Vous êtes sur la page 1sur 2

dkkbontang.

com

Upaya Penurunan AKI & AKB


Contributed by Administrator
Sunday, 07 December 2008
Last Updated Sunday, 16 March 2008

Persalinan bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu saja tetapi masyarakat juga ikut bertanggung jawab.... Salah
satu indikator yang sangat penting untuk menilai seberapa jauh keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu daerah
yaitu dengan melihat indikator angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), disamping indikator kejadian
penyakit maupun umur harapan hidup. Oleh karena itu apapun program pembangunan kesehatan yang dilakukan
seharusnya memberikan dampak lebih jauh terhadap ketiga indikator tersebut. Melihat lebih jauh perbandingan AKI di
beberapa negara ASEAN. BPS menyebutkan bahwa pada tahun 2005 secara nasional angka kematian ibu adalah 262
per 100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan jumlah kelahiran hidup sebanyak 5 juta, ini berarti bahwa setiap jam ada 1 ibu
yang meninggal karena proses kelahiran dan persalinan. Angka ini tentunya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
negara tetangga lainnya seperti Thailand (129/100.000), Malaysia (30/100.000) dan Singapura (6/100.000). Angka
kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2002/2003 sebanyak 35 per 1.000 kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap
jam ada 18 bayi yang meninggal.
Angka ini sebenarnya sangat memprihatinkan, sehingga setiap daerah di Indonesia
semestinya memberikan kontribusi dan akselerasi program dalam rangka menurunkan AKI dan AKB secara nasional.
Desentralisasi bidang kesehatan memberikan kesempatan kepada setiap daerah untuk mengembangkan programprogram kesehatan yang berdampak pada penurunan AKI dan AKB tersebut. Oleh karenanya Departemen Kesehatan
menetapkan target penurunan AKI dan AKB dalam rangka pencapaian Indonesia Sehat 2010 yaitu AKI (125 per 100.000
kelahiran hidup) dan AKB (26 per 1.000 kelahiran hidup).
Berikut ini ditampilkan pencapaian AKI dan AKB Kota
Bontang beserta beberapa indikator yang berhubungan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak dari tahun
2005 s/d 2007.
INDIKATOR PROGRAM
SATUAN
STANDAR IS 2010
2005
2006
2007
K4
%
90
93.2
92
92
KN2
%
90
101
103
97
PERSALINAN NAKES
%
90
89,6
93
85,2
AKI
PER 100.000 KH
150
118
105
168
AKB
PER 1.000 KH
20
7
10
4
Berdasarkan data di atas
menunjukkan bahwa beberapa indikator proses yang berkaitan dengan pelayanan KIA sudah cukup baik dan sudah di
atas standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Ini terlihat pada cakupan K4 (kunjungan kehamilan), KN2
(kunjungan bayi) dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun demikian, dampak pada penurunan AKI
dan AKB belum menunjukkan hasil yang maksimal. AKI Kota Botang pada tahun 2007 yaitu 168 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan AKB pada angka 4 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut diperoleh dari ibu yang meninggal
sebanyak 5 ibu dari 2698 kelahiran hidup, sedangkan bayi yang meninggal sebanyak 12 bayi dari 2698 kelahiran hidup.
Beberapa penyebab kematian ibu antara lain karena pendarahan post partum (2 orang), placenta previa, emboli air
ketuban, pre eklamsi berat masing-masing 1 orang.
Beberapa penyebab langsung kematian ibu di Kota Bontang tidak
jauh berbeda dengan hasil SKRT tahun 2001. Hasil SKRT menyebutkan bahwa penyebab langsung kematian ibu lebih
banyak pada pendarahan (28 %), eklamsi (24 %), infeksi (11 %), komplikasi (8 %), partus lama (5 %), trauma obstetric (5
%) dan emboli obstetric (3 %). Beberapa penyebab penyebab langsung ini tidak dapat ditangani oleh dukun bayi.
Selain itu ada beberapa penyebab tidak langsung yang biasa dikenal dengan “3 Terlambat” dan
“Empat Terlalu”. Tiga Terlambat yaitu; terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat mencapai pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sedangkan &lsquo;4 Terlalu&rdquo; yaitu terlalu muda punya anak (< 20 tahun), terlalu banyak melahirkan (> 3 anak),
terlalu rapat jarak melahirkan (< 2 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun). Beberapa penyebab langsung dan tidak langsung
kematian ibu dan bayi khususnya yang terjadi di Kota bontang menunjukkan perlunya dilakukan upaya terus menerus
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata khususnya bagi ibu hamil. Demikian pula
peningkatan kualitas terhadap sistem rujukan bagi ibu dan bayi. Bahkan yang tidak kalah penting yaitu membangun
kesadaran masyarakat untuk bersama-sama membantu persalinan ibu. Disamping itu pentingnya kesadaran masyarakat
untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan cara memeriksakan kehamilannya secara rutin, menolong
persalinan kepada petugas kesehatan, mengkonsumsi makanan bergizi, melakukan kunjungan neonatus, ASI ekslusif,
imunisasi dan memantau status gizi balita di posyandu. Ambulance Sayang Ibu Beberapa hal yang dilakukan Dinas
Kesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) antara lain dengan
mendekatkan pelayanan antenatal care kepada masyarakat melalui program dokter keluarga. Beberapa hal lainnya
antara lain melakukan deteksi dini terhadap ibu hamil resiko tinggi, melakukan pelacakan kasus jika terjadi kematian ibu
dan bayi (audit maternal perinatal/AMP). Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya kematian
akibat &ldquo;3 terlambat&rdquo; maka Dinas Kesehatan melalui seksi promosi kesehatan dan kesehatan keluarga
memberikan pelayanan bagi ibu hamil melalui ambulance sayang ibu. Pelayanan ambulance sayang ibu ini melalui
sistem &ldquo;on call&rdquo; sehingga masyarakat Bontang yang dalam keadaan emergency tidak dapat menjangkau
pelayanan kesehatan untuk menolong persalinannya dapat dibantu oleh pelayanan ambulance sayang ibu. Selain itu,
dalam keadaaan emergency sistem pelayanan ambulance sayang ibu dapat membantu persalinan di rumah maupun
dalam perjalanan menuju rumah sakit karena ambulance sayang ibu dilengkapi dengan tenaga bidan profesional
maupun ketersediaan alat medis persalinan (partus set) yang sudah memenuhi standar untuk menolong persalinan ibu.
Beberapa upaya lainnya yang akan diwujudkan pada tahun ini antara lain dengan menyediakan speed boat dilengkapi
peralatan medis untuk melayani sistem rujukan bagi masyarakat di wilayah pesisir. Desa Siaga Desa siaga adalah
desa/kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan dan kemauan untuk mencegah
masalah-masalah kesehatan seara mandiri. Jika dihubungkan dengan penurunan AKI dan AKB, maka konsep desa
siaga berarti kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya menanggulangi kejadian AKI dan AKB. Beberapa analisis
http://dkkbontang.com

Powered by Joomla!

Generated: 14 April, 2009, 15:20

dkkbontang.com

menunjukkan bahwa kematian ibu dan bayi masih dapat dihindari karena sebagian besar disebabkan karena faktor
&rdquo;3 terlambat&rdquo; dan &rdquo;4 terlalu&rdquo;, sementara faktor-faktor tersebut berhubungan dengan masalah
sosial budaya. Membangun kesadaran bahwa persalinan bukan menjadi tanggung jawab ibu saja, tetapi masyarakat
juga ikut bertanggung jawab. Semua suami, keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, Puskesmas dan Rumah Sakit
dapat membantu ibu terhadap resiko kematian. Ikon &rdquo;siap-antar-jaga&rdquo; perlu dipromosikan guna
meningkatkan peran serta masyarakat untuk menyelamatkan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. &rdquo;Siap&rdquo;
berarti melakukan pencatatan terhadap ibu hamil di setiap wilayah. Pencatatan ini dilakukan dengan sistem notifikasi
atau penandaan sehingga ibu hamil dapat dideteksi kapan perkiraan melahirkan, dapat diketahui apakah memiliki resiko
tinggi atau tidak, kemana akan menolong persalinannya, dll. Selain itu mempersiapkan tabungan terhadap ibu bersalin
terutama jika terjadi kegawatdaruratan. Kesiapan lainnya yaitu menentukan calon donor darah untuk mengantisipasi
ketidaktersediaan darah di PMI. &rdquo;Antar&rdquo; berarti memastikan bahwa tersedia sistem transportasi maupun
orang-orang yang akan mengantar ibu menuju tempat persalinan maupun penanganan kegawatdaruratan. Sedangkan
&rdquo;jaga&rdquo; berarti menjaga ketersediaan dan kebutuhan makanan seimbang buat ibu hamil, menemani ibu
hamil pada masa persalinan, menganjurkan agar ibu segera menyusui bayinya setelah bersalin, memberikan ASI
ekslusif serta melakukan pemeriksaan bayi dan ibu nifas dalam seminggu setelah persalinan.
Kita berharap agar
kesiapan semua pihak untuk menolong persalinan ibu akan berdampak pada penurunan AKI dan AKB, semoga. (ilho)

http://dkkbontang.com

Powered by Joomla!

Generated: 14 April, 2009, 15:20

Vous aimerez peut-être aussi