Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
The purpose of this study was to identify the use of four pesticides on vegetable crops
and compare the use of pesticides on vegetable crops in the four farmers who never
had a course (Field school of Integrated Pest Management/IPM) and never get the
courses (Not Field School of Integrated Pest Management/No-IPM). The research was
conducted from April to December 2006 continued in August 2010 to February 2011, at
the study site Nganjuk, Kediri, Malang and Probolinggo. Respondents were farmers
Allium sp, Capsicum sp, Solanum tuberosum and Brassica oleracea as many as 224
people (112 SLPHT farmers and 112 Non SLPHT farmers) taken in acidental sampling.
The basic method of research used is descriptive analytical, with a non-parametric
statistical analysis with the help of SPSS version 16.0 software. The results showed
that in (1) accuracy type category 70.53% is not appropriate, (2) accuracy of the dose
93.75% is not appropriate category, 3) timeliness of the application 94,29% category
are not exactly, (4) the precision of how the application proper 63,4 % is categories not
appropriate (5) the precision of the target 84,37% are category appropriate. As for the
results of the comparison between SLPHT farmers and Non SLPHT indicates the
existence of a difference in the significance of the variable precision commodities
Allium sp, Brassica oleracea and Solanum tuberosum.
Keywords: use of pesticides, plant vegetables, farmer
PENDAHULUAN
Pada sektor pertanian tanaman
sayuran mempunyai peranan penting
karena sayuran merupakan tanaman
hortikultura penting yang mengandung
nutrisi tinggi, terutama vitamin, mineral
serta serat yang tinggi. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan sayuran bagi
penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta
penduduk (tahun 2010) (BPS 2010),
pemenuhan
bahan
baku
industri,
membuka lapangan kerja juga untuk
meningkatkan pendapatan negara pada
sektor pertanian, pemerintah telah
merah
pada
tiga kecamatan
di
Kabupaten Brebes dengan kategori
ringan hingga sedang yang mencapai
25,57% dari total petani sampel (Nuryana
2005).
Sebagai
antisipasi
terhadap
bahaya pestisida diperlukan pengaturan
dan
pembatasan
melalui
regulasi
pemerintah pada tingkat nasional dan
regional (Higley LG. and Wintersteen
WK. 1992). Untuk mengantisipasi hal
tersebut diperlukan data-data
dasar
melalui studi penggunaan pestisida oleh
petani tanaman sayuran. Untuk itu
penelitian ini untuk menjawab pertanyaan
sejauhmana penggunaan pestisida pada
petani sayuran di Propinsi Jawa Timur?.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut
maka tujuan penelitian ini untuk
mengukur
ketepatan
penggunaan
pestisida pada tanaman sayuran di
propinsi
Jawa
Timur
dan
membandingkan penggunaan pestisida
oleh petani tanaman sayuran SLPHT dan
Non SLPHT.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April sampai bulan Desember 2006
dan dilanjutkan pada bulan Agustus 2010
sampai Februari 2011. Lokasi penelitian
di sentra pertanian sayuran meliputi
Kabupaten Nganjuk, Kediri, Malang dan
Probolinggo. Untuk pengukuran tingkat
penggunaan pestisida oleh petani
sayuran, data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner dengan teknik
wawancara langsung dan observasi.
Responden yang dijadikan sampel
adalah petani pengguna pestisida di
lapangan sebanyak 224 petani SLPHT
dan Non SLPHT yang diambil dengan
teknik acidental sampling. Komoditas
yang menjadi obyek penelitian meliputi
petani
bawang
merah
(Allium
ascalonicum L), cabai (Capsicum sp),
kubis (Brassica oleracea L) dan kentang
(Solanum tuberosum L). Jumlah sampel
masing-masing komoditas 28 petani
SLPHT dan 28 petani non SLPHT.
penggunaan
dengan
mempertimbangkan
aspek kesehatan
manusia
aplikasi (topi,
kacamata,
masker, sarung
tangan, baju
lengan panjang,
celana panjang
dan sepatu
Keterangan : tepat (kode 2) dan tidak tepat (kode 1)
Penggunaan pestisida oleh petani
dianalisis secara diskriptif dengan
distribusi frekwensi sedangkan untuk
membandingkan kedua kelompok petani
SLPHT dan Non SLPHT dianalisis
dengan statistik non parametrik secara
komparatif dengan bantuan komputer
menggunakan software Statistic Product
and Service Solutions (SPSS version
16.0) melalui uji statistik Mann whitny
pada taraf siknifikan : 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketepatan Penggunaan Pestisida oleh
petani tanaman sayuran
1) Ketepatan Jenis Pestisida
Sebagaimana
dijelaskan
yang
dimaksud dengan tepat jenis adalah
ketepatan petani dalam menggunakan
pesisida sesuai dengan jenis organisme
pengganggu tanaman (OPT), misalnya
insektisida
untuk
mengendalikan
serangga,
herbisida
untuk
mengendalikan gulma, dan lain-lain.
Hasil
survei
lapangan
dengan
menggunakan kuesioner dan observasi
pada empat komoditas dapat dilihat pada
Tabel 2.
Pada komoditas bawang merah,
kubis dan kentang, baik pada petani
SLPHT dan Non SLPHT macam
pestisida yang paling banyak digunakan
dalam satu musim tanam > 6 macam
formulasi. Bahkan pada budidaya
tanaman bawang merah dan kentang
formulasi yang digunakan antara 7-9
macam setiap musim tanam. Macam
pestisida yang digunakan oleh petani
pada umumnya adalah jenis herbisida
(minimal 1 macam), insektisida (minimal
2 macam), fungisida (minimal 2 mcam),
perekat (minimal 1 mcam) dan ZPT.
Adapun
akarisida,
bakterisida,
molluskisida, rodentisida dan lainnya
jarang digunakan. Sesuai dengan
Herawaty
dan
Nadhira
(2008)
menyatakan bahwa pemakaian pestisida
pada tanaman sayuran per aplikasi
menggunakan dua sampai empat macam
formulasi mencapai 88,9 persen.
Tabel 2 Jenis pestisida yang banyak digunakan oleh petani SLPHT dan Non
SLPHT pada komodite cabai di provinsi Jawa Timur tahun 2006
SLPHT
Non SLPHT
Kriteria
Komoditas Jumlah
Jenis
n
%
n
%
Pestisida
Cabai
1-2
Tidak
macam
Tepat
3-4
2
7,14
3
10,71
macam
5-6
8
28,57
6
21,43
macam
>6
18
64,29
19
67,86
macam
Jumlah
28
100,00
28
100,00
Bawang
1-3
Tidak
Merah
Jumlah
Kubis
Jumlah
Kentang
Jumlah
macam
4-6
macam
7-9
macam
>9
macam
1-2
macam
3-4
macam
5-6
macam
>6
macam
1-3
macam
4-6
macam
7-9
macam
>9
macam
Tepat
10
35,71
10,71
17
60,71
18
64,29
3,57
25,00
28
-
100,00
-
28
-
100,00
-
10,71
7,14
11
39,29
11
39,29
14
50,00
15
53,57
28
-
100,00
-
28
-
100,00
-
2,50
7,14
15
53,57
18
64,29
28,57
28,57
28
100,00
28
100,00
Tidak
Tepat
Tidak
Tepat
2) Ketepatan sasaran
Tabel 3 menggambarkan bahwa
ketepatan sasaran penggunaan pestisida
pada tanaman sayuan dikategorikan
tepat. Hal ini ditunjukan dominansi
persentase distribusi frekwensi tepat
pada tanaman Cabai dengan nilai ratarata 85,72 % (SLPHT maupun Non
SLPHT), Bawang Merah 83,14 %, Kubis
91,07 % dan Kentang 78,57%.
Berdasarkan data tersebut maka dapat
disimpulkan
bahwa
penggunaan
pestisida
pada
tanaman
sayuran
dikategorikan tepat sasaran. Meskipun
sebagian
kecil
petani
sayuran
dikategorikan tidak tepat sasaran dalam
.
Komoditas
Cabai
Jumlah
Bawang
Merah
Jumlah
Kubis
Jumlah
Kentang
Jumlah
n
25
3
28
24
4
28
27
1
28
23
5
28
%
89,29
10,71
100
85.71
14,29
100
96,43
3,57
100
82,14
17,86
100
23
5
28
22
6
28
24
4
28
21
7
28
Non SLPHT
n
%
82,14
17,86
100
78,57
21,43
100
85,71
14,29
100
75,00
25,00
100
Kriteria
Tepat
Tidak Tepat
Tepat
Tidak Tepat
Tepat
Tidak Tepat
Tepat
Tidak Tepat
3) Ketepatan Dosis
Tabel 4 Ketepatan dosis pestisida yang digunakan oleh petani SLPHT dan Non
SLPHT pada tanaman sayuran utama di Jawa Timur tahun 2006
Komoditas
Cabai
Jumlah
Bawang
Merah
Jumlah
Kubis
Jumlah
Kentang
Jumlah
Ketepatan
Dosis
= Dosis
< Dosis
> Dosis
2 x Dosis
>2 x
Dosis
= Dosis
< Dosis
> Dosis
2 x Dosis
> x Dosis
= Dosis
< Dosis
> Dosis
2 x Dosis
>2 x
Dosis
= Dosis
< Dosis
> Dosis
2 x Dosis
>2 x
Dosis
SLPHT
%
9
32,14
2
7,14
12
42,86
3
10,71
2
7,14
Non SLPHT
n
%
2
7,14
3
10,71
14
50,00
4
14,29
5
17,86
28
8
9
11
28
2
3
13
7
1
100
28,57
32,14
39,29
100
7,14
10,71
46,43
25,00
3,57
28
4
16
7
28
1
1
16
9
1
100
14,29
57,14
25,00
100
3,57
3,57
57,14
32,14
3,57
28
4
4
20
100
14,29
14,29
71,43
28
4
6
18
100
14,29
21,43
64,29
28
100
28
100
Kriteria
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tabel 5 Waktu penyemprotan pestisida oleh petani SLPHT dan Non SLPHT
pada tanaman sayuran utama di propinsi Jawa Timur tahun 2006
Komoditas
Cabai
Jumlah
Bawang
merah
Jumlah
Kubis
Jumlah
Kentang
Jumlah
Ketepatan
waktu
Ambang
ekonomi
Pengamata
n dan
terjadwal
Terjadwal
Ambang
ekonomi
Pengamata
n dan
terjadwal
Terjadwal
Ambang
ekonomi
Pengamata
n dan
terjadwal
Terjadwal
Ambang
ekonomi
Pengamata
n dan
terjadwal
Terjadwal
n
4
SLPHT
%
14,29
Non SLPHT
n
%
-
12
42,86
32,14
12
28
4
42,86
100
14,29
19
28
1
67,86
100
3,57
32,14
10
35,71
15
28
3
53,57
100
10,71
17
28
-
60,71
100
-
32,145
25,00
16
28
3
57,71
100
10.71
23
28
-
82,4
100
-
11
39,29
25,00
14
28
50,00
100
21
28
75,00
100
Kriteria
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tabel 6 Cara penggunaan pestisida oleh petani SLPHT dan Non SLPHT pada
tanaman sayuran utama di propinsi Jawa Timur tahun 2006
SLPHT
n
%
19
67,86
9
32,14
Non SLPHT
n
%
10
35,71
18
64,29
Jumlah
Bawang
merah
28
15
13
100
53,57
46,43
28
9
19
100
32,14
67,86
Jumlah
Kubis
28
20
8
100
71,43
28,57
28
16
12
100
57,14
42,85
Jumlah
Kentang
28
27
1
100
96,43
3,57
28
26
2
100
92,86
7,14
Jumlah
28
100
28
100
Komoditas
Cabai
Kriteria
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
tetapi
juga
dapat
mengakibatkan
kerugian. Maka penggunaan pestisida
secara bijaksana menjadi penting.
Kaidah penggunaan pestisida yang
dimaksud adalah penerapan prinsip 5
(lima) tepat yakni sasaran, jenis, dosis,
waktu dan cara (Dirjen Sarprastan,
2010). Hasil pengolahan data dengan uji
statistik Mann Whitny dengan bantuan
software SPSS version 16.0 for
windows,perbadingan
penggunaan
pestisida pada tanaman sayuran di Jawa
Timur oleh petani SLPHT dan Non
SLPHT, disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 menunjukkan bahwa
penggunaan pestisida pada petani
masing-masing komoditas menunjukkan
perbedaan yang siknifikan 35.% dan
yang tidak signifikan 65 % dari sub
variabel. Hal ini menggambarkan bahwa
pada petani SLPHT dan Non SLPHT
secara
umum
perilaku
dalam
penggunaan pestisida tidak berbeda
nyata pada taraf : 0,05.
No
Indikator
1
1.
2
Tepat Jenis
2.
Tepat Dosis
0,745
0,040
0,480
0,061
3.
0,530
0,549
0,164
0,583
4.
Tepat
Sasaran
Tepat Waktu
0,078
0,031
0,112
0,036
5.
Tepat Cara
0,108
0,017
0,269
0,556
Berdasarkan
Tabel
7
diatas`menggambarkan
bahwa
implementasi kebijakan penggunaan
pestisida pada tanaman sayuran di Jawa
Timur banyak yang tidak tepat dan
cenderung tidak berbeda nyata antara
kedua
petani.
Sebagaimana
data
ketepatan jenis yang diperoleh pada
tanaman cabai tidak berbeda nyata
antara petani SLPHT dan Non SLPHT
hal ini disebabkan oleh banyaknya jenis
hama dan penyakit yang menyerang
tanaman cabai mulai dari gulma, lalat
buah, kutu daun, trips, Antracnose, virus,
virus kuning dan Bakteri. Sehingga
petani
ada
kecenderungan
untuk
menggunakan formulasi lebih dari 6
(enam) macam formulasi pestisida, pada
petani SLPHT (64,29 %) dan 5-6 macam
pestisida (28,57 %) pada petani Non
SLPHT (67,86 %) serta 5-6 macam jenis
21,43%. Sesuai dengan pendapat
Kruniasih dan Paramita (2006) yang
menyatakan bahwa pada budidaya
tanaman sayuran penggunaan pestisida
dalam pengendalian OPT tanaman lebih
dari 3 macam formulasi pestisida, hal ini
sangat tergantung pada tingkat dan
macam serangan OPT.
Pada komoditas bawang merah,
kubis dan kentang, baik pada petani
SLPHT dan Non SLPHT macam
pestisida yang paling banyak digunakan
dalam satu musim tanam > 6 macam
formulasi (>53%). Bahkan pada budidaya
KESIMPULAN
Penggunaan
pestisida
pada
tanaman sayuran pada empat komoditi
dikategorikan tidak tepat kecuali variabel
ketepatan sasaran jenis tanaman dan
organisme
sasaran.
Penggunaan
pestisida oleh petani SLPHT dan Non
SLPHT menunjukkan tidak berbeda
nyata kecuali pada (1) ketepatan jenis
pada petani Allium sp, Brassica oleracea
L dan Solanum tuberosum L, (2) tepat
waktu pada petani Capsicum sp dan
Solanum tuberosum L.
]DAFTAR PUSTAKA
BPS Jatim (2010) Jumlah Penduduk
Jatim Tahun 2010. Surabaya.
Badan Pusat Statistik.
Direktorat
Ditjen
Perlindungan Hortikultura.
2009. Data Serangan OPT
Sayuran
Nasional.Jakarta.
Direktorat
Perlindungan
Hortikultura.
Herawaty,
Nuryana.