Vous êtes sur la page 1sur 50

DAMPAK ERGONOMI DI

LINGKUNGAN KERJA
Sri Haryani,
SKM.,MKKK

Tujuan pembelajaran :
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui :
Pengertian / Definisi Ergonomi
Tujuan Ergonomi
Prinsip Ergonomi di tempat kerja
Interaksi antara Tugas kerja danindividu pekerja
Penyakit muskoleskeletal akibat kerja

ERGONOMI
DEFINISI:
Ilmu, seni & teknologi u/ keserasian
alat, cara kerja dan lingkungan
kerja
terhadap
kemampuan,
kebolehan
&
batasan
manusia
sehingga tercapai kondisi kerja &
lingkungannya yang sehat, aman,
nyaman & efisien sehingga tercipta
produktivitas kerja

Ergonomi berasal dari kata-kata dalam

bahasa Yunani yaitu :


~ Ergos yang berarti pekerjaan
~ Nomos yang berarti hukum
sehingga
secara harfiah dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari
hubungan
antara
manusia
dengan
pekerjaannya.

Tujuan pelaksanaan
Ergonomi

Meningkatkan efektifitas dan efisiensi

pekerjaan
Mempernyaman penggunaan
Mengurangi kesalahan
Meningkatkan produktifitas
Meningkatkan keselamatan
Mengurangi kelelahan / stress akibat pekerjaan
Mengurangi cuti sakit akibat penyakit
muskuloskelatal akibat kerja
Meningkatkan kepuasan kerja
Memperbaiki kualitas hidup

Ilmu dasar Ergonomi :


Fisiologi, Anatomi, Psikologi dan
Teknik
Bidang-bidang Ergonomi:
Non
Industri
:
biomedical
engineering,
sport
medicine,
aerospace & submarine medicine
Industri : Desain, K3

Disiplin Ilmu yg terkait :


Fisiologi
Anatomi
Kesehatan kerja
Higiene perusahaan
Arsitek
Psykologi
Teknik
Biometri
Dan lain-lain.

KELOMPOK SPESIALISASI ILMU


ERGONOMI

KELOMPOK SPESIALISASI ILMU


ERGONOMI
ERGONOMI FISIK

1.

Sikap kerja, aktifitas mengangkat beban, gerakan


repetitif, penyaki muskuloskeletal akibat kerja, tata letak
tempat kerja, keselamatan dan kesehatan kerja

2.

ERGONOMI KOGNITIF
Beban mental akibat

kerja, pengambilan
keputusan, penampilan ketrampilan kerja, interaksi
manusia mesin, pelatihan

3.

ERGONOMI ORGANISASI

Komunikasi, manajemen SDM , perencanaan tugas, perencanaan


waktu kerjam kerja sama tim kerjam perencanaan partisipasi
kerja, ergonomi komunitasm paradigma kerja yang baru,pola kerja
jarak jauh dan manajemen kualitas kerja

4.

ERGONOMI LINGKUNGA
Pencahayaan,bising, suhu

LINGKUNGAN
KAPASITAS
KERJA

BEBAN
KERJA

FISIOLOGI
TUBUH
LATIHAN

PERFORMA TUBUH

PRODUKTIVITAS KERJA

FAKTOR
PSIKOLOGIS

PENGGUNAAN TENAGA
FAAL KERJA
Fungsi tubuh saat bekerja
Hal yang perlu diperhatikan saat
kerja : sesuai kapasitas tubuh,
variasi individu dan patokan beban
kerja ( 30 - 40 % uptake O2 atau 40 %
kekuatan otot)
Kerja fisik : perpindahan tubuh,
memindahkan objek, mempertahankan sikap tubuh

Kapasitas fisik
kemampuan
orang
untuk
menerima beban fisik saat kerja
dipengaruhi
:
somatik,
pekerjaan, psikis, lingkungan &
adaptasi/ latihan
parameter :
denyut jantung, tekanan darah,
irama pernapasan, suhu tubuh,
kebutuhan kalori, kebutuhan
O2

Antropometri
Antropometri, yaitu bidang kajian

ergonomi yang berhubungan dengan


pengukuran dimensi tubuh manusia untuk
digunakan dalam perancangan peralatan
dan fasilitas sehingga sesuai dengan
pemakainya.
Ilmu yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi dan karakteristik
tubuh manusia lainnya seperti volume,
pusat gravitasi daan massa segmen tubuh
manusia.

