Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
mengandung
bakteri
patogen,
misalnya
bakteri Escherichia
coli, Shigella
dysenteriae, Salmonella typhi, Salmonella parathypi, Vibrio cholerae. Bakteri-bakteri ini mudah
tersebar melalui air (transmitted by water).
2. Tidak
mengandung
bakteri
non-patogen,
coliform,
negatif, berbentuk
batang
termasuk
dalam
family Enterobacteriaceae. Bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan
dalam usus besar pada manusia dan hewan sebagai flora normal. Pertama dijumpai pada tahun
1885, bakteri ini kemudian dikenal bersifat komensal maupun berpotensi patogen. Bakteri Escherichia
terdiri dari 2 spesies yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanii. Eschericia coli bersifat unik
karena dapat menyebabkan infeksi pada usus (Jawetz et al 1994, h. 163). Kebanyakan tempat yang
sering mengalami infeksi klinis adalah saluran air kemih, sistem biliary dan tempat lain dalam rongga
perut tetapi beberapa tempat anatomi (bakteremia, kelenjar prostat, paru-paru, tulang, meningen)
dapat menjadi tempat penyakit (Brooks G F et al 2005, h. 357). Bila Escherichia coli masuk di organ
lain misalnya saluran kemih, akan menyebabkan penyakit yaitu infeksi saluran kemih (Arisman 2012,
h. 93).
2.4.2
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
mempunyai
kapsul
(Jawetz
et
al
1994,
h.
163).
Tumbuh
pada
colimempunyai
sifat
-/+
-/+
-/+
-/+
-/+
-/+
+
-/+
+
-/+
+
+
-/+
+
-/+
+
-/+
+
+
+
+
+
2.4.4
Habitat
Habitat Escherichia coli hidup sebagai flora normal pada usus manusia dan
hewan, tapi dapat ditemukan pada tumbuhan, sayuran atau buah-buahan yang
tercemar. Escherichia coli flora normal keluar melalui tinja, bila keluar usus (bila
sering) akan menjadi patogen yang dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.
Lainnya
dapat
menyebabkan
meningitis,
septicemia,
endocarditis,
dermatitis. Escherichia coli yang patogen diusus dilihat dari antigennya, misalnya
Entero PathogenicEscherichia coli (EPEC). Perbedaannya dengan Escherichia
coli adalah dengan melihat perbedaan struktur antigennya (O Ag dan K
Ag).Escherichia coli mempunyai komponen Antigen yaitu : Somatik Ag (O Ag), ada
badan bakteri dan bersifat termostabil; Capsuler Ag (K Ag), pada bagian luar bakteri
bersifat termolabil; Flagella Ag (H Ag), bersifat termolabil (tidak tahan panas)
(Ratnasari, E dan Rosmiyyati, A 2011).
2.4.5 Epidemiologi
Epidemiologi Escherichia
coli
enterohemoragik (EHEC)
kini
Patogenesis
Patogenesis Escherichia coli sejauh ini, ada 4 kelas Escherichia coli yang
bersifat enterovirulen. Keempat kelas tersebut adalahEscherichia coli entero
patogenik
(EPEC), Escherichia
colienterotoksigenik
(ETEC), Escherichia
menyebakan diare pada anak dan bayi, yaitu penyakit mirip dengan kolera (di
daerah
endemis
kolera)
dantravellers
diarrhoea (ditularkan
lewat
air
dan
coli enterotoksigenik
(ETEC)
adalah
penyebab
utama travellers
diarrhea dan infantile diarrhea di negara berkembang. Diare pada kasus ini berupawatery
diarrhea, dengan gradasi keparahan berkisar dari ringan sampai parah. Patogenesis diare oleh
famili Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC) berkaitan dengan enterotoksin yang dihasilkannya.
Toksin itu sendiri terbagi menjadi heat labile toxins (struktur dan fungsi mirip sekali dengan toksin
yang disekresikan oleh Vibrio cholera) dan heat stable toxins.
mengeluarkan shiga
like
toxins,
yang
menyebabkan
dua
macam
sindrom,
yaitu hemorrhagic colitis dan hemolytic uremic syndrome (HUS) diare berdarah. Toksin ini pula yang
bertanggung jawab terhadap gejala sisa sistemik (systemic sequale) akibat penyakit ini (Arisman
2012, hh. 93-94).
2.4.7
Gejala klinis
Inkubasi berlangsung selama 12 jam hingga 3 hari. Gejala timbul 18-48 jam setelah
menyantap makanan yang tercemar berupa nyeri dan diare, terkadang disertai oleh demam serta
muntah. Beberapa faktor dalam pencegahan infeksi Escherichia coli, seperti keasaman lambung,
keutuhan flora, dam motilitas usus. Bayi yang diberikan ASI kemungkinan untuk mengalami diare
akibat bakteri tersebut kecil sekali karena di dalam ASI terkandung faktor pelindung (Arisman 2012,
hh. 94-95).
