Vous êtes sur la page 1sur 44

ASTIGMATISMA SIMPLEKS

PRESBIOPIA
NIDA PUSPITA
AYU
20090310015
Dokter Pembimbing
dr. Sri Yuni Hartati,
Sp.M

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. J
Tanggal lahir : 06 April 1971
Usia
: 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Alamat
: Metesen, Kec. Magelang
Tengah
Kota Magelang
Agama
: Islam

ANAMNESIS
Keluhan utama

Pasien mengeluh mata kanan dan kiri pandangan kabur


untuk melihat
jarak jauh dan membaca jarak dekat
walaupun menggunakan kacamata
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan mata kanan dan kiri pandangan kabur


untuk melihat jarak jauh dan membaca jarak dekat walaupun
menggunakan kacamata. Sudah dirasakan semenjak satu
bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh kepala terasa pusing
jika untuk melihat jarak jauh dan dekat terlalu lama. Nyeri (-),
silau (-), pegal pada mata(-). Pasien mengaku tidak pernah
terkena benturan pada mata sebelumnya. Pasien memakai
kacamata sejak 2 tahun yang lalu dan belum pernah cek
kembali. Kacamata yang masih dipakai menurut pengakuan
pasien:
OD: S-1 -0.5 dan S: S-0.75 -0.5.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa (-), riwayat DM (-),


riwayat hipertensi (-), riwayat trauma mata (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa (-), riwayat DM (-),
riwayat hipertensi (-), riwayat trauma mata (-).
Kesan
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan Umum : Baik
OD
: Tampak Tenang
OS
: Tampak tenang

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
PEMERIKSAAN

OD

Visus Jauh

20/30

OS
20/50

Refraksi

Astigmatisma

Astigmatisma

Koreksi

Simpleks Presbiopi
C -0.5 axis 90 add

Simpleks Presbiopi
C-1.00 axis 90 add

Visus Dekat

+1.25
n 30

+1.25
n 30

Proyeksi Sinar

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Persepsi Warna Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD

OS

Visus 20/30
Mata Tenang
Astigmatisma Simpleks
Presbiopi
Koreksi -0.5 axis 90
add +1.25

Visus 20/50
Mata tenang
Astigmatisma Simpleks
Presbiopi
Koreksi -1.00 axis 90
add +1.25

Diagnosis

ODS Astigmatisma Simpleks Presbiopi


Tatalaksana
Terapi optikal dengan kacamata silinder dan
bifokal
Prognosis
Visum (Ad Visam)
: dubia ad bonam
Kesembuhan (Ad Sanam)
: dubia ad bonam
Jiwa ( Ad Vitam)
: dubia ad bonam
Kosmetika (Ad Kosmeticam)
: dubia ad
bonam

ASTIGMATISMA

ANATOMI

MEDIA REFRAKSI
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan

oleh media penglihatan yang terdiri atas


kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa,
badan
vitreous
(badan
kaca),
dan
panjangnya bola mata.
Pada orang normal susunan pembiasan oleh
media penglihatan dan panjang bola mata
sedemikian seimbang sehingga bayangan
benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea.

Mata yang normal disebut sebagai mata

emetropia dan akan menempatkan bayangan


benda tepat di retinanya pada keadaan mata
tidak melakukan akomodasi atau istirahat
melihat jauh.

FISIOLOGI REFRAKSI
Berkas-berkas cahaya mencapai mata harus

dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan


kembali ke sebuah titik peka-cahaya di retina
agar dihasilkan suatu bayangan yang akurat
mengenai sumber cahaya. Pembelokan suatu
berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas
berpindah
dari
satu
medium
dengan
kepadatan (densitas) tertentu ke medium
dengan kepadatan yang berbeda.

ASTIGMATISMA
Astigmatisme

adalah
suatu
kelainan
refraksi dimana sinar sejajar dengan garis
pandang oleh mata tanpa akomodasi
dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih
dari satu titik.

ETIOLOGI
Adanya kelainan kornea misalnya

permukaan luar kornea tidak teratur.


Adanya kelainan pada lensa misalnya
terjadi kekeruhan pada lensa.

KLASIFIKASI

Astigmatisme Reguler

Dimana didapatkan dua titik bias pada sumbu


mata karena adanya dua bidang yang saling
tegak lurus pada bidang yang lain sehingga
pada salah satu bidang memiliki daya bias
yang lebih kuat dari pada bidang yang lain.
Astigmatisme jenis ini, jika mendapat koreksi
lensa cylindris yang tepat, akan bisa
menghasilkan tajam penglihatan normal.

Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya,


bentuk astigmatisme regular ini dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
Astigmatisme With the Rule
Bila pada bidang vertical mempunyai daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang
horizontal.
Astigmatisme Against the Rule
Bila pada bidang horizontal mempunyai daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang vertikal.

Astigmatisme Irreguler

1. Astigmatisme Miopia Simpleks


Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada tepat pada
retina (dimana titik A adalah titik fokus dari
daya bias terkuat sedangkan titik B adalah titik
fokus dari daya bias terlemah). Pola ukuran
lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph
0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y
memiliki angka yang sama.

Astigmatisme Hiperopia Simpleks

Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada


retina, sedangkan titik B berada di belakang
retina.

Astigmatisme Miopia Kompositus

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan


retina, sedangkan titik B berada di antara titik
A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi
astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.

Astigmatisme Hiperopia Kompositus

Astigmatisme jenis ini, titik B berada di


belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa
koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X
Cyl +Y.