Ukuran-ukuran bagian tubuh


manusia tergantung pada
Umur
Jenis kelamin
Ras
Pekerjaan
Periode dari masa ke masa

Umur
Dimensi tubuh manusia terus bertambah sanpai

akhir usia belasan


Dimensi tubuh konstan menjelang masa geriatri
Indiviiidu yang berumur 45 65 tahun tingginya
rata-rata berkurang 40 mm

Dimensi tubuh laki-laki lebih besar


dari wanita kecuali untuk dimensi
ukuran lebar punggul

RAS
Hasil Penelitian di Amerika (Bridger RS, 1995):
Peralatan yang didisain pas untuk 90 % laki-laki
Amerika cocok untuk :
90 % laki-laki jerman
80 % laki-laki perancis
65 % laki-laki italia
45 % laki-laki jepang
25 % laki-laki Thailand
10 % laki-laki Vietnam

Pekerjaan
Pengemudi truk biasanya lebih tinggi dan

lebih berat dari populasi pada umumnya


Pekerja tambang bawah tanah memiliki
lingkaran batang tubuh, lengan dan tungkai
yang lebih lebar

Diet dan gaya hidup dapat mengubah


dimensi tubuh manusia dari masa ke
masa. Terjadi peningkatan tinggi dan
berat badan pada individu yaang lahir
pada generasi berikutnya

APLIKASI PRINSIP ERGONOMI


DITEMPAT KERJA
1. Interaksi antara organisasi
tempat kerja dan individu pekerja
2. Interaksi lingkungan tempat
kerja dan individu kerja
Interaksi antara tempat kerja dan
individu pekerja
3. Interaksi antara jabatan dan
individu pekerja

1. Interaksi antara organisasi


a.
Budaya kerja
tempat
kerja dan individu
- Penjadwalan waktu kerja, lembur, kerja shift,
pekerja
rotas
-

Pemeliharaan mesin
Pemeriksaan kesehatan
prosedur penemparan
PelatihanK3
b.
menumbuhkan pola komunikasi, proses
pengambilan keputusan dan mekaisme umpan
balik
c.
Pekerja diikutsertakan dalam perbaikan sistem
kerja

2. Interaksi lingkungan dan


pekerja
1. Perubahan Ventilasi

2. Penyakit asma dapat

dicetuskan / ditimbulkan oleh


faktor-faktor lingkungan kerja
3. Temperatur tempat kerja
4. Pajanan terhadap vibrasi

3. Interaksi tempat kerja dan


pekerja
Lokasi kerja adalah area fisik tempat

seorang pekerja melakukan aktifitas kerja


Tempat kerja adalah lokasi ruang kerja
serta bagian dari mesin dan peralatan kerja
Contoh :
1. Meja kerja dengan komputer dan
kelengkapannya bagi seorang pekerja
pemasok data komputer
2. Meja kerja dan mikroskop bagi seorang pekerja
laboratorium
3. Meja kerja, alat patri dan peralatan kerja
lainnya bagi seorang pekerja elektonik

rtik

GANGGUAN KESEHATAN YANG


DIRASAKAN PEKERJA

4. Interaksi Jabatan dengan


pekerja
Perencanaan tugas harus berdasarkan pada :
1.Analisis tugas menurut aktifitas yg dibutuhkan

pekerja
a. analisis biomekanik (gerakan bagian tubuh,
jangkauan, kekuatan, daya tahan kecepatan) :
pekerjaan mengangkat beban /tenaga fisik yg berat
b. Audiogram
2. Pertimbangan nilai ambang batas : aktifitas
mengangkat beban, pekerjaan yg menimbulkan
vibrasi, gerakan tangan berulang
3. Pemeriksaan medis sebelum bekerja dan
pemeriksaan medis penugasan ditempat kerja yg
berisiko tinggi

5. Interaksi antara Tugas


kerja dan individu pekerja

Tugas kerja : sejumlah aktifitas yg dibebankan pada

pekerja guna tercapainya penyelesaian tujuan


fungsional khusus dari keseluruhan sistem kerja
Analisis tugas : perbandingan antara tuntutan kerja
dangan kemampuan pekerja serta sumber sistem kerja
Penampilan kerja yg optimal
- Pekerjaan mengangat beban : upaya mengurangi berat
beban
- Pekerjaan tangab berulang : mengurangi kecepatan
proses kerja, modifikasi alat bantu kerja, penyesuaian
tinggi kerja meja
- - Pekerjaan yg membutuhkan posisi tubuh dan
ekstremitas yg tepat

6. Interaksi antara desain


mesin
dan
individu
pekerja
Desain mesin yg baik harus memenuhi prinsip prinsip
dasar :
a. Tampilan dan tombol tombol pengatur harus berguna,
mudah dimengerti, mudah dilihat dna mudah dibaca
b. Memiliki tanda bahaya / alarm yang mudah menarik
perhatian
c. Dapat dikunci, sehingga tidak semua orang dapat
menghidupkan mesin
d. Memiliki sstem failsafe sehingga mesin tersebut
akan berhenti sendiri bila terjadi kesalahan yang
dilakukan oelh pekerja dalam mengoperasikan mesin
tersebut

PENGUKURAN DIMENSI
TUBUH

DIMENSI STATIS

Sikap berdiri standar


Sikap duduk standar

Terdapat 36 ukuran dimensi tubuh manusia


dalam berbagai sikap, praktisnya 18 ukuram
DIMENSI DINAMIS
Diukur pada saat tubuh dalam posisi

mengerjakan beberapa aktifitas fisik

Kerja otot statis dan dinamis


Perbedaan
Statis
kontraksi tetap
aliran darah terhambat
energi >>

Dinamis
berirama
dipompa
energi<

Efek kerja statis


tekanan kurang dari 15 - 20
% , normal tanpa keluhan
tekanan 15 - 20 %, keluhan
nyeri setelah beberapa hari
kerja
tekanan 60 %, aktivitas
terganggu

Tenaga Kerja :
Sektor Modern
Sektor Tradisional
Sektor Informal

Daftar Periksa Ergonomi


Penyimpanan dan penanganan barang /

material
Alat-alat / perkakas
Faktor keamanan pada mesin produksi
Penyempurnaan rancangan meja kerja
Pencahayaan di tempat kerja
Bangunan dan lingkungan kerja
Bahaya-bahaya lingkungan kerja
Fasilitas umum
Peralatan pelindung diri
Pengaturan pekerjaan

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang


dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat
bidang penyelidikan, yaitu:

1. Penyelidikan tentang Display.

Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang


menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan
mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk
angka-angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya.
Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya
peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang
menggambarkan perubahan variabel menurut waktu,
misalnya speedometer.

2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik


Manusia.

Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitasaktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian dipelajari
cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini
juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang
disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat
melakukan aktivitasnya.

3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat


Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan
rancangan tempat kerja yang sesuai dengan
dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat
kerja yang baik sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan
fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti
pengaturan cahaya, kebisingan suara,
temperatur, getaran dan lain-lain yang
dianggap mempengaruhi tingkah laku
manusia.

ergonomi
yang
secara
lengkap
dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z.
Sutalaksana (1979) sebagai berikut:

1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi


yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan
dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat
meminimasi konsumsi energi yang
dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi
yang berhubungan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia untuk digunakan
dalam perancangan peralatan dan fasilitas
sehingga sesuai dengan pemakainya.

3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang


berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam
melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan
otot manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang
erat kaitannya dengan masalah penginderaan
manusia, baik indera penglihatan, penciuman,
perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi
yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu
pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya
terjadinya stres dan lain sebagainya.

Kelelahan Kerja / Occupational


Fatique
Kelelahan

adalah
suatu
mekanisme
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar
dari kerusakan lebih lanjut sehingga
terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah
kelelahan biasanya menunjukkan kondisi
yang berbeda-beda dari setiap individu,
tetapi
semuanya
bermuara
kepada
kehilangan
efisiensi
dan
penurunan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.

