Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I.
Pendahuluan
Complex compounds can be formed by a reaction of metal ions, namely
cations with anions or neutral molecules. Metal ions in this complex are called
the central atom and the group which bond is ligand. The number of bonds
formed by the central metal atom is called the metal coordination number.
Titrations which involving complex compounds called kompleksometri titration.
Kompleksometri known as titration reaction include the formation of complex
ions or the formation of neutral molecules that dissociate in solution. Complex
formation reaction can be also considered as a Lewis acid-base reaction.
Complex compounds with metal ions can be formed from a number of
organic
compounds,
especially
organic
compounds
containing
nitrogen.
EDTA or ethylene diamine tetra acetic acid is one type of amine polycarboxylic
acids. EDTA structural formula is:
HOOC
CH2
N
HOOC
CH2
CH2
CH2
CH2
COOH
CH2
COOH
EDTA is actually seksidentat ligands that can coordinate with a metal ion through
both nitrogen and fourth of carboxyl group called multidentat ligands containing more than
two coordination atoms per molecule, such as acid 1.2 - diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) which has two atoms nitrogen donors and 4
oxygen atom donor in the molecule. EDTA is an acid base four which in acid-base
equilibrium as follows
H4Y
H3Y- + H+
H3Y-
H2Y- + H+
H2Y-
HY3-
Y4- + H+
Some metal ions can form stable complexes compound with EDTA, so EDTA is a
non-selective ligands. EDTA can be protonated partially without breaking perfect
the metal complexes produce the species of CuH EDTA which can be protonated
partial perfect without breaking the metal complexes produces species-CuHY, its
protonation occurs in a slightly acidic solution.
in
general,
titration,
titration
kompleksometri
also
need
HO
N
N
Reaction Erio T and EDTA in water will be ionized produce different colors, the
reaction can be shown
as follows.
NO
NaH2In
pH
H2In-
Na+ + H2InpH
HIn25,3-7,3
merah
In310,25-12,5
biru
oranye kekuningan
Warna biru menunjukkan bahwa larutan berada pada pH 7-11, tetapi dengan adanya ion
logam seperti Mg2+ maka warnanya berubah menjadi merah anggur. Reaksi yang terjadi
yaitui:
Mg2+ +
HIn2-
MgIn-
+ H+
2
Biru
1.
Temporary hard water is hard water containing bicarbonate ion (HCO3-), or a compound
containing calcium bicarbonate (Ca (HCO3) 2) and or magnesium bicarbonate (Mg (HCO3)
2). water containing Ion or these compounds are called temporary hard water because
kesadahannya can be removed by heating the water, so water is free of Ca2 + ions or Mg 2 +.
With heating, these compounds will precipitate in the bottom of the kettle. Reactions occur:
Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3(s) + H2O (l) + CO2(g)
2.
Hard water is hard water that contain anion other than bicarbonate ion, for
example, ion Cl-, NO3-and SO42-. Thus the compounds are dissolved in the form of
calcium chloride (CaCl2), calcium nitrate (Ca (NO3) 2), calcium sulfate (CaSO4),
magnesium chloride (MgCl2), magnesium nitrate (Mg (NO3) 2), and magnesium sulfate
(MgSO4) . Water containing these compounds is called hard water anyway, because
3
kesadahannya not be eliminated simply by heating. To free it from the hardness of water,
should be done by chemical method, namely by reacting water with certain chemical
substances. Reagent used is a solution of carbonate, which is Na2CO3 (aq) or K2CO3
(aq). The addition a solution of carbonate is intended to precipitate ion Ca2 + or Mg2 +.
Reactions occur:
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
With the formation of the precipitate CaCO3 or MgCO3 means the water has been
free of Ca2 + ions or Mg 2 + or in other words the water is free from hardness.
If to a solution suspected of containing the ion Ca2 + or Mg 2 + added a few drops of Erio T
indicator, then the initially will be formed complex MgIn-red wine. This is due to the stability
of the complex MgIn is more stable than -complex-Cain. Then it is titrated with EDTA, first
EDTA react with Ca2 +, next Mg2 + and then lastly by MgIn-complex, so that the color
changes from wine red to blue. When Color change to blue], the titration is stopped and the
recorded volume of titrant used. After that, the content of hardness in the solution can be
calculated.
Water hardness levels are often expressed in French degrees of hardness, namely that states
the amount of salt which equivalent to the amount of CaCO3 in a 100 liter water , where 1
ppm equal to 0.10 degrees of France.
II.
3.1
Metode
Alat dan Bahan
Alat
Gelas kimia 100 mL
Gelas kimia 250 mL
Gelas kimia 1000 mL
Gelas ukur 25 mL
Gelas ukur 10 mL
Gelas ukur 250 mL
Buret 25 mL
Batang statif
Klem
Labu erlenmeyer 250 mL
Labu ukur 250 mL
Labu ukur 1000 mL
Kaca arloji
Neraca Ohaus
Corong
Jumlah
4 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Bahan
Sampel air sadah
Erio T
Etanol
NH4Cl
Amoniak pekat
Na2H2Y (EDTA)
ZnSO4.7H2O
Aquades
Jumlah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Pipet volume 25 mL
Pipet tetes
Filler
Spatula
Batang pengaduk
Kertas saring
Pembakar bunsen
Kaki tiga
Kasa
III.
Pembahasan
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya
1 buah
1 buah
1 buah
2.
Perlakuan
Menimbang sebanyak 0,4 gram Erio T
Hasil Pengamatan
Erio T yang ditimbang adalah sebanyak 0,4
dengan teliti
mL etanol
Perlakuan
Menimbang sebanyak 17,50 gram
Hasil Pengamatan
NH4Cl yang ditimbang adalah sebanyak
2.
Perlakuan
Menimbang
sebanyak
3,72
Hasil Pengamatan
gram Garam Na2H2Y yang ditimbang sebanyak
garam Na2H2Y dengan teliti, kemudian 3,72 gram, garam ini berwarna putih.
melarutkannya dengan 1 Liter aquades
Perlakuan
Menimbang sebanyak 28,75 gram
Hasil Pengamatan
ZnSO4.7H2O yang ditimbang adalah
Perlakuan
Mendidihkan sebanyak 250 mL air Setelah
Hasil Pengamatan
dididihkan, volume air
sadah
labu
ukur
250
mL
dan
Perlakuan
Memasukkan sebanyak
25,0
Hasil Pengamatan
mL Setelah ditambahkan dengan 2 mL buffer
larutan standar ZnSO4 ke dalam labu salmiak dan 5 tetes indikator Erio T, larutan
erlemenyer, kemudian ditambahkan 2 menjadi berwarna merah anggur.
mL buffer
salmiak
dan
tetes
indikator Erio T.
2.
Menitrasi
larutan
larutan
EDTA
tersebut
sampai
Titrasi kedua:
3.
Mencatat
volume
titran
Titrasi I :24,70 mL
Titrasi II: 24,65 mL
Perlakuan
Memasukkan sebanyak 25,0 mL
Hasil Pengamatan
Setelah ditambahkan dengan 2 mL buffer
anggur.
indikator Erio T.
2.
Titrasi pertama:
10
Titrasi kedua:
3.
Titrasi I : 3,15 mL
Perlakuan
Memasukkan sebanyak 25,0 mL
Hasil Pengamatan
Setelah ditambahkan dengan 2 mL buffer
11
2.
menjadi biru.
biru.
Titrasi pertama:
Titrasi kedua:
12
3.
Titrasi I : 2,80 mL
Prancis.
4.2 Analisis Data
1. Perhitungan Standarisasi EDTA
2. Perhitungan Kesadahan Total
Diketahui : V1 (air sadah) = 25 mL
M2 (EDTA) = 0,01 M
V2 (EDTA) = 3,10 mL (volume rata-rata)
Ditanyakan : M1 (air sadah) = ....?
