Vous êtes sur la page 1sur 4

LAPORAN BERPARTISIPASI DALAM MENETAPKAN BIAYA PELAYANAN GIZI

PMT PEMULIHAN BALITA GIZI KURANG


DI DESA BANYUROTO, SAWANGAN, MAGELANG, JAWA TENGAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan
Program Intervensi Gizi Masyarakat

Disusun Oleh:
YUANITA SINAR YULIANTI
NIM. P07131112104

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2015

BERPARTISIPASI DALAM MENETAPKAN BIAYA PELAYANAN GIZI


A. Sumber biaya pengadaan PMT
Sumber biaya dalam pengadaan PMT balita gizi kurang ini didapatkan dari Dana
Bantuan Pembinaan Desa dari Prodi D-3 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

B. Perhitungan Biaya Pemberian Makanan Tambahan


Biaya PMT untuk 60 hari
No
1.
2.
3.

Bahan Makanan
Susu Indomilk Coklat
Pisang Ambon
Biskuat

Banyaknya
115 ml
100 gram
4 keping

Rp 2.100,Rp 1.000,Rp 800,-

Jumlah

Rp 3.900,Rp 1.560,Rp 5.460,-

Food Cost = 40% x Rp 3.900,Unit Cost


Untuk 1 porsi
Unit Cost untuk 60 Hari

Harga

= Rp 5.460,- x 60 = Rp 327.600,-

Biaya pelayanan gizi pada PMT (pemberian makanan tambahan) pemulihan untuk
balita gizi kurang berdasarkan rekomendasi menu pada asuhan gizi kurang dengan
mengambil 3 macam makanan yaitu susu indomilk coklat, pisang ambon dan biskuat yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi sehari balita tersebut. Biaya unit
cost yang telah dihitung untuk balita usia 1-5 tahun sesuai dengan syarat PMT pemulihan,
yaitu 400-500 kkal. Sehingga didapat biaya unit cost sebesar Rp 5.460,- sehingga didapat
sebesar Rp 327.600,- selama 60 hari. Perhitungan unit cost ini hanya menggunakan variabel
tidak tetap yaitu food cost. Hal ini dikarenakan bahan makanan yang digunakan adalah
makanan siap santap, sehingga tidak dibutuhkan biaya overhead yang biasa digunakan jika
makanan dimasak sendiri.

C. Indikator penggunaan biaya PMT


1. Jumlah anak yang mendapat PMT dan hari anak mendapat makanan tambahan
pemulihan selama pelaksanaan PMT Pemulihan.
2. Status gizi balita
Penambahan berat badan balita dicatat setiap bulan. Perkembangan status gizi
balita (BB/PB atau BB/ TB) dicatat pada awal dan akhir pelaksanaan PMT Pemulihan
serta dilaporkan oleh Kepala Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Selanjutnya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan perkembangan status gizi ke
Pusat* dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi.
D. Pengawasan dan evaluasi penggunaan biaya sesuai prosedur yang berlaku
Manajemen pengawasan di tingkat kabupaten dalam hal penetapan standar program,
pelaksanaan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi pada proses pelaksanaan
program sudah baik, namun jadwal pengawasan secara kontinyu berikut form pengawasan
belum ada yang seharusnya dibuat dan dilaksanakan sesuai hasil kesepakatan rapat
koordinasi, sehingga bisa dipakai sebagai bahan dasar evaluasi program pada akhir
pelaksaaan.
Menurut penelitian Fatma Setya (2006), menganalisis hubungan fungsi manajemen
Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dengan keberhasilan program PMT ballita pemulihan di Tegal
menyebutkan bahwa pemantauan yang dilakukan pada sasaran tergantung pada kondisi
geografis desanya. Apabila desanya jauh dan geografisnya susah maka TPG lebih
memantau secara tidak langsung melalui bidan desa. Tidak ada hambatan pada TPG dalam
mengawasi bidan desa dalam pelaksanaan PMT karena sebagian besar bidan desa
bertanggung jawab terhadap tugasnya di wilayah kerjanya. Monitoring yang dilakukan TPG
belum sesuai dengan juklak tapi apa yang sudah dilakukan TPG sudah memenuhi
kebutuhan pengawasan PMT.
E. Hasil pengawasan dan evaluasi penggunaan biaya dibandingkan dengan indikator
yang ditetapkan
1. Jumlah balita yang mendapat PMT yaitu 12 balita gizi kurang yang terdapat di desa
Banyuroto dengan rincian di dusun Banyuroto, dusun Kenayan, dusun Garon, dan dusun
Sobleman. PMT pemulihan ini sebenarnya diberikan selama 60 hari, namun karena
keterbatasan waktu pelaksanaan hanya dilakukan selama 3 hari. Hal ini dikarenakan
adanya pelaksanaan asuhan gizi kurang dilakukan selama 7 hari dengan monitoring dan
evaluasi asupan makan sebanyak 3 kali.

2.

Status Gizi Balita


Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-pemulihan) sebesar 400-500 kkal
ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita terhadap berat badan dan tinggi badan
balita. Intervensi ini dilakukan pada 12 balita yang hasil sebagai berikut : BB meningkat
sebesar 75%, BB tetap sebesar 8,33%, dan BB menurun sebesar 16,67%. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa pengadaan PMT pemulihan balita gizi kurang ini dapat
dikatakan berhasil walaupun tidak sebesar 100%.

Vous aimerez peut-être aussi