Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
EPILEPSI
Disusun oleh :
Karina
1102010139
Pembimbing :
Dr. Tutty, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
15 MARET 2015 23 MEI 2015
PENDAHULUAN
Epilepsi merupakan gangguan pada susunan saraf pusat dengan ciri-ciri terjadinya
bangkitan kejang yang spontan dan berkala. Epilepsi merupakan salah satu penyebab
terbanyak morbiditas di bidan saraf anak. Masalah yang sering ditimbulkan dari penyakit
ini diantaranya adalah kesulitan belajar, gangguan tumbuh kembang, dan menentukan
kualitas hidup anak (Suwarba, 2011).
Insidensi epilepsi pada anak di berbagai Negara berkisar antara 4-6 per 1000 anak.
Di Indonesia jumlah kasus epilepsi sekitar 700.000-1.400.000 kasus, dengan perkiraan
pertambahan setiap tahunnya 70.000 kasus, dan diperkirakan 40%-50% diantaranya adalah
anak-anak (Suwarba, 2011).
Jumlah kejadian epilepsi pada anak di negara berkembang masih lebih tinggi
dibandingkan jumlah kejadian di negara maju. Hal ini diduga karena faktor resiko
gangguan atau infeksi saraf pusat yang dapat menjadi fokus epileptikus masih banyak
terjadi (Mustarsid, 2011).
Anak yang menderita epilepsi memerlukan evaluasi dan terapi yang sesuai karena
serangan yang berulang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien baik fisis, mental,
maupun sosial. Epilepsi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan resiko mortalitas 2-3
kali populasi normal dan menurunkan kualitas hidup pasiennya (Mustarsid, 2011).
Manifestasi klinis epilepsi merupakan kondisi yang akut dan berlangsung
sementara seperti penurunan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, autonom atau psikis
yang dirasakan oleh pasien dan dapat disaksikan oleh orang lain (Wishwadewa, 2008).
Atas berbagai latar belakang tersebut, epilepsi pada anak menjadi sangat penting
untuk dikaji lebih lanjut. Hal tersebut karena anak merupakan aset yang sangat berharga
baik bagi orang tua maupun bagi bangsa dan negara.
PEMBAHASAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
: An. FN
: Laki-laki
: 9 thn
Agama
Suku Bangsa
Alamat
MRS
No. CM
Nama Keluarga
Hubungan dg Pasien
: Islam
: Jawa
: Jln. Raya Cipayung RT : 08 RW : 03 Kel : Cipayung
: 18 Maret 2015
: 2011 - 327086
: Ny. NA
: Ibu
B. ANAMNESIS
Allo anamnesis (tanggal 18 Maret 2015 pukul 13.30)
Keluhan utama
:
Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya dengan keluhan kejang yang
terjadi secara berulang selama 30 menit. SMRS.
Keluhan tambahan : Badan panas
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya dengan keluhan kejang
selama 30 menit. Pasien demam dengan suhu 38C sejak 1 hari sebelum kejang,
setelah kejang pasien tidak sadarkan diri. kejang sebanyak 6x dengan durasi kurang
dari 3 menit dan dengan jarak 5 menit sekali. Ketika kejang kedua tangan kaku,
kedua mata mendelik keatas, mulut tidak berbusa, dan setelah kejang pasien
tertidur. Pasien memiliki riwayat epilepsi sejak 1 tahun yang lalu, sudah menjalani
pengobatan sejak 10 bulan yang lalu (8 Mei 2014) dengan pemberian obat asam
valproat 9 ml. Sejak pengobatan pasien sudah mengalami kejang sebanyak 5 kali.
Kejang di picu ketika pasien lelah atau banyak pikiran. Pasien memiliki keluhan
batuk berdahak, pilek dan nyeri tenggorokan sejak 3 hari SMRS. Pasien tidak
memiliki riwayat trauma kepala.
Pasien tidak ada keluhan mual dan muntah. Nafsu makan pasien baik. BAB
1x 1 hari konsistensi padat, warna coklat. BAK 5x 1 hari, warna urin kuning jernih.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit morbili 2 bulan yang lalu
Riwayat penyakit campak 7 bulan yang lalu
Penyakit jantung disangkal
Penyakit paru disangkal
Riwayat alergi dan asma disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat keluhan serupa disangkal
penyakit jantung disangkal
penyakit paru disangkal
Riwayat alergi dan asma disangkal
Riwayat kelahiran :
Pasien lahir dari persalinan sektio caesarea atas indikasi PPT, lahir cukup bulan,
menangis spontan, berat lahir 3300 gram, panjang badan 49 cm.
Riwayat makanan :
Umur
0-4 bulan
Makanan
Jumlah
Frekuensi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Bubur susu
1 mangkok kecil
1-2 kali
Nasi tim
1 mangkok kecil
1 kali
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Bubur susu
1 mangkok kecil
1 kali
Nasi tim
1 mangkok kecil
2 kali
Susu formula
1 gelas
2 kali
Makanan keluarga
1 piring
3 kali
Susu formula
1 gelas
2 kali
Makanan keluarga
1 piring
3 kali
ASI
Susu formula
Susu formula
4-6 bulan
Susu formula
6-9 bulan
Susu formula
9-12 bulan
1-2 tahun
2-5 tahun
Motorik kasar
0-3 Belajar
mengangkat
bulan
kepala
Motorik halus
Mengikuti obyek
dgn mata
Bicara
Mengoceh
spontan
Sosial
Bereaksi terhadap
suara
Belajar
mengangkat
3-6
kepala 90o dan
bulan
mengangkat
dada dengan
bertopang tangan
Dapat duduk
tanpa dibantu
6-9
bulan
Dapat tengkurap
dan berbalik
sendiri
9-12 Dapat berjalan
sendiri tanpa
bulan
bantuan
12-18 Berjalan dan
mmengeksplore
bul
isi rumah
An
Mengeluarkan
kata-kata tanpa
arti
Mengenal anggota
keluarga dan takut
kepada orang asing
Belajar
Mengerti perintah atau
menyatakan satu
larangan
dua kata
Menyusun 2-3 kotak Dapat
Menggunakan sendok
mengatakan 5-10 atau garpu
kata
Menirukan suara
Mengenal
4 warna
tahun
Menyebut 1
gambar
Menyuapi boneka
Memakai baju
Menyusun
kalimat
Mengerti kata-kata
yang ditujukan
untuknya
Riwayat Vaksinasi :
IMUNISASI
FREKUENSI
UMUR
1x
A. DASAR
BCG
KETERANGAN
Hepatitis B
1x
0 hari
DPT
2x
Bulan ke 2 dan 3
Polio
2x
Bulan ke 2 dan 3
Campak
1x
B. PEMERIKSAAN FISIK
KESAN UMUM
KU
Kesadaran
: Somnolen
GCS
: 9 E2V3M4
arteri radialis
Suhu
badan axilla
: 39.6 C
Tekanan Darah
: 100/80 mmHg
Pernapasan
STATUS GIZI
Berat badan
: 30 kg
Panjang badan
: 135 cm
Status Generalis
Kulit
Kepala
Wajah
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
Paru -paru
Kanan
Kiri
Simetris (+)
Simetris (+)
Hiperinflasi (-)
Hiperinflasi (-)
Simetris (+)
Simetris (+)
Perkusi
Auskulta
si
Vesikuler (+) N
Vesikuler (+) N
Inspeksi
Palpasi
Jantung :
Jantung
Keterangan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskulut
asi
Kiri
Kanan
Kiri
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Trofi :
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Tonus :
Normal
Normal
Normal
Normal
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Gerakan :
Kekuatan :
Klonus :
Refleks fisiologis :
Biseps
Triseps
Patella
Achilles
Reflex patologis :
(-)
Trommner
Hoffman
Babinski
Gonda
Chaddock
(-)
(-)
(-)
(-)
Schaeffner
(-)
Oppenheim
(-)
Gordon
(-)
MENINGEAL SIGN
Lengan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM DARAH
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hemoglobin
13,0
Hematokrit
40 %
40 - 52 %
Eritrosit
4,5
Leukosit
8.010
Trombosit
237.000
150.000-400.000 ribu/ L
MCV
87
80-96 fL
MCH
30
27-32 pg
MCHC
35
32-36 g/dl
Elektrolit
Na
Kalium (K)
Klorida (Cl)
121
3,5
101
135 - 147
3,5 5,0
98 - 108
Hematologi Rutin
Jenis
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
19/03/2015
13,0
40
4.4
7820
237.000
Nilai Rujukan
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil batang
Neutrofil segmen
Limfosit
Monosit
LUC
Kimia Klinik
Ureum
Kreatinin
Glukosa Darah
Sewaktu (GDS)
SGOT
SGPT
0
1
0
75
17
4
3
16
0.71
90
55
22
0 1%
13%
36%
25 60%
25 50 %
16%
<4%
< 48 mg/dL
< 1 mg/dL
< 200 mg/dL
0 50 U/L
0 50 U/L
ASSEMENT
Kejang demam kompleks dd ISPA pada epilepsi
Rencana Pemeriksaan : EEG
CT Scan
Terapi
Non Medikamentosa
1. Komunikasi-Informasi-Edukasi kepada orang tua pasien mengenai keadaan pasien.
2. Tirah baring
3. Observasi tanda tanda vital
Medikamentosa
IGD
O2 2 ltr/m
IVFD RL 20 tpm
Diazepam 10 mg > masih kejang > diazepam 10 mg
Paracetamol 350 mg IV
Bangsal
IVFD RL 500 cc / 12 jam
Asam valproat 2 x 9 ml
Paracetamol 3 x 350 mg IV
Tanggal
19 -03-2015
Subjek
Kejang (-)
Perut kembung (-)
Batuk (+)
Insomnia (+)
20-03-2015
Kejang (-)
Perut kembung (-)
Batuk (+)
Insomnia (+)
21-03-2015
Kejang (-)
Perut kembung (-)
Batuk (+)
Insomnia (+)
Objek
Assement
Ku/Kes:
Epileptikus
lemas,GCS 15
VS:
TD : 100/70,
N : 100x/m,
RR : 30x/m,
S: 38,6 c
Tho : SDV +/
+ Rh -/- Wh
-/-, S1>S2 Reg
M(-) G (-)
Abd : Datar.
BU (+) supel,
timpani,NT(-)
Ekstremitas
Sianosis
(-)
Akral Hangat
(+)
Terapi
-IVFD
RL
500 CC/ 12
jam
- Depaken 2 x
9 ml
- Sanmol 3 x
350 mg IV
Inhalasi
combivent 3 x
Ku/Kes:
Epileptikus -IVFD
RL
lemas,GCS 15
500 CC / 12
VS:
Jam
TD : 100/70,
- Depaken 2 x
N : 84x/m,
9 ml
RR : 24x/m,
Inhalasi
S: 37,5c
combivent 3 x
Tho : SDV +/
+ Rh -/- Wh
-/-, S1>S2 Reg
M(-) G (-)
Abd : Datar.
BU (+) supel,
timpani,NT(-)
Ekstremitas
Sianosis
(-)
Akral Hangat
(+)
Ku/Kes:
Epileptikus -Depaken 2 x
lemas,GCS 15
9 ml
VS:
inhalasi
TD : 100/70,
combivent 2 x
N : 84x/m,
RR : 22x/m,
S: 36,8c
Tho : SDV +/
+ Rh -/- Wh
-/-, S1>S2 Reg
M(-) G (-)
Abd : Datar.
BU (+) supel,
Inhalasi combivent
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
International League Against Epilepsy (ILAE) mendefinisikan epilepsi sebagai
kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat
mencetuskan bangunan epileptikum perubahan neurologis, kognitif, psikologis dan
adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya. Definisi ini membutuhkan
sedikitnya satu riwayat bangkitan epileptik sebelumnya. Bangkitan epileptik
didefinisikan sebagai tanda dan/atau gejala yang timbul sepintas (transien) akibat
aktivitas neuron yang berlebihan atau sinkron yang terjadi di otak (Fisher et al,
2005).
B. Etiologi dan Predisposisi
Epilepsi disebabkan oleh beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi otak,
antara lain (Harsono et al, 2008):
1. Idiopatik: penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi
genetik.
2. Kriptogenik: dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui
termasuk disini adalah sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut dan epilepsi
mioklonik. Gambaran klinik sesuai dengan ensefalopati difus.
3. Simtomatik: disebabkan oleh kelainan/lesi pada susunan saraf pusat. Misalnya;
cedera kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan
peredaran
darah
otak,
toksik
(alkohol,
obat),
metabolik,
kelainan
neurodegeneratif.
Penyebab epilepsi dilihat dari umur, biasanya disebabkan paling sering karena;
pada bayi terjadi asfiksi atau hipoksia waktu lahir, trauma intrakranial waktu lahir,
gangguan metabolik, malformasi kongenital pada otak, atau infeksi; pada anak dan
remaja kebanyakan epilepsi idiopatik dan pada usia dewasa penyebabnya lebih
bervariasi oleh karena idiopatik, cedera kepala, tumor (Ikawati, 2009).
C. Patofisiologi
muatan
listrik.
Contoh
obatnya
adalah,
fenitoin,
2. Nonmedikamentosa
a. Hindari faktor pemicu (jika ada)
b. Tidak memasukan makanan dan minuman ketika kejang dan beberapa saat
setelah kejang
c. Pengawasan oleh keluarga
d. Awasi tanda vital
F. Prognosis
1. Umumnya baik, 70-80% pasien yang mengalami epilepsi akan sembuh, dan
kurang daril 50%-nya akan bisa lepas obat.
2. 20-30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis, pada keadaan ini
pengobatan menjadi semakin sulit, dan 5% diantaranya akan tergantung pada
orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pasien dengan lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi mental dan
gangguan psikiatri neurologik, pada keadaan seperti ini prognosis epilepsi
dikatakan buruk.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat epilepsi diantarnya adalah sebagai
berikut :
KESIMPULAN
1. Epilepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas di bidang saraf anak
2. Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang
dapat mencetuskan bangunan epileptikm perubahan neurologis, kognitif, psikologis
dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya.
3. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan bahwa An. Rena,
umur 6 tahun menderita epilepsy.
DAFTAR PUSTAKA
Wishwadewa, W N. et al. 2008. Kualitas hidup anak epilepsy dan faktor-faktor yang
mempengaruhi di departemen ilmu Kesehatan anak FKUI/RSCM Jakarta. Sari pediatric.
10 : 272 -279
Murtasid. et al. 2011. Pengaruh obat anti epilepsy terhadap gangguan daya ingat pada
epilepsy anak. Sari Pediatric. 12 ; 302 306
Suwarba, I G N M. 2011. Insidens dan karakteristik klinis epilepsy pada anak. Sari
pediatric. 13 : 123 128
Fisher RS, Boas WE, Blume W, Elger C, Genton P, Lee P, et al. 2005. Epileptic seizures
and epilepsy: definition proposed by the International League Against Epilepsy (ILAE)
and the International Bureau for Epilepsy (IBE). Epilepsia; 46(4):470-2
Price, S. A. dan Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi Konsep klinis Proses Proses Penyakit.
Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC. Hal.1158-1164
Utomo, Tranggono Y. 2011. Dosis dan Lama Pemberian Fenitoin Sebagai Faktor Risiko
Timbulnya Hiperplasia Ginggiva Pada pasien Epilepsi. Tesis. Program pascasarjana
Magister Ilmu Biomedik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf
Universitas Diponegoro: Semarang (Dipublikasikan)
Ikawati,
Zullies.
2009.
Epilepsi:Lecture
Notes.
(Online)
Diakses
di: