Vous êtes sur la page 1sur 11

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Akuntansi

pertanggungjawaban (responsibility

accounting) merupakan

istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta


pengukuran dan

evaluasi

pertanggungjawaban.

kinerja

Garis

organisasi

sepanjang

pertanggungjawaban

ini

garis
meliputi

pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh


pusat

pertanggungjawaban. Pusat

pertanggungjawaban

merupakan

bagian dalam organisasi yang diakumulasikan secara menyeluruh untuk


kepentingan pencatatan.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen
terhadap

pengetahuan

umum

bahwa

masalah-masalah

bisnis

dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan mengendalikan orang-orang


yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut.
Salah

satu

tujuan

akuntansi

pertanggungjawaban

adalah

untuk

memastikan bahwa individu-individu pada seluruh tingkatan di perusahaan


telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan secara menyeluruh.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari
akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh
setiap manajer atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban
merupakan

media

pengendalian

biaya

atau

pendapatan

dengan

menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat dimana biaya atau


pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh penanggungjawab dari
tempat tersebut.
Jadi Akuntansi pertanggungjawaban adalah komponen yang penting
dari sistem pengendalian ke suatu perusahaan. Yang dimana manfaatnya memberikan
suatu kerangka kerja yang berari untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan
peaporan hasil kinerja operasi disepanjang jalur pertanggungjawaban dan
pengendalian.

A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban


Secara umum akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan sebagai
suatu

sistem

yang

meliputi

perencanaan,

pengukuran,

dan

evaluasi

informatika atau laporan akuntansi dalam suatu organisasi yang terdiri dari
beberapa pusat pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab atas aktivitas yang dipimpinnya. (Siegel & Marconi,
1989:96)
Mulyadi,

(2001

169)

menjelaskan

bahwa

salah

satu

tujuan

diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengendalikan


biaya,

dengan

cara

menghubungkan

menggolongkan,

langsung

dengan

mencatat,
pejabat

meringkas,

atau

dan

orang

yang

bertanggungjawab atas terjadinya biaya yang dikendalikan olehnya.


Tujuan lain diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban adalah sebai
berikut :
1. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pengelompokkan dan pelaporan
biaya dilakukan

untuk tiap tingkatan manajemen hanya dibebani

dengan biaya biaya yang berada

dibawah pengendaliannya atau yang

berada dibawah tanggungjawabnya. Dengan

demikian biaya dapat

dikendalikan dan diawasi secara efektif dan efisien.


2. Untuk pengendalian biaya, karena selain biaya biaya dan pendapatan
diklasifikasikan

menurut pusat pertanggungjawaban, biaya dan

pendapatan yang dilaporkan juga harus


yang

telah

ditetapkan

pertanggungjwaban

juga

terlebih

dibandingkan dengan anggaran

dahulu.

memungkinkan

anggaran
dengan baik.
3.
Membantu manajemen

dalam

Sehingga

beroperasinya

pengendalian

akuntansi
suatu

dengan

sistem
melihat

penyimpangan realisasi
dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan.
4. Dapat digunakan sebagai salah satu alat perencanaan untuk mengetahui
kriteria kriteria
penilaian prestasi unit usaha tertentu.
5. Dapat digunakan sebagai pedoman penting langkah yang harus dibuat
oleh perusahaan

dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan.

6. Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam rangka penilaian kinerja


(performance) bagian

bagian yang ada dalam perusahaan, karena secara

berkala top manajemem menerima

laporan pertanggungjawaban dari setiap

tingkatan manajemen dan top manajer dapat

menilai performance dari

setiap bagian dilihat dari ditetapkan untuk setiap bagian

yang menjadi

tanggungjawabnya.

B. Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Akuntansi


Konvensional
Perbedaan mendasar akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi
konvesional adalah terletak pada perencanaan, klasifikasi, dan pengumpulan
data. Akuntansi konvesional mengklasifikasikan data berdasarkan pada sifat
atau fungsi dari biaya, sedangkan akuntansi pertanggungjawaban lebih
menitik beratkan pada pertanggungjawaban atas kejadian dan kontrol secara
individual.
Akuntansi pertanggungjawaban juga memperhatikan aspek manusia
dalam perancanaan, akumulasi data dan pelaporan, karena perencanaan
biaya dilakukan dengan sistem anggaran dan diakumulasikan berdasarkan
pertanggungjawabannya, dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban
mendorong manajer untuk mencapai tujuan.
Akuntansi pertanggung jawaban tidak mengalokasikan biaya gabungan ke segmen-segmen yang
memperoleh manfaat dari padanya melainkan membebankan biaya tersebut kepada individu di
segmen yang menganisiasi dan mengendalikan terjadinya biaya tersebut. Misalnya saja, manajer
dari departemen jasa perbaikan dan pemeliharaan yang bertanggung jawab untuk memelihara
peralatan di departemen-departemen lain sebaiknya dianggap bertanggung jawab terhadap biaya
yang berkaitan dengan tugasnya itu.
Akuntansi konvensional akan mengalokasikan gaji ini berdasarkan waktu yang digunakan
untuk setiap aktifitas. Sebaliknya, akuntansi pertanggung jawaban akan membebankan total gaji
tersebut kepada atasan yang bertanggung jawab atas aktifitas orang tersebut.

C. Tipe Tipe Pusat Pertanggungjawaban

Istilah pusat pertanggungjawaban diguanakan untuk menunjukkan unit


organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab
(Supriyono,2001).

Penentuan

pusat

pusat

pertanggungjawaban

memerlukan desentralisasi.
Desentralisasi berati pendelegasian wewenang pembuatan keputusan
pada

tingkatan

manajemen

yang

lebih

rendah.

Suatu

pusat

pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa


tujuan.

Tujuan

suatu

pusat

pertanggungjawaban

secara

individual

diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu oraganisasi sebagai


suatu keseluruhan.

Dalam prakteknya suatu pusat pertanggungjawaban diserahi

tanggungjawab yang spesifik dan melihat dari luas tanggungjawab yang dipikulnya. Pusat
Pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang managernya bertanggungjawab
terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. (Hansen dan Mowem 2009). Pusat
pertnggungjawaban

adalah

organisasi

yang

dipimpin

oleh

seorang

manajer

yang

bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. (Anthony dan Govindarajan 2009).


Pusat pertanggungjawaban dikelompokan dalam empat kategori. Setiap kategori
mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan dan/atau biaya serta lingkup pengendalian
dari manajer yang bertanggungjawab.(Lubis 2010)
Umumnya pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan ke dalam :
1. Cost Center (Pusat Biaya) merupakan pusat pertanggungjawaban atau
suatu unit

organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya

dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Pusat biaya merupakan bidang tanggungjawab yang menghasikan suatu produk atau
memberikan suatu jasa. Manajer uang bertanggung jawab atas pusat biaya memiliki
kendali hanya atas penggunaan sumber daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Selama proses perencanaan para manajer
biaya hanya diberikan kuota produksi dan dapat berpartisipasi dalam menentukan

pusat

tujuan biaya

yang realistis dan adil untuk tingkat output yang diantisipasi. Hasil kinerja

yang dilaporkan

secara periodik dalam bentuk laporan yang membandingkan biaya aktual

yang terjadi dan

biaya yang dianggarkan. Frekuensi dari umpan balik bergantung pada


materialitas dari faktor-faktor operasional yang berada dibawa kendalinya.
merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang digunakan secara

sensifitas dan
Pusat-pusat biaya

luas. Secara umum pusat

biaya dapat dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat biaya standart dan pusat biaya
kebijakan.
2.
Revenue

Center

pertanggungjawaban

atau

menajernya

atas

dinilai

(Pusat
suatu
dasar

Pendapatan)
unit

merupakan

organisasi

pendapatan

yang

dalam

pusat
prestasi

pusat

pertanggungjawaban yang dipimpinnya.


Jika tangungjawab utama seorang menejer adalah penghasilan pendapatan, maka
segmennya sebaiknya diperlakukan sebagai pusat pendapatan. Contoh-contoh dari pusat
pendapatan meliputi departemen pemasaran, pusat distribusi, bagian barang jualan di toko
serba ada atau tenaga penjualan individual. Manajer hanya memiliki kendali terhadap
biaya pemasaran langsung dan kinerja mereka akan diukur dalam hal kemampuan mereka
untuk mencapai target penjualan yang ditentukan sebelumnya dalam batasan beban
tertentu. Untuk memperoleh manfaat motivasional dan pengendalian yang efektif, manajer pusat
pendapatan sebaiknya berpartisipasi dalam proses penentuan tujuan dan menerima

umpan

balik yang tepat waktu atas hasil kinerja mereka.


3. Profit Center (Pusat Laba) merupakan pusat pertanggungjawaban atau
suatu unit

organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar

pendapatan, biaya dan sekaligus

aktiva atau modal atau investasi pada

pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Jadi

prestasi manajer

ini dinilai atas dasar laba dan investasi yang diperlukan untuk
memperoleh laba.
Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali, baik atas pendapatan
maupun biaya. Tanggung jawab mereka lebih luas dibandingkan dengan tanggung jawab
dari pusat pendapatan dan pusat biaya karena mereka bertanggung jawab atas fungsi
distribusi dan manufaktur. Contoh-contoh umum dari pusat laba adalah divisi korporat
yang memproduksi dan menjual produknya. Kinerja manajer pusat laba dievaluasi
berdasarkan target laba yang direncanakan seperti tingkat pengembalian minimum yang
diharapkan dan tingkat halangan untuk laba residual. Untuk meningkatkan keprihatinan
manajer terhadap aspek-aspek ini, sistem penghargaan dan evaluasi kinerja sebaiknya juga
memasukan ukuran-ukuran untuk mengevaluasi kinerja mereka dalam hal aspek jangka
panjang dan tingkat keberhasilan yang dalam hal ini sebaiknya mempengaruhi alokasi
penghargaan.
4. Pusat Investasi

Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam asset serta
pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka diharapkan mencapai keseimbangan
yang sehat antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya yang digunakan.
Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan menentukan penghargaan
mereka meliputi tingkat pengembalian atas asset, hasil perputaran, dan laba residual.
mereka bertanggung jawab terhadap setiap aspek dari operasi, manajer pusat

Karena

investasi ini

dievaluasi dengan cara yang sama seperti eksekutif puncak.


Karakteristik Akuntansi pertanggungjawaban antara lain (Adharawati, 2010): Adanya
identifikasi pusat pertanggungjawaban, Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja
manajer yangbertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu, Kinerja manajer
diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran, Manajer secara individual

diberi

penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.


D.
Perencanaan,
Akumulasi
Data,
dan
Pelaporan
Berdasarkan

Pusat

Pertanggungjawaban
Setelah struktur network dari pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan perencanaan,
akumulasi data dan pelaporan. Elemen cost danrevenue keduanya ada dalam anggaran dan dalam
akumulasi hasil aktual.
1. Responsibility Budget (Anggaran Pertanggungjawaban)
Secara kronologis kita akan membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan
dengan pendapatan dalam segmen network. Hal ini akan menjadi dasar untuk
mengevaluasi kinerja karyawan dengan unit organisasi.
Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah tujuan kinerja pusat
pertanggungjawaban hanya untuk mengontrol cost danrevenue yang dikontrolnya, setelah
mempertimbangkan biayacontrollable yang spesifik dalam pusat pertanggungjawaban.
Controllable cost tidak sama dengan direct cost, banyak yang termasuk direct
cost seperti misalnya depresiasi peralatan, dimana tidakcontrollable dalam level pusat

biaya

dan seharusnya tidak bertanggungjawab atas deperesiasi atau biaya lainnya yang
formulanya tidak berdampak pada tindakan supervisor, hanya contorllable yang
oleh kepada pusat biaya, sehingga manajemen memiliki dasar untuk

ditetapkan

membandingkan antara

aktual denngan kinerja yang diharapkan untuk menjudgement efektivitas supervisor pusat biaya
dengan semua level serta untuk mengidentifikasikan
sebab-sebab tidak efisiensi.
Proses anggaran yang efektif dimulai dari level yang paling bawah dalam organisasi
untuk memperbandingkan antara anggaran yang diestimasikan untuk semua biaya yang
diestimasi untuk semua biaya yang dikontrolnya. Untuk otoritas yang lebih tinggi mereview

estimasi,cooperative dan

memodifikasi

bila

diperlukan,

sampai

pada

akhirnya

mengkombinasikan semua anggaran untuk level top manajemen.


2. Data Accumulation (Akumulasi Data)
Akumulasi data merupakan fasilitas perbandingan secara periodik dari berbagai
macam rencana anggaran. Akumulasi dari aktual incomedan item expense sangat perlu
untuk bentuk dari networkpertanggungjawaban.
Ada tiga dimensi dari pengklasifikasian antara biaya dan pendapatan selama proses
akumulasi data: (1) cost diklasifikasikan oleh pusat pertanggungjawaban (2) pusat yang
lainnya yang terdiri daricontrollable dan noncontrollable (3) tipe cost atau line item
seperti gaji, perlengkapan, bahan baku dan sewa. Disini tipe akumulasi data yang
disediakan manajemen yang sebagian berdimensi operasi, dahulu tiga dimensi akumulasi
data tersebut tidak dapat digunakan karena secara teknis tidak praktis sebab hanya manual
dan semi manual untuk akumulasi data.
3. Responsibility Reporting (Pelaporan pertanggungjawaban)
Hasil akhir dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah pelaporan
pertanggungjawaban secara periodik atau laporan kinerja. Laporan merupakan media

untuk

melaporkan biaya yang dikontrol, pengukuran efisiensi manajemen serta pencapaian


tujuan.
Untuk efisiensi laporan hendaknya berbentuk piramid artinya manajer
pertanggungjawaban menerima hanya satu laporan, laporan yang sifatnya detail ada pada

level

tingkat paling bawah yang diterbitkan pertama lalu yang dilaporkan pada level yang

lebih

tinggi, hasil yang dilaporkan pada level yang lebih tinggi isinya semakin ringkas.
akuntansi pertanggungjawaban memberikan kontribusi bagi manajemen dalam
biaya dan efisiensi dari pertanggungjawaban yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Mulyadi, menjelaskan bahwa prosedur

penyusunan

Major
mengontrol
pelaporan

pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :


a) Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban setiap periodenya (bulan/triwulan) menyusun laporan
atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggungjawab departemen atau bagiannya. Biaya yang
dilaporkan oleh tiap-tiap pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya terjadi
(actual cost).
b) Laporan atas biaya yang seungguhya terjadi ini, diserahkan kepada penyusun laporan
perusahaan keseluruhan (biasanya departemen/staff controller/bagian akuntansi).
c) Bagian penyusunan laporan perusahaan keseluruhan (controller/bagian akuntansi) mengolah
data-data yang berasal dari laporan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban.

d) Kemudian bagian penyusunan laporan perusahaan menyusun (controller/pengawas/bagian

akuntansi) membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya yang sesungguhnya terjadi.
e) Terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan pertanggungjawaban tersebut
ke masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dinilai dan kepada atasan dari pusat
pertanggungajawaban tersebut.
E. Asumsi Keprilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban
Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan
semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan prilaku manusia, termasuk :
1. Management By Exception (MBE) / Manajemen berdasarkan perkecualian
yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi,
manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar.
Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal
adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang
telah ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk
penguatan atau perbaikan perilaku.
Manajemen berdasarkan perkecualian

mengasumsikan

bahwa

untuk

mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif,


manajer sebaiknya mengonsntrasikan perhatian mereka pada bidang
bidang dimana hasil aktual menyimpang secara substansional dari tujuan
yang dianggarkan atau standar
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan
organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah dimana
hasil nyata berbeda dengan target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak
diinginkan dan titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu,
pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja sebagai alat yang menekankan
kegagalan.
Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini sebagai hukuman dan bukan
sebagai informasi. Untuk mengubah pandangan semacam ini, maka sistem penghargaan
perusahaan haruslah mensejajarkan pencapaian target dengan kinerja sukses.
2. Management By Objective (MBO) / Manajemen berdasarkan tujuan

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya


sendiri. Disini orang orang melakukan tugas sendiri sebab mereka percaya
mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan mereka. MBO
memberi fasilitas kepada manajer dan bawahannya untuk memformulasikan
tujuan

dan

aktivitas

pertanggungjawaban

untuk

pusat

menyediakan

pertanggungjawaban.
kerangka

yang

Akuntansi

ideal

untuk

memformulasikan tujuan secara detail.


Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi management by objective.
Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatasi
keslahan tanggapan manusiawi yang yang sering timbul oleh usaha untuk
mengendalikan
pengendalian

operasi

berdasarkan

manajemen,

MBO

dominasi.

memfasilitasi

Sebagai

sebuah

cara

keinginan

untuk

tidak

didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan


untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat
tanggung jawab masing masing.
3. Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure / Kesesuaian
antara jaringan pertanggung jawaban dan struktur organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian organisasi ditingkatkan
melalui penciptaan sebuah jaringan pusat tanggungjawab yang selaras dengan struktur
organisasi. Niat manejemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki
kewenangan atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda
kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha saling melewati tugas
dan tanggung jawab.
Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari keseluruhan sitem akuntansi
pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk seharusnya di desain secara hati-hati. Struktur
organisasi harus di analisis terhadap kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran.
4. Acceptance of Responsibility / Penerimaan tanggung jawab
Unsur

yang

pertanggungjawaban

terpenting
adalah

dalam

bahwa

keberhasilan

manajer

pusat

penerapan

sistem

akuntansi

pertanggungjawaban

menerima

tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan layak dan kesediaan mereka
melaksanakannya.

Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan tanggungjawab tersebut dengan
baik jika mereka merasa dibutuhkan secara fisik dan sumber daya. Mereka akan
melaksanakannya dengan baik jika budaya organisasi dimana tempat mereka menjalankan tugas
memberikan kebebasan untuk melaksanakan tugas dengan cara-cara mereka sendiri. Budaya
organisasi yang ada juga harus dapat memberikan toleransi jika mereka mengalami kegagalan.
Dan para manajer hendaknya diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan pandangan
mereka sendiri tanpa adanya rasa takut.
Ketika sistem akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan mereka atau
kegagalan mereka, ada suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi dan dikendalikan oleh para
atasannya.

Penentuan

pencapaian

sasaran

yang

dihubungkan

dengan

akuntansi

pertanggungjawaban akan meningkatkan komunikasi diantara mereka dengan terbuka, dan


mereka dapat menentukan ukuran dan strategi yang hendak dicapai.
Oleh karena itu hal yang paling menentukan dalam sistem akuntansi tanggung jawab
adalah penerimaan dari manajer tanggung jawab atas tanggung jawab yang dilimpahkan secara
adil serta keinginannya untuk tetap dijaga akuntabilitasnya. Keinginan manajer untuk menerima
tanggung jawab bergantung atas bagaimana mereka mempersepsikan penentuan dan
pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
5. Capability of Inducing Cooperation / kapasitas untuk mendorong kerja sama
Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama organisasi yang
memperlihatkan

para

manajer

bekerja

untuk

mencapai

tujuan

bersama.

Akuntansi

pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam


membuat keputusan mereka sendiri di dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan
kepada mereka. Mereka merasa menjadi bagian penting dalam organisasi sehingga mereka
merasa dihargai dan akan bersama-sama mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Semangat kerjasama mereka akan tercipta dan meningkat dan menyakinkan mereka
bahwa mereka sedang mencapai tujuan yang dirumuskan bersama. Mereka merasa menjadi
sesuatu hal yang penting, dan tentu saja mereka akan berpikir bahwa jika terjadi kegagalan
tentulah akan mempengaruhi masa depan.
Akuntansi

pertanggung

jawaban

meningkatkan

kerja

sama

organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktifitas


merka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang

bekerja untuk tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki kerjasama


organisasi dengan menunjukkan manajer dimana kegiatan mereka dan juga semua bekerja
menuju tujuan bersama.Hal ini juga meningkatkan loyalitas, percaya diri, dan perasaan untuk
merasa penting. Jiwa kerjasama yang ditimbulkan akan meningkat karena mereka akan percaya
bahwa mereka bekerja menuju tujuan bersama dan sebagai sebuah bagian penting dari
organisasi.
F. Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur Organisasi

Untuk berfungsinya dengan memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya serupa mungkin


dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendisain struktur
organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaa
bergantung pada pemilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai pendekatan
tersebut dapat dklasifikasikan sebagai struktur vertikal dan horizontal. (Lubis 2010).
Selanjutnya kaitannya dengan pertanggungjawaban, Siegel (1989), menyatakan pendekatan
yang digunakan untuk mendesain struktur organisasi dan pemberian tanggungjawab pada
perusahaan tergantung kepada pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Beberapa
struktur organisasi meliputi :
1. Vertical Structure : Organisasi di bentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang ada. Misalnya
terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan. Masing-masing fungsi yang ada dapat
dibagi dalam beberapa pusat pertanggungjawaban. Fungsi produksi menggunakan cost center,
fungsi penjualan menggunakan revenue center, sedangkan top manajemen berfungsi sebagai
control dan pembuat kebijakan terhadap investasi.
2. Horizontal Structure : Organisasi di bentuk berdasarkan area geografis. Setiap pimpinan bagian
melakukan control terhadap pusat laba ataupun investasi. Mereka bertanggungjawab terhadap
produksi, penjualan, dan keuangan dan semua fungsi yang ada di grup/wilayah masing-masing.
Akuntansi pertanggungjawaban sebagai kontrol perusahaan dengan diciptakannya
jaringan kerja yang bersamaan dengan struktur organisasi. Top manajemen membaginya dalam
struktur organisasi dan ditetapkan otoritas dan pertanggungjawabannya. Setiap manajer pusat
pertanggungjawaban hendaknya berusaha untuk mengendalikan berbagai aktivitas yang berada
dibawahnya dan mengkomunikasikannya kepada bagian yang terkait.

Vous aimerez peut-être aussi