Vous êtes sur la page 1sur 13

ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PUTRI AYU TAHUN 2013

Disusun oleh:
Rita Rahim
G1A109060

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
2013

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit
Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013
Rita Rahim1, Yulinda Fetritura2,, Suroso3
1
2

Latar

Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan


Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

Belakang

Saluran

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan ibu

merupakaN

yang memilki pengetahuan buruk (25,5%)

masalah satu penyebab kematian tersering

dan pengetahuan baik (74,5%) sedangkan

pada anak di Negara sedang berkembang.

ibu balita yang memiliki sikap buruk

Hampir seluruh kematian karena ISPA pada

(39,2%) dan yang memiliki sikapb aik

balita disebabkan oleh infeksi saluran

(60,8%). Untuk ibu balita yang memiliki

pernapasan bawah akut, paling sering

perilaku buruk (36,3%) dan ibu balita yang

adalah pneumonia. Pneumonia berbahaya

memiliki perilaku baik (63,7%). Hasil

karena dapat menyebabkan kematian akibat

penelitian menunjukkan ada hubungan

paru-paru

antara pengetahuan dansikap ibu balita

Pernapasan

Akut

tidak

Infeksi

(ISPA)

dapat

menjalankan

fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi

dengan

tubuh.

pneumonia

pneumonia dengan p-value berturut-turut

disebabkan oleh bakteri yang terjadi secara

pengetahuan (p-value=0,017), sikap (p-

primer atau sekunder setelah infeksi virus.

value=0,000)

Anak dengan sistem pertahanan tubuh

Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini

lemah seperti anak gizi buruk, terutama

petugas

tidak mendapatkan ASI eksklusif dan

(Planning Of Action) yang mencegah

kekurangan vitamin A memiliki risiko

penyakit pneumonia baik yang dilakukan

pneumonia tinggi. Risiko tinggi juga terjadi

secara langsung maupun tidak langsung

pada bayi berat lahir rendah atau prematur.

melalui media ataupun penyuluhan untuk

Metode : Jenis penelitian ini merupakan

meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu

penelitian kuantitatif yang bersifat analitik

balita dalam perilaku pencegahanpenyakit

dengan

pneumonia.

Sebagian

rancangan

besar

penelitian

yang

perilaku

pencegahan

kesehatan

membuat

penyakit

POA

digunakanya itu cross sectional. Jumlah

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku

sampel seluruhnya adalah 102 sampel. Uji

ibu balita dalam pencegahan penyakit

yang digunakan univariat dan bivariate

pneumonia.

dengan program komputerisasi.

disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan

PENDAHULUAN
Tujuan

pembangunan

di

bidang

bawah

akut,

paling

sering

adalah

kesehatan adalah meningkatkan derajat

pneumonia.4Pneumonia berbahaya karena

kesehatan masyarakat, untuk itu dilakukan

dapat menyebabkan kematian akibat paru-

berbagai

paru tidak dapat menjalankan fungsinya

upaya

pelayanan

kesehatan

masyarakat.1 Upaya pelayanan kesehatan

untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh.5

ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan

Lebih dari 50% kasus pneumonia

meningkatkan kesehatan yang dilakukan

berada

oleh

atau

Afrika.Dilaporkan pula bahwa 3/4 kasus

kesehatan

pneumonia pada balita diseluruh dunia

pemerintah

dan/

masyarakat.Pemeliharaan
mencakup

aspek

Tenggara

dan

berada di 15 negara. Indonesia merupakan

peningkatan

salah satu diantara ke 15 negara tersebut

kesehatan mencakup aspek preventif dan

dan menduduki tempat ke-6 dengan jumlah

promotif.2

kasus sebanyak 6 juta.6,8

Sedangkan

dan

Asia

aspek

rehabilitative.

kuratif

di

Anak-anak yang lahir di Indonesia

Menurut Riskesdas 2007 pneumonia

saat ini dapat mengharapkan hidup hingga

merupakan

penyebab

usia 68 tahun. Namun ada satu ukuran lain

setelah diare dan selalu berada pada daftar

yang penting, yaitu jumlah anak-anak yang

10

meninggal dunia.anak-anak, terutama bayi

tahunnya.Persentase jumlah kematian balita

lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi

akibat pneumonia di Indonesia adalah

hidup yang tidak sehat. Itulah sebabnya

15,5%

tujuan keempat Millennium Development

15,5%x196.579), atau rata-rata 83 orang

Goals (MDGs) adalah mengurangi jumlah

balita meninggal dunia setiap hari akibat

kematian anak.ketika melihat pada angka

pneumonia.

kematian anak, biasanya merujuk pada anak

sehingga perlu menjadi perhatian bagi

di bawah usia lima tahun (balita).3

pengelola

penyakit

atau

kematian

kedua

terbesar

30.470

Angka

program

ini

ISPA

setiap

balita

sangat

agar

besar

upaya

Infeksi Saluran Pernapasan Akut

pengendalian penyakit pneumonia dapat

(ISPA) merupakam salah satu penyebab

dilaksanakan dengan optimal sehingga

kematian tersering pada anak di Negara

angka

sedang

seluruh

diturunkan.Pneumonia balita merupakan

balita

salah satu indikator keberhasilan program

kematian

berkembang.
karena

Hampir

ISPA

pada

kematian

ini

dapat

pengendalian penyakit dan penyehatan

yang tepat dan segera bagi kasus yang

lingkungan seperti tertuang dalam rencana

pneumonia

strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010-

termasuk pemberian ASI eksklusif dan

2014.Untuk itu perlu dilakukan upaya

asupan

pencegahan pneumonia pada bayi dan balita

imunisasi, dan pengurangan polusi udara

dengan perbaikan gizi dan meningkatkan

didalam ruangan dapat pula mengurangi

upaya manajemen tatalaksana pneumonia.8

faktor risiko. Selain itu mencuci tangan

Sebagian

besar

pneumonia

disebabkan oleh bakteri yang terjadi secara


primer

atau

sekunder

zinc,

dapat

Peningkatan

peningkatan

mengurangi

gizi

cakupan

kejadian

pneumonia.8

infeksi

Green (1980) mencoba menganalisis

virus.Anak yang sehat memiliki sistem

perilaku dari tingkat kesehatan. Kesehatan

pertahanan tubuh yang melindungi paru

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh

dari kuman sedangkan anak dengan sistem

2 faktor pokok yakni faktor perilaku

pertahanan tubuh lemah seperti anak gizi

(behaviour

buruk, terutama tidak mendapatkan ASI

perilaku

eksklusif

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan

memiliki risiko pneumonia tinggi. Risiko

atau terbentuk dari 3 faktor yaitu pertama

tinggi juga terjadi pada bayi berat lahir

faktor predisposisi (predisposing factors)

rendah atau prematur.8

yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,

dan

Untuk

setelah

juga

berat.

kekurangan

mengurangi

vitamin

terjadinya

causes)
(non

dan

faktor

behaviour

diluar
causes).

