Vous êtes sur la page 1sur 10

ANALISIS ARTIKEL DENGAN TEORI KEPEMIMPINAN

KLIPING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kepemimpinan Politik

Disusun Oleh:
Yovi Arista
NIM. 14010112140150

Dosen Pengampu:
Drs. Warsito, SU
NIP.19540202.198103.1.014

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

1) Janji Presiden oleh Ivan Hadar, Kompas, 1 Oktober 2014

Analisis Artikel (1) :


Artikel tersebut menjelaskan bagaimana kondisi negara terkait janji Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di akhir masa jabatannya dan bagaimana Joko Widodo terpilih sebagai
presiden dan hadir membawa wujud keteladanan dengan tidak membuat anggaran untuk
pengadaan mobil dinas baru bagi Presiden dan menteri-menterinya seperti yang dilakukan oleh
rezim kekuasaan sebelumnya. Penulis artikel menganalisa kesuksesan rezim kepemimpinan
dengan menggunakan indikator ketercapaian dalam aspek ekonomi dan sosial terkait
kesejahteraan, pendidikan dan keberhasilan kebijakan-kebijakan pro-rakyat.
Dinyatakan bahwa dalam strategi dan programnya, SBY-Boediono merumuskan kebijakan
dan proses pemerintahan yang bermottokan pro poor, pro job, & pro growth, yang namun pada
kenyataannya menurut data BPS Maret 2014 ketimpangan kesejahteraan dari tingkat
pertumbuhan jumlah penduduk miskin meningkat dari 0,30% di tahun 2000, menjadi 0,41% di
tahun 2013. Penulis artikel juga kemudian merujukkan sebuah pernyataan bahwa presiden
terpilih Joko Widodo sebaiknya mengadopsi keberhasilan dunia mancanegara dalam
menangani permasalahan ketimpangan dan kesejahteraan penduduk seperti di negara Brasil.
Bila dianalisis menurut teori kepemimpinan, sosok Presiden Joko Widodo maupun sosok
rezim sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan figur pemimpin politik
formal yang mendapatkan kewenangannya karena dipilih oleh bawahannya melalui sistem
pemilu sehingga merujuk pada Teori Penerimaan (Acceptance Theory) atas sebuah sumber
kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power) yang terbentuk karena adanya sumber-sumber
pengaruh yang dimilikinya. Jika melihat figur Presiden SBY, maka dapat dikatakan bahwa ia
mendapatkan legitimate power atas pengaruh coersive dan reference yang dimilikinya atas
pengalaman dan sosoknya yang terlahir dari dunia militer sehingga memiliki kewenangan
tinggi sekaligus kharisma yang terbentuk dengan baik. Sedangkan jika melihat figur Joko
Widodo merupakan seorang figur baru yang dianggap berkharisma membawa nilai-nilai
keteladanan yang dianggap cocok untuk memimpin dan membawa perubahan yang baik bagi
bangsa Indonesia.
Sedangkan jika dilihat dari proses dan orientasi kepemimpinannya, SBY memimpin lebih
berorientasi pada bawahan dimana menekankan pada pemenuhan kebutuhan dan tuntutan
kesejahteraan bawahan yang dalam hal ini merupakan rakyat.

2) Orang Salah Paham dengan Model Kepemimpinan Jokowi, Kompasiana, 25 April 2015

Analisis:

3) Belajar Kepemimpinan Dari Gaya Kepemimpinan Ahok Gubernur DKI Jakarta, oleh
Edi Abdullah, Kompasiana, 2 Maret 2015

Analisis:

4) Mengenang Gaya Kepemimpinan Lee Kuan Yew Sahabat Terbaik Mantan Presiden RI
Soeharto, oleh Edi Abdullah, Kompasiana, 23 Maret 2015

Analisis:

5) SBY: Pemimpin yang Selalu Dibenarkan Perkataanya, bisa jadi Diktator atau Tiran,
oleh Inggried Dwi Wedhaswary, Kompas Online, 28 November 2014

6) Gaya Kepemimpinan SBY Masih Mengambang, oleh Agus Mulyadi, Kompas Online 26
September 2013

Analisis Artikel (5&6):

10

Vous aimerez peut-être aussi