Vous êtes sur la page 1sur 16

Aplikasi Karbohidrat

oleh Stephanie Sabhaninidta (1406575241)


Abstrak
Karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai sumber energy (glukosa),
cadangan makanan (pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Selain itu juga karbohidrat ternyata
memiliki aplikasi yang beragam dalam kehidupan sehari-hari manusia. Terutama dalam sektor
pangan, karbohidrat dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan yaitu terigu dan juga
sebagai pemanis alami. Dalam sektor farmasi atau biomedicine juga karbohidrat adalah salah satu
bahan pokok dalam hal pengantar obat seperti obat untuk kanker. Ditambah lagi kegunaan
karbohidrat dalam sektor industri sangat berguna sebagai bahan utama pembentuk polimer yang
dapat dimanfaatkan sebagai
Kata Kunci: polimer, biodegradable, unit, monomer, terapi, kanker, sintesis, dendrimers, hidrogel,
nanopartikel, hidroksil, purifikasi, emulsifikasi, carbon, hidrogen, gel, biopolimer, petrokimia
Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O.
Tipe karbohidrat
Monosakarida
Monosakarida adalah suatu karbohidrat yang tersederhana yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil lagi.
- Glukosa / gula anggur banyak terdapat dalam buah , jagung, dan madu.
- Fruktosa terdapat bersama dengan glukosa dan sukrosa dalam buah-buahan dan madu.
- Galaktosa, sumber dapat diperoleh dari laktosa yang dihidrolisis melalui pencernaan
makanan kita.
Disakarida
Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida.
- Maltosa (glukosa + glukosa), tidak dapat difermentasi bakteri kolon dengan mudah, maka
digunakan dalam makanan bayi, susu bubuk beragi (malted milk)
- Laktosa (glukosa + galaktosa), terdapat dalam susu sapi dan 5-8% dalam susu ibu.
- Sukrosa (glukosa + fruktosa), ialah gula pasir biasa. Bila dipanaskan akan membentuk gula
invert berwarna coklat yang disebut karamel. Digunakan untuk pembuatan es krim, minuman
ringan, dan permen.
Polisakarida
Polisakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari banyak monosakarida. Kegunaan
hidrokarbon pada polisakarida dalam bidang pangan seperti beras, pati, jagung, dll.
1. Pangan
a. Industri Tepung
Tepung Gandum (wheat flour)
Tepung gandum (wheat flour) merupakan tepung yang terbuat dari hasil penggilingan
gandum untuk dikonsumsi manusia. Biasanya lebih banyak diproduksi daripada jenis
tepung-tepung lain
Tepung gandum diklasifikasikan dalam dua jenis :
- Wheat hard flour (mengandung gluten kadar tinggi)
- Wheat soft flour (mengandung gluten kadar rendah)
Pada wheat flour yang kadar karbohidratnya cukup tinggi yaitu sekitar 72.57 gram per
100 g wheat flour. Jenis karbohidrat yang terdapat pada wheat flour adalah pati
(starch) yang merupakan polisakarida.Selain itu juga terdapat Dextrine, malt sugar and
dextrose amylase enzyme yang menyusun jenis-jenis karbohidrat pada wheat flour.

Dekstrin adalah campuran dari polimer unit D-glukosa dihubungkan oleh ikatan
glikosidik -(1 4) atau -(1 6). Berikut adalah diagram proses pengolahan tepung
gandum

Gambar 1. Diagram Proses Pembuatan Tepung Gandum


Sumber: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=

Wheat flour biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pasta atau roti,
tergantung dari jenis wheat flour yang digunakan. Pasta biasanya dibuat dari wheat
flour yang mengandung gluten tinggi, karena gluten biasanya dapat meningkatkan
elastisitas adonan dan memudahkan pembentukan dari pasta itu sendiri. Sedangkan
untuk pembuatan roti tepung wheat flour yang digunakan biasanya disebut bread flour,
yang dibentuk dari hard wheat, mengandung protein dengan kadar tinggi (sekitar 10%13%), untuk membantu pengembangan ragi saat pembuatan roti.

Tepung Jagung
Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang
dihancurkan. Secara umum, karakteristik tepung jagung adalah tidak cepat menyerap
air, tidak keras dan tidak mudah hancur sehingga cocok untuk membuat adonan yang
renyah.Tepung jagung memiliki tekstur agak kasar, kandungan gluten relatif rendah (<
1%) dengan sifat amilograf tergolong viskositas dingin (240620 BU)
Proses pembuatan tepung jagung Secara garis besar, pembuatan tepung jagung
dibedakan menjadi 2 metode, yaitu :
- Metode basah
- Metode kering
Perbedaan keduanya hanya pada bagian awalnya setelah jagung disosoh. Pada
metode basah, jagung direndam terlebih dahulu, sedangkan di metode kering tidak ada
proses perendaman.

Gambar 2 Proses Pembuatan Tepung Jagung


Sumber: http://blogs.rsc.org/jm/files/2011/04/GA8.gif&imgrefurl

Selain dengan metode perendaman air, proses penepungan jagung juga dapat
dilakukan dengan menggunakan larutan kapur. Pada metode ini, biji jagung direndam
dengan larutan kapur (5%) selama 24 jam kemudian dikeringkan sampai kadar air
14%, digiling dan diayak menjadi tepung. Penggunaan larutan kapur 5% dapat
melepaskan perikarp dalam jumlah yang besar. Selain itu juga dapat ditambahkan
calsium hidroksida (CaOH) atau kapur tohor atau lime dengan konsentrasi
penambahan harus lebih rendah dari 5%. Adapun konsentrasi yang sering digunakan
adalah 1%. Penambahan lime akan menghancurkan pericarp dan kemudian terbuang
selama pencucian. Penambahan lime juga akan mengurangi jumlah mikroba,
memperbaiki tekstur, aroma, warna, dan umur simpan tepung.
Pada prinsipnya penggilingan biji jagung menjadi tepung adalah proses pemisahan
perikarp, endosperm dan lembaga dan dilanjutkan dengan proses pengecilan ukuran.
Perikarp harus dipisahkan pada proses pembuatan tepung karena kandungan seratnya
tinggi sehingga membuat tepung bertekstur kasar. Pada proses pembuatan tepung,
dilakukan pemisahan lembaga karena tanpa pemisahan lembaga akan menyebabkan
tepung mudah tengik. Tip cap atau bagian pangkal juga harus dipisahkan karena dapat
membuat tepung menjadi kasar. Pada pembuatan tepung, endosperm merupakan
bagian yang digiling menjadi tepung.
Penepungan dengan metode basah (perendaman) menghasilkan rendemen tepung
lebih tinggi dibandingkan dengan metode kering. Namun, kandungan nutrisi tepung
lebih tinggi pada penepungan dengan metode kering. Karena sifat-sifatnya, tepung
jagung sering digunakan untuk membuat cookies atau biskuit-biskuit renyah atau kue
kering

Tepung Beras
Tepung beras merupakan butiran putih halus yang dibuat dari beras yang ditumbuk.
Beras yang dipakai bisa berbagai macam beras, bisa beras putih biasa ataupun beras
merah dan beras hitam. Masing-masing jenis beras nantinya akan mempengaruhi
kandungan nilai gizinya.
CARA PEMBUATAN
1) Beras diayak atau ditampi untuk menghilangkan kotoran seperti kerikil,
sekam, dan gabah.
2) Beras yang sudah bersih, kemudian digiling sampai halus dengan menggunakan
penggiling hammer mill yang berpenyaring 80 mesh.

Beras dapat dicuci terlebih dahulu sampai bersih, kemudian direndam di dalam
air yang mengandung natrium bisulfit, 1 ppm (1 g natrium bisulfit di dalam 1 m3
air ) selama 6 jam.
Setelah itu beras ditiriskan dan dikeringkan sehingga dihasilkan beras lembab.
Selanjutnya beras lembab ini digiling sampai halus. Beras lembab ini lebih
mudah dihaluskan sehingga penggilingannya lebih cepat dan hemat energi.
Setelah digiling, tepung beras perlu dijemur atau dikeringkan sampai kadar air
dibawah 14%.

Tepung beras atau tepung adalah bahan secara luas dikenal untuk mengobati noda,
keriput dan pigmentasi. Bahkan, bahan ini telah digunakan sebagai perawatan
kulit anti-penuaan di banyak negara Asia selama berabad-abad. Para gadis di Jepang,
menggunakan bubuk beras dalam rutinitas kecantikan mereka dan meskipun riasan
tebal mereka, kulit mereka tetap porselen halus.
Tepung beras memiliki sifat exfoliating dan sehingga dapat membantu menjaga kulit
tampak cerah. Selain itu, bubuk beras memiliki struktur kimia yang mirip dengan
ceramide, dan meningkatkan produksi kolagen ceramide untuk membuat kulit lebih
kenyal. Tepung beras termasuk pada tepung gluten-free. Banyak dipakai untuk
membuat kue tradisional (kue mangkuk), atau pelapis gorengan karena sifatnya
renyah.
b. Pemanis Alami
Zat pemanis alami berfungsi sebagai sumber energi. Pemanis ini dapat diperoleh dari
tumbuhan sepeti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu zat pemanis alami dapat pula diperoleh
dari buah-buahan dan madu. Bahan pemanis alami diasilkan dari pengolahan bahan yang
dihasilkan secara alami atau dari pengolahan nabati. Sumber bahan alami adalah
karbohidrat, terutama karbohidrat yang digolongkan dalam monosakarida (glukosa,
fruktosa, laktosa) dan disakarida (maltosa, sukrosa, dan galaktosa). Sumber karbohidrat
tersebut sebagian besar dihasilkan dari sari pohon tebu, dapat juga dari hasil pengolahan
(hidrolisis) karbohidrat dari umbi-umbian, antara lain bit, ketela, kentang, dan lain-lain.
Beberapa contoh sumber pemanis alami adalah
:
Madu. Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan mempunyai
kandungan fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang banyak terdapat dalam buah
sehingga sering juga disebut sebagai gula buah. Madu mengandung fruktosa sekitar
41 %, 35% glukosa, dan 1,9 % sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis,
mempunyai tingkat kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak terdapat
dalam gula pasir. Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana), fruktosa
mempunyai indeks glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak cepat menaikkan kadar
gula dalam tubuh. Madu juga diketahui mengandung 80% karbohidrat, 0,5 % protein,
asam amino, vitamin, dan mineral. Dalam satu sendok makan madu terkandung sekitar
60 70 kalori. Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.

Gula aren. Gula aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan karbohidrat
yang disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah atau
dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren
mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi. Gula aren
mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir sehingga
lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan. Dan indeks glikemik gula aren
sekitar 35.

Stevia. Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis yang unik dan
khas tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Daun stevia mengandung 3
glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan dulkosida yang mempunyai ikatan dengan
karbohidrat seperti dengan glukosa, fruktosa, silosa, arabinosa. Stevia juga
mengandung mineral, beberapa vitamin dan sedikit protein. Tubuh Anda tidak dapat

mencerna daun stevia maka tidak terjadi penyerapan karbohidrat. Sehingga, tidak ada
kalori yang dihasilkan dan indeks glisemiknya rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30
300 kali dibanding gula pasir. Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia
alaminya yang bernama steviosida. Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita
diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan. Hebatnya, stevia juga
memiliki sifat antibiotik ringan seperti mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang
menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi.

Gula kelapa. Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida sukrosa
atau sakarosa. Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa mempunyai kandungan
kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gula pasir.

Gula jagung. Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung, mempunyai
kandungan monosakarida berupa glukosa. Daya kemanisannya lebih rendah daripada
gula pasir maupun gula merah.

Kandungan karbohidrat yang terkandung didalamnya meliputi:


Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula
pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut
melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di
Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak
sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu. Adapun rumus
molekulnya yaitu :

Gambar 3. Struktur Sukrosa


Sumber: https://croisant.files.wordpress.com/2013/09/gambar-1-4.png?w=642

Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam
jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu
gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa
pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk
karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.

Gambar 4. Struktur Glukosa


Sumber: https://ringkasanmateri.files.wordpress.com/2010/08/untitled-7-copy.png

Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa
mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya
berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah
sehingga menimbulkan rasa manis

Gambar 5. Struktur Fruktosa


Sumber: https://ringkasanmateri.files.wordpress.com/2010/08/untitled-7-copy.png

Galaktosa
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan
tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.

Gambar 6. Struktur Galaktosa

Sumber: https://ringkasanmateri.files.wordpress.com/2010/08/untitled-7-copy.png

Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat
di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.

Gambar 7. Struktur Manosa


Sumber: https://ringkasanmateri.files.wordpress.com/2010/08/untitled-7-copy.png

Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya
sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan
salah satu unsur dari pentosa.

Gambar 8. Struktur Pentosa


Sumber: https://oktavianipratama.files.wordpress.com/2013/04/untitled.png

Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian
berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.Strukturnya yaitu

Gambar 9. Struktur Maltosa


Sumber: https://croisant.files.wordpress.com/2013/09/gambar-1-6.png?w=642

Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan
satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap
laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam
saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap
laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya
paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada
disakarida lain.Strukturnya yaitu

Gambar 10. Struktur Laktosa


Sumber: https://croisant.files.wordpress.com/2013/09/gambar-1-5.png?w=642

Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari
glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam
glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Struktur kimianya dapat dilihat di bawah.
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes,
seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60%
bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati
menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada
sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare pada
pasien diabetes.
Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa.
Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo
manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan
dalam industri pangan.
Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gila
jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga
terdapat dalam serangga.
Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdfapat dalam
banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini mempunyai tingkat
relatif kemanisan yang sangat tinggi terhadap sukrosa yaitu 550-750 kalinya.
Keuntungan lain pemanis ini adalah sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan
tidak merusak gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari rendahnya kalori yang dihasilkan
yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh, sehingga dapat digunakan untuk penderita
diabetes dan program penurunan berat badan.
Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari 6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan 6-Ox-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi
palatinosa, pemurnian, dan rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok di konsumsi
untuk penderita diabetes militus.
Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran sukrosa dan fruktosa
sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim dextranase dari Leuconostoc
mesenteroides dan dikembangkan oleh Pfeifer dan Langen (Jerman)
Masih banyak sebenarnya pilihan bahan pemanis alternatif yang aman dan bergizi
yang dapat digunakan produsen untuk substitusi bahan pemanis sintetis di industri
makanan dan minuman. Tetapi bagaimanapun penggunaan ini harus didasari oleh
niat baik produsen untuk menghasilkan produknya yang bergizi serta sehat dan tidak
hanya menitikberatkan pada besarnya keuntungan semata.
Keberhasilan ini tentunya harus ditunjang peran aktif pihak pengawas, yaitu Badan
POM dan Depkes di dalam implementasi fungsi pengawasan peredaran makanan
dan minuman yang sehat, terutama dalam merekomendasikan jenis pemanis yang
aman.
Palatinosa
Palatinosa merupakan turunan sukrosa sebagai hasil proses enzimatis. Enzim yang
digunakan adalah x-glukosil transferase dari Protanimobacler rubrum. Palatinosa

mempunyai kemanisan lebih rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai
keuntungan dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4 kkal/gram.
Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang potensial adalah xylitol.
Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan bernama Emil Fischer dan
Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi Xylitol baru dinyatakan aman untuk
penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol dengan rumus umum C5H12O3.Sifat-sifat
kimia dan fisika lain dari xylitol antara lain berbentuk serbuk, berwarna putih, dan
tidak berbau. Tingkat kemanisan 1,2-0,8 kali dari sukrosa bergantung pada pH
larutan, tetapi lebih manis dari sorbitol dan manitol. Kelarutan dalam air pada 20
derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml. Sedikit larut dalam alkohol, pH larutan antara 57, dan nilai kalori rendah
Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara alami banyak ditemukan
pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry, wortel, bayam, selada dan bunga
kol. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan
bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose menggunakan
larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi dilakukan menggunakan proses
enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast seperti candida dan saccharomyces.
Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang menarik, aman bagi
kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak merusak gigi (non cariogenik). Juga
membantu menurunkan pembentukan carries dan plaque pada gigi sehingga banyak
digunakan untuk campuran pasta gigi Untuk mengatur metabolismenya tidak
memerlukan insulin, sehingga menguntungkan bagi penderita diabetes, mempunyai
efek sensasi dingin yang menyenangkan, tahan panas dan tidak mengalami
karamelisa
Produk dari pemanis alami antara lain gula pasir (sukrosa), gula batu, gula merah,
gula aren dan gula cair. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan kita
akan mengalami resiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya
sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami.

2. Biomedical
a. Biopolimer
Biopolimer adalah polimer yang secara alami ditemukan di alam.
Seperti polimer, biopolimer atau polimer organik adalah rantai molekul yang terdiri dari
komposisi kimia tepat dimana unit-unit disusun dan bisa sangat panjang. Awalan bio berarti
bahwa mereka diproduksi oleh organisme hidup dan dengan demikian dapat terurai secara
alami. Biopolimer dapat disintesis dari monomer-monomer organik diperoleh dari bahanbahan non migas seperti biomassa, serat alam, atau bahan selulosa lainnya.
Biopolimer dapat digolongkan dalam tiga kelompok, tergantung pada sifat dari unit kimia
berulang yang mereka buat, terdiri dari: (i) polysakarida terbuat dari gula, (ii) protein asam
amino, dan (iii) asam nukleat nukleotida. Zat tersebut merupakan contoh-biopolimer untuk
masing-masing kelompok: selulosa (ditemukan pada tumbuhan), mioglobin (otot), dan DNA
(bahan genetik dari organisme tertentu). Pada Novozymes, mereka memproduksi
makromolekul dua kelas pertama, yaitu polisakarida dan protein. Kanji, protein dan peptida,
serta DNA dan RNA ialah contoh biopolimer, di mana unit monomernya berturut-turut adalah
glukosa, asam amino, serta asam nukleat.
Aplikasi biopolimer sangat luas, terutama digunakan pada pada aplikasi farmasi dan
biomedis biopolimer. Misalnya, banyak aplikasi dari asam hyaluronic. Suntikan intra-artikular
solusi hyaluronic atau gel di lutut bisa menghilangkan rasa sakit pada pasien rematik hingga
6 bulan yang mengarah ke perbaikan serius mobilitas mereka. Secara umum, biopolimer
adalah eksipien yang ideal, fondasi, operator dan agen pelindung yang digunakan untuk

