Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RIANTI
NIK 1406663944
MAHARANI
Dosen Pengajar :
Dr.Katrin M.S.,Apt
1.1.
Latar Belakang
Prevalensi kanker di Indonesia dan dunia terus menerus meningkat dan hal ini menjadi
tantangan bagi dunia kedokteran. Tetapi meskipun pengetahuan dan teknik-teknik pengobatan
terus berkembang, angka kematian akibat kanker masih terus meningkat.
Kematian akibat kanker baik di negara maju maupun di negara Asia Pasifik terus
meningkat. Data yang diterbitkan oleh Institute of Medicine, National Academy of Sciences,
USA menunjukkan bahwa di i egara-negara Asia Pasifik kematian akibat kanker tahun 1990
tercatat sebanyak 640.000 dan terus meningkat sehingga diprediksi tahun 2020 menjadi
1.627.000 kematian, atau meningkat 154 %. Selain itu dibandingkan dengan kematian akibat
penyakil lain juga meningkat, tahun 1990 sekitar 12 % kematian akibat kanker dan prediksi
tahun 2020 juga meningkat menjadi 21 %. Peningkatan ini juga terjadi di negara-negara maju
yajtu tahun 1990 sekitar 22 % kematian akibat kanker dan diprediksi meningkat menjadi 24 %
tahun 202016).
Hal ini menunjukkan bahwa terapi-terapi konvensional untuk kanker yaitu terapi bedah,
radioterapi dan kemoterapi tidak banyak memberikan harapan kesembuhan bagi pasien. WHO
menyatakan bahwa hanya sepertiga dari pederita kanker yang mampu disembuhkan yaitu
terutama yang memiliki perkembangan kanker relatif dini.
Keadaan ini mendorong berbagai upaya untuk mengembangkan juga pengobatan kanker
dengan pendekatan lain. Termasuk diantaranya pendekatan alamiah dengan menggunakan
tanaman obat sebagai obat herbal (phytotherapy ). Melalui pendekatan phytotherpy ini tanaman
obat digunakan secara seutuhnya, yaitu berupa ekstrak lengkap tanpa melalui pemisahan (isolasi)
dan harus memenuhi syarat-syarat obat yaitu dari sisi keamanan, efektifitas dan kualitas.
1.2. Tujuan
Pengobatan tumor dan kanker menciptakan banyak penderitaan bagi pasien dan
menghasilkan sedikit harapan kesembuhan. Meskipun demikian pengobatan tetap dilaksanakan
sebagai suatu prosedur pengobatan. Prosedur pengobatan kanker secara konvensional yang
hampir terurut mulai dengan terapi bedah, radioterapi, kemoterapi dan immunoterapi, tampaknya
perlu dikembangkan demi meringankan penderitaan pasien dan meningkatkan harapan
kesembuhan. Pengembangan terapi kanker konvensional ini dapat menghasilkan pendekatan
baru dalam pengobatan kanker yang lebih alamiah. Oleh karena itu tulisan ini berusaha meninjau
kelemahan-kelemahan pengobatan kanker dan mencari pendekatan baru yang lebih alamiah
tersebut.
Pengertian umum dari kata tumor adalah setiap benjolan yang tidak semestinya. Sehingga
juga diartikan pembengkakan sebagai tanda peradangan atau suatu pembesaran yang morbid.
Tetapi saat ini kata tumor lebih biasa digunakan untuk pembesaran yang menyertai timbulnya ;
neoplasma. Jadi ada tidaknya neoplasma merupakan penentu apakah suatu benjolan merupakan
tumor atau bukan.
Perbedaan tumor dengan kanker ditunjukkan oleh sifat benjolan tersebut jinak atau ganas.
Jika jinak disebut tumor dan jika ganas disebut kanker. Jadi tumor yang ganas adalah kanker dan
kanker yang jinak adalah tumor. Sementara itu terdapat juga keadaan yang 'borderline' yaitu
menunjukkan sifat-sifat antara jinak dan ganas. Hal ini wajar karena tumor jinak dapat berubah
menjadi ganas dan perubahan itu melewati kondisi 'borderline'.2)
Kanker tidak merupakan satu penyakit tetapi harus dipandang sebagai nama kumpulan
dari banyak macam penyakit yang satu sama lain dapat sangat berbeda dalam hal :
Terjadinya,
Sifat biologik,
Tempi dan
Prognosis.2
2.1.1. Neoplasma
Tumor disebut juga neoplasma, yaitu neoplasma jinak dan neoplasma ganas, Menurut
Willis neoplasma didefmisikan sebagai; 'masa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal, dan tetap tumbuh
dengan cara yang berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut berhenti.
Pada dasarnya awal semua neoplasma ialah hilangnya tanggapan terhadap kendali pertumbuhan
normal.
Neoplasma memiliki dua sifat yaitu parasit dan otonom. Parasit dalam arti bersaing
dengan sel jaringan normal untuk kepentingan metabolismenya. Otonom yaitu tumbuh tanpa
memperhatikan lingkungan sekitarnya dan status nutrisi tuan rumah dan tidak terkendali.
Tetapi sifat otonom ini tidak mutlak karena beberapa neoplasma membutuhkan penunjang
endokrin dan semua neoplasma tergantung pada tuan rumah dalam hal makanan dan pembekalan
darah.'}
Proliferasi seluler adalah pertumbuhan sel berupa pertambahan jumlah sel. Proliferasi
seluler non neoplastik yaitu regenerasi, hiperplasia, metaplasi dan displasi yang beibeda dengan
pertumbuhan neoplastik karena bersifat terkendali dan akan mereda bila stimulus yang
Benigna
Malisna
Batas
tajam
(Pseudo) kapsul
sering
jarang
Cara pertumbuhan
ekspansif
infiltratif
Kecepatan pertumbuhan
rendah
tinggi
Nekrosis
jarang
sering
Diferensiasi
tinggi
sedikit
keras
Aktivitas mitotik
sedikit
tinggi
artinya
membentuk ke arah terbalik, yaitu diferensiasi dengan arah mundur (dediferensiasi), atau
hilangnya diferensiasi struktural dan fungsional sel-sel normal.
Neoplasma ganas yang tersusun dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut anaplastik.
Anaplasi dapat menjadi petanda kanker meskipun tidak semua kanker menunjukkan anaplasi
secara jelas. Sel-sel anaplastik memperlihatkpn pleomorfisme nyata yang lebih daripada yang
dijumpai pada sel diaplastik.
Faktor lingkungan, disebut karsinogen. Kelainan ini bekerja pada genom maka disebut
mutagen. Karena dibutuhkan lebih dari satu mutasi untuk menghasilkan kanker, maka
proses karsinogenesis merupakan prose bertingkat dan kompleks.
3.1. Karsinogenesis
Merupakan proses yang berlangsung lama dan dibutuhkan sejumlah banyak pembelahan sel
sampai menjadi tumor yang manifes klinis, yang bisa antara 5-10 tahun. Proses karsinogenesis
terjadi dalam langkah ganda yaitu inisiasi Ampromosi.
Inisiasi adalah proses-proses di dalam genom sel yang menginduksi perubahan spesifik.
Perubahan spesifik ini bukan mutasi tetapi lebih mempermudah terjadinya mutasi. Sedangkan
promosi adalah proses-proses perusakan sel jaringan yarig tidak spesifik yang rnempercepat
proses karsinogenesis.
Langkah ganda pada tumor manusia sering lebih dari dua langkah, Contohnya pada serviks uteri
berupa terjadinya karsinoma sel squamosa yang melalui beberapa langkah yaitu metaplasia,
displasia dan karsinoma in situ.
dan
Asbestos
Logam yang menghasilkan ion elektrofil; berilium, kadmium, koball, nikel dan timah.
Karsinogen alamiah; produk metabolisme; contohnya jamur. Karsinogen lisik; sinar pengion,
sinar ultra violet. Karsinogen biologi; Schistosoma hematobhtm pada kanker kandung kernih,
Helicobacter pylori pada kanker lambung. Virus seperti virus hepatitis; virus sarcoma Rons
(VSR).
3.3.
onkogen, gen supresor tumor dan gen yang terlibat dalam proses-proses yang berkaitar. dengan
reparasi DNA.
Onkogen ; gen yang bertanggungjawab atas transformasi maligna. Onkogen ini berasal
dari protoonkogen. Protoonkogen adalah gen selular normal yang bertalian dengan
onkogen. Melalui aktifasi (mutasi) protoonkogen akan menjadi onkogen. Protoonkogen
pada keadaan normal akan berperan sebagai faktor penumbuhan.
Gen supresor tumor. Gen yang ekspresinya menekan terjadinya sel kanker.
Gen perbaikan tumor. Gen-gen yang mengatur sistem perbaikan sel atas kesalahan DNA
dalam replikasi.
1. Amplifikasi Gen
Suatu perbanyakan gen onkogen yang besar sehingga pada sel tumor ditemukan banyak
onkogen. Contoh C-erb-B2 yang merupakan onkogen pad karsinoma payudara telah
mengalami amplifikasi.
2. Translokasi kromosomal.
Suatu perubahan kromosom yang khas. Contoh pada kromosom Philadelphia pada
leukemia mieloid kronik terjadi translokasi sepotong dari kromosom 9 ke kromosom 22.
Perubahan kromosomal kasar, adalah perubahan jumlah kromosom pada inti yang
menyolok menunjukkan terjadinya kanker
3. Mutasi noklali.
Proto onkogen dapat mengalami mutasi noktah. Mutasi ini terjadi oleh pengaruh sinar
pengionisasi dan karsinogen kimia.
4. Infeksi viral.
Dengan jalan infeksi dengan suatu virus (onkogen) dapat diikorporasikan DNA baru ke
dalam genom sel.
pada kehamilan; karsinoma payudara yang sudah ada dapat tumbuh lebih cepat, mungkin
sensitifitas untuk hormon ini ditentukan oleh adanya reseptor untuk hormon steroid.
7. Membersihkan darah dengan meningkatkan sifat phagocyte dan macrophage dari sel darah
putih.
8. Meningkatkan daya tahan tubuh (immunotherapy)
9. Menghentikan pertumbuhan sel kanker (anti neoplastik / sitostaiika )
Dari pokok-pokok pengobatan kanker dengan tanaman obat diatas dapat disimpulkan bahwa
pengobatan ini memiliki sifat:
Simptomatik yaitu menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh kanker Sitostalik yaitu
menghambat pertumbuhan sel kanker, sehingga menjadi tua dan mati.
CONTOH-CONTOH BAHAN ALAM UNTUK OBAT ANTI KANKER
UJI KLINIS
Hasil penelitian tanaman obat yang bersifat sitostatik dan sitotoksik.
Tanaman obat sitostatik dan sitotoksik biasa diberikan sebagai obat kemoterapi yang bertujuan
baik unuk menghambat pertumbuhan kanker maupun membunuh sel-sel kanker. Tanamantanaman ini memang sudah biasa digunakan sebagai obat kanker pada pengobatan herbal baik
oleh pengobat tradisional maupun dokter dengan tujuan membunuh kanker sehingga jaringan
kanker mengecil secara bertahap dan lama-kelamaan.
Berbagai penelitian di Malaysia dan beberapa negara lain dibuktikan bahwa sel kanker yang
ditumbuhkan pada media mengandung kalium tinggi ternyata berubah jadi sel normal. Dengan
demikian disimpulkan bahwa sel kanker bersifat reversible atau kanker bersifat reversible.
Beberapa tanaman obat mengandung kalium dalam jumlah besar, selain itu yang mendorong
kanker menjadi reversible sangat mungkin bukan hanya kalium, oleh karena itu dari sekian
banyak tanaman obat yang bersifat sitostatik dan sitotoksik sangat mungkin ada yang bersifat
mongiduksi kanker untuk bermutasi balik (reversible).
Peluang Pemanfaatan Herbal untuk Pegobatan Kanker Dengan Pendekatan Baru.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian diatas maka tampak bahwa tanaman obat memiliki
potensi yang nyata untuk digunakan dalam pengobatan kanker dengan pendekatan yang baru
yaitu pendekatan yang mempertimbangkan aspek-aspek; risiko kegagalan, penderitaan pasien
selama proses pengobatan, kecacatan pasien dan etika umum. Dengan pendekatan ini maka
pasien akan memulai pengobatannya dengan immunoterapi, kemudian dilajutkan dengan
kemoterapi dan jika perlu diikuti radioterapi dan terapi bedah.
Tetapi dalam pengobatan dengan tanaman obat ini digunakan pedekatan alamiah yang
diebut dengan phytotherapy. Phytotherapy adalah pengobatan menggunakan tanaman dbat dalam
keadaannya sebagai tanaman. Yaitu tanaman dipandang sebagai obat dan tidak untuk diisolasi,
ekstrak tanaman digunaka secafa lengkap.
Proses pengobatannya dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Immunoterapi, dengan tujuan ganda yaitu meningkatkan daya tahan hidup spontan dan
menekan pertumbuhan kanker. Bisa digunakan pilihan obat herbal yang imiminoslimulan
dan jika perlu didukung obat herbal yang berefek anti oksidan9'12'1'1,
2. Kemoterapi, diputuskan tergantung pada hasil immunoterapi. Obat herbal bersifat
sitostatika dan sitotoksik dapat dipilih untuk pengobatan ini. Jika hasil immunoterapi
menunjukkan hasil yang sangat nyata maka kemoterapi harus ditunda. Jika
perkembangan immunoterapi lambat maka perlu dilakukan kemoterapi, tetapi pada
kondisi dimana daya tahan tubuh sudah meningkat (hasil immunoterapi) maka dosis
kemoterapi bisa lebih besar sehingga lebih efektif. Obat herbal bukan zat kimia tunggal
dan efeknya merupakan resultan dari zat-zat yang dikandungnya, maka cenderung
terhindar dari resistensi klinik, resistensi kinetik dan resistensi seluler6'7*12'13'.
3. Radioterapi, diputuskan tergantung hasil kemoterapi. Jika immunoterapi dan kemoterapi
menunjukkan hasil yang sangat nyata yaitu eliminasi tumor berkembang baik, maka tidak
perlu memertimbangkan radioterapi. Radioterapi dapat dipertimbangkan jika eliminasi
tumor sangat lambat karena pembelahan sel terhenti oleh hambatan-hambatan
NAMA TANAMAN
Pericarpium)
TINJAUAN BOTANI :
Simplisia Phaleriae peericarpium (daging buah mahkota dewa ) merupakan daging buah
yang sudah masak (berwarna merah) telah dikeringkan berasal dari tanaman Phaleriae
macrocarpa (Scheff) Boerl., suku Thymelaceae.
Merupakan tanaman perdu tinggi hingga 5 meter. Batang bergetah, dengan kulit berwarna
coklat kehijauan dan kayu berwarna putih. Daun Tunggal berbentuk lonjong, memanjang
berujung runcing, warna hijau ukuran panjang 7-10 cm dan lebar 3-5 cm,. Bunga Merupakan
bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga, warna putih, bentuk seperti
terompet kecil, bau harum, timbul menyebar pada batang atau ketiak daun. Buah berbentuk
bola dengan ukuran bervariasi, waktu muda berwarna hijau, setelah tua menjadi merah. Biji
Bulat berwarna putih dan sangat beracun. Akar tunggang panjang hingga 1 meter. Tanaman
yang
berasal
dari
Papua
juga
dikenal
dengan
nama
(Phaleriae
Papuana
Warb.Var.Wichimannii (Val).Back.
Simpliasia berupa daging buah berwarna putih kekuningan bau spesifik, rasa pahit, yang
sudah dikeringkan menunjukan dua warna berbeda, satu sisi awalnya agak merah, setalah
disimpan menjadi kecoklatan, sedangkan sisi lain berwarna kekuningan.
Kandungan Kimia
Falerin,Mangiferin, asam galat, ikasarida, pada biji terdapat senyawa norkukurbitasin,
fevikordin.
Farmakologi
Digunakan pada penderita kanker, antidiabetes, sebagai hepatoprotektor, dan antioksidan.
Efek antiproliferasi dan fragmentasi DNA yang ditunjukan oleh senyawa hasil isolasi simplisia
terhadap berbagai sel kanker seperti TE2 (esophagus), AGS (lambung), HCT116 (kolon), PC3
(prostat), HepG2 (hati), MCF-7 (payudara), CaSki (servik), beberapa diantaranya memiliki
IC50<100 mikrogram/ml. Terjadi hambatan pada proliferasi di berbagai lini sel kanker, dan
induksi apoptosis yang menunjukan fragmentasi DNA dan ekspresi Bcl-2 dalam sel kanker.
Senyawa yang diberikan menyebabkan kromosom DNA terdegradasi menjadi fragmen
internukleosomal kecil, dan menurunkan tingkat ekspresi mRNA Bcl-2 (yang berfungsi
mengontrol membrane permeabilitas mitokondria) pada sel kanker.
Asam galat (hasil isolasi dari simplisia) merupakan suatu antioksidan yang berperan
dalam mencegah terjadinya perubahan sel menadi ganas dan perkembangannya melalui beberapa
cara, yaitu:
1. Menginduksi (mempercepat) terjadinya perubahan morfologi sel kanker (tidak pada sel
normal).
2. Menginduksi ekspresi protein sel caspase-cascade, yaitu denngan mengaktifkan jalur
sinyal caspase baik mellaui jalur ekstrinsik (kematian reseptor dependen) maupun
intrinsic (kematian reseptor independen).
3. Menginduksi pemecahan protein dengan 116 kDa menjadi fragmen yang lebih kecil yaitu
89 dan 24kDa, sehingga terjadi induksi apoptosis dengan adanya peningkatan dalam
ekspresi protein yang pro-apoptosis , tetapi menurunkan ekspresi protein yang antiapoptosis.
4. Menginduksi penurunan ekspresi protein yang berhubungan dengan kelangsungan hidup,
menginduksi apoptosis tidak dnegan mempengaruhi fase dan profil siklus sel, tetapi
meningkatkan jumlah sel apoptosis (sub-G1 populasi)yang bergantung pada waktu yang
disebabkan karena tipe sel yang berbeda dan konsentrasi bahan uji serta waktu
pengamatan prilaku yang berbeda.
5. Menginduksi apoptosis melalui oksigen reaktif, influk ion Ca2+ dan aktivasi kalmodulin.
Simplisia memiliki efek untuk menghambat terjadinya limfositopenia dan menekan
indeks apoptosis dengan adanya kandungan polifenol yang dapat menurunkan pelepasan TNFalfa dan IFN-gama oleh sel T-Helper, yang memiliki peran pentingdalam apoptosis sel,
termasuk sel-sel limfosit.
Senyawa glukosida Benzofom hasil isolasi dari batang mahkota dewa memiliki aktivitas
menghambat sel leukemia L 1210 dengan IC50 5,1 mikrogram/ml.
Simplisia yang diberikan pada tikus memperlihatkan efek penurunan glukosa yang
diperkirakan karena mekanisme penghambatan kerja enzim alfa-glukosidase. Kemungkinan
efek penurunan glukosa darah dapat melalui kerja saponin dan tannin yang terkandung di
dalamnya. Saponin dalam membrane sel membentuk struktur yang lebih permeable disbanding
membrane asli, meningkatkan permeabilitas usus kecil, sehingga meningkatkan absorpsi zat dan
menyebabkan hilangnya fungsi normal usus. Stuktur membrane sel juga menimbulkan
gangguan pada system transport glukosa sehingg akan terjadi hambatan penyerapan glukosa.
Senyawa tannin bersifat sebagai astrigen, dapat mengendapkan protein selaput lender usus dan
membentuk lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat penyerapan glukosa.
Ekstrak meiliki efek menurunkan kadar glukosa pada tikus yang diinduksi dengan
aloksan, dan khasiat hepatoprotektif terhadap kerusakan akibat parasetamol yang besarnya
sebanding dengan ekstrak temulawak dan CCl4; ekstrak metanolik dan air dari buah ataupun
daun menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase.
Mangiferin memeiliki efek farmakologi termasuk antidiabetes, anti-HIV, anti kanker,
imonomudulator dan antioksidan.
Ekstrak air dan etanol biji memiliki aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus
dan Pseudomonas aeruginose, Euscerichia coli dan candida albicans, serta memiliki nilai LC50
0,123 mikrogram/ml.
Keamanan
Ekstrak air dan etanolik simplisia (dosis 2,5 12,5 dan 25 gram.kg bb) tidak menimbulkan
kematian hewan, sehingga nilai LD50 tidak dapat diterapkan secara pasti , sehingga dapat
disimpulkan sebagai kelompok nontoksik, sedangkan ekstrak biji masuk dalam kelompok toksik.
Dalam jumlah besar dapat menyebabkan mual.
Tanaman
Tapak Dara
Judul
Hasil Penelitian
Uji Toksisitas
1. Peningkatan
(Daun)
Akut
Infusa
Tapak
Dara
Bunga
Merah
(Vinca
meningkatkan
Peneliti
dosis Murtanto Budiarto,
Fakultas Kedokteran
Rosea
L.)
terhadap
Pertumbuhan
Embrio
2.
Padi
Ayam
Buras
(Bekatul) Karakteristik
(oryza sativa )
Damayanti,
Bekatul
Awet
aktivitas
penghambatan
Pasca
Sel turut
secara bekatul
invitro
adalah
minyak
awet>fraksi
tak
dan tersabunkan>oryzanol
Minyak
3.
fraksinya.
Isolasi senyawa
1. Fraksi
Rumput
methanol
tumbuhan
merpakan dkk,
Lemb
corymbosa L)
4.
