Vous êtes sur la page 1sur 23

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI

Oleh:
Farah Abidah
NIM A1H012024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014

LAPORAN PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI
KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU LM35

Oleh:
Farah Abidah
NIM A1H012024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sensor suhu merupakan alat yang digunakan untuk mengubah besaran
panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan
cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik
sesuai dengan suhunya.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki
keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor
suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedasi yang rendah dan
linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan
rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
A hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0.5 oC.
B. Tujuan
1. Mengenal dan mengetahui karakteristik (linieritas) sensor LM35.
2. Mendapatkan persamaan kalibrasi LM35.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi


untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika-elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35
memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
A hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0.5 oC pada suhu 25 oC.
Dalam keadaan normal, keluaran sensor dapat membaca kompresi suhu
1oC dengan kenaikan nilai tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35
dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan
tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 C karena terserap pada suhu
permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara
dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu
disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah
dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara
disekitarnya .
IC LM35 adalah pengindera suhu yang memberikan tegangan keluaran
berbanding lurus dengan suhu yang diukurnya dalam derajat celcius. IC LM35
mempunyai resolusi sebesar 10 mV/0C, ini berarti bahwa kalau suhu 0 0C
tegangan keluarannya sebesar 0 V. Dan jika suhu 25 0C, maka tegangan
keluarannya 10 mV x 25 = 0,25 V. Jangkauan suhu yang dapat di ukur adalah -55

C s/d 150 0C dimana konsumsi arusnya adalah < 60 mikro Ampere. Rugi rugi

kalor internya sangat kecil, sehingga kesalahan yang diadakan oleh kalor intern
pun kurang dari 0,08 0C dengan tegangan catu daya 4 V s/d 30 V.
IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1 C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang
ditangkap menjadi besaran tegangan. Jenis sensor suhu yang digunakan dalam
sistem ini adalah IC LM35, sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini sangat
sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung
kesumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubung ke ground.
Berikut adalah gambar adalah gambar IC LM35:

Gambar 1. Sensor suhu LM35


Gambar diatas menunjukkan bentuk dari LM35 tampak bawah. 3 pin
LM35 menunjukkan fungsi masing-masing pin diantaranya: pin 1 berfungsi
sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai
tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5
Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt
sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajat selsius
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

VLM35 = Suhu * 10 mV
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan
suhu setiap 1

C akan menjunjukkan tegangan sebesar 10 mV. Pada

penempatanyya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen
pada permukaan, akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 oC
karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan
selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35
sama dengan suhu sekitarnya. Jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau
jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan
dan suhu udara disekitarnya.
Jenis-jenis IC Temperatur Sensors LM35

Gambar 2. Jenis jenis LM35


Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh
interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan
didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada
kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin
untuk ditanahkan.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35.


1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10

mV/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 C pada suhu 25 C


3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1
C pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni :
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi
harus linier.
2. Tidak tergantung temperatur
Keluaran konverter tidak boleh tergantung pada temperatur di
sekelilingnya, kecuali sensor suhu.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai
masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup
besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk
mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak.
Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat
sensor tersebut berubah.

5. Batas frekuensi terendah dan tertinggi


Batas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan periodik terendah
dan tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh sensor secara benar. Pada
kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa frekuensi terendah adalah 0 Hz.
6. Stabilitas waktu
Untuk nilai masukan (input) tertentu sensor harus dapat memberikan
keluaran (output) yang tetap nilainya dalam waktu yang lama.
7. Histerisis
Gejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat pula dijumpai
pada sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu sebuah sensor dapat
memberikan keluaran yang berlainan.
Setiap sensor membutuhkan uji kalibrasi atau proses verifikasi bahwa
suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Oleh karena itu karakterisasi
sangat diperlukan sehingga dapat mengetahui apakah sensor tersebut layak pakai
atau mempunyai tingkat presisi yang tinggi dalam membaca besaran suhu.
Alat ukur perlu diteliti kalibrasinya sebelum dipergunakan agar hasil
ukurnya dapat dipercaya. Saat kalibrasi harus selalu menempatkan jarum
penunjuk pada titik nol yang sesungguhnya, saat alat ukur akan digunakan. Sering
pada sebuah alat ukur jarum penunjuk tidak berada pada titik nol yang semestinya
sehingga saat digunakan nilai baca selalu lebih besar atau lebih kecil dari yang
seharusnya sehingga menyumbang apa yang disebut ralat sistematis.
Secara umum pengertian kalibarasi di sini adalah membandingkan alat ukur kita
dengan referensi. Referensi (standar) yang digunakan dapat berupa:
1.

