Vous êtes sur la page 1sur 9

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Susu

Pasteurisasi KUD SAE Pujon Malang Menggunakan Partial Least Square


Analysis Of The Influence Marketing Mix To The Purchasing Decision Pasteurized
Milk In KUD SAE Pujon Using Partial Least Square
Achmad Bagus Cahyadi1)*, Retno Astuti2), Sakunda Anggarini 2)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP Universtas Brawijaya Jl. Veteran Malang
65145
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP Universitas Brawijaya Jl. Veteran
Malang 65145

1)

Baguz_zaBaguz@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh marketing mix terhadap keputusan
pembelian susu pasteurisasi KUD SAE Pujon. Variabel marketing mix yang digunakan pada penelitian
ini adalah product, price, promotion, place, people, process, dan physical evidence. Metode yang
digunakan untuk menganalisis pengaruh marketing mix terhadap keputusan pembelian adalah partial
least square. Penelitian ini melibatkan 97 konsumen yang dipilih secara acak sebagai responden. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel marketing mix berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Nilai pengaruh variabel marketing mix dapat dilihat pada diagram jalur, yaitu variabel
product (X1) berpengaruh sebesar 0,130, price (X2) sebesar 0,103, promotion (X3) sebesar 0,273,
place (X4) sebesar 0,208, people (X5) sebesar 0,199, pocess (X6) sebesar 0,056 dan physical evidence
(X7) sebesar 0,041. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui bahwa variabel
yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian susu pasteurisasi KUD SAE Pujon adalah
promotion.
Kata kunci : Keputusan Pembelian, Marketing Mix 7P, Partial Least Square, Strategi Pemasaran,
Susu Pasteurisasi
Abstract
The purpose of this research was to know the influence of the marketing mix to the purchasing
decision of pasteurized milk in KUD SAE Pujon. Marketing mix variables used in this study were
product, price, promotion, place, people, process, and physical evidence. Partial least square (PLS) was
used to analyze the influence of the marketing mix toward the purchase decision. This study involved
97 consumers who selected randomly as respondents. The results of this research showed that the
marketing mix variables gave positive effect to the purchasing decision. The value could be seen on
path diagram i.e variable product (X1) = 0.130, price (X2) = 0.103, promotion (X3) = 0.273, place (X4)
= 0.208, people (X5) = 0.199, process (X6) = 0.056 and physical evidence (X7) = 0.041. According the
result of hypotesis test, variable that influence significantly to the purchasing decision of pasteurized
milk KUD SAE Pujon was promotion.
Keywords: Marketing Mix 7P, Marketing Strategy, Milk Pasteurization, Partial Least Square
Purchasing Decisions

PENDAHULUAN
Susu merupakan bahan pangan bergizi
tinggi karena mengandung zat makanan yang
lengkap dan seimbang seperti protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin (Miskiyah,
2009). Menurut Planck (2007), susu bermanfaat
untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat
susu yang nyata bagi kesehatan ini,
menyebabkan semakin banyak masyarakat yang
mulai gemar mengkonsumsi susu maupun

olahannya. Semakin besarnya konsumen


produk susu dan olahannya, menyebabkan
pangsa pasar semakin berkembang. Pada tahun
2007-2011 angka konsumsi susu cair olahan
pabrik mengalami rata-rata pertumbuhan
sebesar 7,67% (Anonymous, 2012). Angka
konsumsi yang terus meningkat menjadikan
beberapa perusahaan
saling bersaing
memperebutkan pasar. Salah satu industri
1

