Vous êtes sur la page 1sur 11

SINTESA ASPIRIN

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam salisilat adalah senyawa berupa serbuk putih yang hampir
tidak berbau, yang sedikit larut dalam bagian air dan dalam bagian
etanol 95%. Mudah larut dalam kloroform P dan eter P. Asam salisilat
dapat diperoleh dengan hasil hampir kuantitatif melalui reaksi natrium
fenolat dan karbondioksida pada 125 oC dan 4-7 bar dan kemudian
dihidrolisis.
Asam salisilat hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang
rendah. Karena timbulnya rangsangan pada mukosa lambung akibat
diperlukannya dosis tinggi, maka asam salisilat hanya dipergunakan
dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting adalah asam
asetil

salisilat

yang

aktivitas

analgetik,

antipiretik

tetapi

juga

antiflogistiknya besar dan yang lebih dikenal sebagai acetosal atau


aspirin. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan
digolongkan kedalam obat bebas. Selain sebagai prototipe, obat ini
juga digunakan sebagai standar dalam menilai efek obat sejenis.
Mengingat pentingnya kegunaan dari asam salisilat, maka
penting bagi seorang farmasi untuk mengetahui sifat-sifat dari
senyawa ini, terutama cara mensintesis atau pembuatannya, juga
prinsip-prinsip yang terjadi pada reaksi pembuatan aspirin sehingga
kita akan mampu membuat obat dengan kualitas yang baik.
1.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk melakukan
sintesis aspirin dengan metode asetilasi.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk melakukan
sintesis aspirin berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat
dengan anhidrat asetat dengan penambahan asam sulfat sebagai
katalisator.
1.4 Prinsip Percobaan
YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
Pembuatan aspirin berdasarkan reaksi asetilasi antara asam
salisilat dengan anhidrat asetat dengan penambahan asam sulfat
dengan katalisator dengan melakukan pemanasan terhadap larutan
untuk meningkatkan kelarutan zat dan kemudian didinginkan hingga
terbentuk kristal asam asetilsalisilat, lalu dilanjutkan dengan proses
pemurnian dan rekristalisasi dan menghitung nilai rendamennya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum

YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
Asam asetilsalisilat adalah senyawa berupa kristal tidak
berwarna, yang sedikit larut dalam air, sebaliknya mudah larut dalam
pelarut organik polar seperti etanol. Dibandingkan asam salisilat,
asam asetilsalisilat merupakan asam yang lebih lemah. Pada
pelarutan dengan penambahan basa akan terjadi hidrolisis yang cepat
atau lambat menjadi salisilat dan asetat tanpa tergantung pada
konsentrasi ion OH-. Selain itu dalam suasana asam juga akan
terhidrolisis. Untuk menghindari penguraian ini, (bau asam asetat)
harus dibuat bebas dari kelembapan udara. Untuk membuat larutan
injeksi yang pekat dalam air digunakan D,L-lisin mono asetilsalisilat
yang merupakan garam lisin asam asetilsalisilat. Asam salisilat dapat
diperoleh menurut cara Kolbe-Schmitt dengan hasil hampir kuantitatif
melalui reaksi natrium fenolat dan karbondioksida pada 125 oC dan 4-7
bar dan kemudian dihidrolisis. Asam asetilsalisilat diperoleh dengan
cara asetilasi asam salisilat dengan katalisis proton. (Schunack,
1990).
Sejak zaman dulu, efek dari Cortex salicis telah dikenal dan
simplisia ini cukup luas penggunaannya sebagai obat. Zat berkhasiat
di sini adalah salisilat, yang terjadi dari O-hidroksibenzena-zilalkohol
setelah reaksi metabolisme oksidatif. Kandungan sesungguhnya dari
simplisia ini adalah saligenin, yang pemutusan glikosidanya mudah
terjadi (Ebel, 1992).
Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan
analgetik yang rendah. Karena timbulnya rangsangan pada mukosa
lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka asam salisilat hanya
dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting
adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi
juga antiflogistiknya besar (Ebel, 1992).
Untuk pemurniaan dilakukan dengan kristalisasi bertingkat
dengan solvent 50% alkohol dan 50% air. Mengetes kemurniaan :
YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
aspirin dilarutkan dalam alkohol kemudiaan di tambah larutan FeCl.
Kalau tidak terjadi perubahan warna berarti telah murni, kalau terjadi
warna violet masih mengandung asam salisilat belum bereaksi
(Respati, 1986).
Pada orang sehat aspirin menyebabkan perpanjangan massa
pendarahan. Hal ini bukan karena hipoprotrombinaemia, tetapi karena
asetil siklo-oksigenase trombosit sehingga pembentukan TXA2
terhambat. Efek salisilat pada pernafasan sangat penting dimengerti,
karena gejala pada pernafasan tercermin seriusnya keseimbangan
gangguan asam-basa dalam darah. Salisilat menghambat pernafasan
baik secara langsung, maupun tidak langsung. Pada dosis terapi
salisilat

mempertinggi

Peninggalan

PCO2

konsumsi

akan

oksigen

merangsang

dan

produksi

pernapasan

CO 2.

sehingga

pengeluaran CO2 melalui alveoli bertambah dan P CO2 dalam plasma


turun. Meningkatnya ventilasi ini pada awalnya ditandai dengan
pernapasan yang lebih dalam sedangkan frekuensi hanya sedikit
bertambah, seperti pada latihan fisik atau menghisap banyak CO 2.
Lebih lanjut salisilat mencapai medulla, merangsang langsung pusat
pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi dengan pernapasan yang
dalam dan cepat. Pada keadaan intoksikasi, hal ini berlanjut menjadi
alkalosis respiratoar (Ganiswarna,1995).
2.2 Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama lain

: Air suling

BM / RM

: 18,02 / H2O

Pemerian

: cairanjernih; tidakberwarna; tidak


berbau; tidakmempunyai rasa.

Kegunaaan

: Pelarut

Penyimpanan

: Dalamwadahtertutupbaik

YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
2. Acidum acetic anhidrate (Ditjen POM, 1979)
Namaresmi

: Acidum acetic anhidrate

Nama lain

: Asamasetatanhidrat

BM / RM

: (CH3CO)2O

Pemerian

: cairanjernihtidakberwarna, berbautajam,
mengandungkurangdari 95,0% C4H6O3

Kelarutan

: Dapatbercampurdengan air danetanol


95% P

Kegunaan

: sebagaipelarut

Penyimpanan

: Dalamtertutupbaik

3. Asamsalisilat (Ditjen POM, 1979)


Namaresmi

: AcidumSalicylicum

Nama lain

: Asamsalisilat

RM / BM

: C7H6O3 / 138,12

Pemerian

: Hablurringantakberwarnaatauserbuk
Berwarna, tidakberbau rasa agakmanis

Kelarutan

: Larutdalam 550 bagian air dandalam 4


bagianetanol

95 % P.

Kegunaan

: Bahandasarsintesis aspirin

Penyimpanan

: dalamwadahtertutupbaik

4. Asamsulfat (Ditjen POM, 1979)


Namaresmi

: Acidumsulfuricum

Nama lain

: Asamsulfat

Pemerian

: Cairan kental seperti minyak korosif,


Tidak berwarna, menimbulkan panas.

Kelarutan

: Bercampur dengan air dan etanol

Kegunaan

: Pelarut murni

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)


Timbang 2,0 g (0,015 mol) kristal asam salisilat dan tempatkan
dalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 5 ml (0,05 mol) anhidrat asetat,
YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
diikuti dengan 5 tetes asam sulfat pekat dari pipet tetes, dan kocok
hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas air selama 5-10
menit. Lalu erlenmeyer didinginkan pada temperatur kamar hingga
dimana asam asetil salisilat akan menjadi kristal sari campuran reaksi.
Jika tidak, gores dalam tangas es (wadah es) hingga kristal terbentuk.
Tambahkan 50 ml air dan dinginkan campuran dalam tangas es hingga
proses kristalisasi berlangsung sempurna.
Kumpul
hasil
(Kristal)
secara

penyaringan

vakum

menggunakan penyaring Buchner. Filtrat dapat digunakan untuk


membersihkan Erlemenyer hingga semua Kristal telah dikumpulkan.
Cuci Kristal beberapa kali dengan sdikit bagian air dingin. Lanjutkan
penarikan udara Kristal pada penyaringan Buchner secara penyedotan
(suction) hingga Kristal bebas dari pelarut. Timbang dan hitung hasil
kasarnya.
Pemurnian :
Kedalammasing-masing 3 bagian tabung uji yang mengandung
5 ml air dilarutkan sedikit Kristal dengan beberapa fenol, asam salisilat
dan hasil kasar (Kristal aspirin). Tambahkan satu atau dua tetes
larutan FeCl3 1 % ke tiap-tiap tabung dan catat warna. Pembentukan
kompleks besi-fenol dengan Fe (III) memberikan warna merah hingga
violet, yang dipercaya bahwa partikel phenol masih ada.
Pindahkan padatan kasar ke gelas kimia 250 ml dan tabahkna
25 ml larutan natrium bikarbonat jenuh. Aduk hingga tanda (bunyi)
reaksi berhenti. Saring larutan dengan penyedotan menggunakan
corong Buchner. beberapa polimer yang merupakan reaksi samping.
Cuci gelas piala dan corong 5 10 ml air. Buat campuran 3,5 ml asam
klorida pekat dan 10 ml air dalam gelas piala 100 ml. hati-hati
menuang filtrate ke dalam campuran sambil diaduk. Aspirin akan
diendapkan.
Dinginkan campuran dalam es (tangas), saring padatan dengan
penyedotan menggunakan penyaring Buchner, tekan cairan dari
YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
Kristal dengan penutup bersih dan cuci Kristal dengan air dingin. Air
yang akan digunakan dalam tahap ini adalah air es. Tempatkan Kristal
pada gelas arloji untuk dikeringkan. Timbang hasilnya, tentukan titik
leburnya (135-136oC) dan hitung nilainya dalam persen. Uji terhadap
adanya asam salisilat yang tidak bereaksi menggunkan besi (III)
klorida.
Rekristalisasi :
Air tidak cocok sebagai pelarut untuk kristalisasi karena aspirin
akan terhidrolisis sebagian dengan pemanasan dalam air. Dilarutkan
sedikit sampel dari hasil akhir dalam sejumlah kecil benzene panas,
campuran dipanaskan di penangas air. Jika masih ada padatan yang
tersisa, saring larutan panas dari penyaring yang ditempatkan dalam
corong

yang

sebelumnya

dipanaskan

terlebih

dahulu

lalu

menuangkan benzene panas. Pada pendinginan pada temperatur


kamar, aspirin akan merekristalisasi. Jika tidak tambahkan petroleum
eter dan dinginkan sedikit larutan (benzene membeku pada 5 0C)
dalam air es, sambil digosok dinding gelas dengan menggunakan
batang pengaduk. Kumpulkan produk (Kristal) secara penyaringan
vakum dengan menggunkan corong Hirsch. Jangan lupa menguji
Kristal dengan FeCL3.

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat

YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah baskom,
Erlenmeyer 250 ml, gelas piala 250 ml, gelas ukur, penangas air,
pipet volume, dan batang pengaduk.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah
Aluminium foil, aquadest, asam sulfat pekat, asam salisilat, asam
asetat anhidrat, es batu, kapas ,kertas timbang.
3.3 Cara Kerja
1. Ditimbang asam salisilat sebanyak 2 gram dan di tambahkan
dengan 5 ml anhidrid asetat
2. Ditambahkan dengan 5 tetes asam sulfat pekat
3. Larutan tadi dipanaskan selama 5 10 menit di nyala penangas
air
4. Larutan didinginkan pada suhu kamar dan dinding erlenmeyer
digores-gores hingga terbentuk kristal, jika belum terbentuk
erlenmeyer didinginkan di baskom berisi es sambil terus digoresgores dindingnya.
5. Jika sudah terbentuk kristal, larutan tersebut ditambahkan
dengan aquadest 50 ml
6. Disaring hingga didapatkan padatan
7. Padatan tersebut di simpan di atas alfol
8. Dikeringkan, dan timbang beratnya

BAB 4 HASIL PENGAMATAN


4.1 Hasil
Penambahan zat
Asam salisilat ditambahkan
anhidrat asetat
Penambahan asam sulfat pekat
YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

Perubahan
Berwarna putih susu
Berwarna bening
RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
Dipanaskan
didinginkan
Ditetesi FeCl3

Berwarna bening
Terbentuk kristal aspirin putih
Berwarna kuning

Perhitung % rendamen:
% rendamen
= berat secara praktek
Berat secara teori

X 100%

= 3,1 gram / 2,007 gram X 100%


= 154,45%
4.2

Pembahasan
Aspirin atau asetosal atau asam asetil salisilat adalah turunan dari
senyawa asam salisilat yang diperoleh dari simplisia tumbuhan Cortex
salicis. Aspirin merupakan obat yang berfungsi sebagai anti piretikum, anti
inflamasi dan anti rematikum, ada banyak sediaan aspirin dan beredar
dipasaran, misalnya dalam bentuk lainnya, tapi rata-rata semuanya
memiliki fungsi yang sama.
Pada pembuatan atau sintesa aspirin ini digunakan anhidrida asetat
dimaksudkan karena anhidrida asetat tidak mengandung air dan akan
dengan mudah menyerap air sehingga air yang dapat menghidrolisis
aspirin menjadi salisilat dan asetat dapat dihindari. Penambahan asam,
sulfat pekat pada larutan campuran asam salisilat dengan anhidrida asetat
adalah berfungsi sebagai katalisator, jadi asam sulfat berfungsi untuk
mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi
sehingga energi yang diperlukan dalam sintesa sedikit, jadi reaksi berjalan
lebih cepat. Setelah asam salisilat tercampur sempurna maka larutan
dipanaskan

dengan

menggunakan

penangas

air,

bertujuan

untuk

menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada bahan sehingga aspirin


yang diperoleh nanti memiliki kemurnian tinggi. Selain itu fungsi dari
pemanasan adalah untuk mempercepat kelarutan dari asam salisilat
sehingga dapat bercampur dengan sempurna, hal ini dikarenakan proses
pemanasan akan mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul yang
ada dalam larutan sehingga laju reaksi akan semakin cepat dan reaksi
berjalan cepat. Setelah dipanaskan, erlenmeyer didinginkan terlebih dahulu
pada suhu kamar hingga dingin. Erlenmeyer tidak langsung diletakkan

YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN
pada wadah berisi es batu dikarenakan perubahan suhu yang terlalu tajam
dapat mengakibatkan erlenmeyer pecah. Ketika didinginkan dinding
erlenmeyer di gores-gores dengan menggunakan batang pengaduk
bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal aspirin. Setelah
terbentuk kristal aspirin, pada erlenmeyer ditambahkan air sebanyak 50 ml
hal ini bertujuan agar reaksi pembentukan kristal berjalan sempurna dan
dimaksudkan untuk menghindari hidrolisis akibat kelebihan asam yang
terdapat

dikristal

aspirin.

Kemudian

dilakukan

penyaringan

untuk

mendapatkan kristal aspirin yang ada pada larutan.

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan untuk tetap mematuhi aturan laboratorium
agar praktikum dapat berlangsung dengan lancar

YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

SINTESA ASPIRIN

DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2015., Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis.,
Laboratorium Kimia Farmasi Jurusan Farmasi Universitas Muslim
Indonesia., Makassar.
Dirjen

POM.,
1979.,
Farmakope
Indonesia
Edisi
DepartemenKesehatanRepublik Indonesia., Jakarta.

III.,

Ebel, Siegrfried., 1992., ObatSintetik. Buku Ajar danBukuPegangan,


GadjahMada University Press., Yogyakarta.
Ganiswarna,
S.G.,
Setiabudy,
R.,
danNafrialdi.,
FarmaklogidanTerapi edisike IV, UI-Press : Jakarta.
Ir,

Respati. 1986.Penghantarkimia
Yogyakarta

organic

jld

1995,

1.Aksarabaru

Schunack, Walter., 1990., SenyawaObat., GadjahMada University


Press., Yogyakarta.

YUDHI NURYADIN
150 2013 0052

RIZKY RAHMAWATI ALAMI

Vous aimerez peut-être aussi