Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PAD
1.Pajak
2.Retribusi
3.Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yg
dipisahkan
S INKRONI SASI
BUMN/BUMD
SWASTA
BELANJA
Infrastruktur:
Jalan
Jembatan
Pelabuhan
Bandara
Listrik
Telekomunikasi
BL
BTL
DANA DEKON/TP
APBD
PROV/KAB/KOTA
STIMULUS
PUBLIC INVESTMNT
PRIVATE INVESTMNT
SUBSIDI
BUMD
Dana Bergulir
Pembiayaan
BLUD
MENINGKATNYA
CITRA PELAYANAN PUBLIK
SUN
Pemanfaatan
Aset, Produktif
STIMULUS
Percepatan
EFISIEN
DANA PERIMBANGAN
IMB
Amdal
Ijin
Lokasi
HO
Pinjaman Daerah
/ Obligasi Daerah
KSP
BGS
PDRD
PUBLIC
INVESTMNT
PDRB
Perkapita
PDRB (Primer
Sekunder, Tersier)
ISU STRATEGIS
A. Kebijakan Keuangan Daerah
KEBIJAKAN
PENDAPATAN, BELANJA
DAN PEMBIAYAAN
PROVINSI DIY TAHUN
2013
KEBIJAKAN PENDAPATAN
(ekstensifikasi)
Mewujudkan Pengelolaan aset daerah yang
optimal berbasis Teknologi Informasi;
Peningkatan kinerja BUMD
Peningkatan Dana Perimbangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pajak Daerah : PKB, BBNKB, PBBKB, dan Pajak Pengambilan serta Pemanfaatan
Air Permukaan.
Retribusi Daerah : Retribusi Jasa Umum (plyn kesehatan dll), Retribusi Jasa Usaha
(sewa tanah dll) dan Retribusi Perizinan Tertentu (Retribusi Izin Pos dan
Telekomunikasi)
Hasil Perusahaan Milik Daerah (PMD) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan yang meliputi hasil penyertaan modal pada PT. Anindya Mitra
Internasional, PD. Taru Martani, BPD DIY dan Badan Usaha Kredit Pedesaan
(BUKP).
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dimaksudkan untuk menampung
penerimaan-penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah
Penerimaan dari dana perimbangan yang meliputi: Bagi hasil pajak, bagi hasil bukan
Pajak, DAU, DAK dan penerimaan lain-lain.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Yang Sah berasal dari Sumbangan dari
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri dan dari Pendapatan Lain-lain.
LANJUTAN
Optimalisasi Aset Daerah
Pemerintah Provinsi DIY memiiki aset yang dapat lebih dioptimalkan
pemanfaatannya untuk pelayanan kepada masyarakat maupun
untuk peningkatan pendapatan. Optimalisasi aset daerah dapat
dicapai dengan perbaikan pengelolaan aset, peningkatan
kerjasama dengan pihak lain/swasta, dan pembentukan badan
usaha baru yang khusus untuk pengoptimalan aset daerah.
Disamping itu, optimalisasi aset DIY juga dapat dilaksanakan
melalui kerjasama dengan pihak lain/swasta.
KEBIJAKAN BELANJA
DAERAH
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib,
urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundangundangan.
Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan
dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan
melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan
minimal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
10
Lanjutan
..
Belanja Daerah disusun menurut urusan, organisasi, program
dan kegiatan serta akun belanja
Belanja Daerah menurut urusan pemerintahan disusun
berdasarkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah yang terdiri atas :
urusan wajib dan urusan pilihan
Belanja Daerah menurut organisasi disusun berdasarkan
satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab
melaksanakan urusan tersebut dan bertindak sebagai pusatpusat pertanggungjawaban uang/barang
Belanja Daerah menurut program dan kegiatan disusun
sesuai dengan kebutuhan dalam rangka melaksanakan
urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawab
satuan kerja perangkat daerah
Belanja Daerah menurut akun belanja sesuai dengan
kebutuhan satuan kerja perangkat daerah.
Penyusunan Anggaran Belanja untuk setiap program dan
kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, ASB dan
standar satuan harga.
Belanja Pegawai
Penyediaan gaji pokok dan tunjangan PNS
Daerah disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi
jumlah pegawai dan belanja pegawai dalam
penghitungan DAU 2012 dengan
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok
dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ke-13
Memperhitungkan adanya tunjangan ketiga
belas PNSD dan CPNSD serta "accres' gaji dg
nilai sebesar 1%
2.
Bantuan Sosial
3.
4.
Bantuan Keuangan
5.
4. Belanja Modal
- Pengadaan barang inventaris dilakukan secara selektif sesuai
dengan kebutuhan masing-masing SKPD
- Pengadaan barang ineventaris dilakukan setelah evaluasi dan
pengkajian terhadap barang-barang inventaris yang tersedia
- Khusus pembangunan gedung dan bangunan milik pemerintah
memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku (Perpres
Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara)
belanja
modal
meliputi
sebesar
harga
- Penganggaran
beli/bangun aset tetap ditambah seluruh belanja yang terkait
dengan pengadaan/pembangunan aset tetap dimaksud sampai
siap digunakan.
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
Penerimaan
19
KEBIJAKAN BANTUAN
SOSIAL DAN HIBAH
(Berpedoman pd Permendagri 32
Tahun 2011 dan Permendagri 39
Tahun 2012)
Hibah
adalah
uang/barang atau jasa
kepada :
- pemerintah atau
pemberian
dari pemda
Bansos
adalah
pemberian
bantuan berupa uang/barang
dari pemda kepada :
- individu,
- keluarga,
- kelompok dan/atau
-Masyarakat
yang sifatnya tidak secara
terus menerus dan selektif
yang
bertujuan
untuk
melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial
P
E
M
B
E
R
I
A
N
H
I
B
A
H
P
E
M
B
E
R
I
A
N
B
A
N
S
O
S
K
R
I
T
E
R
I
A
PEMBERIAN
HIBAH
PEMBERIAN
BANSOS
Lanjutan
EVALUASI (2)
(3)REKOMENDASI
SKPD
TERKAIT
(6)
(1)
KEPALA
DAERAH
(3) MELALUI
PYSN
PYSN RKA
RKA
USULAN
TERTULIS
CALON
PENERIMA
(7)
RKA-PPKD
(UANG)
RKA-SKPD
(BRG/JASA)
(3)
(4) PERTIMB
ANGAN
(8)
TAPD
PYSN RKA(6)
(5)
(9)
R-APBD
PERDA APBD
H
I
B
A
H
B
A
N
S
O
S
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAPO
RAN
DAN
PERTAN
GGUNG
JAWAB
AN
PEMDA
a. usulan calon
b. daftar penerima hibah
c. NPHD
d. pakta integritas penerima hibah
e. bukti transfer uang atau bukti serah
terima barang/jasa
PENERIMA
a.Lap. penggunaan hibah
b.Surat
peryataan
tanggungjawab
penggunaan hibah
c.Bukti pengeluaran yg lengkap dan sah
catatan :
a dan b disampaikan kepada KDH
sedangkan c disimpan oleh penerima
sebagai objek pemeriksaan.
PELAPO
RAN
DAN
PERTAN
GGUNG
JAWABA
N
Penerima bansos
berupa uang
menyampaikan laporan
kepada KDH melalui
PPKD tembusan SKPD
terkait
Penerima bansos
bertanggungjawab
secara formal dan
material atas
penggunaan bansos
yang diterimanya
Penerima bansos
berupa barang/jasa
menyampaikan laporan
kepada KDH melalui
SKPD terkait.
Bansos berupa barang
yg belum diserahkan
kepada penerima
bansos sampai dengan
akhir tahun anggaran
berkenaan, dilaporkan
sebagai persediaan
dalam neraca daerah
PERTANGGUNGJAWABAN
PEMDA
a. usulan calon
b. daftar penerima bansos
c. pakta integritas penerima
bansos
d. bukti transfer uang atau bukti
serah terima barang/jasa
PENERIMA
a.Lap. penggunaan bansos
b.Surat peryataan tanggungjawab
penggunaan bansos
c.Bukti pengeluaran yg lengkap
dan sah
catatan :
a dan b disampaikan kepada
KDH
sedangkan c.disimpan oleh
penerima sebagai objek
pemeriksaan.
LRA SKPD
KONSOLIDASI
LRA SKPD
BELANJA
LANGSUNG
JENIS BELANJA
BARANG DAN JASA
OBJEK BELANJA:
1.HIBAH BARANG/JASA
YG AKAN DISERAHKAN
KPD PIHAK
KETIGA/MASY
2.BANSOS BARANG YG
AKAN DISERAHKAN
KPD PIHAK
KETIGA/MASY
3.BARANG & JASA
LAINNYA
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
JENIS BELANJA:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BELJ. PEGAWAI
BELJ. BUNGA
BELJ. SUBSIDI
BELJ. HIBAH
BELJ. BANSOS
BELJ BAGI
HASIL
7. BELJ .BANTUAN
KEUANGAN
8. BELJ .TDK
TERDUGA
LRA PEMDA
KONVERSI (SAP)
BELANJA
OPERASI
1.BELJ. PEGAWAI
2.BELJ. BARANG
3.BELJ. BUNGA
4.BELJ. SUBSIDI
5.BELJ. HIBAH
6.BELJ.
BANTUAN
SOSIAL
3. Dalam
o
o
pemberian hibah
dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD atas
implementasi Permendagri No. 32 Tahun 2011 antara lain :
Penegasan penggunaan nomenklatur Obyek dan Rincian
Obyek belanja Hibah dan Bantuan Sosial
Pengaturan kembali Nama dan besaran pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial kpd masing2 penerima dicantumkan
pada lampiran tersendiri dlm Perkada ttg Penjabaran
APBD
Mengakomodasi pemberian Bantuan Sosial kpd individu
dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya
HIBAH
REVISI
Hibah
berupa
uang
dianggarkan
dalam
kelompok belanja tidak
langsung, jenis belanja
hibah, obyek, dan rincian
obyek belanja berkenaan
pada PPKD.
Rincian
obyek
belanja
dicantumkan
nama
penerima
dan
besaran
hibah.
o Hibah
berupa
uang
dianggarkan dalam kelompok
belanja tidak langsung, jenis
belanja hibah, obyek/rincian
obyek
belanja
hibah
kepada:
Pemerintah;
Pemerintah daerah
lainnya;
Perusahaan daerah;
Masyarakat; dan
Organisasi
kemasyarakatan.
o
BANSOS
BANTUAN
SOSIAL
BANTUAN SOSIAL
terdiri dari :
yang direncanakan, dan
dialokasikan kepada individu dan/atau keluarga yang sudah
jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat
penyusunan APBD.
yang tidak dapat direncanakan sebelumnya :
dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak
dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila
ditunda penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang
lebih besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan.
Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang
direncanakan
BANTUAN SOSIAL
REVISI
o Bantuan sosial berupa uang
dianggarkan dalam kelompok
belanja tidak langsung, jenis
belanja bantuan sosial, obyek
belanja bantuan sosial, dan
rincian obyek belanja bantuan
sosial pada PPKD, meliputi:
individu dan/atau keluarga;
masyarakat; dan
lembaga non pemerintahan.
Pasal 30 Permendagri
BANTUAN SOSIAL
Pasal 32 (lama)
o
Penyaluran/penyerahan
Bantuan Sosial didasarkan
pada
daftar
penerima
Bantuan
Sosial
yang
tercantum dalam keputusan
KDH
Pencairan bantuan sosial
berupa
uang
dilakukan
dengan cara pembayaran
langsung (LS).