pengolahan susu yang ikut andil dalam


persaingan tersebut adalah KUD SAE Pujon.
KUD SAE Pujon merupakan salah satu
industri skala menengah yang bergerak di
bidang pengolahan susu. Produk dari KUD
SAE Pujon adalah susu pasteurisasi.
Pasteurisasi merupakan salah satu teknologi
pengolahan susu yang paling sederhana. Susu
yang diolah dengan teknik ini memiliki umur
produk yang relatif singkat. Menurut Habibah
dan Kadhafi (2011), susu pasteurisasi dapat
bertahan 12 hari dari tanggal atau hari
pemrosesan jika disimpan pada suhu yang ideal
yaitu 3-5oC.
Target pasar KUD SAE Pujon adalah
kelas menengah ke bawah. Pada segmentasi
pasar kelas menengah ke bawah ini terjadi
persaingan yang cukup kompetitif. Beberapa
perusahaan
berlomba-lomba
memperluas
pangsa pasarnya demi memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya. Perusahaan besar yang
mulanya mengincar pasar kelas menengah ke
atas kini juga ikut andil dalam persaingan
pangsa pasar kelas menengah ke bawah. Ikut
andilnya perusahaan-perusahaan besar dalam
memasarkan produk di segmentasi menengah
ke bawah menjadi ancaman yang serius bagi
usaha-usaha kecil menengah seperti KUD SAE
Pujon. Ancaman tersebut berdampak nyata pada
tingkat penjualan susu pasteurisasi yang
menurun antara bulan januari sampai april ratarata sebesar 36 %. Agar tetap bisa bertahan
dalam persaingan tersebut dan dapat
meningkatkan tingkat penjualan, dibutuhkan
suatu strategi yang dapat mempengaruhi
konsumen dalam menentukan pembelian
produk.
Marketing mix merupakan strategi
pemasaran yang secara umum dijalankan
perusahaan untuk meningkatkan jumlah
penjualan (Ariyanto, 2008). Pada umumnya
marketing mix terdiri dari 4P yaitu product,
price, promotion, dan place. Seiring dengan
berkembangnya dunia bisnis yang semakin
ketat, atribut 4P tidaklah cukup untuk
memenangkan persaingan pasar. Dalam
persaingan ini dibutuhkan atribut tambahan 3P
yaitu people, process dan phisical evidence
(Kotler dan Amstrong (2001) dalam Rinaldi

(2008)). Melalui sistem direct selling dengan


memanfaatkan toko yang dimiliki, KUD SAE
Pujon mencoba menerapkan strategi 7P untuk
memenangkan persaingan pasar. Prioritas
dalam strategi 7P tidak hanya atribut yang
melekat pada produk, tetapi pemasaran jasa
juga menjadi hal yang perlu menjadi
pertimbangan utama. Penerapan marketing mix
7P mempunyai peran yang cukup penting
dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. Keunggulan kompetitif ini
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi
keputusan konsumen dalam pembelian suatu
produk (Kotler dan Amstrong, 2006). Peran
marketing mix yang penting bagi perusahaan
sehingga perlu dilakukan analisis pengaruh
marketing mix terhadap keputusan pembelian
produk.
Metode yang dapat diterapkan dalam
analisis ini adalah regresi linier berganda,
partial least square dan SEM. Ketiga metode
ini merupakan metode yang berfungsi untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dalam analisis ini metode yang
digunakan adalah partial least square (PLS).
PLS merupakan metode analisis yang powerful
karena dapat diterapkan pada semua skala data
(Jaya dan Sumertajaya, 2008). Alasan lain yang
mendasari penggunaan metode PLS ini adalah
karena PLS merupakan metode yang tidak
sensitif terhadap variabel kolinier, menerima
sejumlah besar variabel, mempunyai tingkat
prediksi yang tinggi dan dapat digunakan untuk
sampel yang rendah antara 20-100 (Varmuza
dan Filzmoser, 2008). Oleh karena itu dalam
menganalisis pengaruh marketing mix terhadap
keputusan pembelian produk akan digunakan
metode PLS.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama
bulan April 2014 di toko KUD SAE Pujon,
Kota Malang. Analisis data dilakukan di
Laboratorium
Manajemen
Agroindustri,
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Malang.
2

Identifikasi Metode dan Variabel


Metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini adala partial least square (PLS).
Pemilihan metode ini karena PLS merupakan
metode yang powerfull, tidak sensitif terhadap
variabel kolinier, menerima sejumlah besar
variabel, mempunyai tingkat prediksi yang
tinggi dan dapat digunakan untuk sampel yang
rendah antara 20-100 (Varmuza dan Filzmoser,
2008). Tahapan selanjutnya adalah identifikasi
variabel yang bertujuan untuk mengetahui
variabel laten dan variabel indikator penyusun
variabel laten. Identifikasi masing-masing
variabel dapat dilihat pada Tabel 1
Penentuan Populasi dan Sampel

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah


konsumen yang telah membeli susu pasteurisasi
produk dari KUD SAE Pujon dengan rentang
usia antara 15-64 tahun. Dalam penelitian ini
digunakan teknik nonprobability sampling,
dengan penentuan responden menggunakan
teknik convenience sampling, yaitu responden
yang dipilih karena bersedia menjadi responden
dan ada di tempat dan waktu yang tepat saat
dilakukannya sampling (Istijanto, 2005).
Populasi konsumen susu pasteurisasi KUD SAE
Pujon tidak dapat diketahui secara pasti, karena
konsumen tidak berasal dari penduduk lokal
saja melainkan juga dari dari kota lain. Dalam
jumlah populasi yang tidak diketahui,
penentuan sampel dapat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut ( Eriyanto, 2007):

Process(X6)

Keterangan :
n
:Ukuran sampel
Z
:Tingkat kepercayaan (mengacu pada
nilai Z)
p
:Variasi populasi. Jika tidak ada data
pendahuluan penelitian yang terkait
mengenai populasi, variasi populasi
diasumsikan heterogen yaitu p = 50%
(Eriyanto, 2007).
E
:Tingkat kesalahan sampel yang
diinginkan.

Variabel
Product (X1)

Price (X2)

Promotion (X3)

Place (X4)

People(X5)

Physical
Evidence (X7)
Keputusan
Pembelian (Y)

Indikator
1. Rasa (X1.1)
2. Variasi
Rasa
dan
Warna(X1.2)
3. Terdapat Sertifikasi(X1. 3)
1. Harga Terjangkau (X2.1)
2. Persaingan Harga(X2.2)
3. Diskon (X2.3)
4. Harga Sesuai Kualitas(X2.4)
1. Word of mouth(X3.1)
2. Spanduk toko(X3.2)
3. Kemasan produk(X3.3)
1. Mudah ditemukan (X4.1)
2. Kedekatan lokasi (X4.2)
3. Letak lokasi (X4.3)
1. Penampilan (X5.1)
2. Keramahan (X5.2)
3. Ketrampilan (X5.3)
1. Proses
Pelayanan
Cepat(X6.1)
2. Cara Pembayaran (X6.2)
1. Kebersihan dan Kenyamanan
(X7.1)
2. Fasilitas (X7.2)
1. Pemenuhan Kebutuhan (Y1)
2. Standar Kualitas (Y2)
3. Pengaruh Orang Lain (Y3)
4. Kemampuan (Y4)

Analisis Menggunakan Partial Least Square


Partial least square (PLS) merupakan
metode yang digunakan untuk pengujian model
dan hubungan antar variabel. Pengujian model
menggunakan PLS mempunyai enam tahapan
seperti sebagai berikut :
1. Merancang Model Struktural (Inner Model)
Menurut Subchan dkk (2013), perancangan
model struktural berguna menjelaskan
hubungan antar variabel laten. Pada
penelitian ini variabel eksogen yang
digunakan adalah marketing mix dan varibel
endogen yang digunakan adalah keputusan
pembelian.
2. Merancang Model Pengukuran (Outer
Model)
Perancangan model pengukuran menentukan
sifat indikator dari masing-masing variabel
laten, apakah refleksif atau formatif,
berdasarkan definisi operasional variabel
(Subchan dkk, 2013).
3. Mengkonstruksi Diagram Jalur
Hasil perancangan dari inner model dan
outer model selanjutnya dapat dinyatakan
dalam bentuk diagram jalur. Ada dua hal
3

4.

5.

6.

7.

yang perlu dilakukan antara lain menyusun


model struktural yaitu menghubungkan antar
variabel laten baik endogen maupun eksogen
dan menyusun model pengukuran yaitu
menghubungkan variabel laten endogen dan
variabel eksogen dengan indikator (Fitriani
dkk, 2013).
Konversi Diagram Jalur ke Sistem
Persamaan
Diagram jalur selanjutnya dikonversikan ke
dalam model persamaan yang spesifik
sehingga dapat diketahui berapakah nilai
dari besar pengaruh di antara variabel laten
dan indikatornya (Fitriani dkk, 2013).
Pendugaan Parameter
Pendugaan
parameter
bertujuan
mengestimasi model teoritis yang dibangun
dengan mengukur kebaikan model pada
jenjang variabel laten dan parameter yang
diestimasi atau indikatornya (Hartono, 2011
dalam Fitriani dkk, 2013).
Evaluasi Goodness of Fit
Pada evaluasi kriteria Goodness of Fit
dilakukan pengujian terhadap kesesuaian
model.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikansi dari variabel marketing mix.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji validitas dan Reliabilitas


