Vous êtes sur la page 1sur 26

30 1

BAB

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan
pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002). Kelenjartiroid terletak
tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea. Tiroid
menyekresikan dua hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3), serta
hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan
parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall,
2007).
Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium.
Defisiensi hormon tiroid ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang
spesifik. Cretinism, misalnya, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan
dibawah normal disertai dengan retardasi mental merupakan akibat dari
hormon tiroid yang inadekuat pada saat perkembangan janin. Kekurangan
asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah goiter (gondok) endemis
banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan hipotiroidisme
sehingga mengakibatkan pembengkakan kelenjar.
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan

bila

suatu

jaringan

memberikan

hormontiroid

berlebihan.Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat


produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang
berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan
hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar
pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu
bagian dari otak.

Sistem Endokrin | Kelompok 5

Hipothalamus melepaskan 30
suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk
melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH
mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika
aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini
terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit Hipertiroidisme
b) Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Hipertiroidisme
Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab Hipertiroidisme
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala

Hipertiroidisme
Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi Hipertiroidisme
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik pada
Hipertiroidisme
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi pada Hipertiroidisme
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
penatalaksanaan
klien
Hipertiroidisme
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem endokrin Hipertiroidisme

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan
Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari

fungsi tiroid yang berlebihan.


Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid
yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini
timbul pada pasien dengan dasar penyakit.
Hipertiroidisme adalah gangguan endokrin kedua yang paling sering
terjadi, dan penyakit Graves adalah jenis yang paling banyak dijumpai. Kondisi
ini terjadi akibat pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan yang disebabkan
oleh abnormalitas stimulasi kelenjar tiroid oleh imunoglobulin sirkulasi.
Gangguan ini delapan kali lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria
dan mencapai puncak antara dekade kedua dan keempat kehidupan. Kondisi ini
dapat muncul setelah syok emosional, stress, atau infeksi, tetapi signifikansi
pasti dari hubungan ini tidak dipahami. Penyebab umum lainnya mencakup
tiroiditis dan kelebihan mengonsumsi hormon tiroid (mis, dari terapi
hipotiroidisme).
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus,
stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum,
tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
1. Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian
bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon
calcitonin.

2. Hormon Tiroid

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

Hormon yang terdiri dari asam amino

yang mengawal kadar

metabolismePenyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah


suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi
yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. OtoantibodiIgG ini,
yang

disebut

immunoglobulin

perangsang

tiroid

(thyroid-

stimulatingimmunoglobulin), meningkatkan pembentukan HT, tetapi tidak


mengalami umpanbalik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan
TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT.
Penyebab penyakit Grave tidak diketahuinamun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena
adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.Gondok nodular adalah
peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatankebutuhan akan
hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama
periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada
pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh
pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh
sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH.
Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar
tiroid biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang
ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar
tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap memproduksi HT dalm jumlah
berlebihan. Apabila

individu

yang

bersangkutan

tetap

mengalami

hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik. Dapat


terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus,
walaupun jarang.
B. Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
C. Etiologi

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,

atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan


disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Graves
Banyak yang percaya bahwa penyakit graves (goiter difusatoksika)
muncul karena ada suatu antibodi yang merangsang tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid secara berlebih. Penderita penyakit graves
memiliki tiga gejala-gejala khas, yaitu seluruh kelenjar terangsang,
sehingga akan membesar dan menyebabkan benjolan dileher
(gondok/goiter), terjadinya eksoftalmus (matamenonjol) sebagai akibat
dari penimbunan zat di dalam orbit mata, dan adanya penonjolan kulit
di atas tulang kering.
b. Toxic Multinodular Goitre
Pada goiter nodulertoksika, satu atau beberapa nodul di dalam tiroid
menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid dan berada diluar kendali
TSH (tyroid stimulating hormone). Nodul tersebut benar-benar
merupakan tumor jinak dan tidak berhubungan dengan penonjolan
mata serta gangguan kulit pada penyakit graves.
c. Solitary toxic adenoma
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid, yang ditandai oleh
inflamasi,

fibrosis,

infiltrasi

limfositik

pada

kelenjar

tiroid,

pembengkakan pada leher bagian anterior, rasa panas disfagia dan


munculnya faringitis. Hal tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri,
jantung, dan mikrobakteri. Dan, yang paling sering terjadi adalah
adanya infeksi dari staphylococus aureus.
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan Hormone Tiroid secara Berlebihan
Dosis hormon tiroid yang berlebihan pada pasien yang meminum obat
tiroid sebagai usaha untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
menurunkan berat badan, diduga
juga menjadi penyebab munculnya

hipertiroid. Pada pasien ini dapat diidentifikasikan dengan thyoid scan.


d. Pemakaian Yodium yang Berlebihan
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon
tiroid. Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid.
Hipertiroid yang dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat
pada pasien-pasien yang sebelumnya telah mempunyai kelenjar tiroid
abnormal.
e. Abnormalitas Pengeluaran TSH
Sebuah tumor di dalam kelenjar pituitari mungkin akan menghasilkan
suatu TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal,
ssehingga kelenjar tiroid juga akan menghasilkan hormon-hormon
tiroid berlebihan. Kondisi ini sangat jarang terjadi dan dapat dikaitkan
dengan

kelainan-kelainan

lain

dari

kelenjar

pituitari.

Untuk

mengidentifikasi pasien ini dapat dilakukan dengan melakukan tes


terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
Obat-obatan seoperti Amiodarone (cordarone), yang digunakan dalam
perawatan jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar,
sehingga dapat menyebabkan hipertiroid.
D. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukkan adanya sekresi hormone tiroid
yang lebih banyak, karena berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan
peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.
Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh
sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi
terhaadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan
kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena
membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi
simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga
berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem
kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik,
sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke

Sistem Endokrin | Kelompok 5

volume, aliran darah perifer serta 30


respon adregenik lainnya. Peningkatan
hormon

tiroid

juga

berpengaruh

terhadap

sekresi

dan

metabolisme

hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada


individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi
seksual, sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido,
infertile dan menstruasi tidak teratur.
E. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadapkatekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleranterhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar (nafsu makan meningkat)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Kecemasan dan perasaan mudah tersinggung
11. Perubahan pada jari tangan
12. Kehilangan rambut
13. Tremor
14. Pengaruh pada saluran pencernaan (diare,muntah-muntah)
15. Tanda bruit
16. Haid sedikit dan tidak tetap
17. Pembesaran kelenjar tiroid
18. Mata melotot (exoptalmus)

F. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah
krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan
pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar
tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya
adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 F), dan, apabila tidak
Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
diobati, kematian Penyakit jantung
Hipertiroid, oftalmopati Graves,

dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan


obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 Sl
unit)
Serum T4, terjadi peningkatan (N : 4-12 mcg/dl atau 51-154 Sl

unit
In deks T4 bebas, emningkat (N : 0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 Sl unit)
T3RU, meningkat (N : 24-34%)
TRH stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH
Tiroid antibodi antiglobulan antibodi, titer antiglobulin anti bodi

tinggi (N : titer < 1:100)


Tirotropin resseptor antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan
pada penyakit graves
2) Test penunjang lainnya
CT Scan tiroid : mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar
tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara oral kemudian
diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Normalnya tiroid
akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan setelah
24 jam. Pada pasien hipertiroid akan meningkat.
USG : untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar
tiroid apakah massa atau nodule.
EKG : untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya
takhikardi, atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T.

H. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat sintesis hormon atau pelepasan
dan pengurangan jumlah tiroid. Jika dosisberlebih, pasien mengalami
gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
1) Thioamide
2) Methimazole (Tapazol) dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis

maksimal 2.000 mg/hari


4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala-gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi
pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan
tiroktosikosis
2. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti
tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis,
serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti
tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian
pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan
remisi apabila setelah 1tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih
dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid
atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan sel-sel kelenjar tiroid yang
hiperaktif (terapi yang paling sering dilakukan pada lansia).
Dikontraindikasikan pada ibu hamil dan ibu menyusui kerena
radioiodin melintasi plesenta dan disekresikan ke dalam ASI.
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar.
Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

I. Pengkajian
1. Data demografi
Data demografi yang penting dikaji adalah usia dan jenis kelamin,
karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker.
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami,
riwayat pengobatan dengan radiasi di leher, adanya tumor, riwayat
trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaan obat-obatan seperti
thionamaide, lithium, amiodarone, interferon alpha.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan,
konsumsi dan pola makan, porsi makanan.
3. Keluhan utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
Penurunan berat badan
Peningkatan suhu tubuh
Kelelahan
Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
Cepat lelah
intoleransi aktivitas
tremor
insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
Iritabilitas
Emosi tidak stabil seperti cemas, mudah tersinggung
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
Gangguan tajam penglihatan
Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
Amenorrhea, mens tidak teratur
Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
Menurunnya libido
Menurunnya perkembangan fungsi seksual
Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan penyakit graves
Eksoftalmus

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang

tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku


maniak. Sering juga didapatkan gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran.
Observasi ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat
terjadi empat kali dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya ratraksi kelopak mata dan
penonjolan bola mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihay ke bawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjol karena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada
saraf mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti
penglihatan ganda, tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena
kesulitan

menutup

mata

secara

sempurna

perlu

dilakukan

pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung, komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid
adalah gangguan jantung seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh
karenanya pemeriksaan jantung perlu dilakukan seperti tekanan
darah, takhikartia, disritmia, bunyi jantung, pembesaran jantung.
e. Muskuloskeletal, biasanya ditemukan adanya kelemahan otot,
hiperaktif pada reflex tendon dan tremor, iritabilitas.
J. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor
biologis (meningkatnya metabolisme rate)
NOC :
Nutritional status : adequacy of nutrient
Nutritional status : food and fluid intake
Weight control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi. Dengan,

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

Kriteria Hasil :

Berat badan pasien dalam batas normal


BUN dan serum albumin, Hct, Hb dan kadar limfosit dalam
batas normal
Tidak ada penurunan lebih lanjut dalam kekuatan dan toleransi
aktivitas
Mukosa mulut utuh dan normal
Data yang mungkin muncul
Adanya tanda-tanda dan gejala kekurangan gizi
Berat badan kurang dari normal
Nilai BUN tidak normal dan serum albumin rendah, Hct, Hb,
dan kadar limfosit
Kelemahan dan kelelahan, sakit radang selaput lendir mulut
konjungtiva pucat.
Intervensi keperawatan
Rasional
Monitor persentase mengkonsumsi Menerapkan langkah-langkah untuk
makanan dan snack klien, catat pola mempertahankan
asupan yang tidak memadai.
Lakukan
tindakan

memadai
untuk Memperoleh

meningkatkan asupan oral

status

gizi

yang

konsultasi

diet

jika

diperlukan untuk membantu klien


dalam memilih makanan/cairan yang
memenuhi

kebutuhan

gizi,

yang

menarik, dan mematuhi preferensi


Dorong

masa

istirahat

pribaddi dan budaya


sebelum Makan dalam keadaan rileks tidak

makan untuk mengurangi kelelahan


terburu-buru
Jaga lingkungan yang bersih dan Meningkatkan selera makan
santai, suasana yang menyenangkan
Jaga kebersihan oral sebelum makan

Menghilangkan

rasa

tidak

menyenangkan,

meningkatkan

rasa

makanan/cairan
Berikan makan pasien dalam porsi Mengurangi mual
kecil tetapi sering
Terapkan langkah-langkah

dan

memenuhi

kebutuhan nutrisi
untuk Untuk mencegah perasaan kepenuhan

Sistem Endokrin | Kelompok 5

mencegah distensi gastrointestinal30dan awal kenyang


seperti prosisi saat makan duduk atau
semi fowler
Berikan makanan kesukaan pasien Meningkatkan asupan makanan
dengan kontraindikasi
Hindari terlalu banyak minum saat Minum yang banyak akan mengurangi
makan
nafsu makan
Kurangi aktivitas dan tingkat stress Aktivitas yang meningkat dan stress
pasien
akan meningkatkan metabolisme rate
Pastikan makanan yang dimakan Memenuhi kebutuhan kalori tubuh
adalah tinggi kalori dan tinggi
prorein
Kolaborasi dengan dokter dan ahli Kerja tim kesehatan saling melengkapi
gizi

dalam

perencanaan

nutrisi terhadap masalah pasien

pasien
Timbang berat badan setiap 3 hari

Mengevaluasi adanya kemajuan dalam

peningkatan berat badan


Evaluasi adanya tanda-tanda anemia Anemia menunjukkan adanya nutrisi
seperti pucat, sklera anemis, lemah, yang kurang
lesu
Monitor hasil laboratorium seperti Mengevaluasi status nutrisi pasien
Hb, albumin dan eritrosit
Pendidikan
kesehatan
pemenuhan kebutuhan nutrisi

tentang Peningkatan
pemahaman

pengetahuan
tentang

dan
nutrisi

memungkinkan pasien sadar akan


dirinya terhadap kebutuhan nutrisinya

2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan menyeluruh (kelelahan sekunder


terhadap meningkatnya metabolisme, gagal jantung).
NOC :
Self Care : ADLs
Toleransi aktivitas
Konvservasi energi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien
mampu melakukan aktivitas secara normal, dengan

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

Kriteria Hasil :

Pasien dapat melakukan aktivitas normal


Pasien dapat mempertahankan keseimbangan istirahat dan
aktivitas
Pasien dapat beradaptasi dalam kegiatan fisik, ditandai dengan
peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan nadi dalam
batas toleransi
Mengungkapkan

pemahaman

tentang

kebutuhan

untuk

menyeimbangkan istirahat dan aktivitas


Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
Data yang mungkin muncul

Adanya tanda-tanda anemia


Kelelahan setelah melaksanakan aktivitas
ketidakmampuan melaksanakan aktivitas
Nadi meningkat setelah melaksanakan aktivitas
Pernafasan dan denyut jantung yang cepat

Intervensi keperawatan
Rasional
Tentukan penyebab dari intoleransi Menentukan
aktivitas

apakah

faktor

psikologi, atau motivasi


Nilai klien setiap hari

penyebab

dapat

fisik, membantu intervensi yang tepat


untuk Perintah tidak tepat tidur untuk istirahat

kesesuaian kegiatan dan beristirahat berkepanjangan


atau tidur
Hindari terlalu lama bedrest

dan

dapat

menyebabkan

intoleransi aktivitas
Terlalu lama bedrest mengakibatkan
penurunan fungsi paru, jantung dan alat

gerak
Jika diperlukan, secara bertahap Meningkatkan
meningkatkan

aktivitas,

kegiatan

membantu

sehingga untuk mempertahankan kekuatan otot,

memungkinkan klien untuk merubah dan daya tahan.


posisi, mentransfer, dan perawatan Memungkinkan
diri sendini mungkin

berpartisipasi

klien
mengurangi

untuk
presepsi

klien sebagai tidak mampu dan lemah


Pastikan klien melakukan perubahan Melatih kemampuan aktivitas pasien
posisi perlahan-lahan
Pertimbangkan menggunakan kursi Istirahat di tempat tidur dalam posisi
Sistem Endokrin | Kelompok 5

atau tempat tidur untuk klien yang30telentang akan mengalami kehilangan


tidak bisa bangun dari tempat tidur

olume

plasma,

yang

berkontribusi

terhadap hipotensi postural dan sinkop


Ketika melakukan aktivitas, amati Aktivitas
membutuhkan
energi
untuk gejala intoleransi seperti mual, termasuk meningkatkan kerja jantung
pucat, pusing, pandangan kabur, dan dan tanggapan tekanan darah
kesadaran

terganggu,

serta

perubahan tanda vital


Lakukan gerakan latihan pasif jika Gerakan
klien tidak dapat mentoleril aktivitas

latihan

pasif

memberikan

kontribusi untuk meningkatkan tonus


otot

dan

mencegah

terjadinya

kontraktur dan keterbatasan pergerakan


Pantau kemampuan rekam klien Mencegah terjadinya komplikasi lebih
untuk mentoleril kegiatan, catatan lanjut dan mengevaluasi jika terjaddi
denyut nadi, tekanan darah, monitor gejala dekompensasi jantung, sehingga
dispnea, penggunaan otot aksesori aktivitas harus dihentikan segera
pernapasan, dan warna kulit sebelum
dan sesudah kegiatan
Anjurkan klien untuk menghentikan Menghindari komplikasi lebih lanjut
kegiatan segera dan laporkan ke
dokter

jika

berikut

memburuk

mengalami
intensitas
atau

baru

gejala
atau

peningkatan

frekuensi tidak nyaman, sesak atau


tekanan di dada, punggung, leher,
rahang. Bahu, dan atau lengan
palpitasi,

pusing,

kelemahan,

kelelahan yang tidak biasa atau


ekstrim
Lakukan istirahat diatara periode Periode istirahat penurunan konsumsi
aktivitas
oksigen
Perhatiakn integritas kulit beberapa Kegiatan
kali sehari

intoleransi

dapat

menyebabkan ulkus tekanan.


Mekanikal

tekanan,

kelembaban,

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30gesekan,

predisposisi perkembangan

ulkus
Gangguan mobilitas dikaitkan dengan

Kaji adanya konstipasi

peningkatan

risiko

disfungsi

usus,

termasik konstipasi
Pertimbangan arahan ahli diet untuk Ahli gizi dapat merekomendasikan
menilai
berhungan

kebutuhan
dengan

gizi

yang perubahan

diet

yang

dapat

intoleransi meningkatkan status kesehatan klien.

aktivitas

Malnutrisi berat dapat menyebabkan

lutbran aktivitas
Berikan dukungan emosional dan Takut sesak nafas, sakit, atau jatuh
dorongan kepada klien untuk secara dapat menurunkan keinginan untuk
bertahap meningkatkan aktivitas
meningkatkan aktivitas
Observasi adanya nyeri sebelum Jika memungkinkan, mengobati nyeri
aktivitas

sebelum kegiatan, dan memastikan


klien yang tidak menggunakan obat
penenang. Rasa nyeri membatasi klien
mencapai tingkat aktifitas maksimal

dan sering diperburuk oleh gerakan


Bantu pasien mendapatkan alat bantu Membantu meningkatkan mobilitas dan
yang diperlukan atau peralatan yang mengatasi keterbatasan
dibutuhkan sebelum ambulasi klien
(misal, alat bantu jalan, tongkat,
kruk, portable oksigen)

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN HIPERTIROIDISME
A. KASUS
Tn. A, 28 tahun dirawat diruang X RSUD Gunung Jati Cirebon dengan
keluhan kedua tangan termor, emosi labil, mudah menangis, BB telah
berkurang 15 Kg dalam 2 bulan dan selalu merasa lapar meskipun ia makan
dalam jumlah besar. Tn. A merasakan terganggu karena adanya panas,
kebisingan. Pemeriksaan Fisik ditemukan TD : 150/90 mmHg, N : 138
X/menit, RR :24 X/menit, mata proptosis (bilateral), mata kanan sedikit merah.
Kulit hangat berkeringat. Tonus otot meningkat dengan cepat terhadap
kebisingan yang tiba-tiba. Tampak pembesaran kelenjar thyroid. Hasil EKG
menujukan adanya takikardi (denyut jantung 132 X/menit)
Hasil Pengkajian :
a. Data Obyektif
- Klien mudah menangis
- TD : 150/90 mmHg
- N : 138 X/menit

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30
- RR : 24 X/menit
- Mata kanan sedikit merah
- Tampak pembesaran kelenjar tyroid
- Kulit hangat dan berkeringat
b. Data subyektif
- Klien merasakan terganggu karena adanya panas dan kebisingan
- Klien slalu merasakan lapar meskipun ia makan dalam jumlah

besar
BB telah berkurang 15kg dalam 2 bulan dan selalu merasa lapar
meskipun ia makan dalam jumlah besar.

B. Pemeriksaan Penunjang
- Hasil EKG menujukan takikardia (132 X/menit)
131
I
- Peningkatan ambilan
(iodium) oleh kelenjar tyroid yang
melampaui 50%.
-

Peningkatan kadar serum

T4

dan

T3

C. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 F), dan, apabila tidak diobati,
kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas.
D. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika
dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat
adalah sebagai
berikut :
1) Thioamide Askep Klien Hipertiroidisme
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari

Sistem Endokrin | Kelompok 5

3) Propylthiouracil

(PTU) 30
dosis awal 300 600 mg/hari, dosis

maksimal 2.000 mg/hari


4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala-gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi
pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan
tiroktosikosis.
2) Untuk mengendalikan

tiroktosikosis

pada

fase

sebelum

pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.


c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti
tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis,
serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti
tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian
pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan
remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih
dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid
atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tyroid yang
membesar

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

E. Patofisiologi
dd
Gangguan
organik kelenjar

Gangguan
Hipotalamus/hipofisi
s
Produksi TSH
meningkat

Produksi hormon tiroid


meningkat
Proses
glikogenesis
meningkat

Metabolisme tubuh
meningkat

Aktivitas GI
meningkat

Produksi kalori
meningkat

Nafsu makan
meningkat

Peningkatan suhu
tubuh

Perubahan pola
nutrisi

Proses
pembakaran
lemak
meningkat
Suplay nutrisi
yang tidak
adekuat

Gangguan rasa
nyaman panas

Penurunan
berat badan

Perubahan pola
kerja jantung dan
paru-paru

Gangguan body
image

Gangguan pola
kognitif

F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan

Ketidak stabilan
emosi

terjadi

pada

klien

yang

mengalami

hipertiroidismeadalah sebagai berikut :


1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/dpeningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Sistem Endokrin | Kelompok 5

4. Kerusakan integritas jaringan b/d30perubahan mekanisme perlindungan dari


mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas b/d faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan

kebutuhan

pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi.


7. Perubahan proses pikir b/d perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
G. Perencanaan / Intervensi.
1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan :
Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :
Nadi perifer dapat teraba normal,
Vital sign dalam batas normal,
Pengisian kapiler normal,
Status mental baik,
Tidak ada disritmia.

Intervensi
Rasional
Pantau tekanan darah pada posisi Hipotensi umum atau ortostatik
baring, duduk dan

berdiri jika dapat terjadi sebagai akibat dari

memungkinkan. Perhatikan besarnya vasodilatasi perifer yang berlebihan


tekanan nadi

dan penurunan volume sirkulasi

Periksa kemungkinan adanya nyeri Merupakan

tanda

adanya

dada atau angina yang dikeluhkan peningkatan

kebutuhan

oksigen

pasien.

oleh otot jantung atau iskemia.

Auskultasi suara nafas. Perhatikan S1 dan murmur yang menonjol


adanya suara yang tidak normal berhubungan dengan curah jantung
(seperti krekels)

meningkat

pada

keadaan

hipermetabolik
Observasi tanda dan gejala haus Dehidrasi yang cepat dapat terjadi
yang

hebat,

mukosa

membran yang akan menurunkan volume


Sistem Endokrin | Kelompok 5

kering,

nadi

lemah,

penurunan30sirkulasi dan menurunkan curah

produksi urine dan hipotensi


jantung
Catat masukan dan haluaran Askep Kehilangan cairan yang terlalu
Klien Hipertiroidisme

banyak

dapat

menimbulkan

dehidrasi berat.

2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi


Tujuan :
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi
Rasional
Pantau tanda vital dan catat nadi baik Nadi secara luas meningkat dan
istirahat maupun saat aktivitas.

bahkan

istirahat

Ciptakan lingkungan yang tenang

mungkin ditemukan
Menurunkan
stimulasi

yang

kemungkinan

dapat

besar

takikardia

menimbulkan agitasi, hiperaktif,


dan imsomnia
Sarankan pasien untuk mengurangi Membantu melawan
aktivitas
Berikan

pengaruh

dari peningkatan metabolisme


tindakan

yang

membuat Meningkatkan relaksasi

pasien merasa nyaman seperti massage


3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan :
Klien akan menunjukkan berat badan stabil
Kriteria Hasil :
Nafsu makan baik.
Berat badan normal
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Intervensi

Rasional

Sistem Endokrin | Kelompok 5

Catat adanya anoreksia, mual dan30 Peningkatan aktivitas adrenergic


muntah

dapat

menyebabkan

gangguan

sekresi insulin/terjadi resisten yang


mengakibatkan hiperglikemia
Pantau masukan makanan setiap hari, Penurunan berat badan terus
timbang berat badan setiap hari

menerus dalam keadaan masukan


kalori yang cukup merupakan
indikasi kegagalan terhadap terapi

Kolaborasi untuk pemberian diet

antitiroid
Mungkin

tinggi kalori, protein, karbohidrat dan

untuk menjamin pemasukan zat-

vitamin

zatmakanan yang adekuat dan

memerlukan

mengidentifikasi

bantuan

makanan

pengganti yang sesuai


4. Kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari
mata; kerusakan penutupan kelopakmata/eksoftalmus
Tujuan :
Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
Intervensi
Observasi

adanya

Rasional
edema Stimulasi umum dari stimulasi

periorbital

adrenergik yang berlebihan

Evaluasi ketajaman mata

Oftalmopati infiltratif adalah akibat


dari peningkatan jaringan retro-

Anjurkan

pasien

kaca mata gelap


Bagian kepala
ditinggikan

orbita
menggunakan Melindungi kerusakan kornea
tempat

tidur Menurunkan edema jaringan bila


ada komplikasi

H. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhantubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
Sistem Endokrin | Kelompok 5

30 stabil
3. Klien akan menunjukkan berat badan
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas

dariulkus

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid
yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini
timbul pada pasien dengan dasar penyakit.
Hipertiroidisme adalah gangguan endokrin kedua yang paling sering
terjadi, dan penyakit Graves adalah jenis yang paling banyak dijumpai. Kondisi
ini terjadi akibat pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan yang disebabkan
oleh abnormalitas stimulasi kelenjar tiroid oleh imunoglobulin sirkulasi.
Gangguan ini delapan kali lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan
pria dan mencapai puncak antara dekade kedua dan keempat kehidupan.
Kondisi ini dapat muncul setelah syok emosional, stress, atau infeksi, tetapi
signifikansi pasti dari hubungan ini tidak dipahami. Penyebab umum lainnya
mencakup tiroiditis dan kelebihan mengonsumsi hormon tiroid (mis, dari terapi
hipotiroidisme).
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

Sistem Endokrin | Kelompok 5

30

DAFTAR PUSTAKA

Addy,4 januari 2009, Askep Klien Hipertiroidisme,diakses 14 April 2015


https://addy1571.files.wordpress.com/2009/01/4-askep-klien-hipertiroidisme.pdf
Baradero, Mary, Mary, Wilfrid, Dayrit, &Yakobus,Siswandi.2005.Klien
Gangguan Endokrin : Seri Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Naga,Sholeh,S. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta :
DIVA Press.
Rumahorbo,Hotman.1997.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Endokrin.Jakarta : EGC.
Ragg,Mark.1994. Memahami Masalah Tiroid. Jakarta : Arcan.
Smeltzer,Susan,C.2011. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi
12. Jakarta : EGC.
Saputra,Lyndon. 1993. Segi Praktis Endokrinologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Tarwoto,dkk.2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta : TIM.
https://www.academia.edu/10133185/hipertiroidism-askep

Sistem Endokrin | Kelompok 5

Vous aimerez peut-être aussi