Standar Primer
Apabila ada standar primer maka sebaiknya acuan ini yang digunakan
untuk mengecek kalibrasi alat. NIST (National Institute of Standard and
Technology) dalam hal ini termasuk yang memiliki wewenang untuk selalu
memelihara dan menyediakan standar-standar yang diperlukan dalam
pengukuran, misalnya temperatur, massa, dan waktu.

2.

Standar Sekunder
Biasanya apabila standar primer tidak dapat ditemukan maka dapat
menggunakan standar sekunder berupa alat ukur lain yang diyakini
mempunyai akurasi yang lebih baik. Sebagai contoh, voltmeter Anda pada
waktu digunakan menunjukkan pembacaan 4,5 volt. Alat lain yang diyakini
akurasinya (standar sekunder) menghasilkan nilai 4,4 volt. Dengan ini berarti
voltmeter dapat dikalibrasi 0,1 volt lebih kecil.

3.

Standar Lain yang Diketahui


Apabila standar sekunder juga tidak dapat diperoleh, dapat
menggunakan acuan lain, misalnya nilai hasil perhitungan teoretik.
Komponen-komponen yang digunakan pada praktikum ini diantaranya :

1.

Sensor LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki
fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa
komponen

elektronika

Semiconductor. LM35

elektronika
memiliki

yang

diproduksi

keakuratan

tinggi

oleh
dan

National

kemudahan

perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus
serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Gambar 3. Sensor suhu LM35

2.

Thermometer standar (Termometer air raksa)


Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan
bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skalanya
bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus
dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka
dinding

termometer

(reservoir)

dibuat

setipis

mungkin

dan

bila

memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

Gambar 4. Termometer air raksa


3.

Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori
multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter untuk yang
baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masingmasing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Gambar 5. Multimeter digital (kiri) dan multimeter analog (kanan)


4.

Elemen Pemanas (Solder)


Solder merupakan salah-satu perkakas yang utama bagi teknisi, solder
berguna untuk memanaskan logam dan melelehkan timah solder. Penyolderan
merupakan proses penyambungan dua logam dengan menggunakan logam
campuran yang disebut timah solder, secara umum solder dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu (1) solder dengan pemanas gas (2)
solder Listrik. Tetapi disini hanya akan dibahas solder listrik saja, sedangkan
solderdengan pemanas gas tidak. Solder listrik (selanjutnya disebut solder
saja) terdiri atas 3 komponen utama, yaitu (1) Elemen pemanas, (2) Besi
solder, dan (3) Gagang.

Gambar 6. Solder
Elemen pemanas pada solder merupakan komponen yang menentukan
tingginya suhu dari solder, tingginya suhu pada elemen pemanas bergantung
pada besarnya daya elemen pemanas tersebut yang diukur dalam satuan watt,
semakin besar watt-nya maka semain tinggi suhu yang dihasilkan.
5.

Power Supply

Perangkat ini adalah instrumen sumber tegangan dan sumber arus.


Gambar 7 adalah gambar power supply yang dimiliki oleh Labdas. Jika anda
menggunakan jenis power supply seperti yang ditunjukan oleh gambar di
sebelah kanan, pastikan lampu Output menyala agar kit praktikum yang
telah anda hubungkan pada power supply tersebut bekerja.

Gambar 7. Power supply


6.

Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya
waktu yang diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang
untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu
waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu.

Gambar 8. Stopwatch
7.

Project board
Projectboard adalah suatu perangkat yang seringkali digunakan untuk
melakukan implementasi suatu rancangan rangkaian elektronik secara tidak
disolder (solderless). Implementasi rancangan yang demikian bertujuan untuk
mengujicoba rancangan tersebut yang biasanya melibatkan pasangbongkar

komponen. Bentuk implementasi lainnya adalah implementasi dengan


melakukan penyolderan komponen yang dikerjakan pada PCB (Printed
Circuit Board).

Gambar 9. Project board


Tampak pada gambar diatas bahwa projectboard memiliki lubang
lubang tempat terpasangnya kakikaki komponen dan kawat kabel. Lubang
lubang tersebut adalah sesungguhnya soketsoket dari bahan logam
(konduktor) yang tersusun sedemikian sehingga ada bagian lubanglubang
yang terhubung secara horizontal dan ada yang terhubung secara vertikal.
8.

Jepit buaya
Kabel ini adalah aksesoris osiloskop. Pada konektor BNC dan probe
kait terdapat fasilitas adjustment.

Gambar 10. BNC-probe kait dan jepit buaya

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Sensor suhu LM 35
2. Termometer
3. Elemen pemanas (Solder)
4. Multimeter
5. Stopwatch
6. Power supply
7. Terminal listrik
B. Prosedur Kerja
1.

Mengambil sebuah sensor LM35, digambar dan dicatat bentuk fisik serta
konfigurasi kaki/pin-nya pada lembar data.

2.

Mengambil sebuah unit power supply dan diatur pada tegangan 7 volt
(besarnya tegangan keluaran power supply dicatat).

3.

Power supply dimatikan dulu dan kabel konektor dipasang sesuai posisi pin
LM35 dengan power supply, yaitu :
a. Kaki 1 dengan (+) power supply
b. Kaki 2 dengan probe merah multimeter (output)
c. Kaki 3 dengan (-) power supply dan probe hitam multimeter

4.

Meletakkan sensor LM35 dan termometer standar dekat dengan sumber panas
(solder). Ukur dan catat besarnya keluaran LM35 dan suhu yang terbaca pada
thermometer standar sebelum sumber panas dihubungkan ke listrik.

5.

Menghubungkan sumber panas ke listrik dan ukur besarnya keluaran LM35


dan suhu yang terbaca pada thermometer standar tiap 3 detik selama 3 menit.
Catat data pengukuran pada lembar data.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Bentuk Fisik LM35
Tampak Atas:

Tampak Belakang:

1 2 3

3 2 1

Tampak Atas:

Tampak Bawah:

2. Data Pengukuran
Tegangan supply = 7 volt
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Waktu
3 detik
6 detik
9 detik
12 detik
15 detik
18 detik
21 detik
24 detik
27 detik
30 detik
33 detik
36 detik
39 detik
42 detik
45 detik
48 detik
51 detik
54 detik

Keluaran LM35 (volt)


316
319
320
317
319
318
320
319
318
319
318
320
318
319
319
320
320
316

Suhu Standar (C)


32
33
34
34
34
35
35
35
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61

57 detik
60 detik
63 detik
66 detik
69 detik
72 detik
75 detik
78 detik
81 detik
84 detik
87 detik
90 detik
93 detik
96 detik
99 detik
102 detik
105 detik
108 detik
111 detik
114 detik
117 detik
120 detik
123 detik
126 detik
129 detik
123 detik
126 detik
129 detik
132 detik
135 detik
138 detik
141 detik
144 detik
147 detik
150 detik
153 detik
156 detik
159 detik
162 detik
165 detik
168 detik
171 detik
174 detik

321
321
320
321
321
322
323
322
324
322
323
324
325
323
325
323
325
323
324
326
326
324
325
324
325
326
325
328
328
327
327
327
327
328
328
327
327
327
339
328
330
329
337