Penyelesain :
V1 x M1 = V2 x M2
M1
V2 xM 2
V1
M1
3,10 mL x 0,01 M
25 mL
Kadar CaCO3 =
0,0124 g x 10 6
124 ppm
100 mL
Maka, kadar CaCO3 dalam derajat Perancis 1 ppm x 0,1 derajat Prancis
12,4 derajat Prancis
air. Standarisasi larutan EDTA menggunakan larutan standar primer Zn2+ 0,1 M (dibuat dari
padatan ZnSO4.7H2O sebanyak 28,75 g dalam 1 Liter larutan). Pada poses standarisasi
terdapat penambahan beberapa mL buffer salmiak. Penambahan buffer salmiak bertujuan
untuk mengendalikan pH dan meningkatkan selektifitas EDTA terhadap ion logam tertentu
sehingga EDTA bereaksi ion tertentu seperti ion Zn2+.
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah Erio T (Erio Black Chrome T) atau
disingkat EBT. EBT merupakan salah satu indikator dalam titrasi kompleksometri yang juga
bertindak sebagai pengompleks namun memiliki warna berbeda antara kompleks logamnya
dan pengompleksnya sendiri. Standarisasi EDTA dihentikan ketika warna larutan titrat sudah
berubah warna dari merah anggur menjadi biru. Perubahan warna ini menandakan titik akhir
titrasi dimana sudah mulai terbentuk kompleks Zn-EDTA. Persamaan reaksi yang terjadi
selama proses standarisasi adalah :
Zn2+(aq) + EBT(aq) Zn-EBT(aq)
merah anggur
Zn-EBT(aq) + EDTA(aq) Zn-EDTA(aq) + EBT
biru
Berdasarkan perhitungan telah diperoleh bahwa konsentrasi EDTA setelah
distandarisasi adalah 0,01 M (pembulatan dari 0,010129 M). Besarnya konsentrasi sedikit
berbeda dengan yang diharapkan (0,01 M) karena kurang ketelitian praktikan dalam
melakukan penimbangan padatan garam EDTA dan kurangnya ketelitian dalam melakukan
titrasi.
Selanjutnya dilakukan penentuan kesadahan total dari sampel air. Pada penentuan
kesadahan air juga dilakukan penambahan buffer salmiak dan digunakan indikator Erio T
pada titrat. Penambahan buffer salmiak (pH = 10) bertujuan untuk mengendalikan pH agar
tetap (pH =10), karena selama proses titrasi ion hidrogen akan terus dilepaskan yang
menyebabkan terjadinya perubahan pH. Oleh karena itu perlu adanya larutan buffer untuk
mempertahankan pH tersebut. Selain itu, penambahan larutan buffer salmiak juga dapat
meningkatkan selektivitas EDTA pada logam tertentu. Pada pH = 10, EDTA hanya akan
bereaksi dengan ion logam dari Ca, Mg, Cr, dan Ba. Jika titrasi kompleksometri ini dilakukan
pada pH dibawah 10, maka selektifitas dari EDTA akan menurun.
Dalam titrasi ini, larutan EDTA sebagai titran dan sampel air sebagai titrat. Dalam
sampel air terdapat ion Mg2+ dan ion Ca2+. Adanya indikator Erio T pada sampel air
menyebabkan ion Mg2+
kompleks Ca-EBT dan Mg-EBT. Perubahan warna yang terjadi adalah terbentuknya larutan
15
yang berwarna merah anggur. Warna merah anggur merupakan warna dari senyawa kompleks
Mg-EBT. Senyawa kompleks Ca-EBT kurang stabil dibandingkan dengan Mg-EBT sehingga
mudah terurai kembali menjadi ion. Persamaan reaksinya :
Ca2+(aq) + EBT(aq) Ca-EBT(aq)
(merah anggur)
Mg2+(aq) + EBT(aq) Mg-EBT(aq)
(merah anggur)
Titrat yang telah bercampur dengan indikator Erio T dan larutan buffer salmiak
selanjutnya dititrasi dengan larutan standar sekunder EDTA. Mula-mula, Ca2+ bereaksi
dengan EDTA membentuk senyawa kompleks Ca-EDTA, kemudian Mg 2+ bereaksi dengan
EDTA membentuk senyawa kompleks Mg-EDTA, dan Mg-EBT bereaksi dengan EDTA
membentuk senyawa kompleks Mg-EDTA dan EBT bebas. Penitrasian ini dihentikan ketika
warna merah anggur pada titrat berubah warna menjadi biru. Persamaan reaksi dari proses
titrasi kompleksometri ini adalah:
Mg2+(aq) + EDTA(aq) Mg-EDTA(aq)
Ca2+(aq) + EDTA(aq) Ca-EDTA(aq)
Mg-EBT(aq) + EDTA(aq) Mg-EDTA(aq) + EBT(aq)
(merah anggur)
(biru)
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa derajat kesadahan sementara dari air keran laboratorium kimia dasar adalah 1,4
gram CaCO3/100 Liter, kesadahan totalnya adalah 12,4 gram CaCO3/100 Liter, dan
kesadahan tetapnya adalah 11,0 gram CaCO3/100 Liter yang diuji dengan titrasi
kompleksometri.
16
V.
1.
Jawaban Pertanyaan
Adapun fungsi penambahan larutan buffer salmiak dalam pratikum ini yaitu untuk
mengendalikan pH agar tetap (pH =10), karena selama proses titrasi ion hidrogen akan
terus dilepaskan yang menyebabkan terjadinya perubahan pH. Oleh karena itu perlu
adanya larutan buffer untuk mempertahankan pH tersebut. Selain itu, penambahan
larutan buffer salmiak juga dapat meningkatkan selektivitas EDTA pada logam tertentu,
misalnya Mg, Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 10 EDTA. Jika titrasi
kompleksometri ini dilakukan pada pH dibawah 10, maka selektifitas dari EDTA akan
menurun.
2.
Apabila air sadah dipakai untuk memasak, maka ketika air sadah dipanaskan ion-ion
logamnya (Ca+2 atau Mg+2) akan mengendap di dasar panci atau ketel membentuk kerak
yang lama kelamaan akan semakin menebal. Kerak yang tebal ini akan menyebabkan
semakin boros dalam penggunaan bahan bakar dan waktu untuk memasak khususnya
dalam memanaskan air sadah tersebut.
3.
Kesadahan air dapat digolongkan menjadi dua yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
tetap.
tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan pemanasan, senyawa-senyawa
tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi yaitu:
Ca(HCO3)2 (aq)
CaCO3(s) + H2O (l) + CO2(g)
Cara lain untuk menghilangkan kesadahan sementara yaitu menambahkan kalsium
hidroksida. Kapur harus yang ditambahkan pada jumlah yang telah diperhitungkan
sehingga kapur tersebut hanya cukup untuk menetralkan bikarbonat. Reaksi yang terjadi
yaitu:
Ca(HCO3)2 (aq) + Ca(OH)2 (s) CaCO3(s) + H2O (l) + CO2(g)
Sedangkan, kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan cara kimia, yaitu mereaksikan air
sadah tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Ada beberapa pereaksi yang dapat
digunakan antara lain.
- Larutan karbonat, yaitu Na2CO3(aq) atau K2CO3(aq). Penambahan larutan karbonat
dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ atau Mg2+. Reaksi yang terjadi yaitu
sebagai berikut.
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
17
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas
dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari
kesadahan.
- Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. Zeolit
mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati air. Ion
Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut
terbebas dari kesadahan.
18
VI.
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. IBSN:Air Sadah. http://ekoph.wordpress.com/2008/11/07/ibsn-airsadah/ [3 Juni 2010]
Annisanfushie. 2008. Kompleksometri. http://annisanfushie.wordpress/ [3 Juni 2010]
Anonim. 2010.Kesadahan Air. http://id.wikipedia.org/wiki/kesadahan-air/ [3 Juni 2010]
Airiz. 2010. Air Sadah. http://airizs-diary.blogspot.com/ [3 Juni 2010]
Cahyono,Eko. 2010. Titrasi Kompleksometri. http://scribd.com/titrasi-kompleksometri/
[3 Juni 2010]
Day,R.A, dan A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: PT. Erlangga
Novianto,Kristian.2007. Air Sadah. http://kristiannovianto.blogspot.com/2007/09/airsadah.html
Selamat, I Nyoman., I GL. Wiratma., I D.K. Sastrawidana. 2008. Kimia Analitik
Kuantitatif. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia Undiksha
Selamat, I Nyoman., dan I Gusti Lanang Wiratma. 2004. Penuntun Praktikum Kimia
Analitik. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA
IKIP Negeri Singaraja
19