Penyaluran Dana Bantuan
Sosial kepada penerima
bantuan sosial dilengkapi
dengan kuitansi sebagai
bukti
penerimaan
uang
bantuan sosial.
USULAN
TERTULIS
KDH
SKPD
TERKAIT
EVALUASI
REKOMENDASI
PERTIMBANGAN
TAPD
DIBAHAS BERSAMA
PERSETUJUAN
BERSAMA
PERKDH APBD
KUA/PPAS
RAPBD
DPRD
DIBAHAS BERSAMA
PERSETUJUAN
BERSAMA
PERDA APBD
LAMPIRAN III
KEP KDH
(NAMA2 PENERIMA)
DOKUMEN
PENCAIRAN HIBAH
NPHD
TRANSFER
USULAN
TERTULIS
KDH
SKPD
TERKAIT
EVALUASI
REKOMENDASI
PERTIMBANGAN
TAPD
DIBAHAS BERSAMA
PERSETUJUAN
BERSAMA
PERKDH APBD
KUA/PPAS
RAPBD
DPRD
DIBAHAS BERSAMA
PERSETUJUAN
BERSAMA
PERDA APBD
LAMPIRAN III
KEP KDH
(NAMA2 PENERIMA)
DOKUMEN
PENCAIRAN BANSOS
TRANSFER
CALON
PENERIMA
BANSOS
KDH
SKPD
TERKAIT
REKOMENDASI
EVALUASI
DPRD
NAMA PENERIMA
& BESARAN
PPKD
DOKUMEN
PENCAIRAN BANSOS
MELAKUKAN
PENGAWASAN
TRANSFER/PENYERAHAN TUNAI
Pasal 35a
PPKD membuat rekapitulasi penyaluran
BANTUAN SOSIAL
Pasal 36 (Lama)
REVISI
Pertanggungjawaban pemerintah
daerah atas pemberian bantuan
sosial meliputi:
usulan
dari calon penerima
bantuan sosial kepada kepala
daerah;
keputusan kepala daerah tentang
penetapan
daftar
penerima
bantuan sosial;
pakta integritas dari penerima
bantuan sosial yang menyatakan
bahwa bantuan sosial yang
diterima akan digunakan sesuai
dengan usulan; dan
bukti transfer/penyerahan uang
atas pemberian bantuan sosial
berupa uang atau bukti serah
terima barang atas pemberian
bantuan sosial berupa barang.
LAMA
BARU
Pasal 42
Pasal 42
(2)
Pemerintah daerah yang telah
menetapkan peraturan kepala daerah
yang mengatur pengelolaan pemberian
hibah dan bantuan sosial sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini harus
menyesuaikan dengan Peraturan Menteri
ini paling lambat 31 Desember 2011.
(2)dihapus
(3)
Pemerintah
daerah
dapat
menganggarkan hibah dan bantuan sosial
apabila telah menetapkan peraturan
kepala daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2).
(4)
Dalam hal pengelolaan hibah
dan/atau bantuan sosial tertentu diatur lain
dengan peraturan perundang-undangan,
maka pengaturan pengelolaan dimaksud
dikecualikan dari Peraturan Menteri ini.
(3)
Pemerintah
daerah
dapat
menganggarkan hibah dan bantuan sosial
apabila telah menetapkan peraturan kepala
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
Catatan:
Pengaturan terkait dengan pengelolaan hibah dan/atau bansos yang oleh peraturan perundang-undangan diatur lain
dikecualikan dari skema permendagri 32 tahun 2011.
LAMA
BARU
Pasal 43
Pasal 43
Catatan:
Pemberlakuan peraturan menteri ini mulai tahun anggaran 2013.
Lampiran
III :
PERATURAN KEPALA
DAERAH
Nomor
:
Tanggal
:
NO
1
NAMA PENERIMA
2
1
2
3
4
d
Dst
ALAMAT PENERIMA
3
JUMLAH (Rp)
4
Lampiran
IV:
PERATURAN KEPALA
DAERAH
Nomor
:
Tanggal
:
NO
1
NAMA PENERIMA
2
1
2
3
4
d
Dst
ALAMAT PENERIMA
3
JUMLAH (Rp)
4
PEDOMAN UMUM
PENYUSUNAN APBD
TAHUN 2013
SINKRONISASI
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PP
PERMENDAGRI
PERMENDAGRI 13/2006
UU 32/2004
Pasal
Pasal 222
222
Pasal
Pasal 237
237
PERMENDAGRI
PERMENDAGRI 59/2007
59/2007
PP
PP 58/2005
58/2005
PERMENDAGRI
PERMENDAGRI 21/2011
21/2011
Omnibus
Regulation
PERMENDAGRI
PERMENDAGRI 55/2008
PERMENDAGRI 37/2012
Pemerintahan
Pemerintahan
Daerah
Daerah
PERDA
PERDA 4 Th 2007
PERGUB
PERGUB 42
42 2010
2010 &
& 13
13 2011
2011
SINKRONISASI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DAERAH DENGAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
PRINSIP
PENYUSUNAN APBD
SUBSTANSI
PERMENDAGRI
NO 37 TAHUN
2012
KEBIJAKAN
PENYUSUNAN APBD
TEKNIS
PENYUSUNAN APBD
HAL-HAL KHUSUS
LAINNYA
PRINSIP PENYUSUNAN
Sesuai
dengan
kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan daerah,
tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal,
transparan, partisipatif, memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan, serta tidak
bertentangan dengan kepentingan umum,
peraturan yang lebih tinggi dan peraturan
daerah lainnya
KEBIJAKAN PENYUSUNAN
PENDAPATAN DAERAH
Tidak
diperkenankan
menganggarkan
penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah yang peraturan daerah (perda) nya
bertentangan dengan Undang-Undang 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dan/atau perdanya telah
dibatalkan.
Kebijakan
memberatkan
usaha.
penganggaran
masyarakat dan
tidak
dunia
Lanjutan ..
BELANJA DAERAH
Lanjutan ..
Lanjutan ..
PEMBIAYAAN DAERAH
Perhitungan SILPA tahun berjalan:
SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah
harus memanfaatkannya untuk penambahan
program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan,
volume program dan kegiatan yang telah
dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.
SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah
melakukan pengurangan bahkan penghapusan
pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan
kewajiban daerah, pengurangan program dan
kegiatan
yang
kurang
prioritas
dan/atau
pengurangan volume program dan kegiatannya
TEKNIS PENYUSUNAN
Lanjutan ..
Pendanaan
untuk
organisasi
cabang olahraga profesional tidak
dianggarkan dalam APBD 2013
karena menjadi tanggung jawab
induk organisasi cabang olahraga
dan/atau
organisasi
olahraga
profesional yang bersangkutan,
sejalan amanat Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD), dianggarakan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan
PAD, jenis pendapatan Lain-lain PAD yang Sah, obyek pendapatan
BLUD, rincian obyek pendapatan BLUD.
Penganggaran dana bagi hasil Cukai Hasil Tembakau dialokasikan
dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan mengenai
perkiraan alokasi DBH Tahun Anggaran 2013. Dalam hal peraturan
menteri tersebut belum ditetapkan, maka penganggaran dana bagi
hasil cukai tembakau didasarkan pada alokasi tahun 2012 dengan
memperhatikan realisasi tahun 2011.
Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) menunggu penetapan
dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun
Anggaran 2013. Dalam hal peraturan menteri tersebut belum terbit,
maka alokasi anggaran untuk DAK belum bisa dianggarkan.
Matur
nuwun
DPPKA
PROVINSI
DIY
Terima Kasih
Atas
Perhatiannya