Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Edema paru merupakan suatu keadaan terkumpulnya cairan patologi di
ekstravaskular dalam paru. Kelainan ini disebabkan oleh dua keadaan, yaitu :
1. Peningkatan tekanan hidrostatis.
2. Peningkatan permaebilitas kapiler paru.
( Arif Muttaqin, 2008 )
B. ETIOLOGI
Penyebabedemadapatdikelompokanmenjadiempatkategoriumum:
a.
Penurunankonsentrasiproteinplasmamenyebabkanpenurunantekananosmoticplasma.penurunan
inimenyebabkanfiltrasicairanyangkeluardaripembuluhlebihtinggi,sementarajumlahcairanyang
direabsorpsikurangdarinormal;dengandemikianterdapatcairantambahanyangtertinggaldiruang
ruanginterstisium.Edemayangdisebabkanolehpenurunankonsentrasiproteinplasmadapatterjadi
melalui beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal ;
penurunansintesisproteinplasmaakibatpenyakithati(hatimensintesishampirsemuaproteinplasma
);makananyangkurangmengandungprotein;ataupengeluaranproteinakibatlukabakaryangluas.
b.
Peningkatanpermeabilitasdindingkapilermenyebabkanproteinplasmayangkeluardarikapilerke
cairaninterstisiumdisekitarnyalebihbanyak.Sebagaicontoh,melaluipelebaran poriporikapiler
yangdicetuskanolehhistaminpadacederajaringanataureaksialergi.Terjadipenurunantekanan
osmotik koloid plasma yang menurunkan kearah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik
koloidcairaninterstisiumyangdiseabkanolehkelebihanproteindicairaninterstisiummeningkatkan
tekanankearahluar.ketidakseimbanganiniikutberperanmenimbulkanedemalokalyangberkaitan
dengancedera(misalnya,lepuh)danresponalergi(misalnya,biduran).
c.
Peningkatantekananvena,misalnyadarahterbendungdivena,akandisertaipeningkatantekanan
darahkapiler,kerenakapilermengalirkanisinyakedalamvena.Peningkatantekanankearahdinding
kapileriniterutamaberperanpadaedemayangterjadipadagagaljantungkongestif.Edemaregional
juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik vena. Salah satu contoh adalah adalah
pembengkakanditungkaidankakiyangseringterjadipadamasakehamilan.Uterusyangmembesar
menekanvenavena besar yangmengalirkandarahdariekstremitasbawahpadasaatvenavena
tersebut masuk ke rongga abdomen. Pembendungan darah di vena ini menyebabkan kaki yang
mendorongterjadinyaedemaregionaldiekstremitasbawah.
d.
Penyumbatanpembuluh limfemenimbulkanedema,karenakelebihancairanyangdifiltrasikeluar
tertahandicairaninterstisiumdantidakdapatdikembalikankedarahmelaluisistemlimfe.
(http://ajangbekarya.wordpress.com/2008/08/07/edema-paru/ )
C. PATOFISIOLOGI
Pemahaman
tentang
mekanisme
ini
memerlukan
tinjauan
mengenai
pembentukan dan reabsorpsi cairan paru serta struktur ultra paru. Ruangan
alveolar dipisahkan dari interstisium paru, terutama oleh sel epitel alveoli Tipe I,
yang pada kondisi normal membentuk suatu bariel relatif nonpermaebel
terhadap aliran cairan dari instersium ke rongga rongga udara (spaces). Fraksi
yang besar ruang interstisial dibentuk oleh kapiler paru yang dindingnya terdiri
atas satu lapis sel endotelium di atas jalinan kolagen dari jaringan elastis,
fibrolas, sel fagosit, dan beberapa sel lam. Faktor penentu yang penting dalam
pembentukan cairan dalam ekstravaskuler adalah perbedaan tekanan hidrostatis
dan onkotik dalam lumen kapiler dan ruang interstisial, serta permaebilitas sel
endotelium terhadap air, zat terlarut (solut), dan molekul besar seperti protein
plasma ( Aryanto, 1994).
Ciri Perubahan ini pada edema paru adalah terjadinya peningkatan aliran
limfatik. Perubahan ini karena saluran limfatik terjalin dalam jaringan ikat
longgar yang mengelilingi artiola paru dan saluran pernafasan yang kecil.
Pembengkakan saluran limfatik ini akan berdampak pada struktur disekitarnya
dan mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan pada struktur tersebut. Salah
satunya akibatnya adalah adanya obstruksi pada saluran pernafasan kecil yang
telah dibuktikan sebagai perubahan fisiologis dini pada klien dengan gagal
jantung kiri. Mengingat lesi ini tidak merata disaluran paru, maka timbul
perubahan dalam distribusi ventilasi dan perfusi yang kemudian menyebabkan
terjadinya hipoksemia ringan. Terkenanya arteriola kecil juga menyebabkan
gambaran radiologis dini pada gagal jantung kiri, yaitu retribusi aliran darah dari
basis ke aspek paru pada klien dengan posisi tegak.
awal. Pada klien dengan edema paru, ketidakseimbangan antara ventilasi dan
aliran darah menyebabkan hipoksemia memburuk. Meskipun demikian, ekskresi
karbon dioksida tidak tergantung dan klien akan menunjukkan keadaan
hiperventilasi dengan alkalosis respiratorik.
Selain hal yang telah disebutkan diatas, gangguam difusi juga ikuti berperan.
Dan pada fase ini mungkinterjadi peningkatan pintas kanan ke kiri melalui alveoli
yang tidak mengalami ventilasi. Pada fase alveola penuh dengan cairan, semua
gambaran menjadi lebih berat dan konplians akan menurun dengan nyata
(Nowak 2004). Alveoli terisi air dan pada saat yang sama aliran darah kedaerah
tersebut tetap berlangsung, maka pintas kanan dan kiri aliran darah akan
menjadi lebih berat dan akan menyebabkan hipoksemia yang rentan terhadap
peningkatan konsentrasi oksigen yang diinspirasi. Kecuali pada keadaan yang
berat, hiperventilasi dan alkalosis respiratorik akan tetap berlangsung.
Secara radiologisakan tampak gambaran infiltrat alveolar yang tersebar di
seluruh paru, terutama di daerah parahiral dan basal. Ketika klien dalam
keadaan sadar, diakan tampak menggalami sesak napas hebat dan ditandai
dengan tapiknea, takikardia, serta sianosis bila pernapasannya tidak dibantu.
Keadaan ini biasanya disebut sebagai Adult Respiratory Distress Syndrom ( ARDS
).
D. MANIFESTASIKLINIK
GejaladanTanda
a.
Distensivenajugularis,Peningkatantekananvenasentral
b.
Peningkatantekanandarah,Denyutnadipenuh,kuat
c.
Melambatnyawaktupengosonganvenavenatangan
d.
Edemaperiferdanperiorbita
e.
Asites,Efusipleura,Edemaparuakut(dispnea,takipnea,ronkibasahdiseluruhlapanganparu)
f.
Penambahanberatbadansecaracepat:penambahan2%=kelebihanringan,penambahan5%=
kelebihansedang,penambahan8%=kelebihanberat
E. PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
1. PemeriksaanLaboratorium
Penurunan hematokrit, protein serum rendah, natrium serum normal, natrium urine rendah ( <10
mEq/24jam)
2. PemeriksaanRadiologis
Pada foto torak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda
konsolidasi disekelilingnya. Kavitas ini bisa multipel atau tunggal dengan ukuran
2-20cm
F. PENATALAKSANAANMEDIS
Pada edema paru di tempat terjadinya peningkatan tekanan, dilakukan terapi bertujuan untuk
mengurangi tekanan hidrostatik yang menyebabkan edema tersebut. Prinsip dasar pengelolaannya
adalahtirahbanding,oksigenisasiyangadekuat,danpembatasangaramdalam diet.Obatobatan
yangdapatdipakaiadalahkelompokvasodilator,diuretik,danobatobataninotropik.
Tujuan terapi pada edema paru yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas adalah untuk
menghilangkanfaktorpenyebabperlukaanparu,perbaikankeadaanumumdanmemberikesempatan
pada paruparu untuk membaik, serta sejauh mungkin mengurangi tekanan yang menyebabkan
pergeserancairanmelaluibarrieryangterluka.Halinipenting,karenaterapispesifikuntukperlukaan
akutparupadaumumnyatidakada(kecualibilapenyebabnyaadalahinfeksi),danterapisuportif
merupakansatusatunyapilihan.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
1. Sistem Integumen
Subyektif : Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2. Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat,
terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
3. Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah
menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara jantung tambahan
4. Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
5. Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan
otot aksesoris pernafasan
6. Sistem genitourinaria
Subyektif : Obyektif : produksi urine menurun/normal,
7. Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
8. Studi Laboratorik :
Hb : menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar
karbon darah meningkat/normal
Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal
Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses penyakit,
kelemahan dan kelelahan
2. Gangguan pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses penyakit, atau
pengesetan ventilator tidak tepat
3. Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakeal
4. Resiko tinggi infeksi b.d pemasangan selang endotrakeal
Rencana Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses penyakit,
kelemahan dan kelelahan
Tujuan : Jalan nafas dapat dipertahankan kebersihannya
Kriteria evaluasi :
Suara nafas bersih, ronchii tidak terdengar pada seluruh lapang paru
Rencana Intervensi
Rasional
Beri bronkodilator
terdengar
ventilator
sesuai indikasi
Beri fisioterapi dada sesuai indikasi
utama
Beri bronkodilator
Kriteria evaluasi :
Gas Darah Arteri dalam keadaan normal
Rencana Tindakan
Rasional
periode penyapihan
menimbulkan ketidaknyamanan
pernafasan
klinis penderita
hiperkapnea
meningkat
Rasional
Rasional
penghisapan
sputum/jalan nafas
penghisapan lendir
nosokomial
jam
nosokomial
diketahui sebabnya
infeksi
umum/khusus organ
DAFTAR PUSTAKA