Vous êtes sur la page 1sur 6

Lembar Tugas Mahasiswa

Bayushi Eka Putra (0806323800)


Acute Myeloid Leukemia
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mekanisme pembahasan

1.

Pendahuluan
Leukemia merupakan keganasan neoplasma dari sel yang prekursornya merupakan sel
punca hematopoietik. Karakteristik utama dari leukemia adalah penggantian sumsum tulang
dengan sel neoplastik yang imatur, terus bermitosis, serta bentuknya yang tidak regular.
Hipotesis lain juga menyebutkan adanya hubungan antara leukemia akut dengan
peningkatan insidensi pada anak-anak dengan defek kongenital seperti: sindroma down
(insidensi meningkat 10 kali), vonrecklinghausens disease, dan anemia fanconi.Berdasarkan
tingkat mortalitasnya, leukemia termasuk sangat berbahaya pada
pada anak-anak
merupakan penyebab kematian akibat kanker paling tinggi antara umur 3 14 tahun.

2.

Klasifikasi Umum
Leukimia secara umum dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan lama penyakitnya:
a. Leukemia akut: suatu perjalanan penyakitnya sangat cepat dan bersifat
mematikan. Tingkat keparahan dapat digambarkan dengan: tidak diobati segera,
maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.
b. Leukimia kronis: perjalanan penyakit tidak begitu cepat. Harapan hidup
cenderung lebih baik dibandingkan dengan kasus leukimia akut; pasien dapat
bertahan lebih lama (1 - 5 tahun).
dan dibagi menjadi 2 tipe pula berdasarkan jenisnya:
a. Leukemia limfositik mempengaruhi limfosit atau sel limfoid.
b. Leukemia mieloid mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan
eosinofil.

3.

Definisi
Istilah leukemia pertama
kali
dijelaskan
oleh
Virchow sebagai darah
putih pada tahun 1874,
adalah
penyakit
neoplastik yang ditandai
dengan diferensiasi dan
proliferasi
sel
induk
hematopoetik.
(USU)Sedangkan,
definisi
leukimia
akut
adalah
munculnya
sel
blast
mencapai
20%
pada
sumsum tulang.
Leukemia
mieloid
akut
didefinisikan
sebagai
kondisi mielosit (prekursor granulosit) berubah menjadi ganas dan dengan segera akan
menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang. Produksi yang berlebihan dari sel leukimia
akan mengakibatkan terjadinya penimbunan sel-sel leukimia di dalam sumsum tulang.
Sel kanker yang dilepaskan dari sumsum tulang berpotensi untuk bermetastasis ke organ
lain, terutama karena adanya kemudahan perpindahan antar jaringan. Bentukan metastasis
dapat mengakibatkan tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit.

4.

Epidemiologi
Leukemia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada dewasa.
Leukemia mielodi akut lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%) dibandingkan anakanak (15%).(USU) Hal tersebut terbukti dengan peningkatan insidensi dengan adanya
peningkatan umur, dengan median umur pada 67 tahun.
Selain berhubungan dengan usia, leukimia juga berhubungan dengan gender, dengan rasio
laki-laki: wanita = 3.5 : 2.2. Ras juga memegang peranan penting, dengan jumlah penderita
lebih banyak berasal dari ras Asia.

5.
5.1.

Patogen dan Patofisiologi


Leukimia umum
Hingga saat ini, penyebab leukemia masih menjadi sebuah pertanyaan besar. Salah satu
yang dihipotesiskan menjadi penyebab dari leukemia adalah akibat radiasi, hal ini melihat
kasus pada meledaknya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, dimana banyak yang
menderita leukemia paska ledakan. Selain itu, dihipotesiskan juga ada hubungan antara
peningkatan insidensi leukemia pada paparan terhadap benzen dan obat antitumor lainnya,
contoh:
a. Mechlorethamine
b. Procarbazine
c. Cyclophosphamide
d. Chloramphenicol
e. epipodophyllotoxins

5.2.

Mekanisme munculnya leukimia didasari pada proses perubahan pada kode genetik yang
seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi. Waktu daur
ulang pada sel-sel leukimia cenderung lebih lambat dibandingkan sel normal dan hidup lebih
lama dibandingkan sel sejenis yang normal.
Leukimia Mieloid Akut
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia.
Tanpa proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko
menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut.
Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945
mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak
5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi.
Sebenarnya, leukimia berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu primer dan
sekunder. Pada LMA primer, biasanya leukimia munculnya secara de novo, sedangkan pada
LMA sekunder biasanya dipengaruhi oleh penyakit terdahulu seperti mielodisplasia atau
kelainan mieloproliferatif.

6.

Gejala klinis
Telah disebutkan di bagian definisi bahwa terjadi kondisi perubahan prioritas produksi sel-sel
darah, mengakibatkan gejala pansitopenia. Gambaran gejalanya:
- Infeksi
manifestasi dari berkurangnya jumlah leukosit normal
- Perdarahan kondisi ini merupakan manifestasi dari munculnya trombositopenia dan
disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Demam
demam muncul sebagai akibat dari peningkatan kejadian inflamasi dalam
tubuh
- Lemah
kondisi yang lemah dan lemas merupakan manifestasi dari kurangnya sel
darah merah (anemia)
Selain itu, pada beberapa varian, seperti pada varian tertentu, seperti pada M4 dan M3
biasanya akan terjadi hipertrofi gusi, infiltrasi, dan gangguan pada sistem saraf pusat.

7.
Diagnosis Pemeriksaan laboratorium/Pemeriksaan penunjang dan Klasifikasi
Pemeriksaan dengan menggunakan gejala klinis
cenderung kurang spesifik, sehingga sangat sulit untuk
menentukan kecurigaan hanya berdasar gejala klinis.
Pemeriksaan yang dapat diandalkan dalam pemeriksaan
leukimia mieloid akut adalah pemeriksaan hitung jenis
darah
Pemeriksaan hematologi dan biopsi sumsum tulang
dapat memberikan gambaran berupa:

Sel

darah merah
: menggambarkan kondisi
anemia normositik.
Sel darah putih
: jumlah dapat
bervariasi, baik menurun, normal, ataupun
meningkat hingga 200x109/L.
Hemoglobin
g/100 ml

: dapat kurang dari 10

Biopsi sumsum tulang


: jumlah sel darah putih abnormal. Jumlah sel blast dapat mencapai
60% - 90%. Prekusor eritroid, sel matur, dan megakariosit menurun

Biopsi sumsum tulang digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan jenis leukemia. Klasifikasi
tersebut didasarkan pada hasil pewarnaan dan berdasarkan klasifikasi French American British
(FAB) yang membagi jenis AML menjadi 8 subtipe. Setiap subtype memiliki gambaran tersendiri
yang khas.
Tabel
Nom
or
1

Jenis dan Keterangan


M1 ada gambaran granul dan batang Auer

M2 gambaran granul sitoplasmik multipel

M3 Sel blast memberikan gambaran granula prominen atau


batang Auer multipel

M4 Sel blast mengalami sedikit diferensiasi monositoid

M5A Leukimia monoblastik dengan >80%nya adalah


monoblast

M5B Leukimia monositik, tetapi moboblast <80%

M6 sel blast memberikan gambaran serupa dengan


eritroblas

Gambaran

8.

M7 leukimia megakarioblas dengan gambaran blebbing


pada sel blast

Pengobatan
Pengobatan difokuskan pada proses mengeliminasi sel-sel leukimia. Walaupun kemoterapi
yang tersedia dapat mengeliminasi sel-sel leukimia mieloid, tetapi biasanya akan
memberikan efek samping dengan gejala yang cukup berat, terutama karena obat tersebut
juga menekan aktivitias sumsum tulang, sehingga jumlah sel darah putih semakin sedikit
(terutama granulosit) dan hal ini menyebabkan penderita mudah mengalami infeksi.
Pada kasus tertentu diperlukan transfusi sel darah merah dan trombosit, karena obat-obatan
yang digunakan bersifat mielotoksik, sehingga diperlukan replacement sebagai terapi
suportif.
Obat kemoterapi yang tersedia adalah sitarabin,
daunorubisin, tioguanin, serta prednison. Obat-obat
tersebut diberikan dengan regimen:
a. Masa pengobatan awal diberikan sitarabin
(selama 7 hari) dan daunorubisin (selama 3 hari).
Kadang
diberikan
obat
tambahan
(misalnya
tioguanin atau vinkristin) dan prednison.
b.
Pada remisi, diberikan kemoterapi tambahan
(kemoterapi konsolidasi) beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah pengobatan awal

9.

Prognosis
Sebagian besar (sekitar 50-85%) penderita mengalami peningkatan angka harapan hidup
setelah diberikan pengobatan, dan 20-40% penderita tidak lagi bergejala dalam waktu 5
tahun setelah pengobatan. Pasien yang menjalani pencangkokan sumsum tulang akan
memiliki prognosis yang lebih baik, menjadi 40-50% setelah 5 tahun pengobatan.

Daftar Pustaka

Vous aimerez peut-être aussi