meningkatkan kinerja molekul biologis aktif lainnya dalam suatu produk. Mereka juga dapat
dimodifikasi untuk melayani tujuan tertentu yang menjelaskan banyak aplikasi potensial.
Tidak seperti polimer sintetis yang bahan baku bisa berasal dari petrokimia atau proses
kimia, biopolimer yang dihasilkan dari sumber daya terbarukan seperti tanaman dan atau
organisme hidup. Mereka dapat terdegradasi oleh proses alam, mikroorganisme dan enzim
ke entitas unsur yang dapat diserap di lingkungan. Sehingga biopolimer menawarkan
kemungkinan untuk menciptakan industri yang berkelanjutan dan mengurangi emisi CO2.
Hal ini artinya biopolimer lebih ramah lingkungan sehingga termasuk dalam eko-material.
b. Dendrimers

Gambar 11. Struktur dendrimers


Sumber http://www.starpharma.com/technology/what_are_dendrimers
Dendrimer merupakan polimer yang bercabang banyak, terdiri dari inti, kulit dalam dan
kulit luar. Struktur dendrimer sangat unik dengan cabang yang tersusun rapi menjadikannya
lebih stabil dibanding polimer biasa dan dapat diaplikasinya diberbagai bidang seperti
farmasi, proses industri dan katalis. Sampai saat ini dendrimer disintesis dengan
menggunakan bahan sintetik yang tidak ramah lingkungan. Dilain pihak, Indonesia memiliki
bahan alam trigliserida yang mudah terurai dan merupakan sumber yang dapat
diperbaharui. Trigliserida merupakan bahan utama pembentuk minyak nabati seperti minyak
kelapa sawit. Trigliserida dengan gugus hydroxyl berpotensi diolah menjadi dendrimer.
Proses sintesa dendrimer dilakukan melalui empat tahap, yaitu proses
hidrolisis/esterifikasi, amidasi, polimerisasi dan aktivasi katalis atau uap hydrogen pada
suhu tinggi. Untuk mengetahui gugus fungsi, struktur dan karakteristik setiap proses,
dilakukan analisis dan evaluasi secara spektrofotometri, scattering teknik, dan mikroskopi
(SEM). Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapatkan metoda optimal
pembuatan katalis dendrimer yang dapat diaplikasikan untuk proses derivatisasi bahan
alam.
Penggunaan dendrimer pada sistem biologi berkembang pesat selama dekade terakhir
ini. Hal ini memberi harapan dalam pengantaran obat yang spesisfik dan sistem diagnosa
yang lebih baik. Teknologi dendrimer yang saat ini tengah dikembangkan oleh berbagai grup
riset, diharapkan menjadi wahana pengangkut obat sampai ke sasarannya. Pengiriman
senyawa toksik langsung ke target sel yang diinginkan yaitu sel kanker merupakan model
pengobatan kanker yang ideal. Dengan tersedianya teknologi penghantaran obat yang baik
(targetted drug delivery), maka obat secara cerdas dapat menemukan targetnya, yaitu sel
kanker sehingga meningkatkan efek anti kankernya serta menurunkan efek toksiknya
terhadap sel yang sehat.
Dendrimer akan membawa muatan berupa obat, pengenal, dan pengait (linker).
Sebagai pengenal, asam folat yang diikatkan pada dendrimer, akan berjabat tangan
dengan reseptor pada sel kanker. Hasil dari jabat tangan ini maka dendrimer beserta
muatannya akan diijinkan masuk ke dalam sel yang sulit ditembus dengan cara biasa.
Suasana cairan diluar dan didalam sel berbeda tingkat keasamannya, maka pengait akan
mudah terlepas sehingga obat berada dalam posisi bebas dan siap melakukan tugasnya
untuk menghantam seluruh isi sel.
c. Hydrogel

Hidrogel adalah sebuah contoh dari material pintar yang dapat mengubah strukturnya
sendiri sebagai respon dari konsentrasi garam, pH, dan temperatur. Struktur dari Hidrogel
adalah polimer garis bersilang yang mempunyai kelompok hidrofilik. Biasanya, polimer
tersebut mengandung gugus karboksilat dan asam. Salah satu polimer yang umum
digunakan untuk membuat hidrogel adalah natrium poliakrilat atau tata nama yang resminya
adalah poli (natrium propenoat). Struktur unit yang berulangnya dapat diihat seperti gambar
dibawah ini:

Gambar 12 Struktur berulang atrium poliakrilat


Sumber http://www.google.co.id/imgres?imgurl=

Rantai polimer biasanya tersedia dalam bentuk molekul acak yang tergulung. Ketika ion
Na+ hilang (ketika menghilangkan kandungan garam) maka muatan negatif dari ion oksida
sepanjang rantai polimer akan menolak satu sama lainnya dan rantai polimer akan condong
untuk melepaskan lilitannya seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 13. Rantai polimer hidrogel


Sumber http://www.gcsescience.com/hydrogel-hydrogen-bonding.gif&imgrefurl=

Kemudian molekul air akan tertarik kepada muatan negatif pada ikatan hidrogen.

Gambar 14. Ikatan hidrogen dengan molekul air


Sumber http://www.gcsescience.com/o70.htm&h=439&w=506&tbnid=-

Pada tahapan ini hidrogel akan menyerap air murni 500 kali lipat lebih dari beratnya
sendiri, namun menyerap lebih sedikit air garam. kemampuan hidrogel untuk menyerap air
yang sangat banyak ini menyebabkan hidrogel sangat berguna untuk lapisan popok bayi
dan hal lainnya. Ketika garam ditambahkan kedalam hidrogel, rantai polimernya akan mulai
untuk mengubah bentuknya dan air akan hilang dari gelnya.

Gambar 15. Reaksi netralisasi pada hidrogel


Sumber: http://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://www.nature.com/nmat/journal/v7/n4/images/nmat2147-

Gambar diatas melukiskan mengenai pengolahan hidrogel


a) Hidrogel yang telah ternetralisir secara penuh akan terbentuk dari pengolahan
berulang alkohol gel dengan NaOH dan air. Hidrogel yang terlah ternetralisir akan
menyusut sebagai hasil dari perpindahan silang secara fisikal.
b) Jika reaksi netralisasi terganggu oleh pengangkatan gel dari wadah NaOH, maka
sebuah larutan interfasa akan terbentuk dan terjadi kondensasi rantai polimer residu
(panah keriting hijau). Bagian inter-membran terbentuk dari kondensasi lengkap
akan rantai polimer.
Hidrogel disentesis untuk memperpanjang masa tahanan gel pada terapi sebagai sistem
pengantara obat. Bahan utama dari polimer seperti yang terkandung dalam polimer
karbohidrat dapat dimanfaatkan yaitu, , - carrageenan telah banyak digunakan untuk
hidrogel. Kalsium karbonat dan natrium bikarbonat ditambah sebagai agen pengampungan
ke dalam setiap formulasi -carrageenan untuk memberi kesan terapung. Hidrogel ini
berpotensi untuk diapplikasikan dalam industri farmaseutikal.
d. Nanoparticel
Nanopartikel adalah partikel koloid dengan ukuran lebih kecil dari 1 mm (10 nm -1000
nm). Senyawa aktif tersebut dapat di hadapkan dalam bermacam-macam keadaan
keadaan fisik. Dapatdilarutkan dalam matrik polimer, dapatdienkapsulasi, atau
dapatdiabsorbsi atau dilekatkanpada permukaan permbawa koloid. Ada dua definisi dalam

persyaratan ikatan obat.Nanocapsule mempunyai struktur kulit-inti (sebuah system


penyimpanan), sementara Nanospheremewakili sebuah matrix-system. Sebagian besar
didesain untuk pembawa parenteral.

Macam-macam tipe nanopartikel:


a. Nanocapsule
b. Nanosphere
c. Coated nanosphere
Manfaat:
Memungkinkan pengendalian pelepasan obat dan targetting obat.
Meningkatkan stabilitas obat.
Kemungkinan untuk memasukkan obat lipofilik dan hidrofilik.
Pembawa tidak biotoksis.
Menghindarkan pelarut organic.
Tidak bermasalah mengenai produksi dan sterilisasi skala besar.
PREPARASI/PEMBUATAN
Teknik yang digunakan untuk pembuatan nanopartikel pada umumnya diklasifikasikan
dalam dua grup.
Didalam grup pertama nanopartikel dibentuk dari pembentukan polimer awal. Polimer
tersebut melingkupi kedua polimer sintetik tidak larut-air dan larut-air, semisintetik, atau
alami.
Alternative lainnya, nanopartikel dibuat melalui bermacam-macam reaksi polimerisasi
monomer lipofilik atau hidrofilik.
Group I
o High Shear Homogenization and Ultrasound: untuk memproduksi nanodispersi lipid
padat.
o High Pressure Homogenization (HPH): untuk produksi nanoemulsi pada nutrisi
parenteral.
o Hot Homogenization: untuk menurunkan ukuran partikel dan meningkatkan laju
degradasi obat dan pembawa.
o Cold Homogenization: untuk mengatasi masalah hot homogenization yaitu:
(1)temperature menginduksi degradasi obat.
(2)distribusi obat ke dalam fase air selama homogenisasi.
(3)Komplesksitas dari tahapan kristalisasi dari nanoemulsi membawa beberapa
modifikasi dan supercooled melts.
o Emulsifikasi/evaporasi pelarut:
lipid padat dilarutkan dalam sebuah pelarut organic water-immiscible (contoh
sikloheksan/kloroform) yangdiemulsifikasi dalam fase cair.
o Metode Salting-Out:
larutan tersaturasi elektrolit mengandung hidrokoloid (polivinil alcohol) ditambahkan
pada larutan aseton dari polimer ke bentuk emulsi O/W. Sejumlah air atau larutan
PEG secukupnya ditambahkan untuk membiarkan difusi sempurna dari aseton
kedalam fase ammmmmir, kemudian menginduksikan penyusunan dari
nanosphere.
o Metode Emulsi-Difusi:
cairan gel dari hidrokoloid (gelatin) ditambahkan pada larutan polimer yang
dilarutkan dalam benzyl alcohol ke bentuk emulsi W/O. Sejumlah besar air
kemudian ditambahkan ke emulsi dalam perintah untuk membiarkan difusi
sempurna dari pelarut organic kedalam air, membawa presipitasidari polimer
sebagai nanosfer.
o Metode Presipitasi/pengendapan:

Polimer dilarutkan dalam pelarut water-miscible (aseton) dan dicampur ke


nonpelarut (air yg mengandung surfaktan) yang membawa pengendapan dari
nanosphere.
Injeksi Pelarut:
Nanopartikel hanya diproduksi dengan pelarut yang diditribusi dengan cepat ke
dalam fase cair (contoh: etanol, aseton, DMSO) sementara partikel besar diporel
dengan lebih banyak pelarut lipofilik.
Terbatas untuk lipid yang dilarutkan dalam pelarut organic polar. Manfaat metode ini
adalah menghindari kenaikan suhu dan tekanan tinggi.

Grup II
Mekanisme Polimerisasi Emulsi:
Monomer diemulsifikasi dalam sebuah immiscible fase eksternal yang mengadung
surfaktan.
Diatas konsentrasi kritis misel, bentuk misel mampu melarutkan molekul monomer.
Surfaktan juga diadsorpsi pada monomer droplet emulsi dan membuat stabil emulsi
serta polimer nanopartikel.
Reaksi polimerisasi dapat diinisiasi/dimulai dengan misel atau fase kontinu.
Setelah mencapai berat molekul kritis, molekul menjadi tidak larut, dan terjadi
pemisahan fase dan penyusunan nanopartikel.
Sebuah nanopartikel mengandung sejumlah besar molekul polimer individu.

PURIFICATION/PEMURNIAN

Berdasarkan pada metode preparasi, kemungkinan banyaknya racun dan preparasi


tambahan yang tidak diinginkan dapat di beri suspense mentah, yang mencakup
pelarut organic, surfaktan, penstabil, elektrolit dan agregat polimer.

Jadi langkah pemurnian diperlukan untuk memisahkan komponen-komponen tersebut


dari nanopartikel.

Permurnian dapat juga memisahkan obat bebas dari ikatan obat pada partikel.
Macam-macam Pemurnian:
1.
Ultrasentrifugasi -> pembuangan supernatant dan suspense kembali partikel di dalam
air. Untuk membuangan preparasi tambahan.
2.
Ultrafiltrasi sentrifugal ->ultrafiltrasi membrane untuk memisahkan nanopartikel dari
medium disperse.
3.
Cross-flow filtration ->Cairan dimurnikan secara langsung secara tangensial pada
permukaan membrane untuk mencegah penymbatan saringan, dan nanosphere
dipertahankan di dalam suspense dengan penambahan air dari tampungan pada laju
yang sama sebagai laju filtrasi.
4.
Permeasi gel -> penggunaan material berbentuk gel untuk memisahkan obat bebas
dari ikatan partikel obat.
5.
Dialisis -> suspense nanopartikulat didialisis bersama dengan larutan poloxamer
melalui membrane selopase.
KARAKTERISASI
Formulasi nanopartikel ->Karakterisasi Fisikokimia >Interaksi dengan protein darah>
Pengambilan kembali oleh sel secara invitro -> Evaluasi secara in vivo.
Metode Emulsifikasi
o Larutan aqueous dari albumin dibuat menjadi bentuk emulsi dengan minyak nabati
(cotton seed oil) pada suhu kamar.
o Kemudian dengan menggunakanhomogenizer pada kecepatan tinggi, akan diperoleh
emulsi yang homogen.
o Emulsi yang diperoleh kemudian ditambahkan ke dalam pre-heated oil (lebih dari 120
oC) setetes demi setetes hingga terbentuk nanopartikel.
o Kemudian suspensi yang diperoleh diletakkan dalam penangas es.

Metode Desolvasi
o Faktor desolvasi seperti garam atau alkohol yang ditambahkan secara perlahan-lahan
pada larutan protein.
o Akumulasi partikel protein akan terbentuk dengan sendirinya dengan adanya
peningkatan turbiditas sistem.
o Tahap selanjutnya akan terbentuk nanopartikel melalui proses polimerisasi
sambungsilang (cross lingkage) dengan faktor glutaraldehid.

3. Industri
a. Polimer Biodegradable
Plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik
konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir
air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan. Plastik
biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan karena sifatnya
yang dapat kembali ke alam.
Secara umum, kemasan biodegradabel diartikan sebagai film kemasan yang dapat didaur
ulang dan dapat dihancurkan secara alami. Menurut Stevens (2001), plastik biodegradabel
disebut juga bioplastik, adalah plastik yang seluruh atau hampir seluruh komponennya
berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Plastik biodegradabel mengandung satu
atau lebih biopolimer sebagai ingridien yang esensial.
Istilah bioplastik ditujukan untuk bahan kemasan yang berasal dari polimer yang 100%
biodegradabel dan sudah diuji biodegradabilitasnya berdasarkan standar yang berlaku dari
biopolimer (produk hasil pertanian)
Berdasarkan bahan baku yang dipakai, plastik biodegradabel dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok dengan bahan baku petrokimia dan kelompok dengan bahan
baku produk tanaman seperti pati dan selulosa. Kelompok pertama adalah penggunaan
sumberdaya alam yang tidak terbaharui (non-renewable resources), sedangkan kelompok
kedua adalah sumber daya alam terbarui (renewable resources). Saat ini polimer plastik
biodegradabel yang telah diproduksi adalah kebanyakan dari polimer jenis poliester alifatik
Teknologi pembuatan plastik biodegradabel sudah banyak diteliti sebagai alternatif
pemecahan masalah limbah plastik. Menurut Sriroth et al. (2006), pati singkong, kentang
dan bahan yang mengandung karbohidrat ataupun protein dapat menjadi salah satu
alternatif bahan baku plastik biodegradabel. Proses pembuatannya hampir sama dengan
proses pembuatan plastik dengan bahan baku polimer sintetis.
Kentang
Kentang, Potato (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang
memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang
sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada
awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.
Kentang ini mengandung vitamin dan mineral, serta bermacam-macam phytochemical,
seperti karotenoid dan polifenol. Kentang ukuran sedang 150 g (5.3 oz) kentang dengan
kulit memberikan 27 mg vitamin C (45% dari Nilai Harian), 620 mg potasium (18% ), 0,2 mg
vitamin B6 (10% ) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin, folat, niacin, magnesium, fosfor,
besi, dan seng. Isi serat kentang dengan kulit (2 g) adalah setara dengan banyak roti
gandum, pasta, dan sereal. Dalam hal gizi, kentang terkenal karena kandungan karbohidrat
nya (sekitar 26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah
pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim
dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh.

RANGKUMAN

Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Karbohidrat mempunyai banyak manfaat baik bagi di dalam tubuh manusia
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari dapat
digunakan dalam bidang pangan, farmasi, dan industri. Dalam bidang pangan, karbohidrat
merupakan sumber alami sebagai bahan pembuatan berbagai jenis tepung dan pemanis alami.
Selanjutnya bahan pangan ini akan menjadi dasar pembuatan makanan lainnya. dalam sektor
farmasi, aplikasi karbohidrat bergerak dalam bidang kesehatan sebagai pengantar obat misalnya
obat kanker. Karbohidrat menjadi bahan dari nanopartikel yang berfungsi untuk mengantarkan
obat menuju temoat spesifik sel yang rusak sehingga akan mengurangi efek samping dari
penderita. Selain itu peran karbohidrat juga terdapat dalam bidang industri seperti pada
pembuatan polimer. Salah satu produk nyata dari aplikasi karbohidrat adalah plastik biodegradable
yang dapat teruraikan sendiri.
REFERENSI
Anonim. Hydrogel: Preparation, characterization. Avaiable at: [www.mhhe.com/wardlawpers6]
Diakses pada 13 Mei 2014
Antoni. Nanoparticle and its uses. Avaiable at: [www.starpharma.com] Diakses pada 13 Mei 2014
Alamsyah, Budi. Dendrimers. Avaiable at: [www.news-medical.net] Diakses pada 11 Mei 2014
Damayanti, Sinaga. 2011. Karbo. Available at [http://www.academia.edu/3882449/Karbo].
Diakses pada 13 Mei 2014
Gilang, Prasetya. Pemanis Alami. Avaiable at: [www.menshealth.co.id] Diakses pada 12 Mei
2014
Isma, Wulandari. Carbohidrates, Avaiable at: [www.gcsescience.com] Diakses pada 12 Mei 2014
Suryanto, Biomolecule at: [pkpp.ristek.go.id] Diakses pada 13 Mei 2014

Vous aimerez peut-être aussi