Vous êtes sur la page 1sur 32

BAB II

KOPLING

2.1 Pengantar
Kopling merupakan sebuah elemen mesin yang berfungsi sebagai sambungan dua
poros atau sebagai sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus
atau kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin serupa itu
bisa puli sabuk, puli tali, dan puli-rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan
tujuannya, terdapat bermacam-macam prinsip kopling. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai
berikut.
a.

Kalau kopling harus dibuat suatu sambungan mati, maka dipergunakan kopling
lekat

b.

Kalau kopling harus membolehkan gerakan poros yang satu terhadap poros
yang lain, dalam arah memanjang sebagai akibat ketidaktelitian ketika
memasang dan sebagainya, maka dipasang kopling yang dapat bergerak atau
kopling yang fleksibel

c.

Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan lewat
pengubahan kerja menjadi kalor dan yang banyak atau sedikit meredam getaran,
disebut sebagai kopling elastik; kopling ini sekaligus memiliki keuntungan
sama seperti kopling fleksibel.

d.

Apabila sambungan dapat dibuat bekerja hanya kalau sedang berhenti, tetapi
dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka kita sedang membahsa kopling
yang dapat dilepaskan. Kopling ini kebanyakan dilaksanakan sebagai koplingcakar

e.

Apabila sambungan sembarang waktu selaam sedang bergerak harus dapat


dihubungkan dan dilepaskan, maka yang dipergunakan adalah kopling yang
dapat dihubungkan : kopling gesek, kopling hidrolik atau kopling induksi
elektromagnetik

f.

Untuk pekerjaan berat atau pekerjaan yang peka, digunakan kopling-aman


untuk menghindari tumbukan dalam bagian yang peka dalam perkakas yang
digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin penggerak, motor, dan
sebagainya. Untuk yang terakhir disebut dengan kopling stater.

56

Ketika membuat konstruksi kopling, pada umumnya harus diperhatikan titik-pandang


sebagai berikut.
1. Kopling harus ringan, sederhana dan semurah mungkin dan mempunyai garis tengah
sekecil mungkin
2. Garis sumbu poros yang hendak disambung harus berderet dengan tepat, terutama apabila
kopling tidak fleksibel atau tidak elastik
3. Titik berat kopling sebanyak mungkin harus terletak pada garis-sumbu poros; tambahan
pula kopling harus disetimbangkan dinamik sebab kalau tidak kopling akan berayun.
(Apabila tiitik berat terletak dalam garis sumbu, maka kopling telah disetyimbangkan
statik)
4. Kopling harus dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah
5. Bagian menonjol harus dicegah atau ditutupi sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya

2.2.

Kopling Lekat
Apabila dua poros hendak disambungkan sentrik dengan teliti, maka dapat digunakan
sebuah kopling kotak. Suatu konstruksi modern kopling ini adalah kopling kotak SKF.
Ujung poros pada kopling ini harus dirapikan dan disetel yang satu terhadap yang lain
dengan teliti juga dalam arah memanjang (jarak = 0,01 d). Setelah itu, selongsong dari
baja paduan dengan berturut-turut disorongkan pada ujung poros. Bus berdinding tipis
suai dengan ruang-bebas kecil pada poros. Bentuk luar menyerupai kerucut (ketirusan 1 :
80). Lubang dalam bus luar mempunyai ketirusan yang sama. Setelah disorongkan dengan
tangan pada bus paling dalam, maka bus luar dapat dipasang pada tempatnya yang tepat
57

dengan menggunakan paku ulir dan cincin 2/2. (mulai garis tengah poros berukuran 200
mm, gaya aksial pada bus-luar dipasang hidrolik). Tambahan pula, untuk keperluan itu
adalah perlu untuk mempres minyak (tekanan = 50 .... 85 bar) ke dalam alur berbentuk
cincin dengan menggunakan pompa pres minyak melalui lubang berulir ditengah-tengah
bus. Minyak tiba diantara bus melalui alur tersebut; ditempat itu minyak membentuk filmminyak, jadi koefisien gesekan sangat kecil; karena itu ada kemungkinan yang mudah
untuk menarik bus-luar lebih lanjut pada bus-dalam.
Setelah pompa disingkirkan terjadilah kopling poros, sebab bus-luar menjepit busdalam poros. Untuk melepas kopling diterapkan cara kerja yang sesuai. Juga sehubungan
dengan kekuatan tarik yang tinggi pada baja yang digunakan, maka ukuran dan berat
kopling kotsk SKF lebih kecil daripada ukuran serta berat kopling selongsong dengan baut
yang dibahas dibawah ini.
Kateiak dilepaskan, kopling atau salah satu poros harus dapat disorongkan melalui
sediktinya separuh panjang bus-rangkai.
Pengencangannya merupakan suatu sambungan pres yang dapat dilepaskan.
Sambungan serupa itu juga dapat dipakai ditempat lain, umpamanya pada poros engkol
tersusun, pengencangan bantalan gelinding besar, dan naf pada poros bubungan, balingbaling kapal pada poros baling-baling.
Pelaksanaan kedua kopling selongsong dengan baut seperti terlihat pada gambar.
Kopling ini lebih mudah untuk dilepaskan.
Dalam hal ini ada kemungkinan untuk menggunakan bantalan gelinding. Agar kedua
parohan dapat dijepit dengan kuat pada ujung poros, maka garis tengah lubang diambil
sedikit lebih kecil daripada garis tengah poros (0,1 .... 0,2 mm), sehingga ketika
mengencangkan baut mula-mula terjadi suatu penjepitan ke samping. Karena
dikencangkan dengan kuat diperoleh suaian ketat sehiungga momen dalam poros dapat
dipindahkan lewat gesekan.
Dengan bautan pengiraan yang disederhanakan terhadap sistem gaya yang rumit,
banyaknya baut dapat dihitung. Banyaknya baut berubah-ubah antara 4 .... 10 dan garis
tengah db baut normal dari M 12 .... M 17 .
Untuk kalkulasi harus diketahui momen dalam poros. Momen ini dipindahkan lewat
gesekan oleh poros penggerak pada kopling dan selanjutnya juga lewat gesekan moemn
dari kopling pada poros yang digerakkan.

58

Momen dalam poros kebanyakan tidak konstan sebagai akibat percepatan,


perlambatan, dan tumbukan, tergantung dari mesin penggerak dan dari mesin yang
digerakkan. Karena itu, untuk mencegah slip, kopling harus mampu untuk memindahkan
momen yang lebih besar daripada kopel nominal, yang dihitung dari daya nominal P dan
jumlah putaran n, Adalah cukup sulit untuk menentukan kopel maksimum Mk yang harus
dipindahkan oleh kopling. Tetapi dengan bantuan koefisien eksperimen dengan cara
sederhana dapat ditentukan hayga mana yang dapat diharapkan untuk Mk.
Untuk perhitungan sederhana, dianggap bahwa p antara kopling dengan poros adalah
konstan sepanjang keliling, mka jumlah gaya Q dalam baut adalah :

Q=p.d.l
Dan

Mk p . . d .

l
d
. f .
2
2

Dimana f = koefisien gesek antara poros dan bus


Jadi

.Q . f . d
4

MK

atau
Q

Mk
4
.

f . d

Untuk besi-cor pada baja (kering), f = 0,15 ..... 0,2


Gaya tiap baut :
F

Q
l

Karena beban dalam baut konstan (tidak terdapa gaya-kerja dalam baut), mka
tegangan-tarik baut sebagai akibat momen pengencang adalah
Tegangan 0,8 . R 0, 2

Contoh Soal :
Sebuah kopling-selongsong dengan baut, lubang diameter d = 60 mm, panjang l = 220 mm.
Kopling ini mempunyai 6 baut M 16 dengan bahan baja 5,6.
Periksalah apakah kopling ini cocok untuk daya minimal P = 12 kW pada 200 rpm dari
sebuah motor listrik dan mesin yang digerakkan dengan massa sangat kecil yang akan
dipercepat. Diasumsikan c = 1,5 dan f = 0,18

59

Penyelesaian :
Momen puntir yang terjadi :

Mw

200 1

2 . .
60 dt

12000 N . m

dt

573 N m

Tegangan geser akibat puntiran diatas adalah :


Mw

0,2 . d 3

573 x 10 3 N . mm
0,2 x 60 3 mm 2
13 N
mm2

Kopel maksimum yang terjadi adalah :


Mk c . Mw
1,5 x 573
860 N .m

Jadi gaya dalam baut :


Q

MK
f .d

860
0,18 x 0,06

101400 N
101,4kN

Maka beban tiap baut adalah :


Q
101,4

i
6
16,9 kN

Sehingga tegangan-tarik dalam baut adalah :

60

Q
i . As

16,9 x 10 3

157
108 N
0,8 R0, 2 240 N / mm 2
mm 2

Sesuai dengan perhitungan diatas, maka ukuran baut mencukupi.


Dengan koefisien gesek f = fs = 0,15 pada biang kontak baut dan mur, maka :
M a 0,2 . Fa . d b
0,2 . 16,9 . 10 3 . 0,016
54 Nm

Catatan : Pada tegangan tinggi dalam baut yang mengencang, perlu untuk memeriksa
tekanan-bidang pada sebelah bawah mur untuk mengetahui kebutuhan cincin-penutup.
2.3.

Kopling Tidak Tetap (Clutches)


Clutches merupakan bagian dari kopling yang memiliki keunggulan dapat beroperasi
tanpa harus mematikan mesin yang sedag berjalan. Clutches sering diklasifikasikan
menjadi : (1) positive clutches; dan (2) Friction Clutches.
Positive Clutches
Positif cltuches digunakan ketika penggerak positif dibutuhkan. Tipe paling sederhana
dari kopling tidak tetap jenis ini adalah Jaw atau Claw Clutches. Jaw Clutches
menggunakan sebuah poros untuk menggerakkan poros lainnya dengan menggunakan
prinsip hubungan interlocking jaws. Kopling ini terdiri atas dua buah halves, dimana
yang satu dikaitkan secara permanen ke poros penggerak menggunakan sunk.
Sementaa bagian lainnya dapat bergerak bebas secara aksial sepanjang poros pengikut,
tetapi tetap dijaga gerakannya tetap relatif terhadap poros pengunci.
Jaw Clucthes terbagi atas dua jenis yaitu : (a) tipe spiral, dan (b) tipe square.
Tipe square digunakan ketika pemutusan dan penghubungan gerakan dan beban tidak
diperlukan. Sering digunakan untuk mentransmisikan daya pada arah rotasi yang
berlainan.
Tipe spiral serng digunakan untuk mentransmisikan daya pada satu arah saja.
Digunakan pada sproket wheel, gears dan pully.
61

2.4.

