Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KOPLING
2.1 Pengantar
Kopling merupakan sebuah elemen mesin yang berfungsi sebagai sambungan dua
poros atau sebagai sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus
atau kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin serupa itu
bisa puli sabuk, puli tali, dan puli-rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan
tujuannya, terdapat bermacam-macam prinsip kopling. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai
berikut.
a.
Kalau kopling harus dibuat suatu sambungan mati, maka dipergunakan kopling
lekat
b.
Kalau kopling harus membolehkan gerakan poros yang satu terhadap poros
yang lain, dalam arah memanjang sebagai akibat ketidaktelitian ketika
memasang dan sebagainya, maka dipasang kopling yang dapat bergerak atau
kopling yang fleksibel
c.
Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan lewat
pengubahan kerja menjadi kalor dan yang banyak atau sedikit meredam getaran,
disebut sebagai kopling elastik; kopling ini sekaligus memiliki keuntungan
sama seperti kopling fleksibel.
d.
Apabila sambungan dapat dibuat bekerja hanya kalau sedang berhenti, tetapi
dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka kita sedang membahsa kopling
yang dapat dilepaskan. Kopling ini kebanyakan dilaksanakan sebagai koplingcakar
e.
f.
56
2.2.
Kopling Lekat
Apabila dua poros hendak disambungkan sentrik dengan teliti, maka dapat digunakan
sebuah kopling kotak. Suatu konstruksi modern kopling ini adalah kopling kotak SKF.
Ujung poros pada kopling ini harus dirapikan dan disetel yang satu terhadap yang lain
dengan teliti juga dalam arah memanjang (jarak = 0,01 d). Setelah itu, selongsong dari
baja paduan dengan berturut-turut disorongkan pada ujung poros. Bus berdinding tipis
suai dengan ruang-bebas kecil pada poros. Bentuk luar menyerupai kerucut (ketirusan 1 :
80). Lubang dalam bus luar mempunyai ketirusan yang sama. Setelah disorongkan dengan
tangan pada bus paling dalam, maka bus luar dapat dipasang pada tempatnya yang tepat
57
dengan menggunakan paku ulir dan cincin 2/2. (mulai garis tengah poros berukuran 200
mm, gaya aksial pada bus-luar dipasang hidrolik). Tambahan pula, untuk keperluan itu
adalah perlu untuk mempres minyak (tekanan = 50 .... 85 bar) ke dalam alur berbentuk
cincin dengan menggunakan pompa pres minyak melalui lubang berulir ditengah-tengah
bus. Minyak tiba diantara bus melalui alur tersebut; ditempat itu minyak membentuk filmminyak, jadi koefisien gesekan sangat kecil; karena itu ada kemungkinan yang mudah
untuk menarik bus-luar lebih lanjut pada bus-dalam.
Setelah pompa disingkirkan terjadilah kopling poros, sebab bus-luar menjepit busdalam poros. Untuk melepas kopling diterapkan cara kerja yang sesuai. Juga sehubungan
dengan kekuatan tarik yang tinggi pada baja yang digunakan, maka ukuran dan berat
kopling kotsk SKF lebih kecil daripada ukuran serta berat kopling selongsong dengan baut
yang dibahas dibawah ini.
Kateiak dilepaskan, kopling atau salah satu poros harus dapat disorongkan melalui
sediktinya separuh panjang bus-rangkai.
Pengencangannya merupakan suatu sambungan pres yang dapat dilepaskan.
Sambungan serupa itu juga dapat dipakai ditempat lain, umpamanya pada poros engkol
tersusun, pengencangan bantalan gelinding besar, dan naf pada poros bubungan, balingbaling kapal pada poros baling-baling.
Pelaksanaan kedua kopling selongsong dengan baut seperti terlihat pada gambar.
Kopling ini lebih mudah untuk dilepaskan.