Kuesioner yang telah dibagikan kepada
responden dengan jumlah 97 responden,
kemudian dikumpulkan, lalu dilakukan uji
validitas dan reabilitas. Syarat yang di gunakan
untuk uji validitas adalah r hitung > r tabel
yakni 0,195. Jika kurang dari 0,195 maka
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil
perhitungan uji validitas didapatkan bahwa nilai
validitas masing-masing indikator lebih dari
0,195. Hal ini menunjukan bahwa masingmasing indikator adalah valid.
Berdasarkan uji reliabilitas yang
dilakukan dengan ketentuan suatu varibel
dikatakan reliabel jila nilai Cronbach
Alpha>0,60. Uji reliabilitas ini didapatkan hasil
Cronbach Alpha dari masing-masing indikator

tersebut adalah rata-rata sebesar 0,8 sehingga


dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut
reliabel.
Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap
Keputusan Pembelian Menggunakan Partial
Least Square
1. Hasil Model Struktural (Inner Model)
Merancang
model
struktural
dalam
penelitian ini adalah menghubungkan
variabel X (eksogen) dan Y(endogen).
Gambar inner model pada penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 1.
Product
Price
Promotion

Keputusan

Place

Pembelian

People
Process
Physical Evidence

Gambar 1. Model Struktural Penelitian


2. Hasil Model Pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran menggambarkan
hubungan antar blok indikator dengan variabel
latennya (Fitriani dkk, 2013). Outer model pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel product (X1) tersusun atas
indikator rasa (X11), variasi rasa dan
warna (X12), dan terdapat sertifikat
(X13).
b. Variabel price (X2) tersusun atas
indikator harga terjangkau (X21), lebih
murah (X22), diskon (X23), dan harga
sesuai kualitas (X24).
c. Variabel promotion (X3) tersusun atas
indikator word of mouth (X31),
spanduk toko (X32), dan kemasan
produk (X33)
d. Variabel place (X4) tersusun atas
indikator mudah ditemukan (X41),
kedekatan lokasi (X42), dan letak
lokasi (X43).
e. Variabel people (X5) tersusun atas
indikator penampilan (X51), keramahan
(X52), dan keterampilan (X53).
4

f.

Variabel process (X6) tersusun atas


indikator proses pelayanan cepat (X61)
dan cara pembayaran (X62).
g. Variabel physical evidence (X7)
tersusun atas indikator kebersihan dan
kenyamanan (X71), dan fasilitas (X72).
h. Variabel keputusan pembelian (Y)
tersusun atas indikator pemenuhan
kebutuhan (Y1), standar kualitas (Y2),
pengaruh orang lain (Y3), dan
kemampuan (Y4).
3. Konstruksi Diagram Jalur
Diagram jalur hasil pengujian dengan
bantuan software SmartPLS dapat dilihat
pada Gambar 2. Pada diagram jalur tersebut
nilai loading factor indikator diskon (X2.3)
kurang dari 0,50. Menurut Aryani dan
Rosinta (2010) dalam Fitriani dkk (2013)
Indikator yang baik mempunyai nilai
loading factor minimal 0,50, dan jika
indikator mempunyai nilai di bawah 0,50
sebaiknya dikeluarkan dan dilakukan
modifikasi pada diagram jalur. Hasil dari
modifikasi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 2. Konstruksi Diagram Jalur

Gambar 3. Konstruksi Diagram Jalur Setelah


Dilakukan Modifikasi
4. Konversi Diagram Jalur ke Sistem
Persamaan
Pada penelitian ini terdapat dua model
persamaan yaitu :
a. Persamaan model pengukuran
1) Variabel product. Pada variabel ini
indikator yang paling mempengaruhi
adalah indikator terdapat sertifikasi
(X1.3). Persamaan dari variabel ini
adalah :
X1= 0,684X11 + 0,717X12 + 0,808X13
2) Variabel price. Pada variabel ini
indikator yang paling berpengaruh
adalah indikator harga sesuai kualitas
(X2.4). Persamaan dari variabel ini
adalah:
X2= 0,583X21 + 0,674X22 + 0,811X24
3) Variabel promotion. Pada variabel ini
yang paling berpengaruh adalah
indikator spanduk toko (X3.2).
Persamaan dari variabel ini adalah :
X3= 0,660X31 + 0,718X32 + 0,615X33
4) Variabel place. Pada variabel ini
indikator yang paling berpengaruh
adalah letak lokasi (X4.3). Persamaan
dari variabel ini adalah :
X4= 0,505X41 + 0,756X42 + 0,816X43
5) Variabel people. Pada variabel ini
indikator yang paling berpengaruh
5

adalah indikator keramahan (X5.2).