Kopling Gesek
Sengaja untuk bagian kopling gesek menjadi sebuah subbab tersendiri walaupun
sebenarnya kopling ini termasuk dalam bagian subbab kopling tidak tetap. Hal ini
mengingat pemakaian kopling gesek yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari, seperti
pada kendaraan bermotor.
Kopling gesek memiliki kegunaan utama pada pemindahan daya dari poros penggerak
ke poros pemgikut. Dalam kendaraan, koplong ini digunakan untuk menghubunkan dan
memutuskan mesin dengan poros. Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian kopling
gesek adalah :
1. Permukaan kontak harus memberikan efek gesekan yang besar
2. Panas dari gesekan harus segera dibuang
3. Permukaan harus selalu divaga untuk dapat bekerja secara baik
Kopling jenis ini terbagi dua yaitu :
1. Kopling Disc (single atau multiple)
2. Kopling Kerucut
Kopling Disc
Kopling disc diperlihatkan pada gambar 2.1, dimana penggerak secara kokoh terkunci
pada poros penggerak. Bagian yang digerakkan akan bergesekan permukaannya dengan
permukaan penggerak. Tekanan aksial yang bekerja akibat pengaruh dari pegas
memberikan gaya gesek pada arah sesuai arah putar ketika ada gerakan relatif antara poros
penggerak dan pengikut.

Gambar 2.1. Kopling Disc

62

Jika torsi yang dipindahkan dari poros penggerak ke poros pengikut melalui kopling
tersebut, dengan catatan bahwa kopling tidak mengalami slip, maka torsi yang
dipindahkan adalah sama dengan torsi penggerak.
Sebuah single disc clutch diperlihatkan pada gambar 2.2 dibawah.

Gambar 2.2. Potongan Kopling Pelat


Dengan mengacu kepada gambar tersebut, maka dibuat beberapa notasi berikut :
T

= Torsi yang dipindahkan

= Tekanan aksial

R1 dan R2 = Radius permukaan luar dan dalam dari permukaan gesek


R

= radius rata-rata

= koefisien gesek

Jika elemen yang diarsir pada gambar 2.2. pada jari-jari x dengan ketebalan dx akan
memiliki luas area permukaan kontak sebesar :
A = 2 . . x . dx
Gaya aksila yang terjadi adalah
W = p . 2 . . x . dx
Gaya gesek yang bekerja secara tangencial pada titik yang sedang ditinjau adalah :
Ff = . W
= . p. 2 . . x . dx
Sehingga Torsi Gesek yang bekerja pada daerah yang diarsir adalah :
T = Ff . x
= . p . 2 . . x . dx . x
= 2 . p x2 dx
Teori Keausan Merata

63

Teori keausan merata mendasarkan pada pemikiran bahwa sebuah kopling yang kaku,
maka keausan yang pertama kali dihasilkan ada pada bagian terluar karena gesekan
terbesar ada pada daerah ini. Setelah jumlah keausan tertentu terjadi, distribusi tekanan
akan berubah sehingga memungkinkan keausan yang merata.
Setelah keausan merata mulai terjadi, maka tekanan terbesar harus terjadi pada r = d/2.
Dengan menyatakan bahwa tekanan maksimum pa, maka dapat dituliskan persamaan :
p . r pa .

d
2

atau
p pa .

d
2r

yang merupakan kondisi untuk memberi jumlah kerja yang sama pada jar-jari r seperti
juga pada jari-jari d/2. Sesuai dengan gambar 2.1, maka elemen luar berjari-jari r dengan
ketebalan dr. Luas elemen ini adalah 2 r dr, sehingga gaya normal yang bekerja pada
elemn ini adalah dF = 2 p r dr. Gaya normal total yang bekerja dari r berubah dari d/2
sampai D/2 adalah :
D

2 . . p . r . dr

2
D

. pa . d

dr

. pa . d
D d
2

Daya putar (Torsi) diperoleh dengan mengintegrasikan perkalian antara gaya gesekan
dengan jari-jari. Adapun persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
D

2 . . f . p . r

dr

2
D

. f . pa . d

r dr

. f . pa . d

D2 d 2
8

Untuk mencari berapa besar Torsi juga dapat digunakan persamaan :

64

F. f
D d
4

Sementara itu, menurut Khurmi, untuk mencari torsi yang mampu ditransmisikan
olleh kopling dengan menggunakan teori tersebut dapat dicari dengan menggunakan langkahlangkah berikut.
Ambil bahwa p sebagai tekanan normal pada sebuah jarak x dari sebuah titik pusat
clutches. Dengan bervariasinya tekanan dengan jarak yang dimiliki terhadap titik pusat
tersebut (x), maka dapat dibuat sebuah konstanta tekanan (C) sebagai hasil perkalian dari
tekanan dengan jarak. Sehingga dapat ditulis secara matematis seperti persamaan berikut.
p . x C
p