Dalam hal ini ada kemungkinan untuk menggunakan bantalan gelinding. Agar kedua
parohan dapat dijepit dengan kuat pada ujung poros, maka garis tengah lubang diambil
sedikit lebih kecil daripada garis tengah poros (0,1 .... 0,2 mm), sehingga ketika
mengencangkan baut mula-mula terjadi suatu penjepitan ke samping. Karena
dikencangkan dengan kuat diperoleh suaian ketat sehiungga momen dalam poros dapat
dipindahkan lewat gesekan.
Dengan bautan pengiraan yang disederhanakan terhadap sistem gaya yang rumit,
banyaknya baut dapat dihitung. Banyaknya baut berubah-ubah antara 4 .... 10 dan garis
tengah db baut normal dari M 12 .... M 17 .
Untuk kalkulasi harus diketahui momen dalam poros. Momen ini dipindahkan lewat
gesekan oleh poros penggerak pada kopling dan selanjutnya juga lewat gesekan moemn
dari kopling pada poros yang digerakkan.
58
Q=p.d.l
Dan
Mk p . . d .
l
d
. f .
2
2
.Q . f . d
4
MK
atau
Q
Mk
4
.
f . d
Q
l
Karena beban dalam baut konstan (tidak terdapa gaya-kerja dalam baut), mka
tegangan-tarik baut sebagai akibat momen pengencang adalah
Tegangan 0,8 . R 0, 2
Contoh Soal :
Sebuah kopling-selongsong dengan baut, lubang diameter d = 60 mm, panjang l = 220 mm.
Kopling ini mempunyai 6 baut M 16 dengan bahan baja 5,6.
Periksalah apakah kopling ini cocok untuk daya minimal P = 12 kW pada 200 rpm dari
sebuah motor listrik dan mesin yang digerakkan dengan massa sangat kecil yang akan
dipercepat. Diasumsikan c = 1,5 dan f = 0,18
59
Penyelesaian :
Momen puntir yang terjadi :
Mw
200 1
2 . .
60 dt
12000 N . m
dt
573 N m
0,2 . d 3
573 x 10 3 N . mm
0,2 x 60 3 mm 2
13 N
mm2
MK
f .d
860
0,18 x 0,06
101400 N
101,4kN
i
6
16,9 kN
60
Q
i . As
16,9 x 10 3
157
108 N
0,8 R0, 2 240 N / mm 2
mm 2
Catatan : Pada tegangan tinggi dalam baut yang mengencang, perlu untuk memeriksa
tekanan-bidang pada sebelah bawah mur untuk mengetahui kebutuhan cincin-penutup.
2.3.
2.4.
Kopling Gesek
Sengaja untuk bagian kopling gesek menjadi sebuah subbab tersendiri walaupun
sebenarnya kopling ini termasuk dalam bagian subbab kopling tidak tetap. Hal ini
mengingat pemakaian kopling gesek yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari, seperti
pada kendaraan bermotor.
Kopling gesek memiliki kegunaan utama pada pemindahan daya dari poros penggerak
ke poros pemgikut. Dalam kendaraan, koplong ini digunakan untuk menghubunkan dan
memutuskan mesin dengan poros. Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian kopling
gesek adalah :
1. Permukaan kontak harus memberikan efek gesekan yang besar
2. Panas dari gesekan harus segera dibuang
3. Permukaan harus selalu divaga untuk dapat bekerja secara baik
Kopling jenis ini terbagi dua yaitu :
1. Kopling Disc (single atau multiple)
2. Kopling Kerucut
Kopling Disc
Kopling disc diperlihatkan pada gambar 2.1, dimana penggerak secara kokoh terkunci
pada poros penggerak. Bagian yang digerakkan akan bergesekan permukaannya dengan
permukaan penggerak. Tekanan aksial yang bekerja akibat pengaruh dari pegas
memberikan gaya gesek pada arah sesuai arah putar ketika ada gerakan relatif antara poros
penggerak dan pengikut.
62
Jika torsi yang dipindahkan dari poros penggerak ke poros pengikut melalui kopling
tersebut, dengan catatan bahwa kopling tidak mengalami slip, maka torsi yang
dipindahkan adalah sama dengan torsi penggerak.
Sebuah single disc clutch diperlihatkan pada gambar 2.2 dibawah.
= Tekanan aksial
= radius rata-rata
= koefisien gesek
Jika elemen yang diarsir pada gambar 2.2. pada jari-jari x dengan ketebalan dx akan
memiliki luas area permukaan kontak sebesar :
A = 2 . . x . dx
Gaya aksila yang terjadi adalah
W = p . 2 . . x . dx
Gaya gesek yang bekerja secara tangencial pada titik yang sedang ditinjau adalah :
Ff = . W
= . p. 2 . . x . dx
Sehingga Torsi Gesek yang bekerja pada daerah yang diarsir adalah :
T = Ff . x
= . p . 2 . . x . dx . x
= 2 . p x2 dx
Teori Keausan Merata
63
Teori keausan merata mendasarkan pada pemikiran bahwa sebuah kopling yang kaku,
maka keausan yang pertama kali dihasilkan ada pada bagian terluar karena gesekan
terbesar ada pada daerah ini. Setelah jumlah keausan tertentu terjadi, distribusi tekanan
akan berubah sehingga memungkinkan keausan yang merata.
Setelah keausan merata mulai terjadi, maka tekanan terbesar harus terjadi pada r = d/2.
Dengan menyatakan bahwa tekanan maksimum pa, maka dapat dituliskan persamaan :
p . r pa .
d
2
atau
p pa .
d
2r
yang merupakan kondisi untuk memberi jumlah kerja yang sama pada jar-jari r seperti
juga pada jari-jari d/2. Sesuai dengan gambar 2.1, maka elemen luar berjari-jari r dengan
ketebalan dr. Luas elemen ini adalah 2 r dr, sehingga gaya normal yang bekerja pada
elemn ini adalah dF = 2 p r dr. Gaya normal total yang bekerja dari r berubah dari d/2
sampai D/2 adalah :
D
2 . . p . r . dr
2
D
. pa . d
dr
. pa . d
D d
2
Daya putar (Torsi) diperoleh dengan mengintegrasikan perkalian antara gaya gesekan
dengan jari-jari. Adapun persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
D
2 . . f . p . r
dr
2
D
. f . pa . d
r dr
. f . pa . d
D2 d 2
8
64
F. f
D d
4
Sementara itu, menurut Khurmi, untuk mencari torsi yang mampu ditransmisikan
olleh kopling dengan menggunakan teori tersebut dapat dicari dengan menggunakan langkahlangkah berikut.
Ambil bahwa p sebagai tekanan normal pada sebuah jarak x dari sebuah titik pusat
clutches. Dengan bervariasinya tekanan dengan jarak yang dimiliki terhadap titik pusat
tersebut (x), maka dapat dibuat sebuah konstanta tekanan (C) sebagai hasil perkalian dari
tekanan dengan jarak. Sehingga dapat ditulis secara matematis seperti persamaan berikut.
p . x C
p
C
x
dan gaya normal yang bekerja pada sebuah radius yang sedang diamati adalah
W p . 2 x dx
C
. 2 x dx
x
2 C dx
x2
2 C
x1
2 C
dx
x xx
2 C r1 r2
C
W
2 r1 r2
65
C x dx
r1
x3
2 C
2
r
2 C
C r
.
r2
r1
r2
2
r2
W
. r
2 r1 r2
r2
1
W r1 r2
2
Wr
r r2
dim ana r 1
2
2.
Jika ada n1 jumlah disc yang berada pada poros penggerak dan n 2 pada
poros pengikut, maka jumlah permukaan kontak akan menjadi :
n = n1 + n 2 - 1
Contoh Soal :
1. Sebuah kopling gesek mentransmisikan daya 15 hp pada putaran 3000 rpm. Kopling ini
adalah kopling tungga dengan kedua permukaan efektif menghasilkan tekanan maksimal
0,9 kg/cm2. Jika diameter luar kopling dibatasi maksimal sebesar 1,4 kali diameter dalam,
mka carilah diameter yang dibutuhkan jira koefisien gesek diasumsikan 0,3. Kopling
tersebut sudah lama digunakan
66
Penyelesaian :
Diberikan data sebagai berikut.
P = 15 h p
N = 3000 rpm
Tekanan aksial p = 0,9 kg/cm2
Koefisien gesek, f = 0,3
Torsi yang dihasilkan dari mesin adalah :
P . 4500
2 N
15 . 4500
2 . . 3000
3,58 kg m
358 kg cm
2 . . 0,9 . r2 . 1,4 r2 r2
2,2 r22
67
r1 r2
T n W
1,4 r2 r2
r22
r2
r1 1,4 . r2
1,4 . 6,07
8,498 cm
2. Sebuah multiple-disc-clutches memiliki tiga disc pada poros penggerak dan dua disc pada
poros pengikut. Daimeter terluar permukaan kontak adalah 240 mm dan diameter dalam
120 mm. Dengan mengasumsikan teori keausan merata dan koefiesn gesek 0,3, Carilah
teknan maksimal antara disc yang digunakan untuk mentransmisikan daya sebesar 25 kW
pada putaran 1575 rpm
Penyelesaian :
Jumlah disc pada poros penggerak
n1 = 3
Jumlah disc pada poros pengikut
n2 = 2
Jumlah permukaan yang berkontak adalah
n = n1 + n 2 1
=3+21
=4
Diameter luar , d1 = 240 mm
Diameter dalam, d2 = 120 mm
Koefisien gesek, f = 0,3
68
25 .10 3 . 60
2 . . 1575
151,6 Nm
151,6 x 10 3 Nmm
n . .W
W
2T
n . r1 r2
2 . 151,6 . 10 3
4 . 0,3 . 120 60
1404 N
W 2 C r1 r2
1404 2 60 p 120 60
1404 7200 . p
1404
7200
0,062 N
mm 2
69
dalam, Carilah diameter luar dan dalam permukaan kontak jika koefisien gesek
diasumsikan 0,25
2. Sebuah multiple-disc-clutch memiliki 4 disc pada poros penggerak dan 3 disc pada
poros pengikut (yang digerakkan). Diameter terluar permukaan kontak adalah 25 sm
dan diameter dalam 15 cm. Hitung tekanan maksimal yang ada jira kopling tersebtu
digunakan utuk mentransmisikan daya sebesar 30 hp pada putaran 1500 rpm, dengan
mengasumsikan bahwa kopling sudah dalam kondisi dipakai dengan koefisien gesek
0,2.
Tugas Mandiri
Lakukan sebuah langkah analisis untuk mencari berapa Torsi yang mampu
ditransmisikan oleh seperangkat kopling yang digunakan pada sebuah kendaraan
(kendaraan bebas) menggunakan teori keausan seragam. Gambarlah kopling yang
Anda analisis lengkap deserta detail componen, bahan, dan usuran.
(Dikumpulkan 3 minggu setelah perkuliahan terakhir, dan setiap minggu harus
melakukan asistensi)
70
Teori ini digunakan untuk menganalisis kopling yang masih baru. Metode ini
mengasumsikan bahwa tekanan terbagi secara merata pada permukaan bidang, sehingga
gaya gerak anllala merupakan perkalian antara tekanan dengan luar pemukaan.
Kondisi ini akan memberikan persamaan untuk gaya gerak sebagai berikut.
F
. pa
D2 d 2
4
Torsi yang mampu dipindahkan adalah integrasi perkalian antara gaya gesek dengan jarijari, sehingga dihasilkan :
D
T 2 f p r 2 dr
d
2 f p 3
D d3
24
F f D3 d 3
3 D2 d 2
Untuk teori tekanan seragam ini, Khurmi menjelaskan langkah analisisnya sebagai
berikut.
Ketika tekanan secara merata terjadi pada permukaan gesekan, maka intensitas
tekanan adalah
p
W
r r22
2
1
71
r12
p x 2 dx
r2
x3
2 p
r1
r2
r r23
2 p
3
1
2 .
r13 r23
W
.
3
r12 r22
r
2
W
3
r
W r
3
1
2
1
dim ana r
2
3
r
3
2
2
2
r13 r23
r2 r2
2
1
Contoh Soal
Sebuah single-dry-plate-clutch didesain untuk mentransmisikan daya 10 hp pada putaran
900 rpm. Carilah :
a.
Diameter poros
b.
c.
Jika diasumsikan kekuatan geser bahan poros maksimal adalah 140, koefisien gesel
0,25 dan tekanan maksimal bahan kopling adalah 0,7 kg/cm2
Penyelesaian :
Diberikan data bahwa :
Daya, P
= 10 hp
Putaran, N
= 900 rpm
2 x x 900
7,956 kg m
795,6 kg cm
72
f
16
dim
ana
sehingga
d
16
.
.
gese
795,6
140
28,94
3,07
atau
tan
T
f s
16
3
kekua
140
cm
diambil
3,5
cm
2 r . . p .r .n
4
. p . n . r3
Dengan memasukkan nilai-nilai yang diasumsikan seperti dalam soal, maka dapat
diperoleh w sebagai berikut
73
795,6
. 0,25 . 0,7 . 2 r 3
2
795,6 0,59 r 3
795,6
0,59
1,348
r3
3 1,348
11,05 cm
11,2 cm
11,2
4
2,8 cm
r1 r2
2,8 r1 r2
r1 r2 11,2
r1 7
r2 4,2
Kopling Kerucut
Kopling kerucut dapat dilihat pada ganbar 2.3 dibawah. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa kopling kerucut terdiri atas sebuah penutup (Cap) yang dispiekan atau diikatkan
dengan alur banyak (Spline) ke salah satu poros, sebuah kerucut yang harus meluncur
74
bebas pada arah aksial pada lur banyak (spline) atau spie pada poros pasangannya, serta
sebuah pegas ulir untuk menahan klos supaya tetap mengikat. Klos dilemas oleh statu
garpu yang bersambung ke dalam alur pelepas pada kerucut gesek. Sudut kerucut dan
diameter serta lebar muka kerucut merupakan geometri terpenting sebagai parameter
perancangan. Kalau sudut kerucut terlalu kecil, misalnya kurang dari 8, maka gaya yang
diperlukan untuk melepas klos agak besar. Pengaruh kemiringan akan berkurang secara
cepat bila dipakai sudut kerucut yang lebih besar. Sudut kemiringan yang sering
digunakan adalah antara 10 dan 15.
Hubungan antara gaya verja F dan daya putar yang dipindahkan, akan dikelompokkan
sesuai kondisi yang diteliti, yaitu apakah dengan teori tekanan seragam atau teori keausan
seragam
d
2
atau
p pa .
d
2r
75
dA
Maka, gaya kerja akan berupa integrasi dari componen aksial gaya diferencial p dA,
sehingga diperoleh :
p . dA . sin
D
d
d p a . 2r
2
. pa . d
dr
2 r dr
sin
sin
pa d
D d
2
Adapun Torsi merupakan integrasi perkalian gaya gesek differensial dengan jari-jari,
sehingga dihasilkan :
76
r f
p dA
r . f
. f . pa d
sin
2r
pa
D
2 . . r . dr
sin
r . dr
. f . pa . d 2
D d2
8 sin
F p a dA sin
D
2 r dr
sin
sin
pa
D2 d 2
4
r. f . p
D
dA
r . f . p
2
2 . . r . dr
sin
f pa
D3 d 3
12 sin
Latihan Soal
1. sebuah engine dengan daya 60 hp bekerja pada putaran 1000 rpm dihubungkan
dengan kopling kerucut. Sudut kerucut adalah 12,5 dan maksimum rata-rata
diameter 50 cm. Jika koefisien ges 0,2 dan tekanan normal maksimal 1 kg/cm2,
maka carilah lebar permukaan kopling kerucut yang dibtuhkan dan gaya aksial
pegas yang dibutuhkan untuk menjaga kopling
Penyelesaian
Daya,
P = 60 hp
77
2 . . 1000
43 kg m
4300 kg cm
T
. pn . 2 r 2
4300
0,2 . 1 . 2 . 25 2
5,47 cm
p n . 2 r w sin
1 . 2 . 25 . 5,47 sin
186 kg
12,5
= 7,5 x 103 W
Putran, N
= 900 rpm
78
= 12
Sudut kerucut,
= 0,2
P . 60
2 . . N
7,5 . 10 3 . 60
2 . . 900
79,56 .10 3 N mm
r
2
T
pn
79,56 . 10 3
. 0,2 . 0,09
1421 . 10 3 mm 3
r
1421 . 10 3
112,4 mm
2
56,2 mm
r1 r
117 ,83 mm
118 mm
79
r2 r
106,97 mm
107 mm
Untuk gaya aksial yang dibutuhkan pegas untuk menjaga kopling adalah :
p a p n sin
p n . 2 . . r . w sin
0,09 . 2 . .112,4 . 56,2 sin
741,5 N
12
Latihan Mandiri
1. sebuah kopling kerucut didesain untuk mentransmisikan daya 40 hp pada putaran 1000
rpm. Hitunglah dimensi utma dari kopling dan gaya aksial yang dibutuhkan pegas
untuk menjaga kopling jika diberikan data bahwa sudut kerucut 12,5 dan lebar
permukaan adalah setengah kali diameter rata-rata
2. sebuah mesin dengan daya 25 kW bekerja pada 3000 rpm dihubungkan pada sebuah
kopling kerucut yang memiliki diameter rata-rata 300 mm. Sudut kerucut adalah 12.
Jika tekanan normal pada permukaan adalah 0,07 N/mm 2 dan koefisien gesek 0,2
maka hitunglah
a. Lebar permukaan kopling
b. Gaya aksial pegas yang dibutuhkan untuk menjaga kopling
Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal biasanya terkait dengan puli motor. Kopling ini terdiri dari sepatu
kopling yang terletak didalam puli. Permukaan terluar sepatu ditutup dengan sebuah
material gesek. Sepatu ini, dapat bergerak secara radial sesuai jalur yang ada, dan akan
kembali ke posisi semula. Pegas dipasang secara radial ntuk memberikan efek balikan
dan efek jalan dari sepatu akibat adanya gaya sentrifugal Berat sepatu pada saat berputar,
karena adanya efek sentrifugal, maka akan memberikan gaya sentrifugal. Arah gaya
sentrifugal tergantung pada kecepatan sepatu berputar.
Gambar kopling sentrifugal seperti dibawah
80
berat sepatu
ukuran sepatu
dimensi pegas
W
. 2 r
g
W
2
. 1 r
g
2
W 3
g 4
9 W
.
. 2 r
16 g
.
2 r
16
g
Pc Pa
Gaya gesek yang bekerja secara tangencial pada masing-masing sepatu adalah
F Pc Pa
81
F .R
PC Pa R
PC
Pa R . n
n . F .R
dimana :
W = berat setiap sepatu
n = jumlah sepatu
r
2 N
60
Pa
W
2
. 1 r
g
2
W 3
g 4
9 W
.
. 2 r
16 g
Contoh Soal
Sebuah sentrifugal clutch didesain untuk mentransmisikan daya sebesr 20 hp pada putaran
900 rpm. Jumlah sepatu 4 (empat). Kecepatan pada saat dimulainya sepatu menmpel pada rim
adalah keceoatan penuh. Jari-jari dalam rim 15 cm. Jika koefisien gesek bahan sepatu
adalah 0,25, maka carilah :
a. Berat sepatu
b. Usuran sepatu
Penyelesaian
Diberikan data;
Daya, P
= 20 hp
Putaran, N
= 900 rpm
Kecepatan angular, :
2 N
60
2 . . 900
60
94,26 rad / sec
Jumlah sepatu
=4
2 . . 900
16 kg m
1600 kg cm
Berat sepatu
83
Asumsikan bahwa pusat massa sepatu memiliki jarak 12 cm dari pusat rim
r = 12 cm
Gaya sentrifugal yang bekerja pada setiap sepatu adalah :
W
. 2 r
g
PC
W
2
. 1 r
g
2
W 3
g 4
9 W
.
. 2 r
16 g
Pc
Pa . R . n
9
W
2 r
.
2 r R . n
16
g
g
7
W
.
2 r. R n
16
g
7
W
.
. 94,26 2 . 12 . 0,25 . 15 . 4
16 981
709 W
709
2,26 kg
. 15
3
15,71 cm
84
A x p
15,71 w x 1
(a)
15,71 w kg
juga akan diperoleh gaya yang digunakan untuk menekan sepatu adalah
W
9
W 2
2 r
.
r
g
16
g
7
W 2
.
r
16
g
(b)
2,26
7
x
x 94,26 2 x 12
16
981
110 ,25 kg
Pertimbangan energi
Bila componen mesin yang awalnya diam diberi statu kecepatan, maka akan terjadi
slip. Begitu pula dengan kopling sampai dengan componen yang digerakkan memiliki
ecepatan yang sama dengan penggeraknya. Energi ini dikenal dengan energi kinetis dan
muncul sebagai panas.
85
Pada subbab sebelumnya telah dipelajari bagaimana torsi sebauh kopling Sangay
etrgantung dari koefisien gesek dari bahan dan tekanan normal yang aman. Begitu pula
dengan perilaku beban bisa sedemikian rupa sehingga menyebabkan kopling hancur
karena panas yang ditimbulkannya. Dengan kondisi ini maka kapacitas kopling sangat
dibatasi oleh dua factor, yaitu sifat bahan dan kemampuan kopling mengeluarkan panas.
Pada subbab ini akan mempertimbangkan jumlah panas yang timbal oleh operasi kopling.
Apabila panas yang timbal lebih cepat dari panas yang dikeluarkan, maka akan
menghasilkan sebuah persoalan yaitu kenaikan panas.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi selama operasi
kopling, gambar 1-1, yang merupakan statu model matematis dari statu sistem dua-inersia
yang dihubungkan oleh statu kopling. Jika Inercia I1 dan I2 masing-masing memiliki
kecepatan sudut awal 1 dan 2. Selama operasi kopling kedua kecepatan sudut berubah
dan akhirnya menjadi sama. Diasumsikan bahwa kedua poros adalah kaku dan torsi
kopling konstan
Penulisan persamaan gerajkan inersia 1 memberikan
..
I1 1 T
dimana 1 = adalah percepatan sudut dari I1
T = Torsi kopling
Persamaan yang sama untuk inercia 2 memberikan
..
I2 2 T
Maka kecepatan sudut sesaat dari I1 dan I2 setelah periode waktu tertentu diperoleh :
.
T
. t 1
I1
T
.t 2
I2
T
. t 1
. t 2
I1
I2
I1 I 2
I1 . I 2
1 2 T
86
Operasi kopling akan semesali pada saat kedua kecepatan sudat menjadi sama.
Pada saat awal diasumsikan bahwa daya putar (Torsi) kopling kontsan,sehingga
pengeluaran energi selama operasi dapat dihitung dengan persamaan :
u T .
I I2
T 1 2 T 1
I1 I 2
E u dt
0
t1
I1 I 2
I1 I 2
1 2 T
I . I 2
1 2 1
2 I1 I 2
t dt
87