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

penyakit pneumonia maka pencegahan

sebagainya.Kedua

perlu dilakukan. Pencegahan pneumonia

(enabling factors) yang terwujud dalam

selain

lingkungan

dengan

menghindarkan

atau

fisik,

faktor

tersedia

pendukung

atau

tidak

menggurangi faktor risiko dapat dilakukan

tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-

dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan

sarana kesehatan, dan sebagainya. Ketiga

pendekatan

pendidikan

di

faktor pendorong (renforcing factors) yang

komunitas,

perbaikan

pelatihan

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan

kesehatan atau petugas lain, yang merupak

pedoman

kelompok

diagnosis

kesehatan
gizi,

dan

pengobatan

referensi

dari

perilaku

pneumonia, penggunaan antibiotik yang

masyarakat. Dan dapat disimpulkan bahwa

benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk

perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,


sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya
dari

orang

atau

masyarakat

yang

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis

penelitian

ini

merupakan

penelitian kuantitatif yang bersifat analitik

bersangkutan. Di samping itu ketersediaan

dengan

fasilitas, sikap dan perilaku para petugas

digunakan yaitu cross sectional, dimana

kesehatan terhadap kesehatan juga akan

peneliti

mendukung dan memperkuat terbentuknya

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

perilaku.11

(poin time approach), artinya subyek

Survey awal pada bulan November

rancangan

melakukan

penelitian

yang

observasi

atau

diobservasi satu kali dan pengukuran

2012 di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu

variabel

pada beberapa warga yang bertempat

dilakukan pada saat pemeriksaan atau

tinggal di wilayah kerja Puskesmas Putri

pengkajian data.22,23

Ayu menunjukkan masih rendahnya upaya


pencegahan

pada

pneumonia.Mulai

dilaksanakan

dependent

di

35

posyanduyang terdapat di wilayah kerja


Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Waktu

eksklusif yang tidak diberikan, imunisasi

penelitian dilakukan pada bulan April 2013

yang tidak lengkap, kebiasaan merokok

- Mei 2013

rumah

pemberian

Penelitian

dan

ASI

didalam

dari

penyakit

independent

tanpa

memperdulikan

Populasi adalah keseluruhan subjek

lingkungan disekitarnya, dan kebersihan

penelitian.22Populasi dalam penelitian ini

lingkungan tempat tinggaal yang kurang

adalah semua ibu balita di wilayah kerja

diperhatikan.Dari

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun

beberapa

upaya

pencegahan tersebut dapat mengurangi


terjadinya pneumonia pada balita.

2012 sebanyak 3095 ibu balita.


Sampel adalah sebagian atau wakil

Berdasarkan uraian di atas maka

populasi yang diteliti.22 Dalam penelitian

penulis tertarik untuk melakukan penelitian

ini peneliti mengambil sampel yaitu ibu-ibu

mengenai

dan

yang memiliki balita yang berada di

perilaku

wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota

pencegahan penyakit pneumonia di wilayah

Jambi. Subyek tersebut akan dijadikan

kerja Puskesmas Putri Ayu tahun 2013.

sampel penelitian bila memenuhi kriteria

sikap

ibu

Hubunganpengetahuan
balita

dengan

inklusi dan dikeluarkan bila memenuhi


kriteria eksklusi.

Cara pengambilan sampel dengan


teknik

proporsional

random

sampling

berdasarkan kunjungan ke posyandu.

kelurahan Legok, kelurahan Solok Sipin,


kelurahan

Murni,

kelurahan

Sungai

Putri.Luas wilayah kerja Puskesmas Putri

Puskesmas Putri Ayu memiliki empat

Ayu 962 ha atau 61 Km, terdiri dari

kelurahan yaitu kelurahan Legok, Solok

daerah dataran tinggi di sebelah Selatan dan

Sipin, Sungai Putri, dan Murni. Dan

dataran rendah di sebelah Utara. Wilayah

memiliki 35 posyandu yang terdapat pada

kerja Pusekesmas Putri Ayu meliputi 4

masing-masing kelurahan dengan total

kelurahan yaitu kelurahan legok, murni,

jumlah balita sebanyak 3095 balita.

solok sipin dan sungai putri dan terbagi

Instrumen

yang

akan

digunakan

ataas 111 RT (rukun tetangga)

berupa kuesioner, kemudian dilakukan uji


validitas dan reliabilitas karena suatu
kuesioner dikatakan valid jika kuesioner
mampu untuk mengungkapkan suatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Sebelum

instrumen

penelitian

digunakan, dilakukan uji validitas dan

Tabel 1 jumlah penduduk di wilayah kerja


Puskesmas Putri Ayu tahun 2012
Kelurahan
Legok
Murni
Solok Sipin
Sungai Putri
Jumlah

Jumlah penduduk
14.528
5.425
10.300
9.237
39.490

reliabilitas kuesioner kepada 20 orang


responden yang tidak menjadi subjek

Tabel 2 tingkat pendidikan penduduk di


wikyah kerja Puskesmas Putri Ayu 2012

penelitian. Responden yang di ujikan


adalah

ibu

balita

di

Puskesmas

Simpang

IV

mempunyai

karakteristik

wilayah

kerja

Tingkat pendidikan

Sipin

yang

hampir

sama

Tamatan perguruan tinggi


Tamatan SLTA/Sederajat
Tamatan SLTP/ Sederajat
Tamat SD
Tidak tamat SD
Belum sekolah
Tidak sekolah
Masih sekolah

dengan responden yang akan diteliti.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Putri Ayu terletak di
kelurahan Legok Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi dan merupakan puskesmas
perawatan.Wilayah kerja puskesmas Putri
Ayu mencakup empat kelurahan yaitu

Jumla
h
952
2.998
5.254
5.309
1.413
4.003
97
3.116

Persentas
e (%)
4.12
12.96
22.71
22.94
6.10
17.29
0.42
13.46

Tabel 3 distribusi penduduk menurut mata


pencaharian di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu 2012

Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan


sikap
Sikap

Mata pencaharian

Jumlah

Buruh tani
Nelayan/peternak
Pengusaha
Buruh bangunan
Pedagang
Pengangkut/ jasa
Pertukangan/kerajinan
PNS/ ABRI/ POLRI
Lain-lain
Jumlah

296
488
830
1.249
1.082
970
1.778
1.995
1.090
9.781

Persentase
(%)
3,03
4,99
8,52
12,77
11,06
9,91
18,18
20,40
11,14
100

SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Jumlah

frekuensi
16
21
58
7
102

(%)
15,68
20,58
56,86
6,86
100

Tabel 5 Distribusi responden menurut


pekerjaan
Pekerjaan
frekuensi
(%)
IRT
86
84,31
Swasta
18
15,69
PNS
0
0
Jumlah
102
100
Tabel 6 Distribusi Responden berdasarkan
pengetahuan
Pengetahuan
Frekuensi
%
Baik

76

74,5

Buruk

26

25,5

Jumlah

102

100

Baik

62

60,8

Buruk

40

39,2

Jumlah

102

100

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan


Perilaku pencegahan penyakit Pneumonia
Perilaku

Tabel 4 Distribusi Responden Menurut


Pendidikan
Pendidikan

Frekuensi

Frekuensi

Baik

65

63,7

Buruk

37

36,3

Jumlah

102

100

Tabel 9 Hubungan pengetahuan ibu balita


dalam perilaku pencegahan penyakit
pneumonia diwilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2013
No

pengetahua
n

1
Buruk
2
Baik
Total

Kriteria perilaku ibu


Buruk
Baik
jml
%
jml
15
57,7
11
22
28,9
54
37
36,3
65

jumlah
%
42,3
71,1
63,7

jml
26
76
102

%
100
100
100

pvalu
e
0,01
7

Tabel 10 Hubungan sikap ibu balita dalam


perilaku pencegahan penyakit pneumonia
diwilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
tahun 2013
No.

Sikap

1
Buruk
2
Baik
Total

Kriteria perilaku ibu


Buruk
Baik
jml
%
jml
24
60,0%
16
13
21,0%
49
37
36,3%
65

Dari

hasil

Jumlah
%
40,0
79,0
63,7

jml
40
62
102

penenelitian

%
100
100
100

telah

diketahui bahwa sebagian besar ibu balita


yaitu sebanyak 76 responden (74,5%)
memiliki pengetahuan dengan kategori

pvalue

0,000

baik,sedangkan ibu balita yaitu sebanyak 26

atau objek. Setelah seseorang mengetahui

responden (25,5%) memiliki pengetahuan

rangsangan atau objek tersebut maka proses

dengan kategori buruk.

akan berlanjut pada tahap menilai atau

Pengetahuan

tentang

penyakit

bersikap terhadap stimulus atau objek

pneumonia tidak hanya dilakukan secara

kesehatan. Apabila individu memiliki sikap

klinis tetapi dapat juga dilakukan dengan

yang baik terhadap suatu rangsangan atau

memperhatikan lingkungan tempat tinggal.

objek kesehatan maka ia akan memiliki

Dan mengetahui faktor-faktor yang dapat

sikap

menyebabkan

memperlihatkan,

penularan

penyakit

yang

menunjukkan
menerima,

atau

mengakui,

pneumonia kepada balita. Hasil penelitian

menyetujui serta melaksanakan norma-

masih ada ibu yang memiliki balita tidak

norma yang berlaku dimana individu

mengetahui penularan penyakit pneumonia

tersebut berada. Sebaliknya bila ia memiliki

dari

sikap

orang

sekitar

yang

sedang

yang

buruk

terhadap

suatu

batuk.Kemudian tempat tinggal yang tidak

rangsangan atau objek kesehatan, maka ia

memenuhi

akan memiliki sikap yang menunjukkan

syarat

kesehatan

dapat

menyebabkan penyakit pneumonia pada

atau

balita.

menjadi rentan untuk tidak menyetujui


Pada hasil penelitian ini diperoleh

bahwa sebanyak

62

responden(60,8%)

memiliki sikap ibu balita terhadap perilaku


pencegahan

penyakit

pneumonia

memperlihatkan

terhadap

norma-norma

penolakkan

yang

atau

berlaku

dimana individu tersebut berada.26


Hasil analisis perilaku ibu balita

yang

mengenai pencegahan penyakit pneumonia

baiksedangkan sebanyak 26 responden

diperoleh sebanyak 37 orang (36,3%) yang

(39,2%) memiliki sikap ibu balita terhadap

memiliki perilaku buruk dalam pencegahan

perilaku pencegahan penyakit pneumonia

penyakit pneumonia.

yang buruk. Hal ini menunjukkan bahwa

Perilaku dalam upaya pencegahan

sebagian besar responden telah memiliki

penyakit pneumonia yaitu upaya ibu balita

sikap yang cukup baik terhadap perilaku

dalam melakukan perilaku pencegahan agar

pencegahan

anaknya

penyakit

penumonia

pada

balita mereka.

tidak

pneumonia.Semua

terjangkit
perilaku

penyakit
ibu

balita

Sikap merupakan suatu penilaian

tersebut adalah cerminan dari pengetahuan

sesorang terhadap rangsangan-rangsangan

serta sikap dari ibu balita itu sendiri tentang

pencegahan penyakit pneumonia. Apabila

satunya oleh pengetahuan. Sama halnya

tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita

yang dikemukakan teori Lawrence Green

baik

penyakit

bahwa perilaku sesorang ditentukan salah

dalam

satunya yaitu pengetahuan. Seseorang yang

mengenai

pencegahan

pneumonia

maka

perilaku

pencegahan

penyakit

pneumonia

akan

terlaksana dengan baik pula.

tidak

mau

mengimunisasikan

anaknya

dikarenakan orang tersebut tidak atau

Dalam hubungannya pengetahuan


ibu balita dengan perilaku pencegahan

belum mengatahui manfaat imunisasi bagi


anaknya (predisposing factors).11

penyakit pneumonia pada balita diketahui

Dalam hubungan sikap ibu balita

bahwa hasil analsis proporsi responden

dengan

yang memiliki pengetahuan yang buruk

pneumonia pada balita diketahui bahwa

dengan

hasil analisis proporsi responden yang

perilaku

pneumonia

pencegahan

yang

buruk

penyakit

sebanyak

15

perilaku

pencegahan

penyakit

memiliki sikap yang buruk dengan perilaku

reponden (40,5%) dari 26 responden,

pencegahan

sedangkan

memiliki

buruk juga sebanyak 24 responden (60%)

pengetahuan pengetahuan yang baik dengan

dari 40 responden, sedangkan proporsi

perilaku pencegahan penyakit penumonia

responden yang memiliki sikap yang baik

yang buruk sebanyak 22 responden (28,9%)

dengan

dari 76 reaponden. Hasil analisis statistik

penumonia yang baik juga sebanyak 49

dengan

(79%) dari 62 responden. Hasil analisis

responden

yang

menggunakanchi-square

menunjukkan

p-value

sebesar

penyakit

perilaku

statistik

penumonia

pencegahan

menggunakan

penyakit

chi-square

0,017,dimanap <0,05. Hal ini menunjukkan

menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dimana p < 0,05 yang berarti ada hubungan

ibu balita tentang pencegahan penyakit

antara sikap ibu balita tentang pencegahan

pneumonia

penyakit

penyakit

dalam

perilaku

pneumoniadi

mencegah

pneumonia

sebesar

dalam

0,000,

perilaku

kerja

pencegahan penyakit pneumonia di wilayah

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun

kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

2013.

Tahun 2013.
Teori

yang

wilayah

p-value

yang

oleh

Maka peneliti menyarankan agar

World Health Organization (WHO)bahwa

dilakukan peningakatan pemahaman serta

perilaku

meyakinkan kepada ibu balita tentang

seseorang

dikemukakan

dipengaruhi

salah

pentingnya pencegahan pneumonia pada

pencegahan

balita.

dilakukan

pneumonia.Sebagian ibu balita (39,2%)

penyuluhan yang intensif melalui brosur

memiliki sikap yang buruk. Sedangkan

oleh petugas kesehatan maupun kader pada

ibu balita yang memiliki sikap yang

saat melakukan kegiatan di posyandu

baik

dengan

pencegahan

Metode

yang

komunikatif

dapat

dan

kooperatif

penyakit

sebanyak

(60,8%)

tentang
penyakit

sehingga terjadi komunikasi dua arah antara

pneumonia.Sebagian ibu balita (36,3%)

petugas

memiliki

kesehatan

dengan

ibu

balita

perilaku

yang

buruk.

sehingga diharapkan dapat meningkatkan

Sedangkan ibu balita yang memiliki

sikap yang positif terhadap perilaku ibu

perilaku yang baik sebanyak (63,7%)

balita

tentang

dalam

perilaku

pencegahan

pencegahan

penyakit

pneumonia dapat menjadi lebih baik. Selain

pneumonia di wilayah kerja Puskesmas

itu diharapkan adanya kerja sama antara

Putri Ayu tahun 2013

petugas

kesehatan

dengan

tokoh

tokoh

agama

dalam

masyarakat,

2. Terdapat hubungan bermakna antara


pengetahuan

ibu

balita

tentang

meningkatkan sikap positif ibu balita

pencegahan

penyakit

dengan perilaku pencegahan pneumonia.

dengan perilaku pencegahan penyakit

pneumonia

pneumonia di wilayah kerja Puskesmas


KESIMPULAN DAN SARAN

Putri Ayu tahun 2013

Berdasarkan data penelitian dan hasil


penelitian serta pembahasan penelitian
mengenai hubungan pengetahuan dan sikap
ibu balita dengan perilaku pencegahan
penyakit pneumonia di wilayah kerjka
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun
2013

maka

dapat

dibuat

beberapa

kesimpulan sebagai berikut:


1. Sebagian ibu balita (25,5%) memiliki
pengetahuan yang buruk. Sedangkan
ibu balita yang memiliki pengetahuan
yang baik sebanyak (74,5%) tentang

3. Terdapat hubungan bermakna antara


sikap ibu balita tentang pencegahan
penyakit pneumonia dengan perilaku
pencegahan penyakit pneumonia di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
tahun 2013
4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Membuat kebijakan tentang perilaku
pencegahan

pneumonia

misalnya

melalui media seperti baleho, selebaran,


spanduk dan lain-lain.

5. Bagi Puskesmas Putri Ayu Diperlukan

5. Setiawati L, MS Makmuri, AS

adanya kegiatan penyuluhan secara

Retno. Pneumonia (online). 2010

berkala tentang pencegahan penyakit

(diakses

pneumonia.

Diunduh

Penyuluhan

ini

dapat

18

september

2012)

dari:

URL:

dilakukan melaui sosialisasi pada saat

http://www.pediatrik.com/isi03.php

diadakan posyandu atau pada saat

?page

kunjungan ke puskesmas.

6. WHO (World Health Organization).

6. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini

Pneumonia (online). 2011 (diakses

dapat di jadikan sebagai data dasar

20 september 2012). Diunduh dari:

untuk melakukan penelitian tentang

URL:

penyakit

http://www.who.int/mediacentre/fac

pneumonia

lebih

lanjut.

Karena masih banyak hal yang belum

tsheets/fs331/en/

diamati tentang perilaku pencegahan

7. WHO (World Health Organization).

penyakit pneumonia terutama pada

Global action plan for prevention

balita.

and control of pneumonia (online).


2009 (diakses 18 september 2012).
Diunduh

DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

dari:URL:http://whqlibdoc.who.int/

Profil Dinas Kesehatan Provinsi

hq/2009/who_fch_cah_nch_09.04_e

Jambi tahun 2012. Jambi: DINKES;

ng.pdf

2012

8. Weber M, F Handy, M Said, CB

2. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan

Kartasasmita,

Kusbiyantoro.

dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Pneumonia

Cipta; 2007. Hal: 8

Pangriwibowo S, A Tryadi, IS

3. Peter

Salker.

Millennium

Indah,

balita.

editor.

Bulletin

Dalam:

jendela

Development Goals. Cetakan kedua.

epidemiologi. Jakarta: Kementrian

Jakarta: BPS; 2008

Kesehatan RI;2010. 1-22

4. WHO. Penanganan ISPA pada Anak

9. WHO (World Health Organization).

Balita di Rumah Sakit Kecil Negara

Pneumonia

Progress

Berkembang. Jakata : EGC; 2003.

(online).

Hal 17-18

september 2012).

2011

Report

(diakses

17

Diunduh dari:

URL:

15. IDAI

(Ikatan

Dokter

Anak

http://worldpneumoniaday.org/wp-

Indonesia). IDAI pada peringatan

content/uploads/2011/11/IVAC-

world pneumonia day 2010 (online).

2011_PNEUMONIA_PROGRESS_

2010 (diakses 17 september 2012) .

REPORT.pdf

Diunduh

10. Dinas

Kesehatan

Kota

Jambi.

Angka Pneumonia diwilayah Kota


Jambi tahun 2012. Jambi: DINKES;
2012

dari

URL:

http://www.idai.or.id/kegiatanidai/ar
tikel.asp?q=201011151539
16. Said

M.

Pneumonia.

Dalam:

Rahajoe NN, B Supriyatno, DB

11. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan

Setyanto,

editor.

Buku

Ajar

dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Respirologi Anak. Jakarta: Badan

Cipta. 2007. Hal: 133-45

Penerbit IDAI; 2008. Hal:350-64.

12. Praptiningsih CY, DA Riana, E


Samoedro,

Basalamah,

17. Supriyatno B. Infeksi Respiratorik


Bawah

Akut

pada

Anak.

Rachmat, Kundarti. Rencana kerja

Jakarta.2006 (diakses 19 september

jangka

2012).

menengah

nasional

diunduh

dari

URL:

penanggulangan pneumonia balita

http://www.idai.or.id/saripediatri/isi

tahun

jurnal/pdffile/3-3-6.pdf.

2005-2009.

Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. 2005; 425.


13. Prober CG. Pneumonia. Dalam:

18. Direktorat

Jendral

Pengendalian

Penyakit

dan

Penyehatan

Lingkungan.

Modul

Tatalaksana

Wahab AS, editor. Ilmu kesehatan

Standar

Pneumonia.

Jakarta:

anak Nelson. Vol.2 edisi ke-15.

Kementrian

Kesehatan

Republik

Jakarta: EGC; 1999. Hal:883-889

Indonesia; 2010

14. Zain MS, Dwi WD, MS Anam.

19. Direktorat Jendral PPM dan PL.

Pneumonia. Dalam: Dadiyanto DW,

Buku Bagan Manajemen Terpadu

MH Muryawan, Anindita, editor.

Balita Sehat. Departemen Kesehatan

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Aanak.

Republik Indonesia: 2004

Semarang: Badan Penerbit UNDIP;


2011. Hal:172-75

20. Campbell PW. Pneumonia. Dalam:


Wahab

AS,

editor.

Buku

ajar

pediatric Rudolph. Volume 3. Edisi

ke-20.

Jakarta:

EGC;

2006.

Hal:1811-16

Studi Kesehatan Masyarakat STIK

21. Wawaluyo C. survei Epidemiologi


Sederhana

Bidang

Perilaku

kedokteran/kesehatan.

Jakarta:

FKUI; 1997.Hal 26-30


22. Notoadmodjo,
Penelitian

S.

Metodologi

Kesehatan.

Jakarta:

Kedokteran. Jakarta:

EGC;2004.

Hal 58-65
24. Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2011
25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara
Sampel

Penelitian

Kedokteran

Kesehatan.

Edisi-3.

Dalam
dan
Jakarta:

Salemba Medika; 2010.


26. Yuwono Tulus Aji. Faktor-faktor
yang

berhubungan

dengan kejadian pneumonia pada


anak

balita

di

Husada

wilayah

kerja

puskesmas kawunanten kabupaten


cilacap. UNDIP. 2008
27. Lestari S. 2009. Perilaku Ibu Dalam
Pencegahan

Kejadian

Pneumonia

Pada

Penyakit

Balita

Palembang:

Palembang; 2009
28. Galvez C A, Modeste N, Lee J W,
H,

Wilkins

L.

Peruvians mothers knowledge and


recognition

of

pneumonia

in

children under 5 years of age. Rev

23. Budiarto E. Metodologi Penelitian

lingkunan

Bina

Betancourt

Rineka Cipta. 2010. Hal 37-38

Pengambilan

Palembang Tahun 2009. Program

Di

Kelurahan

Lebung

Gajah

Kecamatan

Sematang

Borang

Panam Salud Publica. 2002 ;11(2):


99-108)

Vous aimerez peut-être aussi