Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
C7H6O3
BM : 138,12
Asam Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C7H6O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus
putih; rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak
berbau. Jika dibuat dari metal salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah
jambu dan berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzena; mudah larut dalam etanol dan
dalam eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
Jarak lebur : antara 158o dan 161o
Penetapan kadar : Timbang saksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 25 ml
etanol encer P yang sudah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan
fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.
Kesetaraan : 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg C 7H6O3
tersebut
Asam organis ini berkhasiat fungisit terhadap banyak fungi pada konsentrasi 36% dalam salep. Di samping itu, zat ini juga bekerja keratolitis, yaitu dapat
melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%. ( Anief.,M.,1997 dan
Tjay, H, T., 2002)
PEMBAHASAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi laboratorik yang merupakan
penelitian laboratorium dengan menggunakan rancangan eksperimental sederhana,
yakni untuk menganalisis kadar asam salisilat dalam krim anti jerawat yang beredar
secara Kromatografi Lapis Tipis dan spektrofotometri UV-Vis.
Pembahasan
Analisis kandungan asam salisilat dalam 3 jenis merek krim anti jerawat yaitu
merek Clean & Clear, Garnier, dan Verille yang diambil dari beberapa swalayan
yang ada di Makassar dilakukan dengan analisis kualitatif secara spektrofotometri
UV-VIS.
Hasil analisis kualitatif asam salisilat dari sampel krim anti jerawat lapis tipis
dengan menggunakan cairan glacial Toulene : asam asetat glacial (80 : 20) dengan
penampak noda sinar UV 300 nm asam salisilat pembanding diperoleh noda warna
ungu muda. Adapun noda yang didapat mempunyai RF 0,8 dan warna yang saka
yakni ungu dengan pembanding, hal ini menunjukkan bahwa pada masing-masing
sampel mengandung asam salisilat.
Badan pengawas obat dan makanan (BPOM) menetapkan kadar asam
salisilat maksimum yang diisinkan terkandung dalam produk kosmetik, khususnya
produk anti jerawat yaitu tidak lebih dari 6 % setelah melakukan analisa kualitatif
pada krim anti jerawat yang diuji, diperoleh bahwa etiket sampel krim A yang
mencantumkan kadar asam salisilat 0,5 %, setelah dilakukan penelitian kadar asam
salisilat 0,5 %, setelah dilakukan penelitian, kadar asam salisilat yang terkandung
adalah 0,613 % untuk etiket sampel krim B yang kadarnya pada etiketnya 0,5 %,
setelah dilakukan penelitian, kadarnya yang terkandung yaitu tidak berbeda jauh
dari kadar pada sampel A yaitu 0,612 %.
Sedangkan untuk sampel krim C yang mencantumkan kadar 0,5 % pada
etiket, setelah dilakukan penelitian, maka kadar yang diperoleh yaitu 0,532 %.
Meskipun tidak sesuai dengan etiket tetapi memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh BPOM.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa kadar asam salisilat dari semua produk
krim anti jerawat persyaratan yang ditentukan oleh BPOM yaitu kadar asam salisilat
dalam krim anti jerawat tidak lebih dari 2 %.
KESIMPULAN
Analisis kualitatif secara kromatografi lapis tipis pada sampel krim anti jerawat
merek A, B, dan C.
Analisis kuantitatif secara spektrofotometri sinar tampak, yaitu kandungan asam
salisilat pada krim anti jerawat merek Clean & clear dan Garnier tidak berbeda jauh
ANALISIS FARMASI
ANALISIS KADAR ASAM SALISILAT DALAM OBAT JERAWAT SECARA
SPEKTROFOTOMETRI
DOSEN :
DRS. WAHIDIN Apt, Msi