Vous êtes sur la page 1sur 2

Pro dan Kontra factor yang menyebabkan Program KB Stagnan

1. Pengetahuan
Persoalan rendahnya pengetahuan mempengaruhi seseorang untuk mengetahui
program-program yang telah di adakan oleh pemerintah, seperti halnya program KB yang
sudah lama di adakan Pemerintah tapi masih banyak juga masyarakat yang masih belum
mengetahui program KB tersebut.
Tetapi, dengan tingkat pendidikan yang tinggi atau paling tidak optimal di
masyarakat akan sangat berpengaruh kepada peran serta masyarakat dalam melakukan
KB. Misalnya meningkatnya keikutsertaan Pria dalam melakukan KB.
2. Budaya
Ada banyak sekali masalah social budaya yang mempengaruhi masyarakat dalam
melakukan KB. Diantaranya adalah Usia perkawinan yang rendah.
Mereka yang pro terhadap pernikahan dini beranggapan atau memiliki pemikiran takut
akan anaknya yang akan menjadi perawan tua jika tidak di nikahkan cepat-cepat. Ada
pula yang beranggapan bahwa menikah muda untuk mencegah hamil di luar nikah seperti
yang banyak terjadi pada anak muda jaman sekarang.
Namun bagi mereka yang kontra beranggapan bahwa mereka yang menikah muda
usianya belum matang sehingga dianggap belum mampu menghadapi masalah rumah
tangganya dan rentan terhadap perceraian.
3. Agama
Dari factor agama, semua agama mulai dari Islam, Kristen, hindu dan budha
sama-sama memiliki pro dan kontra terkait pelaksanaan KB. Tetapi intinya semua agama
setuju pada pelaksanaan KB jika dilihat dari tujuan melakukan KB itu sendiri. Jika
dengan tujuan tidak ingin memiliki anak semua agama berpendapat kontra, namun jika
untuk membatasi kelahiran saja masih diperbolehkan dengan harapan keluarga tersebut
menjadi keluarga yang sejahtera.

4. Faktor Sosial Ekonomi


Kondisi lemahnya ekonomi keluarga mempengaruhi daya beli termasuk
kemampuan membeli alat dan obat kontrasepsi. Keluarga miskin pada umumnya
mempunyai anggota keluarga cukup banyak. Kemiskinan menjadikan mereka relatif tidak
memiliki akses dan bersifat pasif dalam berpartisipasi untuk mengikuti KB. Hal di atas

akan menghambat pembentukan keluarga yang berkualitas. Disisi lain keluarga dengan
kondisi ekonomi mengah keatas beberapa tidak menghiraukan program-program seperti
KB. Karena dengan kondisi ekonomi yang sudah memadai mereka tidak perlu lagi
memusingkan kehidupan keluarganya yang sudah terpenuhi. Sehingga meskipun
memiliki anak sebanyak apapun tidak akan membebani mereka. Tetapi dengan tujuan KB
yaitu menciptakan keluarga yang berkualitas dan sejahtera, maka hal seperti itu perlu
dihindari. Salah satu caranya yaitu lebih menggalakkan lagi penyuluhan maupun
pendampingan kepada sasaran agar mau mengikuti KB.

Vous aimerez peut-être aussi