Astigmatisme Mixtus

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan


retina, sedangkan titik B berada di belakang
retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme
jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X Cyl
+Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat
ditransposisi hingga nilai X menjadi nol, atau
notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :


1. Astigmatismus Rendah
Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50
Dioptri.
2. Astigmatismus Sedang
Astigmatismus yang ukuran powernya berada
pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri.
3. Astigmatismus Tinggi
Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00
Dioptri.

Tanda dan Gejala


Pada

umumnya,
seseorang
yang
menderita
astigmatismus tinggi menyebabkan gejala-gejala sebagai
berikut :
Memiringkan kepala atau disebut dengan titling his
head, pada umunya keluhan ini sering terjadi pada
penderita astigmatismus oblique yang tinggi.
Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan
jelas.
Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic
slite. Penderita astigmatismus juga menyipitkan mata
pada saat bekerja dekat seperti membaca.
Pada
saat membaca, penderita astigmatismus ini
memegang bacaan mendekati mata, seperti pada
penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk memperbesar
bayangan, meskipun bayangan di retina tampak buram.

Sedang pada penderita astigmatismus


rendah, biasa ditandai dengan gejala-gejala
sebagai berikut :
Sakit kepala pada bagian frontal.
Ada pengaburan sementara / sesaat pada
penglihatan dekat, biasanya penderita akan
mengurangi pengaburan itu dengan menutup
atau mengucek-ucek mata.

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan pin hole
2. Uji refraksi
.Subjektif
.Optotipe dari Snellen & Trial lens.
.Objektif
.Autorefraktometer
.Keratometri

Uji pengaburan
Keratoskop
Javal ophtalmometer

Kipas Astigmat.

TERAPI
Koreksi lensa
Orthokeratology
Bedah refraksi

PRESBIOPI
Presbiopi

adalah suatu bentuk gangguan


refraksi,
dimana
makin
berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan
makin meningkatnya umur.

Etiologi

a.Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia


lanjut
b. Kelemahan otot-otot akomodasi
c. Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau
berkurang
elastisitasnya
akibat
kekakuan
(sklerosis) lensa

Patofisiologi

Pada mekanisme akomodasi yang normal


terjadi peningkatan daya refraksi mata
karenaadanya perubahan keseimbangan antara
elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga
lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya
umur maka lensa menjadi lebih keras
(sklerosis)dan kehilangan elastisitasnya untuk
menjadi
cembung.
Dengan
demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang.

KLASIFIKASI
a.Presbiopi Insipien
Tahap awal perkembangan presbiopi,
b.Presbiopi Fungsional
Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akan
didapatkan kelainan ketika diperiksa
c.Presbiopi Absolut
Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional,
dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali
d. Presbiopi Prematur
Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan
biasanya
berhungan
dengan
lingkungan,
nutrisi,
penyakit, atau obat-obatan
e. Presbiopi Nokturnal
Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap
disebabkan oleh peningkatan diameter pupil

Gejala
Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf
yang halus / kecil.
Setelah membaca, mata menjadi merah, berair,
dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai
kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca
terlalu lama
Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca
atau menegakkan punggungnya karena tulisan
tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik
dekat mata makin menjauh)
Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat
dekat, terutama di malam hari
Memerlukan sinar yang lebih terang untuk
membaca

DIAGNOSIS PRESBIOPI
Anamnesa

gejala-gejala

dan

tanda-tanda

presbiopi
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi
presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart
b. Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai
dengan mata kanan. Pasien diminta untuk
memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan
kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu.
Target koreksi pada huruf sebesar 20/30.
c. Motilitas okular, penglihatan binokular, dan
akomodasi

PENATALAKSANAAN PRESBIOPI
Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi.
Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi
ketidakmampuan mata untuk memfokuskan
objek-objek yang dekat
Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan
dengan lensa positif sesuai usia dan hasil
pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu
membaca tulisan pada kartu Jaeger 20/30
Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi
+3.00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat
diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata
tidak melakukan akomodasi bila membaca pada
jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak
pada titik fokus lensa +3.00 D

Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi saja, ada


beberapa jenis lensa lain yang digunakan untuk
mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada
bersamaan dengan presbiopia:
Bifokal
Untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat.
Trifokal
Untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, dan
jauh.
Bifokal kontak
Untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat.
Bagian bawah adalah untuk membaca.
Monovision kontak
Lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan,
dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata nondominan.

Pembedahan refraktif seperti keratoplasti

konduktif, LASIK, LASEK, dan keratektomi


fotorefraktif.

Usia (tahun) Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan


40

+1.00 D

45

+1.50 D

50

+2.00 D

55

+2.50 D

60

+3.00 D

DAFTAR PUSTAKA
Whitcher J P and Eva P R, Low Vision. In Whitcher J

P and Eva P R, Vaughan & Asburys General


Ophtalmology. New York: Mc Graw Hill, 2007.
Ilyas S, Mailangkay H, Taim H, Saman R dan
Simarmata M, 2003. Ilmu Penyakit Mata Untuk
Dokter Umum dan mahasiswa Kedokteran Edisi
Ke-2. Jakarta.
A. K. Khurana, Comprehensive Ophtalmology
Fourth Edition: Optics and Refraction, New Age
International (P) limited Publishers, 12: 36-38,
2007.
Gerhard K. Lang, Ophthalmology A Short Textbook
:Optics and Refractive Errors, Thieme, p. 127-136,
2000.
Deborah,
Pavan-Langston,Manual
of
Ocular

TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi