Vous êtes sur la page 1sur 2

Judul

Penulis

Reviewer

Social accounting in Islamic


political economy
Sofyan S. Harahap (Department of Economics and Management,
Islamic Economics and Finance
Postgraduate Program, Trisakti International Business School,
Trisakti University Jakarta, Indonesia)
Achmad Dhani Renwarin (10800111005)

Article Review
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk menerapkan Tawhidi (kesatuan pengetahuan ilahi)
metodologi ekonomi politik Islam sebagai paradigma kesatuan pengetahuan dan sistem yang berasal
dari epistemologi Tauhid dalam kaitannya dengan sistem pervasively dilengkapi. Sebuah contoh dari
masalah aplikasi untuk makalah ini adalah akuntansi sosial dalam hubungannya dengan manajemen
dan ekonomi. Kami akan menunjukkan bagaimana struktur akuntansi sosial mengambil akarnya
dalam Tawhidi epistemologi melengkapi meresap antara variabel etika dan diukur dari akuntansi,
sistem kelembagaan dan sosio-ekonomi. Dengan cara ini makalah ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dengan sifat ekstensif dari metodologi Tawhidi dari kesatuan pengetahuan ditandai dengan
kerangka prinsip saling melengkapi meresap.
Ada tiga bagian 3 bagian dalam tulisan ini. Yakni bagian pertama membangun metodologi
epistemologis Tawhidi sebagai pendekatan sistem umum kesatuan pengetahuan dalam sistem
sebagaimana dibimbing oleh premis yang sangat diperlukan hukum ilahi. Bagian kedua
metodologi ini berlaku untuk kasus akuntansi sosial, dimana variabel yang diukur dalam terang
nilai-nilai moral dan etika dari syariat ditampilkan sebagai yang endogen antar-tenunan dalam
perhubungan dinamika sistemik antara akuntansi sosial, manajemen dan ekonomi. Bagian ketiga
dari makalah ini adalah kesimpulan yang merangkum fitur yang menonjol dari akuntansi sosial
Islam dalam hal integrasi variabel yang diukur dengan nilai-nilai etika dan moral untuk kedua
evaluasi entitas akuntansi serta untuk pembuatan kebijakan.

Sistem simulasi model persamaan regresi struktural dengan sosial yang menjadi fungsi
sebagai kriteria Islam untuk memperkirakan tingkat kesatuan yaitu melengkapi dalam sistem
sebab-akibat antar - hubungan melingkar dapat empiris diperkirakan. Untuk meluncurkan seperti
proyek empiris dari model proses IIE dalam Perspektif Tawhidi (kesatuan sistemik
pengetahuan), sebuah bank data di sepanjang garis-garis jenis yang disarankan data dan
didukung oleh Islamisasi pengetahuan berpusat dalam lembaga dan di luar itu dalam arti
pembangunan perlu dibentuk . mengingat seperti sumber data dengan informasi kuantitatif dan
kualitatif, berbagai elemen interaktif, integratif dan dinamis akuntansi sosial, manajemen dan
ekonomi dapat dipelajari bersama-sama untuk kepentingan meningkatkan sosial dan Ummatic
baik - sedang dan memperluas luar untuk kesejahteraan global.
Pandangan Tawhidi dari IIE atau proses shuratic beserta penting Embedding tasbih melampaui
studi hanya sepintas oleh dasarnya sosial kompleksitas tertanam sistem belajar yang dinamis.
Bank syariah, keuangan dan non-perusahaan perbankan bersama-sama dengan Bank
Pembangunan Islam dan benar-benar Islam intelektual harus memulai proyek yang diusulkan
dari model simulasi Tawhidi dalam lingkup pengembangan bank data, restrukturisasi
kelembagaan dan berkelanjutan pembangunan sosial-konomi.

Critical Review
Masalah yang ada dalam artikel tersebut yang menyatakan bahwa dalam system
akuntansi hal yang paling penting dari teori-teori akuntansi yaitu masalah etika dan moral, dalam
paper ini hal tersebut menjadi acuan focus dalam pengimplementasian terhadap system akuntansi
syariah. Penulis mencoba memandang system saat ini dari segi konsep ketauhidan dan konsep ini
akan berujung pada etika dan moral, sehingga saya pribadi tertarik dengan pembahasan dari
judul paper ini.
Satu kenyataan bahwa dari segi epistimologi paper ini berhasil menguak fenomena saat ini
dengan menggunakan metode-metode logika. Paper ini juga mengunakan toeri tasbih dalam
menjelaskan beberapa fenomena yang terjadi atau dengan kata lain fenomena yang diangkat oleh
penulis dalam paper ini. Saya setuju dengan hasil dari paper ini bahwa seni-seni kehidupan itu
bukanlah sesuatu yang terpisah dari konsep ketuhanan, begitu juga dengan teori atau konsep
akuntansi dan manajemen pada saat ini. rasionalisme yang berlebihan terhadap konsep-konsep
ekonomi inilah terkadang membedakan antara seni kehidupan dan ketuhanan yang berujung pada
konsep kapitalis.
Sebenarnya dalam kasus ini, ketika sebuah pengetahuan yang mengikuti arus tauhid akan
melahirkan suatu konsep syariah yang benar-benar full-syariah. Sedangkan sebaliknya ketika
ketauhidan yang mengkuti arus pengetahuan maka akan terjadi penyimpangan seperti yang di
hadapi Islamic system saat ini. Tatanan dunia saat ini bukan lagi bersumber pada ilahi namun
bersumber dari sebuah hasil pemikiran dan paradigma orang-orang yang mengedepankan
rasionalisme dari pada intuismenya yang seharusnya rasionalisme di gunakan untuk menganalisis
dan intuisilah yang menjadi finishing dari hasil rasionalisme.
Ada keyakinan bahwa selama negara masih menjalankan sistem yang ada dan memanfaatkan
segala potensinya sebagai karakternya yang tidak melenceng dari budaya terutama agama negara
yang menjunjung konsep kapitalis bisa mengalami pertumbuhan dan peningkatan ekonomi yang
kurang begitu baik. Karena kaum kapitalis pasti juga mengalami masalah ketergantungan akan
krisis ekonomi, dan takkan bisa meraih ketauhidan dalam sistemnya. Karena pada dasarnya
setiap negara itu memang memiliki karakteristik, budaya dan paham/ideologi yang berbeda-beda.

Vous aimerez peut-être aussi