36
36
36
36
36
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38

62
63

177 detik
180 detik

329
331

38
38

B. Pembahasan

Pada praktikum karakteristik dan kalibrasi sensor suhu LM35 ini


menggunakan pemanas dengan solder, thermometer, stopwatch, multimeter,
power supply, sensor LM35, dan jepit buaya. Sensor LM35 si ukur keluaran
tegangan supply awal dengan menggunakan power supply dengan tegangan 7
Volt. Matikan power supply dan kabel konektor dipasang pada kaki 1 dengan (+)
power supply, kaki 2 dengan probe merah multimeter, dan kaki 3 dengan (-)
power supply dan probe hitam multimeter. Sensor LM35 dan termometer
diletakkan dekat dengan solder, kemudian ukur keluaran LM35 dan suhu
lingkungan yang terbaca pada termometer sebelum dihubungkan dengan sumber
listrik.
Tegangan supply yang diperoleh yaitu sebesar 7 Volt. Setelah semuanya
terpasang dengan baik, maka untuk memulai pengukurannya di dekatkan solder
yang telah dihubungkan dengan sumber listrik ke sensor suhu LM35 dan juga
thermometer. Sehingga dapat di ukur besarnya tegangan keluaran LM35 pada
multimeter dan besarnya suhu pada thermometer. Solder dihubungkan dengan
sumber listrik dan mengukur besar keluaran LM35 dan suhu yang terbaca pada
termometer setiap 3 detik selama 3 menit atau 180 detik.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
0 detik
5 detik
10 detik
15 detik
20 detik
25 detik
30 detik
35 detik
40 detik
45 detik

Keluaran LM35 (volt)


0.54
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.31
0.30
0.30

Suhu Standar (C)


31
31
31
31
31
31
31
31
31
31

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

50 detik
55 detik
60 detik
65 detik
70 detik
75 detik
80 detik
85 detik
90 detik
95 detik
100 detik
105 detik
110 detik
115 detik
120 detik
125 detik
130 detik
135 detik
140 detik
145 detik
150 detik
155 detik
160 detik
165 detik
170 detik
175 detik
180 detik

0.30
0.30
0.31
0.31
0.31
0.30
0.30
0.31
0.31
0.30
0.30
0.31
0.31
0.31
0.31
0.32
0.32
0.31
0.31
0.32
0.31
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32

32
32
33
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
39
39
40
40
40
40
41
41
41
41

Dari data percobaan dapat dilihat bahwa tejadi perubahan tegangan seiring
dengan perubahan suhu. Setelah dibuat grafik maka akan terlihat seperti pada
grafik di bawah, dimana diambil suatu garis linear dari kedua data tersebut yang
menghasilkan suatu persamaan y = -0,0303x + 32,563

Hubungan Antara Suhu Standar dengan LM35


50

tegangan keluaran (mV)

40

30

Linear ()
f(x) = - 0.03x + 32.56
31 R33=35
0 37 39 41
30 32 34 36 38 40
suhu (oC)

Persamaan tersebut mempunyai gradien sebesar -0,0303, ini berarti bahwa


setiap kenaikan suhu sebesar 1 oC nilai tegangan turun sebesar 0,0303 mV (0,0303
mV/0C). Hasil ini tidak sesuai dengan nilai karakteristik dari sensor LM35, yaitu
setiap kenaikan suhu sebesar 1 0C maka nilai tegangan akan naik sebesar 0,01 V
(0,01 V/0C ).
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tegangan keluaran dari sensor
LM35 berubah seiring dengan perubahan suhu pada termometer standar yang
digunakan pada praktikum ini yaitu termometer alkohol. Suhu mengalami
kenaikan dari 31C hingga mencapai 41C dalam selang waktu 5 detik selama 3
menit, sedangkan tegangan keluaran LM35 mengalami penurunan tegangan awal
pada suhu lingkungan 31 oC dari 0,54 V menjadi 0,30 V dan selanjutnya konstan
sampai detik ke 30 dan masih pada suhu 31 oC. Keluaran tegangan LM35
seharusnya naik 0,01 tiap kenaikan suhu 1 oC, tetapi hasil yang diperoleh tidak
sesuai yaitu tegangan keluaran naik turun.
Hasil dari kalibrasi tegangan keluaran sensor LM35 dan suhu pada
praktikum ini mengalami perbedaan dengan hasil pada referensi, seharusnya
sensor LM35 memiliki sensitivitas terhadap suhu atau dengan kata lain tegangan
keluarannya akan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan suhu. Hal
tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kerusakan pada power supply