Persamaan dari variabel ini adalah :
X5= 0,604X51 + 0,901X52 + 0,607X53
6) Variabel process. Pada variabel ini
indikator yang paling berpengaruh
adalah indikator proses pelayanan cepat
(X6.1). Persamaan dari variabel ini
adalah :
X6= 0,764X61 + 0,751X62
7) Variabel physical evidence. Pada
variabel ini indikator yang paling
berpengaruh adalah indikator fasilitas
(X7.2). Persamaan dari variabel ini
adalah :
X7= 0,521X71 + 0,920X62
8) Variabel keputusan pembelian. Pada
variabel ini indikator yang paling
berpengaruh
adalah
indikator
pemenuhan kebutuhan (Y1). Persamaan
dari variabel ini adalah :
Y = 0,746Y1 + 0,603Y2 + 0,541Y3 +
0,588Y4
b. Persamaan model struktural
Persamaan model struktural dirumuskan
untuk mengetahui hubungan antar
variabel laten yang diteliti. Persamaan
model struktural dalam peneltian ini
adalah :
Y = 0,130X1+ 0,103X2+ 0,273X3+
0,208X4+
0,199X5+
0,058X6+
0,041X7
5. Pendugaan Parameter
Pada pendugaan parameter digunakan untuk
mengetahui
indikator
yang
paling
berpengaruh tiap variabel berdasarkan nilai
outer loading. Pada penelitian ini nilai outer
loading dapat dilihat pada Tabel 2
6. Evaluasi Goodness of Fit
a. Hasil uji evaluasi model pengukuran
refleksif (outer model ), meliputi :
1) Convergent validity
Convergent validity berfungsi untuk
mengetahui validitas setiap indikator
yang digunakan dalam penelitian. Nilai
convergent validity dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3

2) Discriminant validity
Discriminant validity berfungsi untuk
mengetahui validitas suatu indikator
berdasarkan atas nilai cross loading
antar indikator. Nilai perhitungan
discriminant validity dapat dilihat pada
Tabel 4. Dari Tabel 4 dapat diketahui
bahwa nilai cross loading indikator
diskon (X2.3) sebesar 0,4927 sehingga
indikator diskon perlu dihilangkan
karena tidak cukup bisa mewakili
variabel yang dimaksud. Nilai validitas
diskriminan lebih besar dari pada 0,5
maka variabel laten tersebut sudah
menjadi pembanding yang baik untuk
model (Solimun, 2010 dalam Fitriani
dkk, 2013).
3) Composite reability
Composite reability bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana
instrumen penelitian dapat dipercaya
kehandalannya.
Nilai
composite
reability secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 5. Instrumen penelitian
bersifat konsiten apabila memiliki
composite reliability 0,70 (Hartono,
2011 dalam Fitriani dkk, 2013).
Tabel 2. Hasil uji outer loading
Indikator
X11
X12
X13
X21
X22
X24
X31
X32
X33
X41
X42
X43
X51
X52
X53
X61
X62
X71
X72
Y1
Y2
Y3
Y4

Original Sample
0,6839
0,7167
0,8062
0,5826
0,6739
0,8112
0,6600
0,7176
0,6153
0,5046
0,7565
0,8160
0,6036
0,9011
0,6072
0,7637
0,7509
0,5211
0,9199
0,7463
0,6033
0,5406
0,5380

Tabel 3. Nilai Convergent Validity


Variabel
Product
(X1)
Price (X2)

Promotion
(X3)
Place (X4)

People (X5)

Process (X6)
Physical
Evidence
(X7)
Produktivitas
Kerja (Y)

Indikator

Tabel 5. Nilai Composite Reability

X11
X12
X13
X21
X22
X23
X24
X31
X32
X33
X41
X42
X43
X51
X52
X53
X61
X62
X71
X72

Loading
Faktor
0,684
0,717
0,806
0,583
0,674
0,493
0,811
0,660
0,717
0,615
0,505
0,758
0,816
0,603
0,902
0,606
0,763
0,751
0,521
0,920

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Y1
Y2
Y3
Y4

0,743
0,602
0,541
0,542

Valid
Valid
Valid
Valid

Variabel
Product (X1)
Price (X2)
Promotion (X3)
Place (X4)
People (X5)
Process (X6)
Physical evidence (X7)
Keputusan pembelian (Y)

Composite Reability
0,7807
0,7341
0,7039
0,7411
0,7541
0,7290
0,7018
0,7025

b. Hasil
evaluasi
model
pengukuran
struktural ( inner model )
Evaluasi pada model pengukuran struktural
bertujuan untuk mengetahui kekuatan
pengaruh variabel laten eksogen terhadap
variabel laten endogen. Perhitungan Qsquare diperoleh dari nilai R-square model
yang dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel
6 kemudian nilai R-square dimasukkan
dalam persamaan :
Q2 = 1 (1 R12) (1 R22) (1 Rn2)
Sehingga diperoleh :
Q2 = 1 (( 1 0,4413)) = 0,4413
Keterangan :
Q2
: Besaran/ nilai Q2
R12, R22... Rn2 : R-Square variabel endogen

Tabel 4. Nilai Cross Loading


X11
X12
X13
X21
X22
X24
X31
X32
X33
X41
X42
X43
X51
X52
X53
X61
X62
X71
X72
Y1
Y2
Y3
Y4

X1
0,6839
0,7167
0,8062
0,3529
0,1398
0,3223
0,1298
0,2670
0,2664
0,2865
0,2570
0,1981
0,1907
0,3452
0,2156
0,2950
0,2461
0,2165
0,2739
0,2059
0,2664
0,3410
0,2624

X2
0,2585
0,2240
0,3485
0,5825
0,6739
0,8112
0,3157
0,2180
0,1720
-0,0006
0,2147
0,2273
0,4265
0,3047
0,3579
0,2165
0,3602
0,1976
-0,0388
0,2804
0,2544
0,2833
0,1784

X3
0,2151
0,2111
0,2787
0,1542
0,2231
0,3384
0,6600
0,7175
0,6152
0,3142
0,2534
0,3968
0,0826
0,1919
0,1100
0,2205
0,2921
0,2647
0,3440
0,3696
0,1272
0,4488
0,3223

X4
0,3070
0,2343
0,2101
0,1383
0,0237
0,2819
0,1697
0,3759
0,4032
0,5045
0,7564
0,8160
0,0026
-0,0336
0,2435
0,3217
0,2615
0,2004
0,4105
0,3903
0,2598
0,1963
0,2371

X5
0,2183
0,2651
0,3193
0,3655
0,2471
0,3464
0,0895
0,1945
0,0956
-0,0868
0,1041
0,0679
0,6036
0,9011
0,6071
0,2477
0,1886
0,1384
-0,1400
0,3117
0,4334
0,1031
0,0225

X6
0,3126
0,1611
0,3198
0,2490
0,1867
0,3423
0,2605
0,2858
0,0842
0,1848
0,2668
0,3403
0,1374
0,2413
0,2411
0,7637
0,7509
0,1193
0,1638
0,2281
0,3372
0,0996
0,2861

X7
0,2386
0,3136
0,1731
-0,0057
-0,0291
0,0941
0,1703
0,3194
0,3440
0,3187
0,2227
0,3826
-0,0228
0,0101
-0,1972
0,2059
0,0783
0,5210
0,9198
0,1699
0,1302
0,2036
0,2032

Y
0,2748
0,3151
0,3593
0,1880
0,2610
0,3718
0,3810
0,3823
0,2498
0,2234
0,3183
0,3888
0,1366
0,3856
0,1852
0,2905
0,2840
0,1252
0,2725
0,7463
0,6033
0,5405
0,5380

Tabel 6. Nilai R Square


R square
0
0
0
0
0
0
0
0,4413

X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
Y

Menurut Ghozali (2008), suatu


konstruk memiliki prediksi yang baik apabila
memiliki nilai Q2> 0.
7. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
membandingkan
thitung
dengan
ttabel.
Perbandingan thitung dengan ttabel digunakan
untuk mengetahui pengaruh antar variabel.
Nilai thitung diperoleh dari hasil bootstraping
dengan software SmartPLS, yang hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis

X1 Y
X2 Y
X3 Y
X4 Y
X5 Y
X6 Y
X7 Y

Original
Sample
0,1298
0,1028
0,2725
0,2083
0,1991
0,0562
0,0409

T Statistics
1,1489
0,9245
2,0835
1,8402
1,5246
0,4814
0,3759

Nilai ttabel pada penelitian ini adalah


sebesar 1,990 (tingkat signifikansi 0,05 dan
derajat kebebasan df= 97-2). Dari hasil uji
hipotesis pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa
variabel promotion berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian susu
pasteurisasi KUD SAE Pujon.
KESIMPULAN
1. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa variabel marketing mix
berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian susu pasteurisasi KUD SAE
Pujon. Pada hasil perhitungan menggunakan
SmartPLS diketahui bahwa nilai koefisien
jalur dari variabel product (X1) sebesar
0,130, price (X2) sebesar 0,103, promotion
(X3) sebesar 0,273, place (X4) sebesar
0,208, people (X5) sebesar 0,199, process

(X6) sebesar 0,056,dan physical evidence


(X7) sebesar 0,041. Berdasarkan nilai
koefisien jalur tersebut variabel promotion
berpengaruh positif dan signifikan dengan
nilai koefisien jalur sebesar 0,273.
2. Hasil pengujian evaluasi goodnes of fit
menyatakan bahwa penelitian yang telah
dilakukan memiliki tingkat prediksi sebesar
0,4413. Hal tersebut menunjukkan bahwa
model yang dibangun pada penelitian ini
mempunyai
kualitas
dan
mampu
menggambarkan
keadaan yang ada.
Berdasarkan hasil hipotesis yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel
yang mempengaruhi keputusan pembelian
susu pasteurisasi KUD SAE Pujon adalah
variabel promotion.
SARAN
1. Jika KUD SAE Pujon ingin meningkatkan
penjualan susu pasteurisasi maka disarankan
KUD
SAE
Pujon
agar
lebih
mengoptimalkan strategi promosi. Strategi
promosi yang dapat dilakukan dengan cara
mengoptimalkan strategi yang sudah
dilakukan saat ini dan menambah strategi
baru yang paling mungkin untuk diterapkan
dalam jangka waktu dekat. Strategi baru
tersebut adalah dengan mengoptimalkan
personal selling.
2. Pada penelitian ini terdapat satu indikator
yang kurang bisa menjelaskan pengaruh dari
variabel price yang telah disusun. Untuk
penelitian selanjutnya pada lokasi dan topik
yang sama, sebaiknya indikator diskon tidak
perlu dicantumkan dikarenakan diskon
diberikan hanya pada konsumen yang
melakukan pembelian dengan jumlah besar.
Pembelian dalam jumlah besar ini sangat
jarang dilakukan oleh konsumen sehingga
indikator diskon kurang bisa mewakili
variabel price.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Statistik Konsumsi
Pangan Tahun 2012. Dilihat 21 November
2013. http://www.deptan.go.id
8

Ariyanto. 2008. Modal Dengkul, Untung


Sebakul. Transmedia. Jakarta. Hal 108-110.
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis
Opini Publik. LKiS. Yogyakarta. Hal 291293.
Fitriani, N ; Deoranto, P ; dan Dania, W.A.P.
Analisis Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas
Tenaga Kerja Dengan Metode Partial
Least Square. Industria 2(2): 93-105
Ghozali, I. 2011. Struktural Equation
Modelling Metode Alternatif Dengan
Partial Least Square. Undip. Semarang. Hal
19
Habibah dan Kadhafi, M. 2011. Pertumbuhan
Mikroorganisme Selama Penyimpanan
Susu Pasteurisasi Pada Suhu Rendah.
Pertanian 18(3): 51-56
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset
Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. Hal 120-121
Jaya, IGNM dan Sumertajaya, IM. 2008.
Pemodelan
Persamaan
Struktural
Dengan Partial Least Square. Seminar
Nasional dan Pendidikan Matematika. 118132
Miskiyah. 2009. Kajian Standar Nasional
Indonesia Susu Cair Di Indonesia.
Standardisasi 13(1):1-7
Planck, N. 2007. Real Food Hidup Bebas
Penyakit Dengan Makanan Alami. B-First.
Yogyakarta. Hal 70
Rinaldi, U. 2008. Pengaruh Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Perbelanjaan di Swalayan. Aplikasi
Manajemen 7(3): 708-717
Subchan, N dkk. 2013. Mengukur Efektivitas
Sistem Informasi dan Mengetahui
Kesuksesan Portal Akademik (SIAM) OnLine. Profit 6(2) : 117-134
Varmuza, K dan Filmoser, P. 2008.
Introduction to Multivariate Statistical
Analysis in Chemometrics. CRC Press.
USA. Hal 1-326.
9

Vous aimerez peut-être aussi