Kunci
(Umbi)
pengujian
(Kaemfera
Protein
Rotunda Linn.)
sebagai
protein
Antikanker
berpotensi
dalam
pepet
ribosom
inacting Lemb.Penelitian
(RIP)
sebagai
(Kaenferia
5.
Temu
Rotunda Linn.)
Putih Uji
1.Menekan
(rimpang)
antimugenitas
(curcuma
Ekstrak
Zedoria Rossc.)
mikronukleus.
Hermawati,
Jurusan
zedoria
temu
pembentukan Ema
dosis
ekstrak
yang diberikan.
sumsung
tulang
Mencit
(Mus Musculus
6.
Gandarusa
L.)
Pengaruh
Daun
Fakultas
Farmasi
Gandarusa Burn
.F.)secara
invitro terhadap
jumlah
sel
Leukemia
7.
L1210
Meniran (herba) Pengaruh
adenocarcinoma
Linn.)
mencit
meniran
(Phyllantus
niruri
terhadap
viabilitas
sel
mononuclear
Mencit
Linn.)
c3H
secara invitro
Himawan,
8.
Sirih (daun)
(Piper
Pengaruh
Betle pemberian
Linn.)
kedokteran UNDIP
ekstrak aquades
sirih
semarang, 2003.
(piper
Betle) terhadap
vabilitas
sel
tumor
adenocarcinoma
mammae
Mencit C3H in
9.
Sambung
vitro
Pengaruh
Menurunkan
nyawa (daun)
pemberian
proliferase
sel
Gynura
Undip , Semarang
Procumben
(gynura
2003.
aktivitas Agnes
Vianti,
procumbent)
terhadap
proliferase
Tumor kelenjar
Mammae
10. Jamur
inokulasi
Kayu Daya
hambat Menghambat pertumbuhan Sri Agus Sudjarwo
(Genoderma
ekstrak
Lucidum)
kayu
paru-paru
(Genoderma
Lucidum
manusia
Unair
Surabaya, 2001
terhadap
pertumbuhan
sel
11.
kanker
Lengkuas
secara invitro
Aktivitas anti Menghambat pertumbuhan Herla
(rimpang)
Rusmarilin
pasca
(alpine
rimpang
galangal)
lengkuas
pada
(kanker
ovarium sarjana
local adenocarcinoma
alur
s3
kimia
mencit dan
yang
rhabdomiosarkoma
di alveolar).
transplantasi
dengan
sel
tumor primer.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Robbins, Stanley L. M.D. dan Vinay Kumar, M.D. 1987. Buku Ajar Patologi I. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2.
Gaedcke, Frauke Dr., Dr. Barbara Steinhof in collabo-ation with Dr. Helga B'lasius.
2003. Herbal Medicinal Products. Medfarm Scientific Publishers Stuttgart. Germany.
4.
Jaggi, Dr. O.P. Canacer, causes, prevention and Treatment. 2000. Orient Paperbacks,
Nev. Delhi, India. I .
5.
Teo, Prof. Chris K.H Ch'ng Beng Im-Teo. 1999. Cancer. Yet They Live Cancer Care,
Penang, Malaysia.
6.
Weiss, Rudolf Fritz, M.D., dan Fintelmann,-Volker, M.D., 2000. Herbal Medicine. 2nd
Edition. Thieme. Stuttgart - New York.
7.
Mills, Simon and Kerry Bone. 2000. Principle and Practice of Phylotheraphy, Modern
Herbal Medicine. Churchill Livingstone. London.
8.
9.
Sudarman M. dan Harsono R.M. 1985. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang. Balai
Pustaka. Jakarta.
10. Seno Sastroamidjojo. 1988. Obat Asli Indonesia. P.T. Dian Rakyat, Jakarta.
11. Sampurno, H. Drs, MBA, dkk. 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional.
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Ditjend. POM, Departemen Kesehatan RI.
12. Saputra, Koosnadi., Dr., dr., Sp.R. Dr. Suprapto Maat, Drs., Apt., Prof. Dr. >
1. Roemwcrdiniadi Socdoko, dr., Sp.PA. 2000. Terapi Biologi untuk Kanker. Airlangga
University Press, Surabaya.
13. Dalimartha, Sctiawan. Dr., 2004. Duleksi Dini Kanker dan Simplisia Antikarker penebar
Swadaya, Jakarta.
14. Dalimartha, Setiawan, Dr., 2003.