C
x

dan gaya normal yang bekerja pada sebuah radius yang sedang diamati adalah
W p . 2 x dx
C
. 2 x dx
x
2 C dx

Total gaya pada permukaan gesek adalah,


W

x2

2 C

x1

2 C

dx

x xx

2 C r1 r2
C

W
2 r1 r2

Torsi gesekan sepanjang jari-jari yang sedang ditinjau adalah :


T x 2 p x 2 dx
C 2
x dx
x
2 C x dx
2

Sehingga torsi gesek total pada permukaan gesek adalah :

65

C x dx

r1

x3
2 C

2
r

2 C

C r
.

r2

r1

r2
2

r2

W
. r
2 r1 r2

r2

1
W r1 r2
2
Wr
r r2
dim ana r 1
2

Beberapa catatan untuk persamaan ini adalah :


1.

Dalam kasus multiple disc clutches, katakana bahwa ada n jumlah


permukaan kontak, maka torsi yang dihasilkan adalah :
T=.W.r.n

2.

Jika ada n1 jumlah disc yang berada pada poros penggerak dan n 2 pada
poros pengikut, maka jumlah permukaan kontak akan menjadi :
n = n1 + n 2 - 1

Contoh Soal :
1. Sebuah kopling gesek mentransmisikan daya 15 hp pada putaran 3000 rpm. Kopling ini
adalah kopling tungga dengan kedua permukaan efektif menghasilkan tekanan maksimal
0,9 kg/cm2. Jika diameter luar kopling dibatasi maksimal sebesar 1,4 kali diameter dalam,
mka carilah diameter yang dibutuhkan jira koefisien gesek diasumsikan 0,3. Kopling
tersebut sudah lama digunakan
66

Penyelesaian :
Diberikan data sebagai berikut.
P = 15 h p
N = 3000 rpm
Tekanan aksial p = 0,9 kg/cm2
Koefisien gesek, f = 0,3
Torsi yang dihasilkan dari mesin adalah :
P . 4500
2 N
15 . 4500

2 . . 3000
3,58 kg m

358 kg cm

Dimensi dari garis aksi adalah


D1 = diameter luar permukaan gesek
D2 = diameter dalam permukaan gesek
Dari hubungan
p.x =C
Dan tekanan maksimal akan terjadi pada diameter terdalam, maka :
p . r2 = C
C = 0,9 r2
Total beban yang dipindahkan/ditransmisikan sepanjang aksi gesek adalah
W 2 C r1 r2

2 . . 0,9 . r2 . 1,4 r2 r2
2,2 r22

Dengan menggunakan hubungan :

67

r1 r2

T n W

1,4 r2 r2

358 2 . 0,3 . 2,2 r22


358 1,6 r22
358
1,6
6,07 cm

r22
r2

r1 1,4 . r2
1,4 . 6,07
8,498 cm

2. Sebuah multiple-disc-clutches memiliki tiga disc pada poros penggerak dan dua disc pada
poros pengikut. Daimeter terluar permukaan kontak adalah 240 mm dan diameter dalam
120 mm. Dengan mengasumsikan teori keausan merata dan koefiesn gesek 0,3, Carilah
teknan maksimal antara disc yang digunakan untuk mentransmisikan daya sebesar 25 kW
pada putaran 1575 rpm
Penyelesaian :
Jumlah disc pada poros penggerak
n1 = 3
Jumlah disc pada poros pengikut
n2 = 2
Jumlah permukaan yang berkontak adalah
n = n1 + n 2 1
=3+21
=4
Diameter luar , d1 = 240 mm
Diameter dalam, d2 = 120 mm
Koefisien gesek, f = 0,3

Daya yang ditransmisikan :


P = 25 kW
N = 1575 rpm

68

Sehingga torsi yang ditransmisikan adalah :


2 N T
60
P x 60
T
2 . . N
P

25 .10 3 . 60
2 . . 1575
151,6 Nm

151,6 x 10 3 Nmm

dengan menggunakan hubungan


T n . .W . r
r1 r2

n . .W
W

2T
n . r1 r2

2 . 151,6 . 10 3
4 . 0,3 . 120 60
1404 N

Sehingga tekanan maksimalnya adalah


p . r2 C
C 60 p

W 2 C r1 r2

1404 2 60 p 120 60
1404 7200 . p
1404
7200
0,062 N

mm 2

Latihan Soal Terstruktur :


1. Sebuah single-disc-clutch dengan kedua sisi permukaan efektif digunakan untuk
mentransmisikan daya sebesar 12 hp pada putaran 900 rpm. Tekanan maksimal
dibatasi 0,85 kg/cm2. Jika diameter luar pemukaan gesek adalah 1,25 kali permukaan

69

dalam, Carilah diameter luar dan dalam permukaan kontak jika koefisien gesek
diasumsikan 0,25
2. Sebuah multiple-disc-clutch memiliki 4 disc pada poros penggerak dan 3 disc pada
poros pengikut (yang digerakkan). Diameter terluar permukaan kontak adalah 25 sm
dan diameter dalam 15 cm. Hitung tekanan maksimal yang ada jira kopling tersebtu
digunakan utuk mentransmisikan daya sebesar 30 hp pada putaran 1500 rpm, dengan
mengasumsikan bahwa kopling sudah dalam kondisi dipakai dengan koefisien gesek
0,2.
Tugas Mandiri
Lakukan sebuah langkah analisis untuk mencari berapa Torsi yang mampu
ditransmisikan oleh seperangkat kopling yang digunakan pada sebuah kendaraan
(kendaraan bebas) menggunakan teori keausan seragam. Gambarlah kopling yang
Anda analisis lengkap deserta detail componen, bahan, dan usuran.
(Dikumpulkan 3 minggu setelah perkuliahan terakhir, dan setiap minggu harus
melakukan asistensi)

Teori Tekanan Merata

70

Teori ini digunakan untuk menganalisis kopling yang masih baru. Metode ini
mengasumsikan bahwa tekanan terbagi secara merata pada permukaan bidang, sehingga
gaya gerak anllala merupakan perkalian antara tekanan dengan luar pemukaan.
Kondisi ini akan memberikan persamaan untuk gaya gerak sebagai berikut.
F

. pa

D2 d 2
4

Torsi yang mampu dipindahkan adalah integrasi perkalian antara gaya gesek dengan jarijari, sehingga dihasilkan :
D

T 2 f p r 2 dr
d

2 f p 3
D d3
24

Atau dapat dipecahkan dengan persamaan :

F f D3 d 3
3 D2 d 2

Untuk teori tekanan seragam ini, Khurmi menjelaskan langkah analisisnya sebagai
berikut.

Ketika tekanan secara merata terjadi pada permukaan gesekan, maka intensitas
tekanan adalah
p

W
r r22
2
1

Seperti yang telah disinggung pada awal pembahasan perhitungan analisis


kopling, maka Torsi kopling pada jarak tertentu x dari pusat kopling adalah
T x 2 p x 2 dx

Dengan mengintegrasikan persamaan diatas dari jarak r2 ke r1 untuk


keseluruhan permukaan gesek, maka dihasilkan persamaan

71

r12

p x 2 dx

r2

x3
2 p

r1

r2

r r23

2 p

3
1

2 .

r13 r23
W
.
3
r12 r22

r
2
W
3
r
W r

3
1
2
1

dim ana r

2
3

r
3
2
2
2

r13 r23

r2 r2
2
1

Contoh Soal
Sebuah single-dry-plate-clutch didesain untuk mentransmisikan daya 10 hp pada putaran
900 rpm. Carilah :
a.

Diameter poros

b.

Jari-jari rata-rata permukaan gesek, jika perbandingan jari-jari rata-rata dengan


lebar keseluruhan permukaan gesek adalah 4

c.

Jari-jari luar dan dalam permukaan gesek tersebut

Jika diasumsikan kekuatan geser bahan poros maksimal adalah 140, koefisien gesel
0,25 dan tekanan maksimal bahan kopling adalah 0,7 kg/cm2
Penyelesaian :
Diberikan data bahwa :
Daya, P

= 10 hp

Putaran, N

= 900 rpm

Sehingga Torsi yang ditransmisikan adalah


P . 4500
2 N
10 x 4500

2 x x 900

7,956 kg m
795,6 kg cm

Untuk mencari diameter poros digunakan persamaan :

72

f
16
dim
ana

sehingga
d

16

.
.

gese

795,6
140

28,94

3,07

atau

tan

T
f s

16
3

kekua
140

cm

diambil

3,5

cm

Radius rata-rata dengan lebar pemukaan gesek memiliki hubungan


r
4
w

apabila luas permukaan gesek dirumuskan sebagai


A=2..r.w
Dan gaya aksial yang bekerja pada permuakaan gesek adalah :
W =A. p
=2..r.w.p
Torsi yang ditransmisikan oleh kopling adalah :
T .W . r . n
2 . . r . w . p . r . n
r

2 r . . p .r .n
4

. p . n . r3

Dengan memasukkan nilai-nilai yang diasumsikan seperti dalam soal, maka dapat
diperoleh w sebagai berikut

73

795,6

. 0,25 . 0,7 . 2 r 3
2
795,6 0,59 r 3
795,6
0,59
1,348

r3

3 1,348
11,05 cm
11,2 cm

11,2
4
2,8 cm

Jari-jari terluar dan terdalam dari clutch adalah


w

r1 r2

2,8 r1 r2
r1 r2 11,2
r1 7
r2 4,2

Latihan Mandiri Terstruktur


1. Kopling berpasangan dengan OD 300 mm dan ID 225 mm, Koefisien gesek 0,25 dan
tekanan maksimal bahan adalah 825 kPa. Berapa capacitas daya putar kopling tersebut
dengan mengasumsikan bahwa kopling tersebut adalah baru
2. Sebuah dry-singe-plate-clutch didesain untuk mentransmisikan daya 10 hp pada
putaran 1200 rpm. Carilah
a. Rata-rata diameter dan lebar permukaan gesek jira rata-rata diameter alah 9
kali lebar permukaan gesek
b. Diameter terluar dan terdalam permukaan gesek
(Ambil harga-harga konstanta yang diperlukan)

Kopling Kerucut
Kopling kerucut dapat dilihat pada ganbar 2.3 dibawah. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa kopling kerucut terdiri atas sebuah penutup (Cap) yang dispiekan atau diikatkan
dengan alur banyak (Spline) ke salah satu poros, sebuah kerucut yang harus meluncur

74

bebas pada arah aksial pada lur banyak (spline) atau spie pada poros pasangannya, serta
sebuah pegas ulir untuk menahan klos supaya tetap mengikat. Klos dilemas oleh statu
garpu yang bersambung ke dalam alur pelepas pada kerucut gesek. Sudut kerucut dan
diameter serta lebar muka kerucut merupakan geometri terpenting sebagai parameter
perancangan. Kalau sudut kerucut terlalu kecil, misalnya kurang dari 8, maka gaya yang
diperlukan untuk melepas klos agak besar. Pengaruh kemiringan akan berkurang secara
cepat bila dipakai sudut kerucut yang lebih besar. Sudut kemiringan yang sering
digunakan adalah antara 10 dan 15.
Hubungan antara gaya verja F dan daya putar yang dipindahkan, akan dikelompokkan
sesuai kondisi yang diteliti, yaitu apakah dengan teori tekanan seragam atau teori keausan
seragam

Gambar 2.4. Kopling Kerucut


Teori Keausan Seragam
Hubungan tekanan pada kopling ini juga sama dengan kopling aksial, yaitu :
p . r pa .

d
2

atau
p pa .

d
2r

75

Gambar 2-5 Gaya-gaya Pada Kopling Kerucut


Kemudian, sesuai dengan gambar 2-5, maka dapat dilihat bahwa elemen luar dA pada
jari-jari r dan lebar dr/sin . Sehingga diperoleh luasan pada permukaan tersebut
adalah :
2 . . r . dr
sin

dA

Maka, gaya kerja akan berupa integrasi dari componen aksial gaya diferencial p dA,
sehingga diperoleh :

p . dA . sin
D

d
d p a . 2r
2

. pa . d

dr

2 r dr

sin
sin

pa d
D d
2

Adapun Torsi merupakan integrasi perkalian gaya gesek differensial dengan jari-jari,
sehingga dihasilkan :

76

r f

p dA

r . f

. f . pa d

sin

2r

pa
D

2 . . r . dr

sin

r . dr

. f . pa . d 2

D d2
8 sin

Teori Tekanan yang Merata


Dengan menggunakan p = pa, gaya gerak diperoleh

F p a dA sin
D

2 r dr
sin
sin

pa

D2 d 2
4

Daya putar adalah :


T

r. f . p
D

dA

r . f . p
2

2 . . r . dr

sin

f pa
D3 d 3
12 sin

Latihan Soal
1. sebuah engine dengan daya 60 hp bekerja pada putaran 1000 rpm dihubungkan
dengan kopling kerucut. Sudut kerucut adalah 12,5 dan maksimum rata-rata
diameter 50 cm. Jika koefisien ges 0,2 dan tekanan normal maksimal 1 kg/cm2,
maka carilah lebar permukaan kopling kerucut yang dibtuhkan dan gaya aksial
pegas yang dibutuhkan untuk menjaga kopling
Penyelesaian
Daya,

P = 60 hp

77

Putaran, N = 1000 rpm


Sudut kerucut, = 12,5
Maksimum rata-rata diameter, d = 50 cm
Koefisien gesek, = 0,2
Tekanan normal maksimal, pn = 1 kg/cm2

Maka Torsi yang dihasilkan engine adalah


P . 4500
2 . . N
60 . 4500

2 . . 1000
43 kg m
4300 kg cm

Lebar permukaan yang dibutuhkan, w adalah :


T . pn . 2 r 2 . w
w

T
. pn . 2 r 2

4300
0,2 . 1 . 2 . 25 2
5,47 cm

Gaya aksial pegas yang dibutuhkan adalah :


Pa Pn sin

p n . 2 r w sin
1 . 2 . 25 . 5,47 sin

186 kg

12,5

2. Sebuah kopling kerucut didesain untuk mentransmisikan daya 7,5 kW pada


putaran 900 rpm. Sudut kerucut 12. Lebar permukaan adalah setelngah dari ratarata jari-jari dan tekanan normal antara permukaan kontak maksimal 0,09 N/mm 2.
dengan mengasumsikan teori keausan seragam dan koefisien gesek 0,2 , maka
carilah dimensi kopling dan gaya aksial pegas.
Penyelesaian :
Diberikan data
Daya, P

= 7,5 x 103 W

Putran, N

= 900 rpm
78

= 12

Sudut kerucut,

Tekanan normal max = 0,09 N/mm2


Koefisien gesek

= 0,2

Lebar permukaan, w = r/2


Torsi yang ditransmisikan adalah :
T

P . 60
2 . . N
7,5 . 10 3 . 60
2 . . 900

79,56 .10 3 N mm

Dengan menggunakan persamaan untuk mencari Torsi kopling, maka :


T pn . 2 r 3 w
pn . 2 r 3 .
r3

r
2

T
pn
79,56 . 10 3
. 0,2 . 0,09

1421 . 10 3 mm 3
r

1421 . 10 3

112,4 mm

Maka harga w adalah :


r
2
112,4

2
56,2 mm

Jari-jari terluar dari kopling tersebut adalah :


w
sin
2
56,2
112,4
sin 12
2
112,4 5,43

r1 r

117 ,83 mm
118 mm

79

Dan untuk jari-jari terdalam kopling adalah :


w
sin
2
56,2
112,4
sin 12
2
112,4 5,43

r2 r

106,97 mm
107 mm

Untuk gaya aksial yang dibutuhkan pegas untuk menjaga kopling adalah :
p a p n sin

p n . 2 . . r . w sin
0,09 . 2 . .112,4 . 56,2 sin

741,5 N

12

Latihan Mandiri
1. sebuah kopling kerucut didesain untuk mentransmisikan daya 40 hp pada putaran 1000
rpm. Hitunglah dimensi utma dari kopling dan gaya aksial yang dibutuhkan pegas
untuk menjaga kopling jika diberikan data bahwa sudut kerucut 12,5 dan lebar
permukaan adalah setengah kali diameter rata-rata
2. sebuah mesin dengan daya 25 kW bekerja pada 3000 rpm dihubungkan pada sebuah
kopling kerucut yang memiliki diameter rata-rata 300 mm. Sudut kerucut adalah 12.
Jika tekanan normal pada permukaan adalah 0,07 N/mm 2 dan koefisien gesek 0,2
maka hitunglah
a. Lebar permukaan kopling
b. Gaya aksial pegas yang dibutuhkan untuk menjaga kopling
Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal biasanya terkait dengan puli motor. Kopling ini terdiri dari sepatu
kopling yang terletak didalam puli. Permukaan terluar sepatu ditutup dengan sebuah
material gesek. Sepatu ini, dapat bergerak secara radial sesuai jalur yang ada, dan akan
kembali ke posisi semula. Pegas dipasang secara radial ntuk memberikan efek balikan
dan efek jalan dari sepatu akibat adanya gaya sentrifugal Berat sepatu pada saat berputar,
karena adanya efek sentrifugal, maka akan memberikan gaya sentrifugal. Arah gaya
sentrifugal tergantung pada kecepatan sepatu berputar.
Gambar kopling sentrifugal seperti dibawah

80

Gambar 2-6 Kopling Sentrifugal


Dalam mendesain kopling ini akan dibutuhkan antara lain :

berat sepatu

ukuran sepatu

dimensi pegas

Adapun tahapan perencanaannya adalah sebagai berikut.


1. Berat Sepatu
Gaya sentrifugal yang bekerja pada sepatu pada saat berjalan adalah
PC

W
. 2 r
g

Kecepatan yang mampu menghasilkan pertautan pertama antara kopling,


diasumsikan sekitar kecepatan jala, sehingga gaya balikan sepatu yang
diberikan oleh pegas diberikan dengan persamaan :
Pa

W
2
. 1 r
g
2

W 3

g 4
9 W

.
. 2 r
16 g

Sehingga total gaya radial adalah :


W
9 W
. 2 r
.
. 2 r
g
16 g
7
W

.
2 r
16
g

Pc Pa

Gaya gesek yang bekerja secara tangencial pada masing-masing sepatu adalah
F Pc Pa

Torsi gesek yang bekerja pada setiap sepatu adalah :

81

F .R

PC Pa R

Total torsi gesek yang mampu ditransmisikan adalah :


T

PC

Pa R . n

n . F .R

dimana :
W = berat setiap sepatu
n = jumlah sepatu
r

= jarak antara pusat massa sepatu terhadap pusat spider

R = jari-jari dalam puli


N = Putaran puli

2 N
60

= Kecepatan angular puli


1 = Kecepatan angular pada saat mulai terjadinya pertautan
antara sepatu dengan puli
2. Ukuran Sepatu
Ambil l = panjang kontak sepatu
w = lebar sepatu
R = radius kontak sepatu
= Sudut yang dibentuk sepatu dengan pusat spider
l
rad
R
l . R

Daerah kontak sepatu = l . w


Gaya dimana sepatu mulai menekan rim
=A. p
=l.w.p
dimana p = intensitas tekanan yang bekerja pada sepatu
3. Dimensi Pegas
Beban pada pegas diberikan dengan persamaan
82

Pa

W
2
. 1 r
g
2

W 3

g 4
9 W

.
. 2 r
16 g

Contoh Soal
Sebuah sentrifugal clutch didesain untuk mentransmisikan daya sebesr 20 hp pada putaran
900 rpm. Jumlah sepatu 4 (empat). Kecepatan pada saat dimulainya sepatu menmpel pada rim
adalah keceoatan penuh. Jari-jari dalam rim 15 cm. Jika koefisien gesek bahan sepatu
adalah 0,25, maka carilah :
a. Berat sepatu
b. Usuran sepatu
Penyelesaian
Diberikan data;
Daya, P

= 20 hp

Putaran, N

= 900 rpm

Kecepatan angular, :
2 N
60
2 . . 900

60
94,26 rad / sec

Jumlah sepatu

=4

Kecepatan angular pada saat mulai menempel


1

Koefisien gesek, = 0,25


Maka Torsi yang ditransmisikan adalah :
P . 4500
2 N
20 . 4500

2 . . 900
16 kg m
1600 kg cm

Berat sepatu

83

Asumsikan bahwa pusat massa sepatu memiliki jarak 12 cm dari pusat rim
r = 12 cm
Gaya sentrifugal yang bekerja pada setiap sepatu adalah :
W
. 2 r
g

PC

Gaya sentrifugal ketika sepatu mulai menempel


Pa

W
2
. 1 r
g
2

W 3

g 4
9 W

.
. 2 r
16 g

Sehingga dari persamaan Torsi diperoleh hubungan,

Pc

Pa . R . n

9
W

2 r
.
2 r R . n
16
g
g

7
W

.
2 r. R n
16
g
7
W

.
. 94,26 2 . 12 . 0,25 . 15 . 4
16 981
709 W

Maka berat sepatu adalah :


T
709
1600

709
2,26 kg

Ukuran sepatu adalah :


Diasumsikan = 60 atau = /3, maka
l . R

. 15
3
15,71 cm

Luas area yang berkontak adalah :


A l . w
15,71

Dengan mengasumsikan bahwa p = 1 kg/cm2, maka berat sepatu yang menekan


rim adalah :

84

A x p
15,71 w x 1

(a)

15,71 w kg

juga akan diperoleh gaya yang digunakan untuk menekan sepatu adalah
W
9
W 2

2 r
.
r
g
16
g

7
W 2

.
r
16
g

(b)

2,26
7

x
x 94,26 2 x 12
16
981

110 ,25 kg

Penyelesaian persamaan (b) dengan (a) menghasilkan :


15,71 w 110,25
110,25
15,71
7,02 cm

Latihan Soal Terstruktur


Sebuah sentrifugal clutch digunakan dalam system transmisi sebuah engine. Engine memiliki
daya 22,5 kW dan bekerja pada putaran 750 rpm. Kopling akan menempel pada rim pada saat
75 % kecepatan berjalan. Jika diameter dalam rim adalah 300 mm dan jarak radial antara
pusat massa sepatu dengan pusat aksis adalah 125 mm, dan koefisien gesek 0,25, maka carilah
ukuran sepatu dan beratnya.
Tugas Mandiri
Lakukan analisis seperti contoh soal dengan asumsi bahwa Anda telah mengetahui dimensi
kopling sentrifugal dari sebuah kendaraan bermotor. Carilah berapa kapasitas daya yang
mampu ditransmisikan oleh perangkat kopling sentrifugal yang Anda analisis (Gunakan
kendaraan bermotor roda dua yang menggunakan Sentrifugal Clutch seperti Honda Astrea
Supra, Yamaha Yupiter, atau Suzuki SMASH serta bias juga Kawasaki KAZE)

Pertimbangan energi
Bila componen mesin yang awalnya diam diberi statu kecepatan, maka akan terjadi
slip. Begitu pula dengan kopling sampai dengan componen yang digerakkan memiliki
ecepatan yang sama dengan penggeraknya. Energi ini dikenal dengan energi kinetis dan
muncul sebagai panas.

85

Pada subbab sebelumnya telah dipelajari bagaimana torsi sebauh kopling Sangay
etrgantung dari koefisien gesek dari bahan dan tekanan normal yang aman. Begitu pula
dengan perilaku beban bisa sedemikian rupa sehingga menyebabkan kopling hancur
karena panas yang ditimbulkannya. Dengan kondisi ini maka kapacitas kopling sangat
dibatasi oleh dua factor, yaitu sifat bahan dan kemampuan kopling mengeluarkan panas.
Pada subbab ini akan mempertimbangkan jumlah panas yang timbal oleh operasi kopling.
Apabila panas yang timbal lebih cepat dari panas yang dikeluarkan, maka akan
menghasilkan sebuah persoalan yaitu kenaikan panas.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi selama operasi
kopling, gambar 1-1, yang merupakan statu model matematis dari statu sistem dua-inersia
yang dihubungkan oleh statu kopling. Jika Inercia I1 dan I2 masing-masing memiliki
kecepatan sudut awal 1 dan 2. Selama operasi kopling kedua kecepatan sudut berubah
dan akhirnya menjadi sama. Diasumsikan bahwa kedua poros adalah kaku dan torsi
kopling konstan
Penulisan persamaan gerajkan inersia 1 memberikan
..

I1 1 T
dimana 1 = adalah percepatan sudut dari I1
T = Torsi kopling
Persamaan yang sama untuk inercia 2 memberikan
..

I2 2 T
Maka kecepatan sudut sesaat dari I1 dan I2 setelah periode waktu tertentu diperoleh :
.

T
. t 1
I1

T
.t 2
I2

Perbedaan kecepatan, atau yang disebut sebagai kecepatan relative adalah :


1 2

T
. t 1
. t 2
I1
I2

I1 I 2
I1 . I 2

1 2 T

86

Operasi kopling akan semesali pada saat kedua kecepatan sudat menjadi sama.
Pada saat awal diasumsikan bahwa daya putar (Torsi) kopling kontsan,sehingga
pengeluaran energi selama operasi dapat dihitung dengan persamaan :
u T .

I I2
T 1 2 T 1
I1 I 2

Energi total yang dikeluarkan selama operasi kopling adalah :


t1

E u dt
0

t1

I1 I 2
I1 I 2

1 2 T

I . I 2
1 2 1
2 I1 I 2


t dt

87

Vous aimerez peut-être aussi