Vous êtes sur la page 1sur 59

ANEMIA

DEFISIEN
SI BESI
Lusiana Tasya
Lumban Gaol
1461050221
FK UKI

JENIS ANEMIA

JENIS ANEMIA

GANGGUAN ERITROPOESIS
Anemia Defisiensi Fe
Anemia Megaloblastik
Anemia Aplastik
Anemia Mieloptisik

UKURAN SEL DARAH MERAH


Anemia hipokromik mikrositik
(VER < 80 fL, HER < 27 pg/l)
Anemia normokromik normositik
(VER = 80-95, HER = 27 34 pg)
Anemia normokromik makrositik
(VER > 95 fl)

UKURAN SEL DARAH MERAH

DEFINISI ANEMIA
DEFISIENSI BESI

DEFINISI ANEMIA DEFISIENSI


BESI (ADB)
ADB adalah anemia yang timbul akibat
berkurangnya penyediaan besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong
(depleted iron store) yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin
berkurang (Bakta, 2006)

DEFINISI ANEMIA DEFISIENSI


BESI (ADB)
ADB merupakan tahap defisiensi besi yang paling
parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan
besi, konsentrasi besi serum, dan penyerapan
transferin yang rendah, dan konsentrasi
hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun
(Abdulmuthalib, 2009).

PENYEBAB ADB

PENYEBAB ADB

Rendahnya
Asupan Besi
Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah
besi total dalam makanan (asupan yang
kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas)
besi yang rendah.

Gangguan
Absorpsi
Seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik,
atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat
(sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol
(coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu
dan produk susu).

Kehilangan Besi Akibat


Perdarahan Menahun
Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian
salisilat atau NSAID, kanker lambung, divertikulosis,
hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
Saluran genitalia (perempuan): menorrhagia.
Saluran kemih: hematuria.
Saluran nafas: hemoptisis.

Kebutuhan Besi
Meningkat

Kebutuhan besi meningkat, seperti

pada prematuritas, anak dalam masa


pertumbuhan, dan kehamilan.

PEMERIKSAAN DARAH
RUTIN

PEMERIKSAAN
DARAH RUTIN

P
D
R

HEMOGLOBIN (Hb)
Hb berfungsi membawa oksigen dari paruparu ke jaringan dan karbondioksida dari
jaringan ke paru-paru.
Kandungan zat besi warna merah.

HEMOGLOBIN (Hb)
Kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan cara :
Kolorimeterik visual dengan cara Sahli
Fotoelektrik dengan cara sianmethemoglobin
atau hemoglobinsianida

HEMOGLOBIN (Hb)
Cara sianmethemoglobin : cara yang dianjurkan untuk
penetapan kadar hemoglobin di laboratorium oleh WHO
Alasan :
larutan standar sifatnya stabil, mudah diperoleh
Hampir semua hb terukur kecuali sulfhemoglobin
Ketelitian yang dicapai 2%.

HEMOGLOBIN (Hb)
Cara Sahli kurang baik
Tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi
hematin

asam

misalnya

karboksihemoglobin,

methemoglobin dan sulfhemoglobin .


Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara
Sahli tidak dapat distandarkan ketelitian yang
dapat dicapai hanya 10%.

NILAI NORMAL Hb

Kadar hb yang kurang dari nilai rujukan


merupakan salah satu tanda dari anemia.
Jika Hb < 5 g/dl

: gagal jantung dan

kematian
Hb < 7 g/dl

: indikasi transfusi

Kadar hb lebih tinggi dari nilai rujukan, maka


keadaan ini disebut polisitemia.
Hb > 20 g/dl hemokosentrasi penutupan
pembuluh darah kapiler

Laju Endap Darah (LED)/


Eryhtrocyte Sedimentation
Rate (ESR)
Pengukuran dilakukan selama 1 jam (satuan : mm)
Prinsip: jika darah vena di masukkan dalam tabung
dan dibiarkan pada posisi tegak, maka eritrosit
cenderung akan mengendap di dasar tabung. Tinggi
plasma di atas endapan eritrosit dilaporkan sebagai
LED dalam mm

Laju Endap Darah (LED)/


Eryhtrocyte Sedimentation
Rate (ESR)
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap :
Tahap pembentukan rouleaux (10 menit)
Tahap pengendapan (40 menit)
Tahap pemadatan (10 menit).

Laju Endap Darah (LED)/


Eryhtrocyte Sedimentation
Rate (ESR)
Nilai normal :
Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0
- 20 mm/jam dan untuk pria 0 - 10 mm/jam
Pada cara Westergreen nilai rujukan untuk
wanita 0 - 15 mm/jam dan untuk pria 0 - 10
mm/jam.

JUMLAH LEUKOSIT
Leukosit terbagi 2 yaitu :
Agranulosit :

Limfosit dan monosit

Granulosit :

Neutrofil ( Segmen dan Batang),

basofil, eosinofil

JUMLAH LEUKOSIT
Dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi.
Cara manual dengan memakai pipet leukosit,
kamar hitung dan mikroskop
Cara

semi

elektronik.

automatik

dengan

memakai

alat

Jumlah leukosit normal : tergantung umur, aktifitas


Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar
10.000 - 30.000/l.
Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu
antara 13.000 - 38.000 /l.
Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan

Pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara


4500 - 11.000/l.
Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang
dewasa berkisar antara 5000 - 10.000/L.
Jumlah leukosit dapat meningkat setelah melakukan
aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari
11.000/l.

HITUNG JENIS LEUKOSIT


(DIFFERENTIAL COUNT)
Leukosit di darah tepi : Basofil, Eosinofil, N. Batang,
N.segmen, limfosit, monosit
Hitung jenis leukosit
Persentase relatif hanya menunjukkan jumlah relatif dari
masing-masing jenis sel.
Jumlah absolut nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit
total (sel/l).

Kegunaan : pola spesifik akan memberikan nilai diagnostik


tertentu
Cara hitung :
Manual dengan membaca pada sediaan hapus darah tepi.
Bila pada hitung jenis leukosit, didapatkan eritrosit berinti >
10/100 leukosit, maka jumlah leukosit/l perlu dikoreksi.
Otomatik

Nilai rujukan
Relatif (%)
Basofil/Eosinofil/N.Batang/N.segmen/Limfosit/Mono
sit = 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8
Absolut (/uL )

GEJALA ADB

MEKANISME
PEMBENTUKAN
ERITROSIT

EPIDEMIOLOGI

SUMBER ZAT BESI

PENCEGAHAN ADB

Memenuhi kebutuhan zat besi


Menggunakan alas kaki terutama untuk
petani
Skrining anemia defisiensi besi

PENGOBATAN ADB

PENGOBATAN ADB
Terapi terhadap penyakit dasar
misal: mebendazole u/ cacing tambang
Transfusi jarang dilakukan
Terapi spesifik: pemberian besi
Besi Oral
Besi Oral Profilaktik
Besi Intramuskular atau intravena

Besi Oral
Fero sulfat paling baik (200 mg, 67 mg
besi per tablet)
Sebelum makan, 3x/hari

Besi Oral
Respon

retikulosit

pengobatan

harus

mulai

dalam

dilanjutkan

4-6

hari

tetapi

bulan

untuk

mengembalikan lagi simpanan besi


Efek samping : Nyeri abdomen, diare atau konstipasi
Memerlukan dosis lebih rendah, konsumsi besi
bersama makanan

Besi Oral Profilaktik


Sering dikombinasikan dengan asam folat
Diberikan pada kehamilan

Besi Intramuskular /
Intravena
Pada pasien malabsorpsi atau yang tidak
mampu menerima besi oral
Fungsi : mengembalikan simpanan besi dan
pada pasien dialisis ginjal yang menerima terapi
eritropoietin

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Abdulsalam, Maria. Daniel, Albert. 2002. Diagnosis,
Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi.
Sari Pediatri: Jakarta
Mehta, Atul. Hoffbrand, Victor. 2005. At a Glance
Hematologi. Erlangga : Jakarta
Sinurat,TS. 2011. Anemia Defisiensi Besi. Repository
USU : Sumatera Utara.

DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Yoppy. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya : Surabaya.
Alamanda, Elsa. 2013. Anemia. Eprints Undip : Semarang.
Lubis, Dian Anindita. 2013. Anemia Defisiensi Besi. IKAAPDA
USU : Sumatera Utara.
L, Alan E. 2013. Anemia Due to Excessive Bleeding. Merck
Manual.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi