Vous êtes sur la page 1sur 4

Teori Kelahiran Seorang Pemimpin

Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin dan


setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Manusia sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya
sendiri. Dalam lingkungan organisasi harus ada pemimpin yang secara
ideal dipatuhi dan disegani oleh bawahannya. Kepemimpinan dapat terjadi
melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan
kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal
terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam
organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih
melalui proses seleksi, sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana
kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang
muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus
atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan
persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi
yang bersangkutan.
Pembahasan tentang kepemimpinan tidak lepas dari kelahiran atau
asal-usul pemimpin sendiri, maka disini akan dibahas mengenai beberapa
teori tentang kelahiran pemimpin menurut para ahli, antara lain:
1. Teori Hereditas (Keturunan)
Teori ini antara lain dipelopori oleh Galton (1879). Menurutnya
pemimpin itu muncul dari keturunan orang-orang terkemuka. Dia
berpendapat bahwa pemimpin itu muncul berdasarkan warisan
atau keturunan. Sementara itu Wiggmas (1931) berpendapat
bahwa keberlangsungan hidup yang terbaik dan perkawinan
campuran di antara mereka menghasilkan kelas aristokrat yang
secara biologis berbeda dengan kelas yang lebih rendah. Dari
kelas aristokrat itulah biasanya seorang pemimpin akan muncul.
Sedangkan menurut Carlyle (1841), sebagai individu, pemimpin
memiliki bakat bawaan yang diperoleh dari keturunann yang
khas.
Pengikut aliran ini menyusun teorinya berdasarkan induktif
dengan memopelajari sifat-sifat yang menonjol dari pimpinan
berdasarkan keberhasilan mengenai tugas yang dijalankan
pemimpin terutama kemampuan untuk memimpin. Aliran ini
mengansumsi bahwa para pemimpin yang berhasil memainkan
peranan itu karena ia memiliki sifat-sifat unik dan kualitas
superior.
Jika dilihat dari prespektif islam, teori asal usul kepemimpinan
berdasarkan
keturunan
sangat
deterministik,
sehingga
menganggap lingkungan keluarga tidak ikut berpengaruh. Dalam
sebuah Hadist yang sahih, Nabi SAW. Pernah bersabda : Setiap

byi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunya akan


menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR. Al-Bukhari).
Hadist tersebut memberi isyarat bahwa faktor lingkungan sangat
signifikan dalam membentuk karakter seseorang, termaksud
dalam hal memunculkan karakter seorang pemimpin.
Oleh sebab itu, teori tersebut akan lebih lengkap jika
mengakomodasi ciri-ciri unik mengenai kualitas pemimpin
dengan memperhatikan pengaruh lingkungan keluarga,sosial,
budaya, dan zaman dimana ia dibesarkan.
Maka jika ditarik kesimpulannya ciri-ciri dari teori kepemimpinan
ini adalah:
- Kurang demokratis
- Kurang Kharismatik
2. Teori Environmental
Teori ini berpendapat bahwa munculnya kepemimpinan
disebabkan oleh faktor lingkungan sosial yang merupakan
tantangan untuk diatasi atau diselesaikan. Tokoh pendukung teori
ini antara lain adalah Mumforf (1909) yang mengatakan bahwa
pemimpin
muncul
disebabkan
oleh
kemampuan
dan
keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah
sosial dalam keadaan tertekan atau perubahan dan adaptasi.
Kepemimpinan menurutnya merupakan innate dan menjadi
modal dasar kecenderungan kekuatan sosial yang dimilikinya.
Sedangkan Schneider (1937) menyatakan bahwa jumlah para
pemimpin militer Inggris sebanding dengan banyaknya jumlah
konflik yang terjadi pada bangsa itu. Jadi, menurutnya situasi
sosio kultural erat kaitannyua dengan prestasi kepemimpinan.
Senada dengan Schneider, Murphy mengatakan bahwa
kepemimpinan sebenarnya tidak terletak pada prestasi individu,
melainkan merupakan suatu fungsi dari peristiwa. Jadi
kepemimpinan merupakan faktor instrumen pemimpin dalam
memecahka masalah yang muncul.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori Environmental
seorang pemimpin itu muncul karena faktor situasi atau momen
tertentu. Teori tersebut kurang memperhatikan aspek-aspek predisposisi yang berlaku pada seprang pemimpin. Jadi teori ini
menolak adanya faktor Hereditas (keturunan/warisa) untuk
menjadi seorang pemimpin.
Jika dilihat dari prespektif Islam, maka faktor keturunan jugan
mempunya peran yang cukup signifikan untuk melahirkan
seorang pemimpin yang berkualitas. Itulah mengapa menurut
hadist Nabi SAW., seorang sebelum menikah dianjurkan untuk
mencari pasangan hidupnya dari bibit atau keturunan yang baik.

Asumsinya adalah bibit yang baik pasti menghasilkan keturunan


yang baik pula. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam Hadist
yang sahih, Nabi bersabda : Perempuan itu biasanya dinikahi
karena empat hal yaitu 1) karena hartanya, 2) karena cantiknya,
3) nasab (keturunannya), 4) agamanya. Pilihlah yang mempunya
agama yang baik maka kamu akan beruntung (HR-Bukhari).
Kriteria memiliki pasangan (suami-istri) karena faktor keturunan
itu sebenarnya tidak dinaifkan oleh Hadist tersebut, dengan
catatan ia tetatp memiliki kualitas agama yang baik.
3. Teori Situasi Personal
Teori ini berpendapat bahwa adanya interaksi antara pemimpin
dan situasinya membentuk tipe pemimpin tertentu. Jadi, disitu
ada field dynamic of leadership. Setiap situasi dapat membentuk
seseorang untuk menjadi pemimpin. Proses antar individu
dengan lingkungan memiliki dinamika tersendiri yang merupakan
suatu sistem interaksi dalam membentuk pemimpin dan
kepemimpinan.
4. Teori Humanistik
Teori humanistik menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan
adalah mengatur kebebasan individu untuk dapat merealisasikan
motivasi rakyatnya agar dapat bersama-sama mencapai tujuan.
Oleh sebab itu, dalam teori ini yang penting adalah organisasi
yang baik dapat memperhatikan faktor-faktor kebutuhan
rakyatnya. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah untuk
mengontrol sebuah kegiatan agar benar-benar lebih terarah dan
memiliki tanggung jawab yang jelas. Intinya dalam teori
humanistik ini menekankan adanya suatu organisasi, jika ada
organisasi, maka disitu akan muncul pemimpin.
5. Teori Fitrah
Teori ini berangkat dari suatu asumsi dasar bahwa manusia itu
merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial yang hidup di
masyarakat pasti akan terjadi tarik-menarik kepentingan satu
dengan yang lainnya. Maka perlu ada sistem yang mengatur dan
yang memimpinnya. Biasanya umat akan menyerahkan kepada
pemimpin dalam mengelola dan me-manage urusan-urusan
sosial kemasyarakatan mereka agar tidak terjadi kezaliman
diantara mereka. Seandainya tidak ada pemimpin niscaya
mereka akan kacau.
Menurut teori ini, kepemimpinan diciptakan untuk menggantikan
kenabian (likhilafata an-Nubuwwah) dalam rangka menjaga
agama dan mengatur dunia. Teori model ini dikemukakan oleh al-

mawardi. Menurutnya, fitrah manusia akan menyerahkan


masalah-masalah mereka kepada pemimpinnya, maka menurut
teori ini, kepemimpinan merupakan keniscayaan sejarah. Hukum
menegakkannya dalah wajib baik ditinjau dari perspektif akal
maupun syariat, maka ketaatan pemimpin juga merupakan hal
yang wajib dalam teori ini, seperti yang terdapat dalam sebuah
ayat Al-Quran yang artinya Wahai orang-orang yang beriman
taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan pemimpin kalian
atau ulil amri (Qs. An-Nisa: 59)
Sumber : Zainuddin, Muhadi, Lc., M.A. & Dr. Abd. Mustaqin, M.Ag.
2005. Studi Kepemimpinan Islam (Konsep, Teori, dan Praktiknya
dalam Sejarah). Yogyakarta: UII Press.

Vous aimerez peut-être aussi