Vous êtes sur la page 1sur 24

CROSS SECTIONAL STUDY

Definisi
Adalah studi Epidemiologi yang
mempelajari Prevalensi, Distribusi,
maupun hubungan penyakit dan
paparan dengan cara mengamati
status paparan, penyakit, atau
karakteristik secara serentak pada
individu dari populasi pada satu saat.

Populasi

Pencuplikan ( Random,
Fixed Eksposure atau
Fixed disease)

Terpapar
Berpenyakit
(E+D+)

Terpapar
Tak Berpenyakit
(E+D-)

Tak Terpapar
Berpenyakit
(E-D+)

Tak Terpapar,
Tak Berpenyakit
(E-D-)

Arah Studi
Dilakukan serentak pada saat yang
sama: Non Directional

Timing Pengumpulan Data


Pengukuran paparan dan status
penyakit yang dilakukan serentak
dapat berlangsung saat ini
(Concurent) atau waktu yang lalu
(Historis)

Desain Pencuplikan
Menentukan Populasi yang akan
diteliti, kemudian melakukan
Pencuplikan Random, Fixed
Exposure atau Fixed Disease

Jenis Study
Studi Cross-Sectional Deskriptif
Studi Cross-Sectional Analitik

Studi Cross-Sectional Deskriptif


Meneliti Prevalensi Penyakit, atau
Paparan atau Keduanya

Prevalensi adalah suatu Proporsi

Kasus (Individu-individu Berpenyakit)

Disebut: Point Prevalence

(Pengukuran satu saat)


Prevalensi = Kasus / Populasi
Total

Contoh :
Prevalensi PJK diantara Kel.Terpapar
(Orang yg Tidak Aktif OR) dan Kel. Tak
Terpapar (Yg Aktif)
Olahraga

PJK +

PJK -

Total

Aktif

50 (a)

200 (b)

250 (a+b)

Tdk aktif

50 (c)

700 (d)

750 (c+d)

Total

100

900

1000

Prevalens 1
= a / (a+b) = 50 / 250
= 20%
adalah proporsi PJK diantara orang2
yg aktif OR

Prevalens 2
= c / (c+d) = 50 / 750
= 6,7%
adalah proporsi PJK diantara orang2
yg tidak aktif OR

Dapat dilakukan pada


peristiwa :

Memasuki Perguruan Tinggi


Pemeriksaan Kesehatan Pegawai
baru
Menjelang Pensiun

Tidak melakukan Follow up


pengaruh paparan terhadap
penyakit dapat meneliti pada
periode waktu : Period Prevalence
Period Prevalens biasanya untuk
penyakit-penyakit kronis yang
gejalanya intermitten

Studi Cross-Sectional Analitik


perbandingan
perbedaan Tujuan
perbedaan penyakit antara kelompok
terpapar dan kelompk tidak terpapar
Meneliti Hubungan antara paparan dan
penyakit
proporsi
orang2
Membandingkan
terpapar mengalami penyakit (a/(a+b))
dengan proporsi orang2 tidak terpapar
yg mengalami penyakit ( c/(c+d))

PEMILIHAN SAMPEL

Diajurkan Random Sampling agar


deskripsi dalam sample mewakili
(Representatif) populasi sasaran

Mekanisme :
1. Pencuplikan Random Sederhana
= (Simpel Random Sampling):
Anggota populasi mempunyai
probabilitas yang sama.

SIMPLE RANDOM
SAMPLING
POPULASI
*

* *

* *

LOTRE/ BIL.
RANDOM

*
SAMPEL

Lanjutan

Mekanisme

Disebut : Non Fixed Sampling, karena


mencuplik sample random dari
populasi pada satu titik waktu, sehingga
paparan dan status penyakit bervariasi
Tepat untuk frekuensi paparan maupun
penyakit cukup tinggi

Tidak tepat untuk frekuensi paparan


maupun penyakit yang rendah

Lanjutan

Mekanisme

2. Pencuplikan Random Kompleks.


Pencuplikan Random Berstrata
(Stratified Random Sampling)
Dimulai dari pembagian populasi
menurut strata, kmdn pencuplikan
sample random dari masing-masing
strata
Pencuplikan Random Kluster (Cluster
Random Sampling)
Dimulai dengan penentuan kluster
sebagai unit pencuplikan, kmdn
mencuplik kluster-kluster secara random

CLUSTER/AREA
RANDOM SAMPLING
-+*+*1
-**-+-+

+**--+
5
+--+*+

---+++* ++--+6
2
**-+*-+ * *+-+*
**+-+- +--+**+
3
7
+**-+- --+ +**

---+++*
2
**-+*-+
+---**+
8
+**--+-

SAMPEL
++-**-*
+-*

++---+* +---**+
4
8
***++-- +**--+RANDOMISASI
CLUSTER

RANDOMISASI
UNIT SAMPEL

STRATIFIED RANDOM
SAMPLING
* * *
- +

* * -

+ +
*

+
+

+ +
* -

- -

* * *

*
-

- - -

+ - +

- - - -

* * - * + + --

+ + +
+ + ++
stratifikasi

randomisasi

Alternatif Lain, Dapat melakukan


Pencuplikan Sampel berdasar status
paparan atau status Penyakit :
Fixed exposure sampling
Status paparan diperlakukan fixed, status
penyakit bervariasi
Terutama digunakan pada paparan langka
Fixed disease sampling
Cara pemilihan sample berdasarkan status
penyakit
Terutama digunakan pada penyakit langka

Kekuatan
Mudah dilakukan dan murah, karena

tidak perlu Follow Up


Effisien untuk mendeskripsikan distribusi
penyakit dihubungkan dengan
karakteristik populasi
Sering digunakan Administrator
Kesehatan untuk merencanakan fasilitas,
pelayanan, maupun program kesehatan

Kekuatan

Bermanfaat untuk menformulasikan

hipotesis hubungan kausal yang akan


diuji pada studi yang lain
Tidak memaksa subyek mengalami
faktor risiko
Tidak ada subyek yang kebetulan
sebagai kontrol untuk kehilangan
kesempatan mendapatkan therapi

Kelemahan
Analisis hubungan kausal paparan

dan penyakit terbatas


Ketidakpastian mana yang lebih dulu
muncul, paparan atau penyakit
Dapat digunakan sebagai data
perantara yang baik bagi studi
Longitudinal

Kelemahan dalam Penggunaan data Prevalensi,

menyebabkan terjadinya :
1.
Kelangsungan hidup selektif (Selective
Survival)
Artinya: Sebagian besar yang sakit tidak
mati tetapi tetap sakit pada saat penelitian
( Px.DM) shg yang diamati akan lebih banyak
mskpn Insidens tidak berubah.
2. Selective Mortality
Artinya: Yang sakit banyak yang segera mati
sebelum diteliti (Px. Ca. Pancreas), shg yang
diamati akan lebih sedikit mskpn Insidens tidak
berubah.

Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi