Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
1
STANDAR RUJUKAN............................................................................................. 1
2.1
Uraian Umum ......................................................................................... 1
2.2
Jaminan Kualitas ..................................................................................... 1
MOBILISASI ........................................................................................................ 2
3.1
Umum.................................................................................................... 2
3.2
Jangka Waktu Mobilisasi .......................................................................... 3
3.3
Penyiapan Lapangan ............................................................................... 3
PENGAWASAN..................................................................................................... 8
10
11
PEMBERSIHAN .................................................................................................. 12
Spektek _i
12
13
14
15
I K L A N .......................................................................................................... 15
16
17
18
19
20
21
22
TEMPAT PEKERJAAN.......................................................................................... 18
23
24
25
26
27
28
29
30
Spektek _ii
31
32
33
34
35
36
37
38
Spektek _iii
38.3
38.5
38.6
38.7
37.9
Pekerjaan Pemancangan.........................................................................62
Potongan Sheet pile................................................................................64
Alat Pancang (Vibro Hammer).................................................................64
Kepala Tiang dan Poer (Capping beam)...................................................64
Sheet pile untuk Cadangan.....................................................................65
39
40
41
Spektek _iv
SPESIFIKASI TEKNIS
A.
SYARAT-SYARAT UMUM
5
1.
RINGKASAN PEKERJAAN
1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
1). Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank
2). Pekerjaan galian tanah pondasi dan galian konstruksi lainnya.
3). Pekerjaan pasangan batu kosong dan pasangan batu kali
4). Pekerjaan plesteran balok, acian dan pekerjaan lantai baik dilapisi keramik
maupun rabat beton tumbuk.
5). Pekerjaan beton tak bertulang dan bertulang, termasuk kansteen beton dan
bangunan finishing lainnya yang terbuat dari beton.
6). Pekerjaan konstruksi baja struktur
7). Pekerjaan pengecatan, pelitur dan finishing.
8). Pekerjaan penimbunan
9). Pekerjaan pemancangan dan pemasangan bolard
10). Pekerjaan sheet pile
2.
STANDAR RUJUKAN
2.1 Uraian Umum
1). Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak
akan rnenetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi
atau yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.
2). Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturanperaturan khusus atau
standar-standar yang dinyatakan demikian dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.
2.2 Jaminan Kualitas
1). Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahanbahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
2). Selama Pelaksanaan
Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang
barang dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum
yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
3). Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan
mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang
Spektek _1
diminta oieh Konsultan Pengawas atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak
yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar yang
diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Konsultan
Pengawas secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil pengujian
yang resmi.
4). Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas
pada standar yang dicantumkan di bawah ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
3.
MOBILISASI
3.1 Umum
1). Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
2). Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.
3). Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Konsultan Pengawas, Kontraktor
harus menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan
kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi
muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan
untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
4). Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, di karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
Spektek _2
5). Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan
harus ditutup dengan terpal.
3.2 Jangka Waktu Mobilisasi
1). Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
2). Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus
dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan
tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
3.3 Penyiapan Lapangan
1). Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan
pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
2). Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut:
a. Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan peraturan
Propinsi dan Peraturan-peraturan Kabupaten.
b. Mengadakan konsultasi dengan Konsultan Pengawas sebelum penempatan
dan pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan
peralatan produksi konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari
operasi pelaksanaan.
3). Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan
peralatan konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
4.
Spektek _3
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Umum
1). Pengelola Lapangan dari Kontraktor
a. Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok
sebagaimana ditentukan dan memuaskan Konsultan Pengawas. Staf teknik
tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan,
melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan bahan
dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja
kontraktor dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
b. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan
atau kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman
minimal 4 tahun sebagai Site Manager.
Tenaga Ahli Struktur, Mekanikal/Elektrikal,Estimasi Biaya.
Tenaga Pelaksana Lapangan.
c. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan
senantiasa harus di tempat pekerjaan.
d. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
e. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan.
f. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan
Spektek _4
Spektek _5
5). Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan
desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
5.3 Pengendalian Lingkungan
1). Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh
terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat
desain
serta
persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi
lingkungan dan perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
2). Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan
suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam
kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua
peralatan dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.
3). Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan
yang berisik dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam
daerah daerah rawan seperti dekat Rumah Sakit.
4). Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan
kerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
5.4 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
1). Jika dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengadakan
survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang
tetap untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan
yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
2). Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian
perkerasan dan drainase sesuai dengan gambar gambar kegiatan dan menurut
perintah Konsultan Pengawas. Persetujuan Konsultan Pengawas atas garis dan
ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi
berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas
yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
3). Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung
(bangunan utama fasilitas pelabuhan, peron dan fasiltas penunjang lainnya),
pemasangan patok-patok/bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari as
ke as pondasi.
4). Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus
menyediakan semua instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang
di minta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan
yang relevan.
5.5 Peil dan Pengukuran
1). Kontraktor wajib memberikan kepada Konsultan Pengawas setiap kali suatu
bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil
dan ukuran-ukurannya.
2). Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain
dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas / setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk
diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan
sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
Spektek _6
Spektek _7
4). Kontraktor harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
5.9 Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
1). Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar gambar
pelaksanaan.
2). Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
3). Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
4). Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan
pekerjaan.
5). Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
6). Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
7). Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan
Pengawas.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Konsultan Pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
5.10
Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Pejabat Pembuat Komitmen /Konsultan
Pengawas, Pelaksana dalam hal untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian
pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan kalau penerangan cukup atau memakai
penerangan PLN/Generator.
6.
PERUBAHAN PEKERJAAN
6.1 Umum
1). Uraian
Berhubung Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa untuk
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah
harga kontrak yang pasti dan tetap, serta semuo resiko yang mungkin terjadi
dalam pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor pelaksana.
Untuk itu tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang terhadap nilai
kontrak yang ada (Change Order).
7.
PENGAWASAN
1). Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dimana setiap saat Konsultan Pengawas harus dapat dengan
mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas fasilitas yang diperlukan.
2). Bagianbagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan
tersebut jika diperlukan harus segera dibuka / dibongkar sebagian atau
seluruhnya.
Spektek _8
3). Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga
diperlukan pengawasan pekerjaan oleh Konsultan Pengawas, maka segala biaya
untuk itu menjadi beban Kontraktor.
4). Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Konsultan Pengawas
adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar
dan Rencana Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan
daripadanya haruslah seijin Pejabat Pembuat Komitmen.
8.
9.
Spektek _9
tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan
harus mendapat ijin dari Konsultan Pengawas
9.2 Penjelasan Perbedaan Gambar
1). Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambargambar :
2). Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan
kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
3). Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya
dengan gambar kerja pembangunan gedung, pagar dan talud.
4). Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical.
5). Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaanperbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.3 Gambar Pelelangan (Tender Drawing)
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang
termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus
mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun
arsitektur.
9.4 Gambar Pelaksanaan
1). Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambargambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
2). Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Konsultan Pengawas,
Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
3). Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh
Konsultan Pengawas. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak
Konsultan Pengawas harus sesuai dengan kontrak
4). Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Konsultan Pengawas
untuk meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
5). Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian
garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
9.5 Gambar Gambar Yang Berubah Dari Rencana
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pejabat Pembuat
Komitmen berdasarkan pertimbangan dari Konsultan Pengawas.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Spektek _10
Spektek _11
Spektek _12
Sumber Bahan-bahan
1). Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan
dalam dokomen atau yang diberikan Konsultan Pengawas, disediakan sebagai
satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan
identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi
ini. Konsultan Pengawas akan menolak atau menerima bahan dari sumbersumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam
kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan
erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain
berpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya.
2). Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Konsultan Pengawas telah
memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh
digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang
telah disetujui Konsultan Pengawas, maka Konsultan Pengawas dapat
menolak bahan tersebut dan minta diganti.
13.3
Penyimpanan Bahan
1). Umum
a. Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahanbahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian
sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat
diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
b. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
c. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh
bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar
pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan
bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
Spektek _13
Spektek _14
c. Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal dengan
sumbu memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis tengah jalan.
d. Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti di uraikan pada item (3) di
atas dan dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang
jalan)
14. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR
Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan
oleh Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban
Kontraktor.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari
sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus memasang pipapipa untuk mengalirkan air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai.
Biaya untuk mengadakan air kerja tersebut adalah beban Kontraktor.
Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk,
lubang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu
mendapat izin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas.
15. I K L A N
Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja
atau di tanah yang berdekatan tanpa ijin dari Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan
Pengawas.
16. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA
Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi
beban Kontraktor .
17. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang
ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
atas perlengkapan uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta
perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.
18. KECELAKAAN DAN KESEHATAN
1). Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi
beban Kontraktor.
2). Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K
terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih
dalam soal soal mengenai pertolongan pertama.
Spektek _15
3). Terhadap kecelakaan kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
4). Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
5). Sehubungan dengan butir butir diatas pada Kontraktor diwajibkan menyediakan
alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu,
galah galah secukupnya serta pemeliharaannya.
6). Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
7). Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor
harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan
/Instansi Pemerintah C.Q. Undang undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya
termasuk semua perubahan perubahan yang hingga kini tetap berlaku.
19. PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN
Setelah Kontraktor mengetahui batas batas daerah Kerja dan lain-lainnya
sebagaimana diuraikan dalam pasal pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai :
1). Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja
ataupun tidak.
2). Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
3). Kehilangan kehilangan bagian alat alat / bahan bahan yang ada
didaerahnya.
4). Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas dalam
waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih
lanjut.
5). Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan
pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara
dan sebagainya.
20. PENEMUAN BENDA KUNO DAN FOSIL
Penemuan dilapangan pekerjaan seperti fosil, barang kuno, tulang belulang dan
barang berharga lainnya agar diserahkan kepada pihak yang berwajib melalui Pejabat
Pembuat Komitmen.
Pada waktu penemuan benda-benda tersebut, Kontraktor wajib segera mengambil
tindakan sebagai berikut :
1). Berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengganggu benda-benda tersebut,
penggalian atau pemindahan atau dihindarkan atau dicegah.
2). Mengambil langkah yang perlu untuk melindungi benda itu dalam keadaan dan
posisi waktu ditemukan.
3). Melaporkan penemuan tersebut pada Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis
dengan menjelaskan secara tepat lokasi penemuan tersebut.
21. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1). Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan
persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
Spektek _16
2). Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam
diterimanya
Surat
Permohonan
Pemeriksaan),
tidak
dipenuhi
oleh
Konsultan/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa, dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas.
Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.
3). Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.
Spektek _17
B.
SYARAT KHUSUS
Spektek _18
2). Pemasangan patok patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama
dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
3). Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab
Kontraktor.
4). Pengukuran pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar harus
menggunakan teropong, waterpass, theodolit, prisma penyiku dan lain-lain.
Pengukuran siku dengan benang secara prinsip segitiga phitagoras hanya
dibolehkan pada bagian-bagian yang kecil dan tidak penting saja.
5). Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan
harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
6). Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan
harus dibuat dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu
7). Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank
dipasang, tinggi dasar ( 0,00 ), sumbu-sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom
ditetapkan dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
27. PEKERJAAN GALIAN TANAH
27.1
Umum
1). Lingkup pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai
yang tertera dalam gambar.
b. Konstruksi Pondasi
c. Saluran air hujan dan Bak Kontrol.
d. Septictank dan bak peresapan
e. Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata dinperlihatkan pada gambar.
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
: seksi 25
b. Pengukuran dan papan bangunan
: seksi 26
27.2
Bahan
Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.
27.3
Pelaksanaan :
1). Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam
gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan
selanjutnya terpenuhi.
2). Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang
dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
3). Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
4). Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan
kering.
Pengembangan Pembangunan. & Pengelolaan Pelabuhan Perikanan
Spektek _19
5). Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus digali
dan ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan Pengawas, disiram air dan dipadatkan.
6). Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan
cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa.
7). Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka
kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas. Biaya akibat pekerjaan tersebut
menjadi beban kontraktor.
8). Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar
atau diubah sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
9). Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan
ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
10). Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang
bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akarakar/bahan-bahan tersebut harus diangkat dan diurug dengan material yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas sampai padat.
27.4
Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan dimensi galian sesuai gambar kerja
27.5
Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
No.
urut
Uraian
Galian Tanah
Satuan
Pengukuran
M3
Urugan
Urugan
Urugan
Urugan
Urugan
Urugan
Spektek _20
: seksi 25
: seksi 26
28.2
Bahan
1). Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam
klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
2). Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)
3). Khusus untuk urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air
bersih dan urugan pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah
material yang digolongkan dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus, AASHTO)
4). Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman
yang berlebihan.
28.3
Pelaksanaan :
1). Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada
gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum
30 cm untuk hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus
dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan
lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
2). Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup
baik, bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat
mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
3). Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana, dan material penimbunan
harus memenuhi pasal 28.2 spesifikasi ini.
4). Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah
sebelum digali.
5). Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan,
dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus
dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan
air/disiram)
6). Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit / galian
pondasi kaki kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.
28.4
Pengendalian Mutu di Lapangan
Konsultan Pengawas dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan test kepadatan
(sand cone) di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya
Spesifikasi ini
28.5
Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat,
yang diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal
Spektek _21
urugan. Kecuali untuk pekerjaan yang disebutkan pada point d, e dan f pada
pasal 28.1.1, pengukuran tidak dilakukan secara terpisah dan termasuk bagian
dari pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok dan pembuatan
lubang peresapan.
No.
urut
1
2
3
Uraian
Satuan
Pengukuran
M3
M3
M3
: seksi 25
: seksi 26
: seksi 27
29.2
Bahan
1). Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi harus
bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu daya
tahan (awet).
2). Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus
dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila
dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batasbatas ukuran yang ditetapkan sebagai berikut :
Ukuran minimum batu adalah :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Konsultan Pengawas dengan
memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan
umum untuk stabilitas dan saling mengunci.
29.3
Pelaksanaan
1). Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan urugan pasir telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan
diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kotraktor harus melengkapi semua
bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau
Spektek _22
Satuan
Pengukuran
Uraian
M3
: seksi 25
: seksi 26
: seksi 27
30.2
Bahan
1). Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis
menurut persetujuan Konsultan Pengawas dan bersih dari campuran besi, nodanoda, lubang-lubang, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus
diambil dari sumber yang disetujui Konsultan Pengawas.
Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci) :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
Spektek _23
Spektek _24
dari 35 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya.
Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah batu selesai dipasang.
b. Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka
harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal
minimum 15 cm, kecuali ada permintaan lain dari Konsultan Pengawas.
Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka
harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang di dalamnya dan paling
sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi.
Pasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan
pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaikbaiknya.
c. Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak
kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan
harus disiar, adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
3). Perlindungan dan Perawatan
a. Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi/merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus
memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
b. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan
yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah
dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri di atas
pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
30.4
Pengendalian Mutu Di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
30.5
Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
No.
urut
1.
Uraian
Satuan
Pengukuran
M3
Spektek _25
: seksi 25
: seksi 26
: seksi 31
31.2
Bahan
1). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup
halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak
diperkenankan untuk digunakan.
2). Semen
Semen yang digunakan adalah semen PCC, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
3). Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam-garaman.
4). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk plesteran adalah :
Plesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir
Plesteran traasram menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir, yaitu pada
dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar
detail.
Plesteran untuk semua dinding beton dan kaki pondasi 1 PC : 3 Pasir
b. Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan dicat.
Formula acian adalah sebagai berikut :
Semen PCC dipakai pada dinding terplester yang akan dicat dan kaki
pondasi
c. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan
secara tepat sesuai persetujuan Konsultan Pengawas. Buat adukan dalam
jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran
dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah (lebih
kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut
tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
31.3
Pelaksanaan
Spektek _26
Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas plesteran dan acian dihitung berdasarkan luasan bidang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi bidang plesteran/acian.
No.
urut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Satuan
Pengukuran
Uraian
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
plesteran traasram 1 PC : 3 Ps
plesteran beton 1 PC : 3 Ps
plesteran kaki pondasi 1 PC : 3 Ps
plesteran dinding 1 PC : 5 Ps
acian dinding
acian kaki pondasi
M2
M2
M2
M2
M2
M2
Spektek _27
: seksi 13
: seksi 25
: seksi 26
32.2
Bahan
1). Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam
atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus
dicuci.
b. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan).
c. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
d. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik dan
jika dimintakan demikian oleh Konsultan Pengawas harus diadakan pengujian
kandungan organik menggunakan standar SNI 03-2816.1-1992. Setiap
agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir harus diambil
dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari
batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Konsultan Pengawas
pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum terhadap
lempung dan lanau tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan berat.
f. Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut :
Tabel 31 Persyaratan gradasi agregat
UKURAN
SARINGAN
STAND
AR
(mm)
35
37
25
19
13
9,5
4,75
2,36
IMPERIA
L
(inches)
2
1
1
3/8
4
8
100
95 100
-
100
95 - 100
35 - 70
10 - 30
0-5
-
100
95 - 100
25 - 60
0 - 10
0-5
100
90 - 100
20 - 55
0 - 10
0-5
100
90 - 100
40 70
0 15
05
Spektek _28
1,18
0,3
0,15
16
35
100
45 80
10 30
2 10
Batas Pengujian
Agregat Agregat
Kasar
Halus
Standar Pengujian
SNI
25%
03-2337-1991
12%
10%
03-3407-1994
2%
0,5%
03-3333-1996
1%
3%
03-3342-1996
2). Semen
a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Composite
Cement (PCC), harus sesuai dengan SK SNI No. 15-7064-2004, Kontraktor
harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Konsultan Pengawas,
keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik.
Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras,
maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton
ini hanya menggunakan satu merk semen saja.
c. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari
pabrik dan terlindung.
d. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidak terkena air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan yang
kedap air), dan penumpukannya harus sesuai dengan urut-urutan pengiriman.
e. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai
3). Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan memenuhi
standard SK SNI T-15 1991.
4). Zat Tambahan
Ditiadakan
5). Tulangan (khusus untuk beton bertulang)
a. Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos,
digilas panas, sesuai dengan SK SNI T-15 1991 seperti ditunjukan dalam
gambar-gambar.
Spektek _29
Spektek _30
Silinder
15 Cm X 30 Cm
7 Hari
28 Hari
7 Hari
28 Hari
fc 35
22,5
35,0
19,0
29,0
fc 25
17,5
25
17,5
23,0
fc 20
14,5
20
15
18,5
fc 18
11,0
17,5
12
14,5
fc 12
8,0
12,5
10
10,0
Slump Yang
Diizinkan (mm)
Digeta
r
Tanpa
Digetar
40 60
40 60
40 60
35 - 80
40 - 100
40 60
Catatan :
Spektek _31
f.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang
diberikan pada Tabel 33 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaanpekerjaan tersebut harus diperbaiki.
Konsultan Pengawas akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena
kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik,
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian
lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
Spektek _32
Spektek _33
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Spektek _34
Tebal
penutup
min, mm
70
35
40
40
20
40
Spektek _35
Spektek _36
1.
2.
3.
4.
Uraian
Satuan
Pengukuran
M3
M3
M3
M3
Spektek _37
seksi 13
: seksi 25
: seksi 26
seksi 32
seksi 36
seksi 39
Bahan
Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk ALTEX atau sejenis
Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merk AVIAN atau sejenis
Plamur atau dempul yang digunakan adalah merk AVIAN atau sejenis
Residu dgn kekentalan yang cukup untuk kap, kuda-kuda dan gording.
Politur/teakoil untuk permukaan teakwood dan pada pekerjaan kayu yang
diekspos seperti yang ditunjukan pada gambar.
33.3
Pelaksanaan
1). Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/ Konsultan
Pengawas.
2). Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna-warna dan bahan cat adalah tidak
palsu dan sesuai dengan persetu juan Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
3). Sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan digunakan disertai
surat jaminan Kwalitas dari pabrik pembuat atau agen-agen penjual yang
ditunjuk oleh pabrik tersebut untuk disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan
Pengawas.
4). Kontraktor harus sudah mengerti betul tentang cara-cara penggunaan cat sesuai
rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
5). Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
a. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/ Konsultan Pengawas.
b. Sebelum bagian-bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran
dibersihkan.
c. Sebelum memperlihatkan contoh pengecatan pada percobaan (dilokasi),
macam/pola cat yang akan dilaksanakan.
d. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab
atau berdebu.
6). Kontraktor bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urut-urutan pekerjaan yang
tepat dimulai dari pekerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir
(finishing coats).
Pengembangan Pembangunan. & Pengelolaan Pelabuhan Perikanan
Spektek _38
7). Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dalam pengecatan.
8). Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk- petunjuk dari Konsultan
Pengawas dan pabrik pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
9). Cat Tembok :
a. Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu mengering.
Setelah permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan
membersihkan permukaan tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran
(efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas
kemudian dengan lap sampai benar- benar bersih.
b. Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur kemudian
diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
c. Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali sampai
kelihatan rata dan cukup tebal.
d. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".
e. Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond dan tembok
bagian dalam, sedangkan tembok bagian luar, warna ditentukan kemudian.
f. Untuk lapisan plamur pakai bahan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
10). Cat Kayu
a. Cat kayu akan dipakai untuk daun-daun pintu, daun jendela serta kosen.
b. Cat yang akan dipergunakan adalah setaraf Altex atau Platone dengan warna
yang akan ditentukan kemudian.
c. Cara pelaksanaan disesuaikan dengan kriteria- kriteria dari pabrik pembuat.
d. Bidang-bidang yang akan dicat/dipolitur harus bersih dari segala macam
kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus
memperlihatkan bagian -bagian yang akan dicat kepada Konsultan Pengawas
untuk diperiksa.
e. Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan
lobang-lobang bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai rata.
f. Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar dan satu
kali plamur, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat
akhir.
g. Warna Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu, bingkai jendela dan
listplank akan ditentukan kemudian.
h. Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai rata
pada seluruh permukaannya.
11). Cat anti korosi/Cat anti karat :
a. Lingkup pekerjaan : untuk bagian-bagian pengikat talang dari besi, Pintu
terali dari besi (apabila ada) dan bagian-bagian lain yang disebutkan dalam
gambar.
b. Cat yang dipergunakan adalah setara Glotex atau Platone,
warna akan
ditentukan kemudian. Untuk cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
kriteria-kriteria dari pabrik pembuat.
Spektek _39
12). Politur.
a. Persiapan
dilakukan
dengan
membersihkan
dan
mengampelas
bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur dengan
menggu nakan Ultra politur P-01.
b. Pekerjaan tersebut
diulangi
sampai menghasilkan permukaan yang
mengkilat.
c. Warna akan ditentukan kemudian setelah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
33.4
Pengendalian Mutu Di Lapangan
Personil kontraktor yang diberi tanggung jawab untuk pekerjaan ini selalu mengawasi
penggunaan cat, khususnya pencampuran antara bahan dasar cat dan thinner.
33.5
Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan pengecatan, politur dan residu diukur sesuai dengan luasan yang
terpasang yang dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang
ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan.
No.
urut
1
2
3
4
5
6
7
Uraian
Satuan
Pengukuran
M2
M2
M2
M2
M2
M2
M2
Spektek _40
4). Bahan tersebut harus berkualitas baik, bebas dari karat, tidak cacat atau
bengkok.
5). Penggantian dimensi profil harus selalu tetap mempertahankan nilai keamanan
konstruksi atau menambah lebih besar. Setiap perubahan teknis tersebut dinlai
sah bila telah disetujui oleh pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan
Pengawas.
6). Kontraktor dapat mengusulkan perubahan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/Konsultan Pengawas, bila da bahan yang tidak dapat diporoleh dan
dapat memakai bahan tersebut bilah telah dapat persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas.
34.3
Pelaksanaan
1). Seluruh pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, baik
ukuran maupun konstruksinya
2). Sebelum pekerjan konstruksi baja dimulai, kontraktor harus menyiapkan dan
menyerahkan gambar kerja kepada pengawas lapangan dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3). Perencanaan pembuatan dan pemasangan semua konstruksi baja harus
dilaksanakan sesuai praktek keteknikan yang paling baik. Sedapat mungkin
semua konstruksi baja dibuat di bengkel konstruksi.
4). Sambungan hanya diperbolehkan jika dinyatakan pada gambar kerja yang telah
disetujui. Semua las harus terdiri dari komposisi yang merata, halus , rapi,
berkekuatan penuh serta cukup kenyal, harus bebas dari porosity dan tahi
logam dan harus dibuat dengan teklnik kerja yang menjamin pembebanan
muatan yang merata pada seluruh potongan las disertai pencegahan
kemungkinan terjadinya eksentrisitas pada las dan logam di sekelilingnya.
5). Pengelasan harus dilaksanakan secara menerus sepanjang garis singgung.
6). Semua pengelasan harus dilaksanakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat
tanda lulus ujian sesuai peraturan setempat.
7). Kontraktor wajib menyediakan peralatan lengkap untuk menyelenggarakan
pekerjaan ini dengan lancar dan aman.
8). Penyambungan dan Pemasangan Baja
a. Pengelasan
Alat pengalasan/las dari kwalitas terbaik, dan harus disimpan pada tempat
keringdan bebas dari karat.
Pengelasan harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Logam yang
dipakai mengelas harus bebas dari kerak dan cacat lannya yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus lurus.
Permukaan hasil las harus sama rata dan kelihatan teratur.
Las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya kontraktor.
b. Baut-baut dan mur-mur
Baut-baut dan mur-mur yang dipergunakan harus yang bermutu tinggi (HSB
High Stregh Boult).
Ukuran-ukuranya harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
Sambungan-sambungan harus mempergunakan skrup/mur, sama sekali tidak
mempergukana paku.
Spektek _41
1). Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh engineer/wakil yang
ditunjuknya sesuai dengan persyaratan dalam JIS 3147 dan harus mencakup tapi
tidak terbatas hanya pada pemeriksaan visual. Tes ultrasonic dan test radiografik.
Pengawasan visual harus tetap dilakukan meskipun pemeriksaan-pemeriksaan
visual mencakup pengecekan pemasangan sambungan yang dilas, apakah sudah
lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenaisudut-sudut lekukan,
permukan-permukaan bagian yang dilas dan bagian-bagian yang terbuka.
Spektek _42
2). Engineer dapat memerintahkan setiap sambungan las untuk diperiksa dan ditest
dengan cara radiografik atau ultrasonic yang disetujui, jika ditest seperti tersebut
diatas dianggap perlu olehynya. Dalam hal ini kontraktor harus mempersiapkan
segala sesuatunya agar pemeriksaan untuk test pengelasan oleh ahli dar
Konsultan Pengawas bisa dilaksanakan
34.5
Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan Baja diukur sesuai dengan jumlah komponen yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No.
urut
35.
Uraian
Pekerjaan baja
Satuan
Pengukuran
Kilo gram
TIMBUNAN
35.1 Umum
1)
Uraian
a) Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah reklamasi sesuai volume kontrak
dengan batas-batas pentahapan pekerjaan disesuaikan dengan gambar
rencana.
b) Kontraktor telah dianggap mengetahui lokasi proyek, lengkap dengan
kondisinya.
c) Segala perijinan untuk pekerjaan reklamasi harus diurus dan atas biaya
Kontraktor.
d) Sebelum dimulainya pekerjaan reklamasi, Kontraktor bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas melakukan survei dan mengadakan pengukuran selisih
tinggi pada areal dimana
pekerjaan tanah akan dilaksanakan dan
menyepakati terhadap elevasi permukaan tanah asli (belum terganggu).
Prosedur yang sama harus diikuti bila pekerjaan reklamasi selesai.
e) Setiap pekerjaan tambahan yang disebabkan karena kelebihan pengurugan
kembali atau disebabkan oleh keadaan tanah dasar yang kelihatan kurang
baik harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa mengklaim biaya tambahan
kepada Pemberi Tugas.
f) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui.
Spektek _43
g) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi dua
jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah
belakang talud dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan
dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng
atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam
karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana
kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
2)
3)
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Seksi 1.5
Seksi 1.8
Seksi 1.9
Seksi 1.11
Seksi 2.4
Seksi 3.1
Seksi 3.3
Seksi 7.1
Seksi 7.9
Toleransi Dimensi
a)
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau
lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang
bebas.
c)
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
d) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20
cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
4)
Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-3422-1994 (AASHTO T 88 - 90):
SNI 03-1967-1990 (AASHTO T 89 - 90):
SNI 03-1966-1989 (AASHTO T 90 - 87):
SNI 03-1742-1989 (AASHTO T 99 - 90):
SNI 03-1743-1989 (AASHTO T180 - 90):
Untuk Tanah.
Metode
Pengujian
Kepadatan
Lapangan Dengan Alat Konus Pasir.
Metode
Pengujian
CBR
Laboratorium.
AASHTO :
5)
AASHTO T145 - 73
AASHTO T238 - 78
Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini, Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini
kepada Konsultan Pengawas Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk
memulai pekerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan :
i)
ii)
c)
i)
ii)
Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk
bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium
yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan
yang disyaratkan Pasal 3.2.2.
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada
Konsultan Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas
pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
Pekerjaan, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan
timbunan sebelumnya :
i)
Spektek _45
ii)
6)
7)
Jadwal Kerja
a)
Timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakan
pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka
untuk lalu lintas.
b)
Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam
sistim drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus
disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase
permanen.
b) Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.
8)
Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a)
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.(3).(b) atau seperti yang
diperintahkan Konsultan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya
dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan
lain yang disetujui.
c)
Spektek _46
9)
e)
f)
Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek
setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Konsultan
Pengawas Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam Pasal
3.2.1.(8).(c) dari Spesifikasi ini.
Sumber Bahan
2)
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi
1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
Timbunan Biasa
a)
Bahan urugan, untuk pekerjaan urugan kembali bekas galian, urugan untuk
perbaikan kualitas tanah maupun reklamasi menggunakan material yang
Spektek _47
didatangkan dari lokasi lain, lokasi sumber material ini harus diberitahukan
kepada Konsultan Pengawas. Karakteristik fisik dan mekanik tanah urugan
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Kekuatan geser yang tinggi
Kompresibilitas dan elastisitas yang rendah
Indek elastisitas < 12
Sensitifitas rendah
Batas cair < 35 %
Koefisien keseragaman > 6
Ukuran butir tanah tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm maksimum 40 %
dari butir harus lewat saringan standar No. 4 dan sekurang-kurangnya 2
% harus lewat saringan standar No. 300.
b) Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahanbahan organik dan kotoran-kotoran lain.
c)
Timbunan Pilihan
a)
b)
c)
Spektek _48
d)
Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan
pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik
atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang
dipilih, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan akan tergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan
yang akan dipikul.
2)
b)
c)
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(3). Bilamana timbunan dihampar
lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata
sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang
menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara
dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan
drainase porous dilaksanakan.
Spektek _49
Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Konsultan
Pengawas Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal
3.2.4.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas
kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20
cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar
dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan
batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.(2) di bawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
Spektek _50
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton
atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar
timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan
secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau
tekanan yang berlebihan pada struktur.
h) Terkecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan, timbunan yang
bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari
dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di
tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan
air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas Pekerjaan.
35.4 JAMINAN MUTU
1)
Spektek _51
diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat
pada sumber bahan.
g) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat
Konsultan Pengawas Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar
perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati.
h) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan
untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah
pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan
tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap
sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif, seperti
yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.(2).(c).
2)
3)
Spektek _52
4)
Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti
:
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini
selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan
pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
35.5 PENGUKURAN
1)
Pengukuran Timbunan
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m.
Nomor Mata
Pembayaran
36
Uraian
Satuan
Pengukuran
3.2.(1)
Timbunan Biasa
Meter Kubik
3.2.(2)
Timbunan Pilihan
Meter Kubik
UMUM
Uraian
Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup tiang pancang yang
disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan
sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya
sebagaimana yang diperintah-kan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan. Tiang
pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlu-kan untuk menentukan
jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan.
Pekerjaan ini mencakup jenis tiang pancang berikut ini
Spektek _53
Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar.
2)
3)
Toleransi
a)
b)
4)
Standar Rujukan
AASHTO M133 - 86
AASHTO M168 - 84
AASHTO M183 - 90
AASHTO M202 - 90
ASTM A252
Spektek _54
5)
6)
36.2
1)
Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a)
Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau
pemancangan tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang
semestinya atau dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar
atau ditetapkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki atas
biaya Kontraktor.
b)
ii)
Bahan
Bahan dari tiang pancang yang dimaksud pada pekerjaan ini adalah beton
pracetak pratekan (concrete spun pile) Setara dengan WIKA, diameter 40 cm
dengan spesifikasi :
2)
i)
= 600 Kg/Cm2
= 114 Kg/Cm2
= 14.540 Kg/Cm2
Tiang pancang dapat terdiri atas segmen-segmen yang disambung dengan las
listrik. Jumlah segmen maksimum ialah 2 buah. Masing-masing panjang untuk
segmen bagian bawah 6,00 m dan panjang segmen bagian atas 10,00 m.
Penentuan panjang segmen adalah sedemikian sehingga setelah pemancangan
sambungan-sambungan tiang berada dalam tanah/dasar laut.
Spektek _55
36.3
Pekerjaan Pemancangan
1)
pemancangan
dan
harus
2)
Pemancangan tiang harus menerus sampai final set, penghentian hanya atas
perintah/persetujuan Konsultan Pengawas.
3)
Pemborong tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala tiang tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas.
4)
Tiang hanya boleh dipancang bila disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan
hanya jika tersedia data-data mengenai pemancangan tiang yang diperlukan
dan telah disampaikan kepada Konsultan Pengawas. Meskipun demikian,
Kontraktor tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini,
5)
Tiang yang tidak memenuhi syarat akibat over driving atau tidak memenuhi
toleransi yang diijinkan harus dicabut dan pemborong harus memancang tiang
estra pada tempat tersebut sebagai gantinya.
6)
7)
8)
Spektek _56
9)
10)
36.4
1)
2)
3)
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan mesin las listrik yang memadai
kapasitasnya serta elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan
yang sesuai dengan tiang yang akan dilas dan harus dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
4)
36.5
1)
Tiang pancang harus dipotong pada elevasi yang sesuai dengan gambar. Tidak
diperbolehkan terjadinya kerusakan pada tiang dibawah bagian yang dipotong.
2)
Spektek _57
36.6
1)
2)
Mesin pancang atau hammer harus dari jenis diesel hammer atau steam
hammer (double acting)
Mesin pancang drop hammer tidak diperkenangkan. berat ram minimum 2,5
ton (K.25).
3)
4)
Pada dasarnya pelaksanaan pemancangan harus dilakukan secara terusmenerus sampai kedalam yang direncanakan. Penghentian pemancangan
sebelum mencapai kedalaman rencana atau mencapai setting, harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Alat pancang harus dilengkapi dengan
leadder yang cukup panjang dan dapat digerakkan secara hidrolik atau mekanik
untuk menjamin pemancangan tiang-tiang tegak dan tiang miring dapat
dilaksanakan sesuai dengan gambar.
dg akan dipakai sebagai penentuan daya dukung tiang pancang berdasarkan rmula
Rumus Hiley) dan panjang tiang.
5)
Setiap kali melakukan pemancangan, kontraktor harus membuat catatancatatan mengenai kalendring-kalendring pemancangan sebagai pedoman
setting (benaman terakhir) yang dapat diambil sebagai berikut :
Alat pancang diesel hammer K-25 atau yang setara.
Tinggi jatuh
: 1,80 m.
Energi total
: 12,60 ton.
Benaman
: 0,68 cm/pukulan (final set)
S 10 (benaman)
: diambil dari harga rata - rata total benaman 10
pukulan dimana perbedaan jumlah benaman masing-masing seri kurang
dari 10 % dan diambil adalah harga S 10 yang terakhir.
6)
7)
8)
panjang tiang yang terpancang, kecuali pada jarak kurang lebih 1,00 m dari
kepala tiang interval dibuat 10 cm.
9)
10)
11)
Spektek _58
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
13)
efWH
= -------------------------S + (C1 + C2 +
C3)/2
W + n2Wp
------------W+P
dimana :
Pu
Pa
ef
W
Wp
n
H
S
C1
C2
C3
N
Spektek _59
36.7
1)
36.8
1)
36.9
1)
2)
37
SARANA TAMBAT
37.1
Umum
Seluruh permukaan lantai dermaga harus diberi finising yang baik dan caranya akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas
37.2
1)
Spektek _60
2)
3)
37.3
1)
2)
38
UMUM
Uraian
Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup sheet pile yang
disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan
sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya
sebagaimana yang diperintah-kan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan ini mencakup jenis sheet pile berikut ini
Jenis sheet pile yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar.
2)
Toleransi
a)
b)
Spektek _61
4)
Standar Rujukan
AASHTO M133 - 86
AASHTO M168 - 84
AASHTO M183 - 90
AASHTO M202 - 90
ASTM A252
5)
6)
38.2
1)
Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
c)
Setiap sheet pile yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan
tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang semestinya
atau dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
d)
1)
Penarikan kembali sheet pile yang rusak dan penggantian dengan tiang
panjang baru atau lebih panjang, sesuai dengan yang diperlukan.
iv)
Bahan dari sheet pile yang dimaksud pada pekerjaan ini adalah beton pracetak
pratekan (Prestressed concrete sheet piles) Setara dengan WIKA, type W 325 A
1000 dengan spesifikasi :
38.3
iii)
Bahan
2)
= 700
Kg/Cm2
= 7,35
Ton.m
= 114,40 Ton
Spektek _62
2)
Pemancangan tiang harus menerus sampai final set, penghentian hanya atas
perintah/persetujuan Konsultan Pengawas.
3)
Pemborong tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala tiang tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas.
4)
Tiang hanya boleh dipancang bila disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan
hanya jika tersedia data-data mengenai pemancangan tiang yang diperlukan
dan telah disampaikan kepada Konsultan Pengawas. Meskipun demikian,
Kontraktor tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini,
5)
6)
7)
Spektek _63
1)
Sheet pile harus dipotong pada elevasi yang sesuai dengan gambar. Tidak
diperbolehkan terjadinya kerusakan pada tiang dibawah bagian yang dipotong.
2)
Potongan-potongan shet pile yang tidak dipakai, harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan ketempat yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
38.6
1)
2)
3)
4)
Pada dasarnya pelaksanaan pemancangan harus dilakukan secara terusmenerus sampai kedalam yang direncanakan. Penghentian pemancangan
sebelum mencapai kedalaman rencana atau mencapai setting, harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Alat pancang harus dilengkapi crawler crane
kapasitas 34-45 ton dan dapat digerakkan secara hidrolik atau mekanik untuk
menjamin pemancangan tiang-tiang dapat dilaksanakan sesuai dengan gambar.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
38.7
Spektek _64
Spektek _65