Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ODS COMPOUND
HIPERMETROP ASTIGMAT +
OS AMBLIOPIA ANISOMETROP
Oleh:
Fathan Ali Saifuddin
Pembimbing:
dr. Nursyamsi
Supervisor:
Dr.dr.Noro Waspodo, Sp.M
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Semangka, Polewali
Pekerjaan : Pelajar
Tgl. Pemeriksaan : 23 April 2015
Rumah Sakit : RSUH
Rekam Medik: 038976
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Penglihatan kabur pada kedua mata
Anamnesis terpimpin :
Terutama pada mata kiri, dialami sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien tak dapat membaca tulisan di papan tulis di depan
kelas. Penglihatan kabur secara perlahan-lahan, dan baru
disadari oleh orang tuanya 1 bulan yang lalu. Tidak ada
riwayat penglihatan ganda, tidak ada riwayat mata merah,
tidak ada riwayat kotoran mata berlebih, tidak ada riwayat
nyeri pada bola mata, tidak ada riwayat trauma. Tidak ada
riwayat memakai kacamata sebelumnya, riwayat orang tua
memakai kacamata tidak ada. Tidak ada riwayat gangguan
penglihatan sebelumnya, riwayat operasi mata tidak ada.
Pasien lahir cukup bulan, persalinan normal, berat lahir
normal.
STATUS GENERALIS
KU : Sakit ringan, gizi cukup,
composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 92x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
: 36,60C
OD
OS
INSPEKSI
OD
STATUS PRESENT
OS
KEDUDUKAN BOLA
MATA
Hirschberg reflex 0
Hirschberg reflex 0
LogMAR 0.700
VISUS
1/60
Edema (-)
PALPEBRA
Edema (-)
Hiperemis (-)
KONJUNGTIVA
Hiperemis (-)
Jernih
KORNEA
Jernih
Normal
BMD
Normal
INSPEKSI (cont.)
OD
STATUS PRESENT
OS
IRIS
Bulat, sentral
PUPIL
Bulat, sentral
Jernih
LENSA
Jernih
(+)
REFLEKS CAHAYA
(+)
PALPASI
PEMERIKSAAN
OD
OS
Tensi Okuler
Tn
Tn
Nyeri Tekan
(-)
(-)
Massa Tumor
(-)
(-)
Glandula
periaurikuler
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
VISUS
Crowded LogMAR Test :
OD LogMAR 0.700
OS 1/60
Retinoskopi :
120
30
+5.0
0
+7.5
0
+5.0
0
+4.5
0
65
OD OS
OD + 2.00 / -1.50 X 30 = LogMAR 0.00
OS + 4.50 / -2.00 X 65 = 3/60
155
OS
0
0
0
0
0
0
0
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Frisby Stereo Test : Disparitas = 300 sec
arc
Campus visual : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Color Sense
: Tidak dilakukan
pemeriksaan
Light Sense
: Tidak dilakukan
pemeriksaan
PENYINARAN OBLIK
PEMERIKSAAN
Palpebra
Konjungtiva
Kornea
Bilik Mata Depan
Iris
Pupil
Lensa
OD
OS
Edema (-)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Jernih
Jernih
Normal
Normal
Bulat, sentral, RC
Bulat, sentral, RC
(+)
(+)
Jernih
Jernih
FUNDUSKOPI
FOD :
reflex fundus (+), Papil N.II batas tegas,
CDR 0.3, A/V 2:3, macula reflex fovea
(+), retina perifer kesan normal.
FOS :
reflex fundus (+), Papil N.II batas tegas,
CDR 0.3, A/V 2:3, macula reflex fovea
(+), retina perifer kesan normal.
SLIT LAMP
SLOD :
Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih,
BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+),
pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.
SLOS :
Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih,
BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+),
pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih
RESUME
Seorang perempuan usia 7 tahun
datang ke poliklinik mata dengan
keluhan penglihatan kabur pada kedua
mata terutama mata kiri, dialami sejak
6 bulan yang lalu. Pasien tak dapat
membaca tulisan di papan tulis di
depan kelas. Penglihatan kabur secara
perlahan-lahan, dan baru disadari oleh
orang tuanya 1 bulan yang lalu.
RESUME (cont.)
Riwayat diplopia (-), riwayat mata merah
(-), riwayat sekret berlebih (-), riwayat
nyeri pada bola mata (-), riwayat trauma
(-). Riwayat memakai kacamata (-), riwayat
orang tua memakai kacamata (-). Riwayat
gangguan penglihatan sebelumnya (-),
riwayat operasi mata (-), riwayat oklusi
mata jangka waktu lama (-). Pasien lahir
cukup bulan, persalinan normal, berat lahir
normal.
RESUME (cont.)
Pada pemeriksaan fisis didapatkan visus
mata kanan LogMAR 0.700 dan visus mata
kiri 1/60. Pada pemeriksaan Retinoskop
didapatkan koreksi refraksi mata kanan S
+ 2.00 / C -1.50 axis 30 = LogMAR 0.00,
sedangkan koreksi refraksi mata kiri S +
4.50 /
C -2.00 axis 65
=
3/60.
Pergerakan
bola
mata,
BMD
dan
Funduskopi mata kanan dan kiri kesan
normal.
DIAGNOSIS
Diagnosis
ODS Compound Hipermetrop
Astigmat + OS Ambliopia
Anisometrop
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Kacamata Monofokal
OD = S + 2.00 C -1.50 X 30
OS = S + 4.50 C -2.00 X 65
PROGNOSIS
Quo ad vitam
:
Quo ad sanationam
Quo ad visam
:
Bonam
Quo ad kosmeticum
Bonam
: Bonam
Dubia ad
: Bonam
REFERAT
AMBLIOPIA
PENDAHULUAN
Amblyopia : amblyos=tumpul dan
ops=penglihatan
Penurunan fungsi visual
unilateral/bilateral akibat gangguan
stimulasi visual pada masa
perkembangan pusat penglihatan di
korteks visual.
PERKEMBANGAN FUNGSI
VISUAL
PERKEMBANGAN FUNGSI
VISUAL
Redirtribusi fotoreseptor
Sel-sel cone fovea
meningkat
PERKEMBANGAN FUNGSI
VISUAL
PERKEMBANGAN FUNGSI
VISUAL
EPIDEMIOLOGI
Usia rentan = 1-10 tahun, usia ratarata 4.8 tahun
Insidens 2-3%
Penyebab tersering: anisometropia
(50%), strabismus (19%), mixed
(27%), deprivasi visual (4%)
PATOFISIOLOGI
PATTERN DISTORTION
SUPRESI KORTIKAL
Interaksi kompetitif antara
neuron yang membawa
informasi visual kedua mata
Dominasi kortikal
mata normal
Menghambat neuron
kortikal mata
ambliopia
PATOFISIOLOGI
Perubahan patologik :
Perubahan pada NGL
- sel Magno & Parvo
Lapisan M :
berasal dari
magnosystem di retina
ukuran sel besar
Bersinaps dengan sel rod
berperan dalam :
gerakan, night vision
kecepatan akson tinggi
(2 msec)
Lapisan P : 80%
berasal dari parvosystem di
retina
ukuran sel sedang
Bersinaps dengan sel cone
berperan dalam : bentuk,
warna, tekstur, day vision
kecepatan akson medium (4
msec)
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Perubahan korteks striata
Penurunan jumlah sel-sel binokuler & ocular
dominance columns
Penurunan ukuran akson di lapisan 4C
Penurunan aliran darah kortikal
Penurunan metabolisme glukosa di korteks
PATOFISIOLOGI
Perubahan korteks striata
Adaptasi sensoris kortikal
GEJALA
Penderita ambliopia terutama
ambliopia refraktif tampak normal,
tanda dan gejala tidak khas.
Kebiasaan Squinting/menyipitkan
bola mata, mengucek mata, mata
juling, berkedip berlebihan, menutup
satu sisi mata, ptosis, kesulitan
melihat jauh, prestasi di sekolah
menurun.
Sensitivitas kontras
Spatial Distortion
Crowding Phenomenon
Adaptasi gelap-terang
Pergerakan bola mata
Fiksasi eksentrik
KLASIFIKASI AMBLIOPIA
KLINIS :
AMBLIOPIA
STRABISMIK
MEKANISME :
AMBLIOPIA REFRAKTIF
DEPRIVASI/ORGANI
K
AMBLIOPIA
ANISOMETROP
AMBLIOPIA ISOAMETROP
Ambliopia meridional
AMBLIOPIA DEPRIVASI
Ambliopia kombinasi
INTERAKSI
BINOKULER
ABNORMAL/FUNGSI
ONAL
AMBLIOPIA STRABISMIK
Strabismus= ketidaksejajaran aksis visual
akibat defisit sensoris atau motoris
>>> tropia non alternan yang menetap
seperti esotropia
AMBLIOPIA ANISOMETROP
Gangguan refraksi yang tidak seimbang
dan tidak terkoreksi pada kedua mata
>> mata hipermetrop & miop aksial tinggi
Semakin tinggi derajat
anisometropia,semakin berat derajat
ambliopia
ANISOMETROPIA
DIOPTRI
HIPERMETROPIA
>1.00 D
MIOPIA
>3.00 D
ASTIGMAT
>1.50 D
AMBLIOPIA ISOAMETROP
Gangguan refraksi yang tinggi dan tidak
terkoreksi, seimbang pada kedua mata
>> mata hipermetrop & astigmat tinggi
Ambliopia meridional
ISOAMETROPIA
DIOPTRI
HIPERMETROPIA
>5.00 D
MIOPIA
>8.00 D
ASTIGMAT
>2.50 D
AMBLIOPIA DEPRIVASI
Akibat kekeruhan media refrakta
kongenital/dapatan
>>> katarak kongenital
Ptosis, kekeruhan kornea, hifema, perdarahan
vitreus, dll.
Faktor ambliogenik
SKRINING TAJAM
PENGLIHATAN
Usia Pra
Sekolah
Anak Pre
Verbal
Skrining
Tajam
Penglihata
n
Usia Sekolah
SKRINING TAJAM
PENGLIHATAN
Anak Pre
Verbal
Bruckner
Fix & follow/CSM, refleks
kornea
preferential looking
visual evoked potential
nistagmus optokinetik
Hundreds and
thousands sweet
test
Cardiff
cards
SKRINING TAJAM
PENGLIHATAN
Usia Pra
Sekolah
Anak Pre
Verbal
Skrining
Tajam
Penglihata
n
Usia Sekolah
SKRINING TAJAM
PENGLIHATAN
Usia 2 tahun
Usia Pra
Sekolah
Optotip
Retinoskopi
Multiple pictures
Usia 3 4 tahun
Sheridan-Gardiner
HOTV
SKRINING TAJAM
PENGLIHATAN
Usia Pra
Sekolah
Anak Pre
Verbal
Skrining
Tajam
Penglihata
n
Usia Sekolah
SKRINING TAJAM
PENGLIHATAN
crowding
phenomenon
Usia Sekolah
DIAGNOSIS
1.
2.
Anamnesis
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus
b. Kesejajaran dan gerakan bola mata
Fungsi sensoris
c. Pupil
d. Pemeriksaan Segmen anterior
e. Refraksi/retinoskopi sikloplegik
f. Funduskopi
g. Stereopsis
DIAGNOSIS
1.
2.
Anamnesis
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus
b. Kesejajaran dan gerakan bola mata
Fungsi sensoris
c. Pupil
d. Pemeriksaan Segmen anterior
e. Refraksi/retinoskopi sikloplegik
f. Funduskopi
g. Stereopsis
DIAGNOSIS
1.
2.
Anamnesis
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus
b. Kesejajaran dan gerakan bola mata
Fungsi sensoris
c. Pupil
d. Segmen anterior
Worth four-dot test Bagolini striated glass
e. Refraksi/retinoskopi
f. Funduskopi
g. Stereopsis
DIAGNOSIS
1.
2.
Anamnesis
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus
b. Kesejajaran dan gerakan bola mata
Fungsi sensoris
c. Pupil
d. Pemeriksaan Segmen anterior
e. Refraksi/retinoskopi sikloplegik
f. Funduskopi
g. Stereopsis
RAPD
DIAGNOSIS
1.
2.
Titmus
Anamnesis
Pemeriksaan Oftalmologi
TNO
a. Visus
b. Kesejajaran dan gerakan bola mata
Fungsi sensoris
c. Pupil
Frisby
Lang
KRITERIA DIAGNOSIS
Ambliopia Unilateral
Fixation preference
Preferential looking
Berbeda 2-baris
Perbedaan interokular
2-baris
Ambliopia Bilateral
Best corrected visual
acuity (BCVA)
DERAJAT AMBLIOPIA
PEDIG
Ringan - Sedang : BCVA 20/80
Berat : BCVA 20/100 20/400
TERAPI AMBLIOPIA
Prinsip Terapi :
Koreksi kekeruhan media
refrakta
Terapi kelainan refraksi
Stimulasi mata ambliopia
Follow-up ketat
TERAPI AMBLIOPIA
KOREKSI
REFRAKTI
F
OKLUS
I
TERA
PI
BEDA
H
PENALISAS
I
Kelainan Refraksi
Usia 0-1
tahun
Isometropia
Myopia
5.00
4.00
Hyperopia (tanpa
+6.00
+5.00
deviasi manifest)
Hyperopia dengan
+3.00
+2.00
esotropia
Astigmatism
3.00
2.50
Anisometropia
Myopia
2.50
2.50
Hyperopia
+2.50
+2.00
Astigmatism
2.50
2.00
Faktor Lain yang perlu dipertimbangkan :
Riwayat terapi sebelumnya
Tajam penglihatan
Kemampuan menggunakan kaca mata
Esotropia akomodatif/sindrom monofiksasi
Developmental delay
3.00
+4.50
+1.50
2.00
2.00
+1.50
2.00
TERAPI OKLUSI
Oklusi mata normal
Ambliopia strabismik, ambliopia anisometrop,
katarak kongenital
Oklusi full-time= 24 jam 1 jam aktif/hari
Oklusi part-time= 6 jam/hari
Dilakukan bila tidak ada perbaikan dengan
kacamata
Anak < 1 tahun = 1 jam per usia (bulan)
kontrol berikutnya per 1-2 minggu
Anak > 1 tahun = 6 jam/hari
kontrol per 1-2 minggu per usia (tahun)
TERAPI OKLUSI
Usia
Pasien
(tahun)
Oklusi
( 70% waking
hours /
>6 jam per hari)
Oklusi
0-1
1 - 4 minggu
2 - 8 minggu
1 - 4 bulan
1-2
2 - 8 minggu
2 - 4 bulan
2 - 4 bulan
2-3
3 - 12 minggu
2 - 4 bulan
2 - 4 bulan
3-4
4 - 16 minggu
2 - 6 bulan
2 - 6 bulan
4-5
4 - 16 minggu
2 - 6 bulan
2 - 6 bulan
5-7
6 - 16 minggu
2 - 6 bulan
2 - 6 bulan
7-9
8 - 16 minggu
3 - 6 bulan
3 - 12 bulan
Terapi
pemeliharaan
TERAPI OKLUSI
OPAK &
MELEKAT
JENIS
OKLUDER
TEMPEL DI
KACAMATA
LENSA
KONTAK
PENALISASI
Mengaburkan penglihatan mata sehat
PENALISAS
I OPTIK
PENALISASI
FARMAKOL
OGIK
PENALISASI OPTIK
Ambliopia ringan sedang
- Tidak membaik dgn R/ atropin
- sudah menggunakan kaca mata atau lensa kontak
- afakia atau pseudofakia
- menolak menggunakan okluder
Kacamata
Lensa
Hipermetrop
tinggi
Lensa
kontak
Filter
Bangert
er
PENALISASI FARMAKOLOGIK
>> Atropin 1%, homatropin, sklopolamid
Efektif :
Hipermetrop, miop ringan
Pasien yang tidak kooperatif dengan penalisasi optik
Terapi pemeliharaan
TERAPI BEDAH
Ekstraksi Katarak kongenital uni/bilateral
PPP Amblyopia,AAO,2007 = 6 minggu
Birch dkk,1998 = 8 minggu
Wright dkk,1992 = 9 minggu
ekstraksi katarak + koreksi optik
Koreksi blefaroptosis/hemangioma
Keratoplasti
Bedah strabismus
Lain2: lensektomi, vitrektomi
Oklusi
(<70% waking hours/
<6 jam per hari)
Penalisasi
Terapi
pemeliharaan
0-1
1 - 4 minggu
2 - 8 minggu
1 - 4 bulan
1-2
2 - 8 minggu
2 - 4 bulan
2 - 4 bulan
2-3
3 - 12 minggu
2 - 4 bulan
2 - 4 bulan
3-4
4 - 16 minggu
2 - 6 bulan
2 - 6 bulan
4-5
4 - 16 minggu
2 - 6 bulan
2 - 6 bulan
5-7
6 - 16 minggu
2 - 6 bulan
2 - 6 bulan
7-9
8 - 16 minggu
3 - 6 bulan
3 - 12 bulan
Oklusi 1-2
jam/hari
Penalisasi
optik
Penalisasi
atropin 1x/
1-2
minggu
PENGHENTIAN TERAPI
Berhasil : visus normal atau
optimal/seimbang di kedua mata (fiksasi
sudah seimbang) setelah melalui terapi
Gagal : Tidak terdapat perbaikan visus 3x
kunjungan, interval 6 8 minggu
Terapi oklusi dihentikan bila ada penurunan
fungsi penglihatan di mata yang sehat
Keberhasilan terapi :
Kepatuhan pasien
Usia
Derajat ambliopia
Treatment
successful
Treatment
successful
Occlusion
Penalization
Treatment
Treatment
unsuccessfu
l
unsuccessfu
l
Penalization
Follow-up
as in Table
15
Occlusio
n
Treatment
unsuccessf
ul
Treatment successful
Treatment
successful
Occlusion
Treatment
Follow-up as
in Table 15
unsuccessfu
l
Treatment Treatment
unsuccessfu unsuccessfu
l
l
Stress need for
occlusionor
penalization
Treatment
successful
Treatment
unsuccessfu
l
Consider
penalization or
penalization
plus occlusion
Treatment
successful
Follow-up as in
Table 15
Treatment
successful
Consider
filters
Treatment
unsuccessfu
l
Treatment
unsuccessfu
l
KOMPLIKASI TERAPI
Ambliopia iatrogenik/reverse/oklusi
Hentikan terapi untuk sementara,evaluasi
ulang
Oklusi dan atropin
TERIMA KASIH