Vous êtes sur la page 1sur 2

ASAL USUL KALI GANDONG MAGETAN

Magetan asal usul kali ini akan berbagi tentang Asal usul Kali Gandong Magetan.
Kali Gandong ini adalah sungai yang melintasi tengah kota Magetan, dan nama Kali
(sungai) Gandong ini sudah familiar di telinga warga Magetan, namun cerita asal usul
nama sungai ini dinamakan dengan Kali Gandong tidak semua warga Magetan itu
mengetahuinya.
Cerita penamaan sungai ini berawal dari ketika Kyai Mageti bersemedi di suatu
tempat yang asing dan suasananya hening di dalam hutan, yang saat ini di kenal dengan
Desa Magetan. Belum lama beliau bersemedi, beliau beliau terganggu dengan suasana
gemuruh yang berasal dari arah barat. Adapun suara itu adalah suara air bah yang
mengalir dengan deras seperti air bah yang datang di waktu musim penghujan, padahal
waktu itu adalah musim kemarau, dan ternyata air bah itu adalah air yang di giring oleh
orang sakti yang bernama Djoko Segondang.
Djoko Segondang dengan bangganya berjalan dengan diikuti oleh air bah yang
melimpah-limpah itu tiba-tiba berhenti sebelum menerjang tempat bersemedinya Kyai
Mageti, dikarenakan Djoko Segondang tidak bisa melihat jalan didepannya. Djoko
Segondang tidak bisa menentukan arah kemana ia harus mengarahkan air air bah
tersebut, karena pandangannya tersa gelap gulita, iapun berguman "Ini pasti ada orang
sakti yang sedang bertapa!".
Karena merasa ada orang sakti yang sedang bertapa di depannya, maka Djoko
segundang mengucapkan salam "Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh".
Anehnya setelah Djoko Segondang mengucapkan salam tiga kali, penglihatannya
semakin terang dan cuaca yang gelap gulita itupun semakin lama semakin terang juga.
Djoko segondang memandang kedepan tampak samar-samar ada orang yang duduk
bersemedi.
Setelah merasa yakin bahwa yang bersemedi didepan itu adalah manusia, maka
Djoko Segondangpun dengan penuh kesopanan membangunkan orang yang bersemedi
itu yang tidak lain adalah Kyai Mageti. Setelah Kyai Mageti itu menghentikan
semedinya sejenak, maka keduanyapun berbincang-bincang dengan akrabnya dan
saling menghormati.
Djoko Segondang mengaku berasal dari dukuh Segalih desa Gonggang, yang
letaknya di sebelah selatan Plaosan. Djoko Segondang memberitahukan kepada Kyai
Mageti bahwa ia sebenarnya bertujuan untuk menuju ke Madiun untuk bertemu dengan
Bapaknya.
Mendengar penuturan dari Djoko Segondang itu, Kyai Mageti termenung sejenak
dan akhirnya berkata: "Apabila ki sanak akan berjalan terus menuju arah timur, pasti
tidak kuat!", maksud dari Kyai Mageti adalah agar Djoko Segondang tidak menerjang
tempat semedinya.

Kemudian Kyai Mageti melanjutkan perkataanya:" Agar perjalanan ki sanak tidak


terganggu dan kuat, ki sanak harus berbelok ke utara sedikit, dan selanjurnya
membelok ke timur!"

Mendengar perkataan Kyai Mageti tersebut, Djoko Segondang menurutinya, dan


karena peristiwa itu Djoko Segondang berkata: " Besuk kalau ada ramainya jaman,
sungai yang saya belokkan ini saya beri nama Lepen Gandong!". Sedangkan kedung
tempat Kyai Mageti bebincang bincang dengan Djoko Segondang di namakan Kedung
Salam, karena Djoko Segondang memberikan salam tiga kali kepada Kyai Mageti.

Vous aimerez peut-être aussi