atau kerusakan pada komponen lainnya yang digunakan pada praktikum kali ini
serta pembacaan keluaran dari multimeter yang kurang akurat dikarenakan
tegangan yang terbaca tidak selalu konstan.
Ketelitian dari sensor LM35 yang dipakai kurang akurat dibandingkan
karakter sensor dari pabrikasinya, sehingga perlu dikalibrasi lagi untuk setiap
sensor yang akan dipakai karena tidak semua sensor pada pabrikasi yang sama
mempunyai nilai karakterisasi yang sama dan nilai toleransi yang berbeda. IC
LM35 adalah sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran suhu
yang ditangkap menjadi besaran tegangan. Sensor ini memiliki presisi tinggi,
sangat sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35
dihubung ke sumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubung ke
ground.
Karakteristik (linearitas) LM35 melalui plot grafik hubungan antara
keluaran LM35 terhadap suhu termometer standar yaitu:
1. Dapat dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius.
2. Faktor skala linier + 10 mV/ C.
3. Tingkat akurasi 0,5 C. saat suhu kamar (25C).
4. Jangkauan suhu antara -55C sampai 150C.
5. Bekerja pada tegangan 4 volt hingga 30 volt.
6. Arus kerja kurang dari 60 A.
7. Impedansi keluaran rendah 0,1 untuk beban 1 mA.
LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100C setara
dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari
0,1C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan yang
dapat dengan mudah dianalisis besarnya.
2. Karakteristik dari sensor LM 35 adalah : Kalibrasi dalam satuan derajat
celcius; Lineritas +10 mV/ C; Akurasi 0,5 C pada suhu ruang; Range -55
C sampai + 150 oC; Dioperasikan pada catu daya 4 V 30 V; Arus yang
mengalir kurang dari 60 A; Impedansi keluaran rendah 0,1 untuk beban 1
mA.
3. Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari
suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu.
4. Persamaan kalibrasi suhu LM35 dari percobaan yang dilakukan adalah :
y = -0,0303x + 32,563
B. Saran
Alat yang digunakan pada praktikum sebaiknya dalam kondisi yang tidak
rusak, sehingga dalam pengambilan data praktikum dapat diperoleh hasil yang
akurat dan sesuai dengan referensi. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.
2011.
Karakteristik
Sensor
Suhu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karakteristik-Sensor-Suhu. Diakses pada
tanggal 08 Juni 2012.
Anonim.
2011.
Rangkaian
Sensor
Suhu
LM35.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rangkaian-sensor-suhu-LM35. Diakses pada
tanggal 08 Juni 2012.
Anonim. 2011. Sensor LM35. http://id.wikipedia.org/wiki/sensor-lm35. Diakses
pada tanggal 08 Juni 2012.
Blocher,R. 2004. Dasar Elektronika. Andi: Yogyakarta.
Dennis Roody, J. Coolen. 1986. Komunikasi Elektronika. Erlangga: Jakarta.
Erwin, Robert M. 1986. Pengantar Telekomunikasi. Elex Media Komputindo:
Jakarta.
Hayt, Wiliam, et al. 1998. Rangkaian Listrik. Erlangga: Jakarta.
Ibnu Malik, Muhammad, et al. 1973. Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031.
Elex Media Komputindo: Jakarta.
Lister. 1988. Mesin dan Pengkajian Listrik. Erlangga: Jakarta.
Saplie, Soedjana, DR., Nishino, DR. 1986. Pengukuran dan Alat-alat Ukur
Listrik. Pradnya Paramita: Jakarta.
Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi