
neurotransmiter, proses enzim, permeabilitas membran sel. Stabilitas hormon dan proses
koagulasi.posfor juga di jumpai dalam tulang, merupakanregulator kalsium dan berperan
dalam mineralisasitulang serta sintesis protein,lemak dan karbohidrat. (1)

Tabel 3: kebutuhan elektrolit yang di anjurkan pada neonatus


5

elektrolit
Natrium

Dosis harian yang di anjurkan (meq/kg/BB)


2-4 meq/kg/hari

Kalium

1-4 meq/kg/hari

Klorida

1-5 meq/kg/hari

Kalsium

3-4 meq/kg/hari

Magnesium

30-60 mg/kg/hari

fosfor

1-2 mmol/kg/hari

ENERGI
Pada umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60
kkal/kgBB/hari dan100-120 kkal/kgBB/hari. (3,4,8,9)
KARBOHIDRAT
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk banyi cukup bulan adalah 6-8 mg/kg
BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kgBB/menit dan dapat ditingkatkan 0,5-1
mg/kgBB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kgBB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan
meningkat pada keadaan (sepsis, hipotermia) atau ibu dengan riwayat diabetes militus. (3,4,8,9)
PROTEIN
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi parenteral dan di
berikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang di anjurkan adalah sebagai berikut:
1. Neonatus dengan BB < 1000 gram
Pemberian awal dengan 0,5 1 g/kg BB/hari, kemudian di tingkatkan lagi 0,25-0,5
g/kgBB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kgBB/hari dan asam amino 2,2-5
g/kgBB/hari.
2. Neonatus dengan BB > gram
Pemberian awal dengan dosis 1 g/kgBB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kgBB/hari.
(3,4,8,9)

Pemberian asam amino tidak boleh di berikan jika pemberian kalori dalam bentuk glukosa <
kal/kgBB/hari, karena penggunaan asam akan rendah sehingga timbul asidosis dan
hiperammonia.
LEMAK
6

Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 100% yang mengandung 10 g


trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 gtrigliserida dan 2 kkal/ml. (3,4,8,9)
Kebutuhan lemak adalah sebagai berikut:
1. Neonatus dengan BB <1000 g
Pemberian awal 0,5 g/kgBB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kgBB/hari
sampai mencapai 2-2,5 g/kgBB/hari.
2. Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal dimulai dengan dosis 1 g/kgBB/hari, kemudian di tingkatkan 1,5
g/kgBB/hari sampai mencapai 3 g/kgBB/hari.
Pemberian emulsi lemak dimulai setelah pemberian dekstrosa dan asam amino dapat
di toleransi dengan baik oleh neonatus dan pemberian emulsi lemak sebaiknya 24 jam.
Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai panjang seperti asam linoleat
dan asam arakidonat. Pada bayi kurang bulan dan bayi berat lahir sangat rendah sering
defisiensi asam lemak. Manifestasi defisiensi asam lemak antara lain:
-

Dermatitis
Pertumbuhan rambut yang buruk
Trombositopeni
Gagal tumbuh
Dan mudah terjadi infeksi

Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap kadar trigliserida darah,
pemberian harus dikurangi jika kadar trigliserida > 150 mg/dl. Dan hati-hati pemberian lemak
kepada bayi yang mempunyai penyakitparu dan hati.
Pemberian infus lemak harus dihentikan, jika terjadi:
-

Sepsis
Trombositopeni (<50.000/mm3)
Asidosis (pH <7,25)
Hiperbilirubinemia (2,3,7,8)

VITAMIN
Dapat diberikan multivitamin intravena yang berisi gabungan vitamin yang larut
dalam lemak dan air. Sedian yang larut dalam air, dapat ditambahkan pada larutan glukosa
dan yang larut dalam lemak, dapat ditambahkan pada larutan lemak. (3,4,8,9)

Pemberian vitamin A dapat diberikan sejak awal, karena vitamin A sangat penting
untuk pertumbuhan jaringan, sintesa protein, diferensiasi epitel dan juga di duga dapat
mengurangi insidensi displasia bronkopulmonal. Pemberian vitamin B12 setelah bayi berusia
1 bulan. (2,3,7,8)
Tabel 3: komposisi kebutuhan vitamin
komponen

Bayi cukup bulan (/kg BB

Bayi kurang bulan (/kg

/hari)

BB/hari)

Vitamin A

700 mcg

500 mcg

Vitamin E

7 mg

2,8 mcg

Vitamin K

200 mcg

80 mcg

Vitamin D

10 mcg

4 mcg

Thiamine (B1)

1,2 mg

0,35 mg

Riboflavin (B2)

1,4 mg

0,15 mg

Niacin

17 mg

6,8 mg

Piridoksin

1,0 mg

0,18 mg

Asam askorbat (C)

80 mg

25 mg

Asam pantotenat

5,0 mg

2 mg

Sianokobalamin

1,0 mg

0,3 mcg

Folat

140 mg

56 mcg

Vitamin:

(dikutip dari 2,7)

PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAN TOTAL


NPT PERIFER
Nutrien diberikan melalui vene perifer yang biasanya vena pada kaki atau tangan.
Osmolaritas yang diberikan antara 300-900 mosm/l. Maksimal konsentrasi dexstros yang
diberikan adalah 12,5%, asam amino 2% dan 400 mg/dl kalsium glukonas.
Prosedur pemberian NPT secara perifer:
8

Larutan asam amino, dekstros dan lipid dapat diberikan perinfus melalui kateter

plastik (No 22 atau 24 F) atau melalui wing needle.


Dekstros pada asam amino dicampur pada botol yang sama, kemudian di hubungkan

dengan bagian bawah infus yang mempunyai filter berukuran 0,22 um.
Cairan lipid dihubungkan dengan infus diluar filter melalui bagian atas dari T-

connector atau Y-connector.


Infusion pump dibutuhkan untuk mempertahankan tetesan cairan infus agar tetap

konstan.
Infus set, termasuk tube dan jarum intravena harus di ganti setiap 3 hari, kecuali untuk
lipid diganti setiap 24 jam. Sebaiknya jarum intravena dipindahkan ketempat lain

setiap 48 jam. Cairan parenteral dan cairan lipid diganti setiap hari.
Obat-obatan tidak boleh melalui cairan NPT.
Semua cairan infus disiapkanoleh bagian farmasi.
Dapat ditambahkan mineral, vitamin dan unsur kelumit.
Dapat digunakan emulsi lemak 10 atau 20%. (2,3,7,8)

NUTRISI PARENTERAL SENTRAL


Osmolaritas cairan cairan yang digunakan dapatdi atas 900mmol/L, konsentrasi dekstros 1525%.
Prosedur pemberian NPT sentral
-

Kateter di pasang perkutan atau melalui vena seksi. Pada BBLR digunakan kateter
silastik

yang paling kecil, yaitu no, 1,9 F sedangkan untuk bayi yang lebih

besardigunakan No. 2,7 F. Sebaiknya dihindaripenggunaan kateter double lumen yang


lebih besar karena berhubungan dengan sindroma vena cava superior dan erosi
-

dinding pembulu darah.


Kateter dapat dimasukan melalui V. Antekubiti, V.saphena, V. Jugularis interna dan
eksterna, V. Subklavia. Kateter harus di pasangakn sedemikian rupa hingga ujungnya

terletak pada sambungan antara antrium kanan dan V. Cava superior/inferior.


Sebaiknya hindari kateter arteri umbikalis untuk infus NPT pada BBLR, karena dapat
menimbulkan insiden trombosis tinggi, tidak dapat di gunakan untuk memperoleh
simpel darah, biasanya tidak diberikan nutisi enteral selama terpasang kateter arteri
umbilikal.

KOMPLIKASI
-

Mekanik

Pada kateter vena sentral dapat terjadi: sindroma vena cava superior, aritmia, trombus
intrakardial, efusi pleura, emboli paru, dan hidrosefalus sekunder terhadap trombosis
-

vena jugularis.
Infeksi
Sepsis sering disebabkan oleh staphylococcus epidermis, stretococcus viridans,
escheria coli, pseudomonas ssp, dan candida albicans. Infeksi ditanggulangi dengan

pemberian antibiotik.
Metabolik
Pada bayi berat lahir amat sangat rendah sering terjadi hiperglikemia, karena produksi
insulin yang tidak adekuat dan berkurangnya sensitivitas terhadap insulin.
Hipoglikemi terjadi karena penghentian infus glukosa atau pemberian kelebihan
insulin.
Pada bayi kurang bulan kelebihan beban protein akan menimbulkan azotemia,
hiporammonia.
Resiko terjadi hiperbilirubinemia meningkat pada bayi cukup bulan dan pemberian
NPT yang lama tanpa disertai enteral feeding. keadaan ini biasanya sering terjadi
secara dini dan lebih berat pada keadaan pemberian protein yang tinggi dan cairan
dekstros yang hipotonis. Penyebabnya multi faktor, biasanya dihubungkan dengan
stimulasi aliran empedu, malnutrisi, defisiensi atau toksis terhadap asam amino. (2,3,7,8)

DAFTAR PUSTAKA
1. Pudjiadi AH, Latief H, Budiwardhana N. Buku ajar pediatri gawat darurat. Jakarta:
IDAI. 2013
2. Kalhan SC and Price IT. Parenteral Nutrition In: Care of the High Risk Neonate.
Fanaroff AA and Klaus MH, 5rd Ed, WB saunders Company,2001, 150-159 and 174175.
3. Gomella TL. Parenteral Nutrition. In: Neonatology: Management, Procedures, OnCall problems. Diseases, Drugs, 5th Ed, Lange Medical Graw-Hill, 2004; 94-101.
4. CrouchJB and Rubin LP. Parenteral Nutrition. In: Cloherty jl and Stark AR. Manual
of Neonatus Care, 3rd Bd. Little, Brown and C0,2004.
5. Roberton NRC and Rennie JM. Parenteral Nutrition. In: A Manual of Neonatal
Intensive care, 4th Ed. Arnold International Students, Ed, 2002: 51-61.
6. Nelson Textbook Pediatr. Parenteral Nutrition In; Nelson Textbook Pediart, 17 th Ed,
Philadelphia WB Saunders, Co,2004: 554-556
10

7. Monintja HE dan victor Yu. Nutrisi parenteral. Dalam : Beberapa Masalah Perawatan
Intensif Neonatus, Balai penerbit FK UI jakarta, 1997: 245-269.
8. Abdurachman S. Nutrisi Parenteral. Dalam : Pedoman Terap Penyakit Pada Bayi
Baru Lahir, Bagian IKA FK Unpad Bandung 2002:114-24.
9. Jayashrse Rmasethu. Parenteral Nutrition ( Guest Lecture, Div. Of neonatology.
Georgetown University Medical Centre, Washington DC, USA) In: Workshop of
neonatology intensive Care. Harapan kita Children and Maternity Hospital,
jakarta.2003.

11

Vous aimerez peut-être aussi