Gejala yang ditimbulkan oleh Escherichia coli enteroinvasif (EIEC) berkisar dari
diare berair ringan (mild watery diarrhea) hingga kolitis hemoragik yang parah.
Setelah masa inkubasi 1-5 hari dilalui, diare berair terjadi dan kerap diikuti oleh kram
perut serta muntah. Pada kebanyakan pasien, diare berdarah biasanya muncul 1-2
hari setelah gejala pertama timbul, tetapi tidak terkait dengan keberadaan lekosit
dalam tinja. Demam sering kali menjangkit sepertiga kasus, sementara penyakit ini
berlangsung selama 4-10 hari.
4. Escherichia coli enterohemoragik (EHEC)
Escherichia coli enterohemoragik (EHEC) tak mungkin diisolasi dari tubuh
penderita ketika HUS telah terjadi. Hemolytic-uremic syndrome terdiri atas trias
mikroangiopati akibat anemia hemolitik, trombositopenia, dan insufiensi ginjal.
Sindrom ini biasanya terjadi pada minggu kedua (kisaran 2-14 hari) perjalanan
penyakit, bahkan tidak jarang timbul setelah diare sembuh. Ketika HUS terjadi,
penderita tampak pucat, sangat lemah, gelisah, serta oliguri atau anuri pada
pemeriksaan. Gagal ginjal kronis (GGK) akan terjadi pada sebanyak 10% penderita
HUS. Hemolytic-uremic syndrome adalah penyebab kematian pada 3-5 % penderita
GGK (Arisman 2012, hh. 94-95).
2.4.8
Pemeriksaan Laboratoris
Untuk isolasi dan identifikasi kuman Escherichia coli dari bahan pemeriksaan
klinik dipakai metode dan media sesuai dengan metode untuk kuman enterik lain.
Deteksi sebagian besar strain Escherichia colipatogen memerlukan metode khusus
untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan. Sampai saat ini metode yang ada
masih memerlukan tes dengan binatang percobaan dan kultur jaringan yang cukup
mahal dan kurang praktis. Beberapa metode baru berdasarkan tes imunologi dan
teknik hibridasi DNA sudah dikembangkan, tetapi belum beredar di pasaran luas,
misalnya: tes Elisa (enzyme-linked immunosorbent assay) particle agglutination
methods Co-agglutination dengan protein AStaphylococus aureus yang telah
berikatan dengan antibodi terhadap enterotoksin Escherichia coli, hibridasi DNADNA pada koloni kuman atau langsung pada specimen tinj (Jawetz et al 1994, h.
165).
2.4.9 Penanganan
Penanganan
keracunan
makanan
yang
dilatarbelakangi
oleh
DAFTAR PUSTAKA
Arisman 2012, Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi, EGC, Jakarta.
Arikunto, S 2010, Prosedur Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Brooks G F, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelbergs Medical
2005. Microbiology. revisi edition. United States: The McGraw-Hill Companies Inc.
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Chandra, B 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan , EGC, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2012. Tentang Data Kasus Diare Yang Terjadi Di
Jombang.
dr. Suparyanto, M.Kes 2013. Sekilas Tentang Penyakit Diare. Diakses pada tanggal 24
Maret 2014. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/05/sekilas-tentang-penyakitdiare.html.
G.I. Barrow and R.K.A. Feltham, 1993. Cowan and Steel Manul For The Identification Of
Medical Bacteria. Third Edition. Cambridge University Press.
Effendi Hefni, 2003. Telaah Kualitas Air, Yogyakarta : Kanisius. p 17
Hidrosfer Perairan Darat. 2011. Diakses pada tanggal 9 Februari
2014.http://geoenviron.wordpress.com/2011/12/23/ hidrosfer_perairan-darat
Jawetz E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel, L. N. Ornston,
1994, Mikrobiologi Kedokteran, ed. 20, University of California, San Francisco.
Katiho.Angela Suryani ,Woodford B.S Joseph, Nancy S.H Malonda. n.d.Gambaran Kondisi Fisik
Sumur Gali di Tinjau dari Aspek Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Pengguna Sumur Gali
di Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado Diakses pada tanggal 05
Januari 2014.
Siska 2012. Definisi sungai, danau, rawa, air tanah,dan laut Diakses pada tanggal 19 Desember
2013.http://matakristal. com/definisi-sungai-danau-rawa-air-tanah-dan-laut.
Januari