Vous êtes sur la page 1sur 10

ASPEK KEPRILAKUAN PADA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

OLEH

BAIHAKI
C1C113471

PROGRAM AKUNTASI (EKSTENSI) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015

ISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Akuntansi sektor publik merupakan akuntansi yang digunakan untuk
organisasi nirlaba yang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
perusahaan atau sektor swasta. Akuntansi sektor publik terdiri atas akuntansi
pemerintahan, akuntansi rumah sakit, akuntansi lembaga pendidikan, dan
akuntansi organisasi nirlaba lain yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan
semata-mata.
Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara pesat dipengaruhi
oleh era reformasi yang pada akhirnya menghasilkan tiga paket undang-undang
di bidang keuangan negara :
UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan
negara dengan lebih baik dan membuat pertanggung jawabannya berupa
laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu standar akuntansi
pemerintahan.

1.

Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan

Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin


meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan
pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggung
jawaban kepada banyak pihak yang memerlukan.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang
sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi
pemerintahan Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang
dikeluarkan pada tahun 1948. Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam
bahasa dan mata uang Belanda.
Sejak tahun 2003 akhir, akuntansi pemerintahan mendapatkan perhatian dan
dasar hukum yang menggantikan produk Belanda tersebut. UU No.17 th 2003
tentang Keuangan Negara menjadi pijakan penting perkembangan akuntansi
pemerintahan di Indonesia. UU Keuangan Negara tersebut diikuti pula dengan
UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharan Negara dan UU No.15 th 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Dengan ketiga
undang-undang tersebut, tuntutan akan akuntansi pemerintahan semakin nyata.
2.

Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintaha

Sistem akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual


maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah.
(Peraturan Pemerintahan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pasal 1).
Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya
adalah PP 105/2000 yang secara eksplisit menyebutkan perlunya standar
akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban keuangan daerah. Pada
tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah
Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi
pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa
laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut disusun oleh
suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan
pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang
bertugas menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan
presiden. Dalam penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu
termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan mengenai
substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah

3.

Teknik akuntansi sektor publik ada tiga yaitu :

1) Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan
oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai
keterbatasan penggunaan dalam arti,dana-dana tersebut dibatasi penggunaanya
untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang kadang merupakan syarat dati pihak
eksternal yang merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor public
mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor public dimana sumber
daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu. Secara umum, sangat
lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sector public, masingmasing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaanya, baik karena
eksternal, faktor internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sector public membuat danadana dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sector
public kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan
tujuan dan maksud tertentu.

Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu


kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana.
Oleh sebab itu, organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah
menggunakan akuntansi dana untuk mengontrol dana yang terikat atau
keterbatasan dalam penggunaan .
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sector public, dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat nonbusiness yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sector public
2. Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan
sebagai pendukung dari expendable fund

Persamaan akuntansi Dana

Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:


AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita
kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial
yang berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Diperusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan
adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sector public, ekuitas dana tidak menunjukkan
adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu
dalam suatu organisasi sector public.

Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran


Dalam Akuntansi Dana, dikenal istilah basis akuntansi dan focus pengukuran
(measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan
peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi mengadopsi basis akrual
penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi yang
substantive. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui hanya kalau
kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarakan.

Fokus Pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan
dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui
secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan focus
pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain.
2)

Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak


organisasi sector public, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akunakun operasinya dengan format yang sama dengan anggaranya. Tujuan praktik
ini adalah untuk menekankan peranan anggran dalam siklus perencanaanpengendalian-pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan biasanya
muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan
yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan
instrinsik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda tercermin
dalam anggaran mereka.
Akuntansi Anggaran lebih berfokus pada bentuk akunya daripada isinya

3)

Akuntansi Komitmen

Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki


komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi
tidak diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat
faktur diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada
saat pesanan dibuat atau diterima.
4.

Laporan Keuangan Pokok

Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan


informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba
ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan
keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu
tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta
modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya
yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang

terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi


keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.
5.
Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Menurut IPSAS (International Public Sector Accounting Standards) laporan
keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
1. Statement of Financial Position (Neraca),
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan),
3. Statement of Changes In Net Assets/Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih/Ekuitas),
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas), dan
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas
Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)
6.

Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan Laporan Keuangan


Pemerintah Pusat yang dihasilkan dari proses konsolidasi antar laporan-laporan
yang dihasilkan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Sampai dengan level
Kementerian Negara/Lembaga, laporan keuangan yang dihasilkan masih berupa
laporan keuangan gabungan/kompilasi, dalam arti hanya menjumlahkan nilai
setiap akun yang sama tanpa ada proses eliminasi.

7.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos


dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus
mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas
Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan
atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. Dalam
keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah susunan penyajian atas
pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Misalnya informasi
tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan informasi
jatuh tempo surat-surat berharga.
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat
prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan
menyaksikan laporan keuangan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah.

Dengan adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan


lebih berkualitas (dapat dipahami, relevan ,handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini
dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada
para Stakeholder antara lain : pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif)
,investor, kreditor dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka transpansi dan
akuntanbilitas Keuangan Negara.
8. Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan
pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan
pertanggungjawaban ( accountability ) kepada banyak pihak yang memerlukan.
Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang
memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas
lain. Untuk itu tuntutan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi semakin
dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) yang semakin besar
merupakan salah satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan.
Perkembangan berikutnya semakin besar dana yang dikelola menyebabkan
adanya tuntutan transparasi sebagai hasil reformasi maka Pemerintah harus
mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin
memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat ( Disclaimer ) atas
Perhitungan Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi.
Definisi Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan,
pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu
organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai
laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Tujuan Akuntansi Sektor Publik
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien,
dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumberdaya yang dipercayakan
kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan management control.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer sektor publik untuk
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif
program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi wewenangnya; dan
memungkinkan bagi pegawai sektor publik untuk melaporkan kepada publik atas

hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan
accountablity.
SIFAT DAN KARATERISTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Akuntansi merupakan sutau aktivitas yang memilki tujuan untuk mencapai hasil
tertentu dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Dalam beberapa hal,
akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta.
Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi:
Faktor ekonomi meliputi antara lain :

Pertumbuhan ekonomi

Tingkat inflasi

Tenaga kerja

Nilai tukar mata uang

Infrastruktur

Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)

Faktor politik meliputi antara lain :

Hubungan negara dan masyarakat

Legitimasi pemerintah

Tipe rezim yang berkuasa

Ideologi negara

Elit politik dan massa

Jaringan Internasional

Kelembagaan

Faktor kultural meliputi antara lain :

Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya

Sistem nilai di masyarakat

Historis

Sosiologi masyarakat

Karakteristik masyarakat

Tingkat pendidikan

Faktor demografi meliputi antara lain :

Pertumbuhan penduduk

Struktur usia penduduk

Migrasi

Tingkat kesehatan

Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for
money dalam menjalankan aktivitasnya.
VALUE FOR MONEY
Value for money merupakan konsep pengelolaan sektor publik yang berdasarkan
pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi,efisiensi dan efektivitas
Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
harga terendah
Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input terendah untuk mencapai output tertentu
Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value for money, namun beberapa pihak
berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada
adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Pemerataan (equality) penggunaan uang
publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.

Manfaat implementasi value for money :


1. Meningkatkan pelayanan publik
2. Meningkatkan efektifitas pelayanan publik, pelayanan tepat sasaran.
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan
penghematan dalam penggunaan input.
Perbedaan Sifat dan Karakteristik Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta

Vous aimerez peut-être aussi