Vous êtes sur la page 1sur 6

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK Hollothuria Atra DAN VITAMIN C

DENGAN METODE DPPH


Giovanni G.S.(230210120047)
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor
Email: carn_giovanni@rocketmail.com
ABSTRAK
Antioksidan merupakan senyawa yang pada konsentrasi rendah mampu mencegah atau mampu
memperlambat reaksi oksidasi dari radikal bebas. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan dari ekstrak Hollothuria Atra dengan vitamin C
asam askorbat. Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode DPPH secara spektrofotometri
UV-Visual, hingga diperoleh nilai IC50. Hasil dari praktikum ini nilai konsentrasi lC50 ekstrak
Hollothuria Atra sebesar -758.7252ppm dan konsentrasi lC50 vitamin C sebesar -22.5144
ppm.Nilai korelasi antara % inhibisi dengan konsentrasi ekstrak adalah 69 %, masuk ke dalam
kategori kuat sedangkan nilai korelasi antara % inhibisi dengan vitamin C adalah 24% masuk ke
dalam kategori rendah.
Kata kunci : Antioksidan, DPPH, Hollothuria Atra.
ABSTRACT
Antioxidants are compounds that at low concentrations is able to prevent or to slow the oxidation
reaction of free radicals. The purpose of this lab is to compare the antioxidant activity of the
extract Hollothuria Atra with vitamin C ascorbic acid. Antioxidant testing was conducted using
UV spectrophotometry DPPH-Visual, to obtain IC50 values. Results from this lab concentration
LC50 value of -758.7252ppm Atra Hollothuria extract and vitamin C concentration LC50 for
-22.5144 ppm.Nilai correlation between% inhibition at concentrations of the extract is 69%, into
the strong category, while the correlation between the% inhibition with vitamin C is 24% into the
low category.
Keywords: Antioxidant, DPPH, Hollothuria Atra.

PENDAHULUAN

uji antioksidan dilaksanakan melalui enam


tahapan, diantaranya:
Pembuatan Larutan Stok
Larutan stok yang dibuat diantaranya
adalah larutan stok DPPH 160 ppm, larutan
stok vitamin C 5 ppm, larutan stok ekstrak
Hollothuria Atra 1000 ppm, serta larutan
blanko yang merupakan campuran pelarut
methanol dan DPPH.
Pengenceran
Larutan
Konsentrasi
Ekstrak Holothuria Atra dan Vitamin C
Setelah didapatkan larutan stok,
kemudian dilakukan pengenceran. Larutan
konsentrasi vitamin C dibuat dalam 4 ppm, 3
ppm, 2 ppm, 1 ppm, 0,5 ppm, dan 0,25 ppm.
Larutan konsentrasi ekstrak Hollothuria
Atra dibuat dalam 800 ppm, 400 ppm, 200
ppm, 100 ppm, dan 50 ppm. Volume
masing-masing larutan hasil pengenceran
adalah 5 ml. Larutan yang digunakan dalam
proses pengenceran adalah methanol,
pengenceran dilakukan seperti pada contoh
dibawah:
Dilakukan
pengenceran
larutan
vitamin C 4 ppm dari larutan stok 5 ppm,
maka
V1 x N1
= V2 x N2
5 ml x 4 ppm = V2 x 5 ppm
V2
= 4 ml
Jadi untuk didapatkan konsentrasi 4
ppm digunakan 4 ml larutan stok ditambah 1
ml larutan methanol.
Penambahan Larutan DPPH 160 ppm
Pada
masing-masing
larutan
konsentrasi baik ekstrak Hollothuria Atra
maupun vitamin C diambil 4,5 ml kemudian
ditambahkan dengan larutan DPPH 160 ppm
sebanyak 0,5 ml.
Inkubasi
Inkubasi dilakukan untuk memberi
waktu pada sampel untuk bekerja.
Dilakukan dengan menyimpan campuran
pada suhu ruang selama 10 menit.

Vitamin C merupakan salah satu


vitamin yang dapat larut dalam air dan tidak
dapat larut dalam minyak dan zat pelarut
lemak. Vitamin ini dikenal dengan nama
kimianya sebagai asam askorbat. Fungsi
vitamin C di dalam tubuh berkaitan dengan
sifat alamiahnya yaitu sebagai antioksidan.
Sebagai antioksidan, vitamin C mampu
menetralkan radikal bebas yang terdapat
pada tubuh.
Antioksidan merupakan zat yang
dapat menetralkan radikal bebas sehingga
dapat melindungi sistem biologi tubuh dari
efek merugikan yang timbul dari proses
ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi
yang berlebihan (Hariyatimi, 2004 : 54).
Radikal bebas adalah molekul yang
sangat reaktif karena memiliki electron yang
tidak berpasangan dalam orbital luarnya
sehingga dapat bereaksi dengan molekul sel
tubuh dengan mengikat electron molekul sel
tersebut (Wijaya, 1996). Untuk menguji
adanya
aktivitas
antioksidan
dapat
menggunakan metode DPPH. Pengamatan
terhadap penangkapan radikal DPPH dapat
dilakukan dengan mengamati penurunan
absorbansi. Hal tersebut dapat terjadi oleh
karena adanya reduksi radikal oleh
antioksidan (AH) atau bereaksi dengan
senyawa radikal lainnya (Yu dkk., 2002 :
1620).
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan mulai
Selasa, 12 Mei 2015 bertempat di
Laboratorium Bioteknologi Kelautan yang
bertempat di Gd. 4 Fakultas Pertanian
Unpad.
Metode yang digunakan pada uji
antioksidan adalah metode DPPH. Prosedur

diperoleh dibandingkan dengan absorbansi


blanko yang merupakan absorbansi DPPH
sehingga diperoleh nilai % inhibisi dimana
nilai
tersebut
merupakan
aktivitas
antioksidannya. Perhitungan persentase
aktivitas antioksidan dapat menggunakan
rumus:

Spektrofotometri
Alat dihubungkan dengan sumber
arus lalu alat dihidupkan. Ditunggu alat
menyelesaikan
setting
panjang
gelombangnya.
Alat
diatur
panjang
gelombangnya pada nilai 517 nm. Kuvet
berisi blanko dimasukkan, sisi beningnya
harus searah dengan jalur sinarnya. Dipilih
mode T dengan menekan tombol A/T/C dan
tekan tombol blank 0 ABS/100%T, ditunggu
indikator menunjukkan angka 100% T, maka
alat telah set.
Blanko diganti dengan larutan
konsentrasi ekstrak Hollothuria Atra, ditutu
dan dibaca nilai transmittannya, hal yang
sama dilakukan pula untuk larutan
konsentrasi vitamin C.

Inhibisi=

|.|blanko|.|sampel
x 100
|.|blanko

Data hasil penentuan inhibisi atau


aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
digunakan untuk menghitung nilai IC50
dengan menggunakan persamaan regresi
linier. Nilai IC50 merupakan nilai Inhibition
Concentration
50,
bilangan
yang
menunjukkan konsentrasi ekstrak yang
mampu menghambat aktivitas suatu radikal
sebesar 50%.
Untuk menentukan IC50, diperlukan
persamaan kurva standar dari % inhibisi
sebagai sumbu y dan konsentrasi fraksi
antioksidan sebagai sumbu x. IC50 dihitung
dengan cara memasukkan nilai 50% ke
dalam persamaan kurva standar sebagai
sumbu y kemudian dihitung nilai x sebagai
konsentrasi IC50. Semakin kecil nilai IC50
menunjukkan semakin tinggi aktivitas
antioksidannya. Dalam hal ini diharapkan
bahwa radikal bebas dapat ditangkap oleh
senyawa
antioksidan
hanya
dengan
konsentrasi yang kecil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum kali ini yang dimana
akan membandingkan aktivitas antioksidan
dari ekstrak Hollothuria Atra dengan
vitamin C. Dilakukan pengukuran aktivitas
antioksidan secara spektrofotometri dengan
metode DPPH. Metode DPPH adalah salah
satu uji kuantitatif untuk mengetahui
seberapa besar aktivitas ekstrak Hollothuria
Atra dan vitamin C asam askorbat sebagai
antioksidan.
Absorbansi dari ekstrak Hollothuria
Atra dan vitamin C asam askorbat yang

Y=-0.0353X+23.217
50-23.217=-0.0353X
26.783=-0.0353X
X=-758.7252 ppm

sebesar -758.7252 ppm dari ekstrak


Holothuria
Atra.
Nilai
Koefisien
Determinasi (KD) R2= 0,4858 yang
diakarkan menjadi 0,696 dimana merupakan
nilai Koefisien Korelasi. Nilai korelasi
antara % inhibisi dengan konsentrasi ekstrak
adalah 69 %, masuk ke dalam kategori kuat.

Pada kurva diatas dapat dikatakan bahwa


untuk menghambat suatu aktivitas radikal
bebas sebesar 50% dibutuhkan konsentrasi

Y=1.5833x+85.647
50-85.647=1.5833X
-35.647=1.5833X
X=-22.5144 ppm

negative. Maka nilai X dari kedua kurva


tersebut dianggap sebagai nilai error.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa:
nilai konsentrasi lC50 ekstrak
Hollothuria
Atra
sebesar
-758.7252ppm dan konsentrasi lC50
vitamin C sebesar -22.5144 ppm.
Nilai korelasi antara % inhibisi
dengan konsentrasi ekstrak adalah
69 %, masuk ke dalam kategori kuat
sedangkan nilai korelasi antara %
inhibisi dengan vitamin C adalah
24% masuk ke dalam kategori
rendah.

Pada kurva diatas dapat dikatakan


bahwa untuk menghambat suatu aktivitas
radikal bebas sebesar 50% dibutuhkan
konsentrasi sebesar -22.5144 dari Vitamin
C. Nilai Koefisien Determinasi (KD) R2=
0,0578 yang diakarkan menjadi 0,24 dimana
merupakan nilai Koefisien Korelasi. Nilai
korelasi antara % inhibisi dengan
konsentrasi ekstrak adalah 24%, masuk ke
dalam kategori rendah.
Dari kedua kurva tersebut bahwa
nilai x didapatkan hasil yang negative, yang
dimana hasil tersebut tidak dapat dipercaya
karena tidak ada nilai konsentrasi yang

DAFTAR PUSTAKA
Armala, M. M. 2009. Daya Antioksidan
Fraksi Air Ekstrak Herba Kenilin
4

dan Profil KLT. Fakultas Farmasi,


UII Yogyakarta.
Hariyatimi. 2004. Kemampuan Vitamin E
sebagai
Antioksidan
terhadap

Radikal Bebas pada Lanjut Usia.


Jurnal
MIPA.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta Vol. 14 :
52-60.

Vous aimerez peut-être aussi