Gejala fatigue :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rasa lemah, ngantuk, malas kerja


Sulit berpikir
Penurunan kewaspadaan
Persepsi jelek & lambat
Hilang kemauan bekerja
Penurunan performa tubuh & mental

Terdapat

dua jenis kelelahan,


kelelahan otot dan kelelahan umum.

yaitu

Kelelahan otot merupakan tremor pada otot

atau perasaan nyeri pada otot.


kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya

kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh


monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton),
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan
lingkungan, kondisi mental dan psikologis,
status kesehatan, dan gizi.

Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di

dalam tubuh manusia dan menimbulkan


perasaan lelah yang dapat menyebabkan
seseorang berhenti bekerja (beraktivitas).

Kelelahan dapat diatasi dengan beristirahat

untuk
menyegarkan
tubuh.
Apabila
kelelahan tidak segera diatasi dan pekerja
dipakasa
untuk
terus
bekerja,
maka
kelelahan akan semakin parah dan dapat
mengurangi produktivitas pekerja. Kelelahan
sama halnya dengan keadaan lapar dan
haus sebagai suatu mekanisme untuk
mendukung kehidupan.

Di samping kelelahan otot dan kelelahan umum,

Grandjean (1988) juga mengklasifikasikan


kelelahan ke dalam 7 bagian yaitu:

Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata


Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat

beban fisik yang berlebihan


Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh
pekerjaan mental atau intelektual
Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh
tekanan berlebihan pada salah satu bagian sistem
psikomotor, seperti pada pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan
Pekerjaan yang bersifat monoton
Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek
jangka panjang
Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam,
dan memulai periode tidur yang baru

Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang


kelelahan otot, yaitu
Teori kimia dan teori syaraf pusat.
1.Teori kimia menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan
adalah akibat berkurangnya cadangan energy dan
meningkatnya sisa metabolism sebagai penyebab
hilangnya efisiensi otot.
Sumamur menyatakan bahwa produktivitas mulai
menurun setelah empat jam bekerja terus menerus
(apapun jenis pekerjaannya) yang disebabkan oleh
menurunnya kadar gula di dalam darah. Itulah
sebabnya istirahat sangat diperlukan minimal
setengah jam setelah empat jam bekerja terus
menerus agar pekerja memperoleh kesempatan
untuk makan dan menambah energy yang
diperlukan tubuh untuk bekerja.

2.Teori syaraf pusat menjelaskan bahwa bahwa


perubahan kimia hanya merupakan penunjang
proses. Perubahan kimia yang terjadi menyebabkan
dihantarkannya rangsangan syaraf melalui syaraf
sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan
otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusatpusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga
frekuensi potensial kegiatan pada sel syaraf
menjadi berkurang dan menyebabkan menurunnya
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta
gerakan atas perintah menjadi lambat. Sehingga
semakin lambat gerakan seseorang menunjukkan
semakin lelah kondisi seseorang.

Pengukuran Kelelahan

Sampai saat ini belum ada cara untuk


mengukur tingkat kelelahan secara
langsung. Pengukuran-pengukuran yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya
berupa indikator yang menunjukkan
terjadinya kelelahan akibat kerja. Grandjean
(1993) dalam Tarwaka et al (2004)
mengelompokkan metode pengukuran
kelelahan dalam beberapa kelompok, yaitu:

Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan


Uji psikomotor
Uji hilangnya kelipan (flicker-fusion test)
Perasaan kelelahan secara subjektif
Uji mental

Muscular Fatigue
Penyebab
Perubahan biokimiawi oleh metabolisme
Hambatan aliran listrik syaraf
Ditandai dengan
Penurunan kekuatan kontraksi
Kontraksi & relaksasi melambat
Pemanjangan latensi

MANAJEMEN FATIGUE
Lama Kerja : 8jam/ hari; 40 jam/mg
Lembur tidak melebihi 3 jam/hari;
Istirahat minimal jam setelah 4 jam kerja
Beban kerja sedang-berat: istirahat pendek

10-15 menit tiap 2 jam


Shift pendek :2-2-2 atau 2-2-3

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi