Vous êtes sur la page 1sur 5

AKHLAK MUSLIM TERHADAP PROFESI

1. Etos Kerja dalam Islam


Berasal dari bahasa Yunani ethos, artinya cirri, sifat, atau kebiasaan, adat
istiadat, atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki
seseorang, suatu kelompok orang atau bangsa.
Etos kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar
terhadap kerja.
Allah telah menanggung rezeki bagi setiap makhluk yang ada dimuka
bumi ini, sebagai mana firmannya dalam surat Hud (11) :6 yang berbunyi :

Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh).
Namun disisi yang lain, Allah menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah
kondisi seseorang selama orang (umat) tersebut tidak mengubahnya sendiri
(Q.S. Al-Raad (13) :11) hal ini bisa diartikan bahwa walaupun Allah telah
menyediakan rezeki bagi manusia dan segenap makhluk yang ada di dunia ini,
rezeki yang telah tersedia itu akan didapatkan lewat jalan bekerja dan berdoa.
hal ini berhubungan dengan takdir yaitu Takdir ghair mubram atau takdir mu'alaq
yaitu: ketentuan Allah swt. Terhadap makhluk-makhluknya yang masih bisa
diubah dan diusahakan dengan sungguh-sungguh.
Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada orang/muslim yang bekerja
itu ditunjukan dengan prinsip-prinsip sebagi berikut.
1) Perintah untuk giat bekerja setelah selesai beribadah. Allah berfirman dalam
surat Al-Jumuah (62) :10 yang berbunyi :

Pertama, setiap selesai ibadah haruslah bekerja untuk mencari apa yang
dianugerakan oleh Allah. Ibadah saja tidaklah cukup, meminta rezeki tetapi tidak
berbuat dan bekerja untuk mencarinya adalah suatu sikap yang tidak ada
tuntutannya.
Kedua, dalam bekerja haruslah didasari dengan ibadah dan ingat kepada Allah,
sehingga banyaknya rezeki dan kesibukan yang tinggi tidak akan menggoyahkan
iman dan menjadi seseorang yang berfikir materialistis.
2) Perintah untuk selalu beraktivitas dan dilarang menganggur. Allah berfirman
dalam Al-Quran surat Alam Nasyrah (94) :7-8 yang berbunyi :

Artinya :Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain 1587, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap
.
3) Larangan meminta-minta.

Dari Abu Abdillah yaitu az-Zubair bin al-Awwam r.a., katanya: Rasulullah
s.a.w. bersabda: Niscayalah jikalau seseorang dari engkau semua itu
mengambil tali-talinya untuk mengikat lalu ia datang di gunung, kemudian
ia datang kembali di negerinya dengan membawa sebongkokan kayu
bakar di atas punggungnya, lalu menjualnya,kemudian dengan cara
sedemikian itu Allah menahan wajahnya yakni dicukupi kebutuhannya,
maka hal yang semacam itu adalah lebih baik baginya daripada memintaminta sesuatu pada orang-orang, baik mereka itu suka memberinya atau
menolaknya. (Riwayat Bukhari)
4) Didalam berusaha seorang muslim tidak boleh berputus asa bila menemui
kegagalan dan kesulitan. Hanya pribadi-pribadi yang menghargai nilai kerja
yang kelak akan mampu menjadikan masyaraklatnya sebagai masyarakat
yang tangguh, dan sebaliknya, pribadi yang malas dan bermental pengemis
hanyalah akan mengorbankan masyarakat bahkan generasinya sebagai umat
yang terbelakang, terjajah, dan terbelenggu dalam kategori bangsa yang
memiliki nilai kerja teri, tidak mempunyai wibawa,
2. Indikasi-indikasi Orang Beretos Tinggi
Gunnar Myrdal dalam bukunya Asian Drama mengemukakan tiga belas sikap
yang menandai etos kerja tinggi pada seseorang :
1) Efisien
2) Rajin
3) Teratur
4) Disiplin/tepat waktu
5) Hemat
6) Jujur dan teliti
7) Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan
8) Bersedia menerima perubahan
9) Gesit dalam memanfaatkan kesempatan
10)Energik
11) Ketulusan dan percaya diri
12)Mampu bekerja sama, dan
13)Mempunyai visi yang jauh kedepan.
Ciri Etos Kerja Muslimah
1) Memiliki Jiwa Kepemimpinan (leadership)
Berulang kali kita membaca istilah khalifah fil Ardhi yang berarti
pemimpin, subjek, pengambil keputusan atau yang aktif berperan.
Memimpin berarti mengambil peras secara aktif untuk mempengaruhi
orang lain, agar orang lain tersebut dapat berbuat sesuai dengan
keinginannya.
2) Selalu Berhitung
Sebagaimana Rasulullah bersabda dengan ungkapannya yang paling
indah :
Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan engkau akan hidup selamaselamanya dan beribadahlah untuk akhirat seakan-akan engkau akan mati
besok.
Setiap langkah dalam kehidupannya selalu memperhitungkan segala
aspek dan resikonya (what if principle) dan tentu saja sebuah perhitungan
yang rasional. The most important thing in doing businesss is trying keeping
promises and be in time.
3) Menghargai Waktu

QS. Al-Ashr : 1-3 :

Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam


kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
Waktu baginya adalah rahmat yang tiada terhitung nilainya. Baginya
pengertian terhadap makna waktu merupakan rasa tanggung jawab yang
sangat besar.

4) Dia tidak pernah


improvements)

merasa

puas

berbuat

kebaikan

positive

Dengan semangat, seorang muslim selalu berusaha untuk mengambil posisi


dan memainkan perannya yang dinamis dan kreatif.
5) Hidup berhemat dan efisien
Orang yang berhemat adalah orang yang mempunyai pandangan jauh
kedepan (futureoutlook)
Allah berfirman QS. Al-Hasyr : 18

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dia berhemat bukanlah dikarenakan ingin menumpuk kekayaan, sehingga
melahirkan sifat kikir individualistis. Tetapi berhemat dikarenakan ada satu
reserve, bahwa tidak selamanya waktu itu berjalan secara lurus, sehingga
berhemat berarti mengestimasikan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
dating.
6) Memiliki insting bertanding dan bersaing
Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang muslim yang
memiliki semangat jihad. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 148)

Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
7) Haus untuk memiliki sifat keilmuan
Seseorang yang mempunyai wawasan keilmuan tidak pernah cepat
menerima sesuatu sebagai taken for granted karena sifat pribadinya yang

kritis dan tak pernah mau menjadi kerbau yang jinak, yang hanya mau manut
kemana hidungnyua ditarik.
Dia sadar bahwa dirinya tidak boleh ikut-ikutan tanpa pengetahuan karena
seluruh potensi dirinya suatu saat akan diminta pertanggungjawaban dari
Allah SWT. (QS. 17:36).
8) Memperhatikan kesehatan dan gizi
Etos kerja muslim adalah etos yang sangat erat kaitannya denagn cara
dirinya memelihara kebugaran dan kesegaran jasmaninya.
Salah satu persyaratan untuk menjadi sehat adalah cara dan cirri dirinya
untuk memilih dan menjadikan konsumsi makanannya yang sehat dan bergizi
sehingga dapat menunjang kehidupan dirinya dan mengemban amanah
Allah.
9) Ulet, pantang menyerah
Keuletan merupakan modal yangvsangat besar didalam menghadapi
segala macam tantangan atau tekanan sebab sejarah telah banyak
membuktikan betapa banyaknya bangsa-bangsa yang mempunyai sejarah
pahit akhirnya dapat keluar dengan berbagai inovasi, kohevisitas dan
kelompok dan mampu memberikan prestasi yang tinggi bagi lingkungannya.
10)Memperkaya jaringan silaturahmi
Kualitas silaturahmi yang dinyatakan dalam bentuk sambung rasa yang
dinamis dapat memberikan dampak yang sangat luas. Apabila dunia bisnis
afalah dunia relasi, sebuah jaringan yang membutuhkan lebih banyak
informasi dan komunikasi. Sebab itu tidak ada alas an sedikitpun bagi
seorang muslim untuk mengisolasi diri dari tatanan pergaulan sosial.
Apabila dikaitkan dengan dunia usaha, silaturahmi yang dihayati dengan
kesadaran ibadah serta keahlian komunikasi buakn saja menghasilkan
pengalaman tetapi juga secara gradual dapat menciptakan lingkaran
pengaruh serta melahirkan sebuah ikatan kepentingan yang saling
menguntungkan dengan jaringan sosial yang bertambah luas.
3. Etika Profesi
1. Meletakkan kerja sebagia amal shaleh yang dilakukan dalam konteks dan
tahapan yang runtut ats iman, ilmu dan amal. Karena itulah, kerja akan
bernilai ibadah.
Pertama, sebagai sebuah aktivitas yang bernilai ibadah,
kedua, sebagai sebuah aktivitas untuk memperoleh keuntungan finansial.
2. Menunaikan kerja sebagai suatu penunaian amanah yang harus dilakukan
secara profesioanl. Diaktakan sebagi amanah karena pada hakikatnya setiap
waktu, kesempatan, dan aktivitas, akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah.
3. Melakukan kerja dengan wawasan masa depan dan wawasan ukhrawi.
Artinya, dalam melakukan kerja seseorang harus mengingat kepentingan hari
depannya, sehingga dalam bekerja tidak hanya menggunakan kesempatan
untuk mencari keuntungan pribadi sebanyak mungkin dengan melupakan apa
kelanjutannya di masa depan, kerugian dan resikonya. Sementara itu, yang
dimaksud dengan bekerja dengan wawasan ukhrawi adalah bahwa dalam
melaksanakan setiap, seorang muslim harus merasakan semua akibat di
akhiarat nanti

Melanggar hal itu sama saja dengan menyengaja dirinya untuk terjerumus
dalam api neraka. Hal ini bisa dibaca dan disimpulkan dari ayat Allah QS. AlHayr (59) :18 yang berbunyi :

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari uraian tentang etos kerja tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam konsepp islam, bekerja merupakan sebuah aktivitas yang bukan hanya
bersifat duniawi, melainkan juga bersifat ukhrawi

1.

Takdir mubrom
Takdir mubram merupakan ketentuan Allah swt. Terhadap makhluknya yang tidak
bisa diubah lagi, contohnya adalah kematian. Apabila ajal telah tiba kepada seseorang,
maka seorangpun tidak akan ada yang bisa menolaknya. Firman Allah swt:
"sesungguhnya perintahnya dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"JADILAH!"
maka
terjadi".
(QS
yaasin
ayat
82).
Kematian pasti datang kepada seseorang, waktunya tidak bisa diundurkan dan tidak
bisa
pula
dimajukan.
Firman
Allah
swt:
"dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak
dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun." (QS. Al A'raf ayat 34).

2.

Takdir mualaq
Takdir ghair mubram atau takdir mu'alaq yaitu: ketentuan Allah swt. Terhadap
makhluk-makhluknya yang masih bisa diubah dan diusahakan dengan sungguhsungguh.

Vous aimerez peut-être aussi