Vous êtes sur la page 1sur 2

Alex si singa sudah bosan terkurung di sabana Afrika.

Bahkan, dia sempat


bermimpi terjebak di sana hingga beruban. Alex (Ben Stiller) ingin pulang ke
kebun binatang (bonbin) New York, Amerika Serikat. Bersama Marty (Chris Rock),
Melman (David Schwimmer), dan Gloria (Jada Pinkett Smith), Alex nekat
berenang ke Monte Carlo, Monako, menyusul tim kera dan penguin.
Mereka pikir pertemuan itu akan berjalan lancar. Namun dugaan Alex meleset.
Mereka tidak hanya berjumpa dengan kawanan kera dan penguin saja, tetapi
juga Captain Chantel DuBois (Frances McDormand), perempuan bengis yang
bertugas sebagai kepala pengawas hewan. Bagi DuBois, tidak ada kata ampun
untuk hewan. Pada dinding ruang kerjanya, ratusan kepala hewan yang telah
diawetkan tergantung. Kecuali satu kepala: singa.
DuBois mengejar Alex. Raja hutan itu pun tergopoh-gopoh bersama
kelompoknya. Menaiki mobil van, mereka coba melarikan diri dari cengkeraman
DuBois. Hingga akhirnya bertemu sirkus Prancis: Stefano si singa laut (Martin
Short), Gia si jaguar (Jessica Chastain), Vitaly si macan (Bryan Cranston), dan
Sonya si beruang (Frank Welker), yang juga ingin pergi ke New York.
Setelah empat tahun menghilang, kini Alex kembali datang ke hadapan
penonton layar lebar dalam film Madagascar 3: Europe's Most Wanted. Jika
dibandingkan dengan Madagascar: Escape 2 Africa (2008) atau Madagascar
(2005), kelakuan Alex cs kali ini jauh lebih mengocok perut. Sejak detik pertama
hingga akhir pemutaran diputar, penonton tak hentinya tertawa. Ada saja
kelakuan hewan-hewan itu.
Misalnya waktu Alex, Marty, Melman, dan Gloria baru sampai di laut dermaga

Monako. Masih menggunakan snorkel dan gogle, mereka mengintip dari balik air
untuk memantau keadaan. Namun Melman si jerapah tidak bisa mengintip.
Kepala dia menjulang tinggi di atas leher panjangnya.
Lalu ketika Alex berkata, "Kita harus diam-diam. Jangan sampai ada yang tahu
keberadaan kita di sini." Tiba-tiba di belakang mereka muncul Raja Julian di atas
kapal mini disertai nyanyiannya dan ledakan kembang api. Sungguh kontras
dengan permintaan Alex.
Seperti sekuel sebelumnya, petualangan Madagascar kali ini juga dipimpin Alex.
Fokus cerita tetap pada keinginan Alex. Dan Alex masih menjadi tokoh yang
ditunggu-tunggu kedatangannya oleh pengunjung bonbin New York. Namun
secara keseluruhan, jiwa film ini ada di Marty si zebra. Karena Marty lah
kelompok itu menjadi semangat menjalani perjalanan pulang bersama tim sirkus.
Karena dia juga penonton kerap tergelak. Marty juga yang membuat lagu tema
untuk Madagascar 3.
"Ta ta ta ta ta ta ta astro afro astro afro ta ta," Marty bernyanyi sambil berjoget
dan mengenakan rambut palsu kribo warna pelangi serta cat bercorak polkadot
di sekujur tubuhnya.
Di Madagascar 3, DreamWorks Animation memang lebih berani bermain warna.
Perpaduan merah, kuning, biru, hijau, dan kuning ditampilkan secara
berdampingan. Bahkan warna-warna itu dimunculkan dengan nuansa neon
sehingga menyala terang.
Untuk teknik 3D, dua acungan jempol diberikan ke Madagascar 3. Tampilan
gambar begitu nyata dibanding film 3D animasi lainnya, seperti: Lorax, Polar
Express, atau Happy Feet. Karena di Madagascar 3, beberapa gerakan gambar
seakan benar-benar mendekati penonton. Sampai ada penonton yang berusaha
meraih gambar itu.
Dari segi cerita, meskipun Madagascar 3 diperuntukkan bagi semua umur,
sutradara Eric Darnell, Tom McGrath, dan Conrad Vernon tidak menggampangkan
alurnya. Sejumlah konflik dimunculkan: kelompok sirkus yang tak lagi mampu
beraksi, trauma Vitaly si macan akan api, perburuan Alex oleh DuBois, dan kisah
cinta Melman serta Gloria. Bahkan ketiga sutradara menyelipkan sejumlah pesan
untuk penontonnya.
"Kita bisa melakukan hal yang tidak mungkin," kata Alex.

NAMA:RAKA AIRLANGG
KELAS:6A
NO ABSEN:36

Vous aimerez peut-être aussi