Vous êtes sur la page 1sur 2

REFLEKSI KASUS

Tuberkulosis Paru
1. Rangkuman Kasus
Pasien datang dengan keluhan batuk, pilek dan demam sejak 2HSMRS. Nafas
terdengar grok-grok. Pasien susah makan, minum, dan malas menyusu. Orang tua pasien
mengaku batuk-pilek sering kambuh dalam satu bulan ini dan berat badan susah
meningkat. Anggota keluarga yang tinggal satu rumah sering batuk-batuk berdahak lebih
dari 3 minggu dan perokok aktif namun belum pernah berobat ke dokter. Mual (-), muntah
(-), sesak nafas (-). Riwayat asma dan alergi makanan/obat disangkal. Pasien di diagnosis
Tuberkulosis Paru
2. Perasaan terhadap Pengalaman
Bagaimana cara penularan TB dan anak usia berapa yang memiliki faktor terserang
resiko TB lebih besar?
3. Evaluasi
TB ditularkan melalui udara dan yang memiliki factor resiko terserang TB adalah
anak-anak berusia 5 tahun.
4. Analisis
Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara, sehingga sebagian
besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara, penularan dapat
per oral misalnya minum susu yang mengandung basil tuberkulosis, biasanya
Mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi melalui kontak langsung misalnya melalui luka
atau lecet di kulit.
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke dalam bentuk droplet. Droplet yang mengandung kuman
dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
apabila droplet tersebut masuk ke dalam saluran pernafasan, kemudian kuman TB dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Pasien TB anak jarang menularkan kuman pada anak lain atau orang dewasa. Hal ini
disebabkan karena kuman TB sangat jarang ditemukan dalam sekret endobronkial dan
jarang terdapat batuk.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari paru-paru. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif, maka penderita tersebut
dianggap tidak menular.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun timbulnya penyakit
TB pada anak dibagi menjadi faktor risiko infeksi dan faktor risiko progresi infeksi
menjadi penyakit (risiko penyakit).
Risiko Infeksi TB
Faktor risiko terjadinya infeksi TB adalah sebagai berikut : anak yang memiliki
kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah endemis, kemiskinan, serta
lingkungan yang tidak sehat (tempat penampungan atau panti perawatan). Kemungkinan
seseorang terinfeksi TB juga ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.

Risiko Penyakit TB
Orang yang telah terinfeksi kuman TB tidak selalu akan mengalami sakit TB. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan progresi infeksi TB menjadi sakit TB adalah:
a. Usia
Anak 5 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami progresi infeksi menjadi
sakit TB, mungkin karena imunitas selulernya belum berkembang sempurna (imatur).
Resiko tertinggi terjadinya progresivitas TB adalah pada dua tahun pertama setelah
infeksi. Namun, risiko sakit TB ini akan berkurang secara bertahap seiring pertambahan
usia.
b. Konversi tes tuberkulin dalam 1-2 tahun terakhir
c. Malnutrisi
d. Keadaan imunocompromised (misal pada infeksi HIV, transplantasi organ, keganasan,
pengobatan imunosupresi)
e. Status sosioekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian,
pengangguran dan pendidikan yang rendah, dan kurangnya dana untuk pelayanan
masyarakat.
5. Kesimpulan
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya
melalui udara, sehingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru.
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Faktor resiko tinggi terinfeksi TB
paru adalah anak 5 tahun, konversi tes tuberculin dalam 1-2 tahun terakhir, malnutrisi,
imunocompromised, status sosioekonomi yang rendah.
6. Daftar Pustaka
Rahajoe, N.N., Basir, D., Makmuri, Kartasasmita, C.B., 2005, Pedoman Nasional
Tuberkulosis Anak, Unit Koordinasi Pulmonologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985,
Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi